Anda di halaman 1dari 4

Tugas II: Struktur Kaidah Hukum dan Frasa

Nama: Sebastian Cayadi

NPM: 6052101183

Kelas : D

1. Pasal 20 UU No.5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan


Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pasal 20

Pelaku usaha dilarang melakukan pemasokan barang dan atau jasa dengan cara
melakukan jual rugi atau menetapkan harga yang sangat rendah dengan maksud untuk
menyingkirkan atau mematikan usaha pesaingnya di pasar bersangkutan sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
Maka struktur dari rumusan pasal tersebut sebagai berikut:

- Subjek: Pelaku Usaha


- Kaidah Larangan: Dilarang
- Predikat: Melakukan pemasokan
- Objek: dengan cara melakukan jual rugi atau menetapkan harga yang sangat rendah
dengan maksud untuk menyingkirkan atau mematikan usaha pesaingnya di pasar
bersangkutan
- Keterangan: sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat

Bahwa dalam pasal ini mengatur hubungan antara subjek hukum secara horizontal. Hal
ini dikarenakan dalam struktur pasal berbyunyi “dengan maksud untuk menyingkirkan atau
mematikan usaha pesaingnya di pasar bersangkutan” yaitu lebih detailnya yaitu pada
usaha pesaingnya yaitu yang bersifat horizontal atau yang sejajar dengan pelaku usaha pada
pasar yang sama dan sektor yang sama. Selain itu pendekatan yang diatur dalam Pasal 20
merupakan rule of reason karena terdapat kata “sehingga dapat mengakibatkan ….” Hal
ini berarti harus ada alasan yang dibuktikan bahwa larangan yang diatur dalam pasal 20
mengakibatkan praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat (PUTS) akan
terjadi atau tidak.
2. Pasal 24 UU No.5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat

Pasal 24

Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk menghambat produksi dan atau
pemasaran barang dan atau jasa pelaku usaha pesaingnya dengan maksud agar barang dan
atau jasa yang ditawarkan atau dipasok di pasar bersangkutan menjadi berkurang baik dari
jumlah, kualitas, maupun ketepatan waktu yang dipersyaratkan.
Maka struktur dari rumusan pasal tersebut sebagai berikut:

- Subjek: Pelaku Usaha


- Kaidah Larangan: Dilarang
- Predikat: bersekongkol dengan pihak lain
- Objek: untuk menghambat produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa pelaku
usaha pesaingnya dengan maksud agar barang dan atau jasa yang ditawarkan atau
dipasok di pasar bersangkutan menjadi berkurang baik dari jumlah, kualitas, maupun
ketepatan waktu yang dipersyaratkan.

Bahwa dalam pasal ini mengatur hubungan antara subjek hukum secara horizontal. Hal
ini dikarenakan dalam struktur pasal berbyunyi “lain untuk menghambat produksi dan atau
pemasaran barang dan atau jasa pelaku usaha pesaingnya” yaitu lebih detailnya yaitu
pelaku usaha pesaingnya yang sejajar dengan subjek hukumnya yaitu pelaku usaha. Selain
itu pendekatan yang diatur dalam Pasal 24 merupakan illegal per se bahwa dalam frasa
tidak ada kata ‘dapat’ tetapi langsung bisa dikenakan tanpa adanya pembuktian.

3. Pasal 27 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pasal 27
Pelaku usaha dilarang memiliki saham mayoritas pada beberapa perusahaan sejenis
yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang yang sama atau mendirikan beberapa
perusahaan yang memiliki kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan yang
sama, apabila kepemilikan tersebut mengakibatkan :
a. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50% (lima
puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang dan atau jasa tertentu;
b. dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 75%
(tujuh puluh lima persen) pangsa pasar satu jenis barang dan atau jasa tertentu.

- Subjek: Pelaku Usaha


- Kaidah Larangan: Dilarang
- Predikat: memiliki saham mayoritas pada beberapa Perusahaan sejenis
- Objek: melakukan kegiatan usaha dalam bidang yang sama atau mendirikan beberapa
perusahaan yang memiliki kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan yang
sama
Keterangan : apabila kepemilikan tersebut mengakibatkan :
a. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50% (lima
puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang dan atau jasa tertentu;
b. dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 75%
(tujuh puluh lima persen) pangsa pasar satu jenis barang dan atau jasa tertentu.

Bahwa dalam pasal ini mengatur hubungan antara subjek hukum secara horizontal. Hal
ini dikarenakan dalam struktur pasal berbyunyi “melakukan kegiatan usaha dalam bidang
yang sama atau mendirikan beberapa perusahaan yang memiliki kegiatan usaha yang
sama pada pasar bersangkutan yang sama” yaitu lebih detailnya yaitu kegiatan usaha
yang sama dan kegiatan usaha dalam bidang yang sama yang artinya bahwa hal ini
merupakan antara subjek hukum pelaku usaha dan pelaku usaha yang sejajar. Selain itu
pendekatan yang dilakukan pada pasal ini adalah rule of reason yaitu harus ada pembuktian
yang mengakibatkan pada poin a dan b yaitu bahwa memang menguasai 50 persen saham
atau 75 persen saham.

4. Pasal 25 ayat (1) huruf a Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat

Pasal 25
(1) Pelaku usaha dilarang menggunakan posisi dominan baik secara langsung maupun
tidak langsung untuk :
a. menetapkan syarat-syarat perdagangan dengan tujuan untuk mencegah dan atau
menghalangi konsumen memperoleh barang dan atau jasa yang bersaing, baik dari
segi harga maupun kualitas;

- Subjek: Pelaku Usaha


- Kaidah Larangan: Dilarang
- Predikat: menggunakan posisi dominan baik secara langsung maupun tidak langsung
- Objek: untuk menetapkan syarat-syarat perdagangan dengan tujuan untuk mencegah
dan atau menghalangi konsumen memperoleh barang dan atau jasa yang bersaing, baik
dari segi harga maupun kualitas;

Bahwa dalam pasal ini mengatur hubungan antara subjek hukum secara vertikal. Hal ini
terlihat dari rumusan pasal yaitu “mencegah dan/atau menghalangi konsumen
memperoleh” Dengan lebih detailnya yaitu bahwa konsumen merupakan hubungan yang
vertikal yaitu sebagai pengkonsumsi barang dari pada produsen. Selain itu pendekatan dari
rumusan pasal ini yaitu illegal per se karena terlihat bahwa tanpa adanya pembuktian,
posisi dominan dilarang untuk mencegah atau menghalangi konsumen dalam memperoleh
barang dan/atau jasa yang bersaing.

5. Pasal 21 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pasal 21

Pelaku usaha dilarang melakukan kecurangan dalam menetapkan biaya produksi dan
biaya lainnya yang menjadi bagian dari komponen harga barang dan atau jasa yang dapat
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.

- Subjek: Pelaku Usaha


- Kaidah Larangan: Dilarang
- Predikat: melakukan kecurangan dalam menetapkan biaya produksi dan biaya lainnya
- Objek: yang menjadi bagian dari komponen harga barang dan atau jasa
- Keterangan: yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.

Bahwa dalam pasal ini mengatur hubungan antara subjek hukum secara horizontal. Hal ini
terlihat dari rumusan pasal yaitu “menetapkan biaya produksi dan biaya lainnya yang menjadi
bagian dari komponen harga barang dan atau jasa” Dengan bahwa biaya produksi merupakan
kebebasan dari para pelaku usaha dan tidak boleh disetarakan antara para pelaku usaha karena
berbeda-beda komponennya. Selain itu pendekatan dari rumusan pasal ini yaitu rule of reason
karena dalam rumusan pasal terdapat kata ‘dapat’ yang diartikan bahwa hal tersebut harus
dibuktikan dan bahwa pelaku usaha tersebut belum tentu mengakibatkan hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai