Anda di halaman 1dari 10

Februari, 2022, Volume 4 Nomor 1

E-ISSN 2656-1026

FENOMOLOGI SOSIAL SUKU DAYAK MAANYAN

Effrata
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas PGRI Palangka Raya
(email: effrata1970@gmail.com)

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana system religi
dan kepercayaan pada suku Dayak Maanyan dan system kesenian yang ada di Suku
Dayak Maanyan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
menggunakan pendekatan fenomologi, yakni pendekatan penelitian yang mendalam
untuk mengungkap masalah berdasarkan fenomena dan peristiwa yang terjadi. Hasil
Sistem religi atau kepercayaan dan kesenian saling berkaitan erat, dimana dalam
setiap ritual masyarakat juga terdapat seni yang melengkapinya, dalam sistem religi
kepercayaan Asli Dayak Maanyan, Tuhan disebut Talamana Tuah Hukat (Alatala)
sebagai penguasa tertinggi, membawa keselamatan dan kehidupan. Dimana dalam
sistem religi juga terdapat nama-nama pemimpin ritual yang wajib ada dalam ritual
yaitu seperti wadian, wadian terdiri dari wadian matei yaitu pemimpin ritual untuk
upacara kematian, da nada juga wadian welum, yaitu pemimpin ritual upacara untuk
orang sakit atapun orang yang ingin berobat.
Selain sistem religi juga terdapat sistem kesenian, Orang Dayak walaupun
dalam kehidupan yang agak sederhana, ternyata sangat gemar akan kesenian.
Menurut Riwut (1958) kesenian yang di miliki oleh orang Dayak di Kalimantan
berupa seni: (1) tari; (2) suara; (3) ukir; dan (4) seni lukis.

Keyword : Culture, Dayak Maanyan

Pendahuluan dari nenek moyang. Peradaban selalu


dinamis dan mudah bereaksi terhadap
Menurut Herakleitos, seorang filsuf kegiatan yang ada di lingkungan pada
yang berasal dari Yunani, ruang dan waktu waktu tertentu. Kelompok manusia atau
adalah bingkai, di dalamnya seluruh masyarakat dan individu pribadi
realitas kehidupan kita hadapi. Kita tidak menginterpretasikan suatu peristiwa
bisa mengerti benda-benda nyata apapun berbeda dengan kelompok atau individu
tanpa meletakkannya pada bingkai ruang yang berlatar belakang lain atau yang
waktu (Cassirer, 1987: 63). Lingkungan berpola pikir berbeda. Maksudnya, kita
kita terbatas dan ruang itu ternyata penuh hidup dalam suatu lingkungan yang
dengan hal-hal abstrak dan konkret yang membentuk sikap individu, kebudayaan
ditemui dan dialami oleh manusia. masyarakat, dan lingkungan alam. Pada
Disamping hal tersebut, ada juga unsur saat seseorang lahir di dunia, dia memiliki
dan wujud yang diwarisi serta dipelajari kesempatan memilih ribuan jalan

Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
13
Februari, 2022, Volume 4 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026

kehidupan. Namun pada akhirnya dia mendiami pulau Kalimantan khususnya


hanya bisa memilih satu jalan hidup saja. Kalimantan tengah. Fenomologi yang
Pengalaman hidup manusia adalah sumber ingin dibahas yaitu fenomologi sosial
utama dalam 2 filsafat manusia. religi atau kepercayaan dan kesenian.
Menurut Comte, filsuf modern: Suku Dayak sebagaimana suku bangsa
“Kondisi-kondisi sosial ternyata lainnya, memiliki kebudayaan atau adat-
memodifikasi bekerjanya hukum-hukum istiadat tersendiri yang tidak sama dengan
fisiologis, maka fisika sosial harus suku bangsa lainnya di Indonesia. Adat-
menyelenggarakan observasi-observasinya istiadat yang hidup di dalam masyarakat
sendiri” (Cassirer, 1987: 100). Di Dayak merupakan unsur terpenting, akar
Indonesia terdapat tiga ratus lebih identitas bagi manusia Dayak.
kelompok suku bangsa yang sifat Kebudayaan dapat diartikan sebagai
hidupnya berbeda cukup signifikan dari keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan
kelompok lain. Disamping hal itu mereka hasil karya manusia dalam rangka
mempunyai identitas yang berbeda dan kehidupan masyarakat yang dijadikan
menggunakan lebih dari dua ratus bahasa milik dari manusia dengan belajar (Garna,
khas. Namun demikian menurut postulasi 1996). System kepercayaan dan kesenian
ahli bahasa Robert Blust, sebagian besar suku Dayak Maanyan tampak jelas di
bahasa di Indonesia termasuk rumpun dalam berbagai upacara adat yang
bahasa Melayu Polinesia. Kira-kira dua dilaksanakan berdasarkan siklus
ratus sepuluh juta penduduk Indonesia kehidupan, yakni kelahiran, perkawinan,
tersebar di lebih dari empat belas ribu dan kematian, juga tampak dalam berbagai
pulau dan kira-kira 1,5 persen jumlah upacara adat yang berkaitan siklus
penduduknya hidup dengan cara perladangan.
tradisional. Aktivitas memenuhi Dewasa ini, seiring dengan
kebutuhan hidup atau hiburan jauh perkembangan dan perubahan zaman,
berbeda dengan kelompok manusia lain. kebudayaan Dayak juga mengalami
Masyarakat Indonesia menganut pergeseran dan perubahan. Hal ini berarti
bermacam-macam agama dan sejumlah bahwa kebudayaan Dayak itu sifatnya
besar kepercayaan tradisional yang dapat tidak statis dan selalu dinamik; meskipun
ditemui di daerah yang terpencil. demikian, sampai saat ini masih ada yang
Kepercayaan-kepercayaan tradisional tetap bertahan dan tak tergoyahkan oleh
sering diakulturasikan dengan ajaran adanya pergantian generasi, bahkan
agama Islam, Hindu atau Kristen. Juga ada semakin menunjukkan identitasnya
jumlah penganut agama yang sebagai suatu warisan leluhur. Dalam
memasukkan unsur-unsur kepercayaan makalah ini penulis ingin mendeskripsikan
nenek moyang. Misalnya di Jawa unsur- tentang fenomologi sosial pada suku dayak
unsur Hindu dan animisme masuk agama maanyan khususnya tentang sistem religi
Kristen dan Islam. Kelihatannya dengan atau kepercayaan dan kesenian.
akulturasi tersebut, agama dengan unsur-
unsur kepercayaan tradisional, Metode Penelitian
memyebabkan kemunculan kosmos baru.
Dalam makalah ini penulis terutama Penelitian ini menggunakan jenis
memfokuskan pada suku dayak maanyan penelitian kualitatif dengan menggunakan
yang merupakan salah satu suku yang pendekatan fenomologi, yakni pendekatan
penelitian yang mendalam untuk

Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
14
Februari, 2022, Volume 4 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026

mengungkap masalah berdasarkan arwah keluarga yang menurut


fenomena dan peristiwa yang terjadi. nenek moyang ditentukan
Menurut Moleong (2005), penelitian tempat tinggalnya, misalnya di
kualitatif adalah metode peneltian yang Guci, sedangkan untuk umum
menghasilkan data deskriptif dalam bentuk biasanya ditetapkan pada
kata-kata tertulis atau lisan dari orang- tempat tertentu, yang disebut
orang atau perilaku yang diamati. “Panungkulan” atau “Lewu-
Peneltian kulatitatif adalah peneltian yang Nanyu” ini bisa berupa arwah
menghasilkan prosedur analitik yang tidak laki-laki atau perempuan yang
menggunakan prosedur analisis statistik
disebut juga Kariau (Miwit
atau cara kuantifikasi lainnya.
Umpui). Arwah laki-laki
disebut “Nanyu” dan
Hasil dan Pembahasan perempuan “Ngaliusen”.
b) Sahabat.
A. Budaya Kerja Petani Transmigran Ini merupakan suatu
Suku Jawa kepercayaan sebagai pelindung
Pada umumnya budaya kerja petani keluarga, misalnya seperti :
transmigran yang bersuku jawa di Desa buaya, macan atau kekuatan-
Purwodadi Kecamatan Maliku Kabupaten kekuatan lainnya.
Pulang Pisau berdasarkan hasil penelitian c) Roh Jahat
memenuhi syarat dalam nilai-nilai budaya Roh jahat atau kekuatan lain
kerja yaitu kedisiplinan, keterbukaan, diluar yang diatas; untuk
saling menghargai dan kerja sama. Hal ini penangkal bencana, wabah,dst
membuktikan bahwa nilai- nilai budaya dilakukan ibubuhan atau
kerja, apabila diterapkan dengan serius menolak bala.
akan berdampak baik bagi pekerjaan 2. Nama-Nama Pemimpin Ritual
maupun kehidupan seseorang yang mana Dalam Sistem Religi Dayak
nilai-nilai tersebut merupakan sebuah Maanyan
syarat mutlak apabila seseorang ingin a) Wadian.
mendapatkan kesuksesan dalam bekerja Wadian (dukun) menurut
dan bermasyarakat, tentunya tidak lupa peranannya adalah pemimpin
dengan jiwa spiritualisme yang kita tanam ritual. Untuk keperluan
dalam setiap sisi kehidupan. kehidupan dan upacara
kematian. Pada umumnya
A. Sistem Religi Atau Kepercayaan pelaksanaan upacara ini terdiri
Pada Suku Dayak Maanyan dari kaum wanita, melalui
1. Kehidupan Religi / Kepercayaan “Tumang Katuh” (Pelantikan
Kepercayaan Asli Dayak Maanyan, Wadian/dukun) baru kemudian
Tuhan disebut Talamana Tuah disebut “Rampu” atau
Hukat (Alatala) sebagai penguasa “Pamungkur” atau berarti
tertinggi, membawa keselamatan ahlinya.
dan kehidupan. b) Wadian Matei.
a) Hiang Piumung. Bertugas untuk memanggil,
Nanyu Saniang, merupakan memanjatkan doa untuk arwah
suatu roh yang berasal dari orang yang telah meninggal

Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
15
Februari, 2022, Volume 4 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026

dunia untuk menghadap Datu kegotongroyongan dan semangat


Tunjung. kebersamaan yang tinggi. Tidak
c) Wadian Welum. ada perhitungan berapa biaya,
Wadian ini bertugas khusus tenaga dan waktu maupun
mendoakan atau mengobati perhitungan ekonomi lain asal si
serta menolak bala yang mati bisa diantarkan sampai ke
mengganggu orang masih Datu Tunyung. Perbuatan kaum
hidup, seperti : kerabat demikian bahkan memberi
1. Wadian Amun Rahu kebahagiaan kehidupan dengan
2. Wadian Tapu Unru arwah lain yang telah mendahului
3. Wadian Dadas mereka. Biaya yang dikeluarkan
4. Wadian Bawo tidak sia-sia karena menjadi bekal
5. Wadian Dusun perjalanan adiau menuju dunia
6. Wadian Diwa. kaum keluarga yang telah
Hubungan Wadian (Balian) meninggal mendahului mereka.
dengan pimpinan agama sangat a. Pandangan Masyarakat
erat dengan penghulu dan Dayak Maanyan
kepala kampung yang 1) Asal Mula. Dari “Tutur
disesuaikan dengan tugas serta Mula Alah” maka
peranan masing-masing. penciptaan alam semesta,
d) Kepala Kampung. termasuk manusia, hewan,
Kepala Kampung mengurus, dan segala isinya dijadikan
mengatur keamanan dan serempak pada satu saat.
pemerintahan kampung, Tuha Hukat Talamana
sedangkan pimpinan agama mendiami langit lapis ke-
mengatur upacara agama. 10. Sedangkan Sawalang
Balian / Wadian Matei Gantung di lapisan langit
sangat berperan memanggil, ke-8 dan ke-9.
mengantar dan menunjuk jalan 2) Allah. Allah telah disebut
yang berliku-liku agar sampai ke Tuha Hukat Talamana
Datu Tunyung yang dikatakan menurunkan Sawalang
penuh dengan keriaan, kecukupan Gantung ke bumi dan
tak berhingga. Biaya dan bahan kawin dengan Ungkup
yang harus tersedia : uang, beras, Batu, beranak duabelas
beras pulut, jelai, telur, ayam kecil orang dan menjadi dewa.
dan besar, babi bahkan kerbau. 3) Balian. Balian merupakan
Lama pelaksanaan dari satu penghantar
malam, dua, tiga, lima, tujuh makhluk/manusia dengan
bahkan sembilan. Urutan menurut dewa, diteruskan ke Tuha
hari pelaksanaannya : Tarawen, Hukat Talamana. Ini dapat
Irupak, Irapat, Nantak Siukur terjadi dengan menabur
dalam Marabia, untuk Ngadaton beras, minyak dan
dan Ijambe dan lain sebagainya. kemenyan sebagai alat
Pelaksanaan upacara siang memanggil di atas sesaji,
malam dapat selesai berkat tarian, musik, mantera

Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
16
Februari, 2022, Volume 4 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026

(mamang) yang berisikan kesehatan dan kebahagiaan


doa dan syukur. tidak ada jalan lain kecuali
4) Dewa. Dewa menguasai mentaati hukum adat dan
kayu, rotan dan sebagainya, menyelaraskan dengan
dimana Nabe menguasai sekitarnya, yang nampak
manusia, tanah dan angin. maupun yang tidak
Nanyu Manulun menjadi nampak. Hanya dengan
pelindung dan dewa ketaatan dan kepatuhan
perang, Kariau menguasai diatas dapat bekerja dengan
padi, burung dan binatang- tentram tanpa halangan
binatang hutan. Pada hingga meninggal, sehingga
umumnya orang dayak arwah dapat mencapai ke
berusaha agar hubungan Datu Tunjung. Kematian
dengan Pencipta selalu ada memang suatu kemalangan,
agar menerima keselamatan karenanya harus memenuhi
di dunia dan akhirat. upacara-upacara kematian
5) Roh–roh. Tetapi di dunia sesuai dengan tata caranya
masih banyak roh-roh yang serta syarat untuk keluarga
mendatangkan malapetaka, yang meninggal, agar
penyakit, sampar, perjalanan menuju Datu
kelaparan, dan bencana- Tunjung menjadi mulus.
bencana lain. Yang diluar
kemampuan mengatasinya, b. Upacara Kematian
mereka menganggap
Kematian bagi setiap orang
kesalahan manusia.
sungguh mengerikan, menyedihkan
Kemarahan itu datang
dan menakutkan sebab harus
dariroh-roh yang mereka
berpisah dengan kaum keluarga
sembah. Roh itu ada
yang dicintai dan disayangi.
dimana-mana dan
Namun semua harus diselesaikan
mempunyai tempat masing-
sesuai adat dan rukun kematian itu
masing. Misalnya pada
sendiri. Meskipun yang meninggal
pohon, hutan, batu, lubuk,
karena karam atau mati di negeri
danau, pulau dst.
lain, upacaranya tanpa jasad tetapi
Disamping yang diketahui
sudah cukup dengan pakaian,
dan ditunjuk tempatnya,
rambut atau kuku si mati.
yakni roh padi di lumbung,
Upacaranya disesuaikan dengan
roh puputan (alat penempa
kemampuan keluarga, meskipun
padi), patung dan rumah-
semua pekerjaan maupun biayanya
rumah. Untuk roh jahat dan
didapat dari sumbangan dan
serba magis harus
bantuan seluruh keluarga bahkan
diusahakan perdamaian,
oleh penduduk kampung.
juru damai adalah Balian
Upacara kematian yang
atau dukun.
lengkap disebut Marabia, Ijambe
6) Taat Adat. Untuk mendapat
dan Ngadaton untuk tingkat
keamanan, ketentraman,
terhormat. Harus dilaksanakan

Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
17
Februari, 2022, Volume 4 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026

secara lengkap menurut adat agar bimbing perjalanannya oleh belian


sampai ke Datu Tunyung (sorga). menuju tempat/ perkampungan
Bila tidak arwah atau adiau bisa yang subur, kelapa dan pinang
gentayangan tidak sampai ke menghijau indah, bertaburkan intan
tempat tujuan. Balian atau Wadian dan emas, padi yang subur,
Matei sangat berperan memanggil, makanan yang enak, hidup
mengantar dan menunjuk jalan sejahtera, selalu sehat dan
yang berliku-liku agar sampai ke gembira). Pada dasarnya Upacara
Datu Tunyung yang dikatakan (adat) kematian merupakan
penuh dengan keriaan, kecukupan berbagai jenis upacara
tak berhingga. Biaya dan bahan (serangkaian) dari kematian sampai
yang harus tersedia : uang, beras, beberapa upacara untuk mengantar
beras pulut, jelai, telur, ayam kecil adiau/ roh ke tumpuk adiau/ dunia
dan besar, babi bahkan kerbau. akhirat.
Lama pelaksanaan dari satu Berikut beberapa upacara tersebut :
malam, dua, tiga, lima, tujuh a) Ijambe
bahkan sembilan. Urutan menurut Ijambe, (baca : Ijamme’) yaitu
hari pelaksanaannya : Tarawen, upacara kematian yang pada
Irupak, Irapat, Nantak Siukur intinya pembakaran tulang
dalam Marabia. Pelaksanaan mati. Pelaksanaan upacaranya
upacara siang malam dapat selesai sepuluh hari sepuluh malam.
berkat kegotongroyongan dan dan membutuhkan biaya yang
semangat kebersamaan yang sangat besar, dengan hewan
tinggi. Tidak ada perhitungan korban kerbau, babi dan ayam.
berapa biaya, tenaga dan waktu Karena mahal Upacara ini
maupun perhitungan ekonomi lain dilakukan oleh keluarga besar
asal si mati bisa diantarkan sampai dan untuk beberapa Orang
ke Datu Tunyung. Perbuatan kaum (tulang yang udah meninggal).
kerabat demikian bahkan memberi Ngadatun, yaitu upacara
kebahagiaan kehidupan dengan kematian yang dikhususkan
arwah lain yang telah mendahului bagi mereka yang meninggal
mereka. Biaya yang dikeluarkan dan terbunuh (tidak wajar)
tidak sia-sia karena menjadi bekal dalam peperangan atau bagi
perjalanan adiau menuju dunia para pemimpin rakyat yang
kaum keluarga yang telah terkemuka. Pelaksanaannya
meninggal mendahului mereka. tujuh hari tujuh malam.
Belian orang mati (wadian b) Miya
matei) yang diinterview Miya, yaitu upacara membatur
menggambarkan amirue/adiau yang pelaksanaannya selama
akan diantar ke tumpuk janang jari, lima hari lima malam. kuburan
kawan nyiui pinang kakuring, dihiasi dan lewat upacara ini
wahai kawan intan amas, parei jari, keluarga masih hidup dapat
kuta maharuh, welum sanang, “mengirim” makanan, pakaian
puang mekum maringin, arai hewu dan kebutuhan lainnya kepada
(Roh yang meninggal kan di

Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
18
Februari, 2022, Volume 4 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026

adiau / arwah orang yang sudah atau “sahabat” bagi keluarga


meninggal. yang belum meninggal.
c) Bontang / Buntang Yang menarik dari upacara
Bontang, adalah level tertinggi tersebut adalah banyak unsur
dan “termewah” bentuk seninya, baik tumet leut (sajak
penghormatan keluarga yang yang dilantunkan dengan nada
masih hidup dengan yang indah tapi tetap, dan tarian
sudah meninggal, upacara ini tarian khas jaman dulu
cukup lama 5 hari lima malam, misalnya giring-giring atau
dengan biaya luar bisa, nampak maupun nandrik
“memakan korban “puluhan Sebelum memulai tahun
ekor babi jumbo dan ratusan perladangan, segala upacara
ekor ayam kampung esensinya untuk masalah kematian dan
adalah memberi/ mengirim upacara syukuran harus sudah
“kesejahteraan dan selesai dilaksanakan. Jika tidak,
kemapanan” untuk roh/ adiau sangat berbahaya dan
yang di”bontang”, upacara ini merugikan untuk keselamatan
bukan termasuk upacara duka, keluarga seisi kampung dan
tapi sudah berbentuk upacara padi yang akan ditanam. Semua
sukacita. upacara harus ditutup
d) Nuang Panuk mengadakan “Ipaket” atau
Nuang Panuk, yaitu upacara “Ibubuhan” dengan tujuan
mambatur yang setingkat di menolak bala bencana untuk
bawah upacara Miya, karena tahun depan. Semua roh jahat
pelaksanaannya hanya satu hari harus diberi bagian, agar dapat
satu malam. Dan kuburan si bekerja dengan tenteram dan
mati pun hanya dibuat batur keluarga dijauhkan dari sampar
satu tingkat saja, di antar kue dan sebagainya. Upacara
sesajen khas Dayak yaitu tumpi diadakan pada malam hari
wayu dan lapat wayu dan penuh seperti Nyepi di Bali.
berbagai jenis kue lainnya Artinya, tidak membunuh,
dalam jumlah serba tujuh dan tidak memotong kayu/pohon,
susunan yang cukup rumit menumbuk dan membuat ingar
e) Siwah bingar di kampung sehari
Siwah, yaitu kelanjutan dari penuh.
upacara Miya yang
dilaksanakan setelah empat
B. Kesenian
puluh hari sesudah upacara
Mia. Pelaksanaan upacara Orang Dayak walaupun dalam
Siwah ini hanya satu hari satu kehidupan yang agak sederhana,
malam. Inti dari upacara Siwah ternyata sangat gemar akan kesenian.
adalah pengukuhan kembali Menurut Riwut (1958) kesenian yang
roh si mati setelah dipanggil di miliki oleh orang Dayak di
dalam upacara Miya untuk Kalimantan berupa seni: (1) tari; (2)
menjadi pangantu pangantuhu, suara; (3) ukir; dan (4) seni lukis.

Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
19
Februari, 2022, Volume 4 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026

Untuk mengetahui secara lebih Dayak Maanyan dan lebih


mendalam jenis kesenian yang dimiliki sering dilakukan dalam
oleh orang Dayak sebagaimana yang acara-acara hajatan.
dikemukakan oleh Riwut tersebut akan 6) Tari Galang Dadas, suatu
diuraikan secara rinci sebagai berikut: jenis tarian yang
a. Seni Tari menggunakan gelang yang
Seni tari yang hidup dan digenjrengkan saat menari
berkembang dilingkungan dan biasanya dilaksanakan
masyarakat Dayak Maanyan pada suatu acara hajatan.
berupa : 7) Tari Galang Bawo, Tarian ini
1) Deder, tarian Deder Dusun juga sama dengan tari Galang
Tengah dipersembahkan Dadas.
untuk menyambut tamu dan
ketika ada upacara adat dan b. Seni Suara
lain-lain Kesenian dalam bentuk seni
2) Bukas, yaitu jenis tarian yang suara yang hidup dan berkembang
dipersembahkan untuk dilingkungan masyarakat Dayak
menyambut kedatangan adalah berupa nyanyian-nyanyian
Panglima dari berperang, yang berkaitan dengan kehidupan
yang dilakukan oleh 1 – 2 religi yang mereka anut dan
sampai 7 orang terdiri dari percaya, seperti nyanyian-nyanyian
pemuda dan gadis-gadis waktu memotong padi, waktu
dengan mempergunakan berkayuh, berladang, menumbuk
bambu dan tombak disertai padi, berperang, berjalan di hutan,
dengan nyanyian-nyanyian. berburu, selagi pesta, bersukaria,
3) Balian, yaitu tarian yang dan nyanyian yang memuja Tuhan
semata-mata diperuntukan serta nyanyian tentang kematian
untuk merawat orang sakit keluarga, diantaranya:
yang dilakukan oleh Balian a) Dedeo dan Ngaloak, jenis
yang biasanya adalah seorang nyanyian yang dilakukan pada
laki-laki selama 1 – 3 malam. pesta saat perkawinan atau
4) Kerangka atau Tari pada pesta kecil.
Gumbeuk, yaitu tarian ini b) Dodoi, yaitu suatu nyanyian
pada khakekatnya di yang dilakukan pada saat
khususkan dalam upacara berkayuh diperahu atau rakit.
“Ijambe atau Manyalimbat” c) Nyiang Lengan, yaitu
yang dilakukan oleh laki-laki nyanyian yang dilantunkan
dan anak-anak dengan pada saat upacara tiwah
mengelilingi tempat tulang upacara mengantar arwah
kering orang yang sudah orang-orang yang sudah
meninggal dunia. meninggal (mati).
5) Nampak / Tari Giring-giring, Sebagai ilustrasi dikemukakan
ini adalah tarian yang beberapa contoh bait dari
dilakukan oleh laki-laki nyanyian tersebut, misalnya
maupun perempuan dari suku nyanyian yang berkaitan

Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
20
Februari, 2022, Volume 4 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026

dengan upacara kematian pada jadi simbol kebebasan memodif


suku Dayak Maanyan: diri dan tubuh, tapi di negara
Tawang kanyu erang kita Indonesia tato sudah ada
tumpalatan Angkang kedang sejak dahulu. Jangan terkejut
ba iwu jumpun haket. Ada jika masuk ke perkampungan
malupui lalan mainsang inse masyarakat Dayak dan
enoi isasikang piak takuit berjumpa dengan orang-orang
tawang ma-ulung kekenrein tua yang dihiasi berbagai
umbak basikunrung bakir. macam tato indah di beberapa
Yang artinya dalam bahasa bagian tubuhnya. Tato bagi
Indonesia: Agar jangan sesat masyarakat Dayak bukan
di perapatan tertahan di hutan sekadar hiasan, tetapi memiliki
lebat. Jangan mengikuti jalan makna yang sangat mendalam.
yang berliku-liku lorong Sebab tato bagi masyarakat
bersimpang seperti kaki anak Dayak tidak boleh dibuat sesuka
ayam tersesat ke laut lepas hati sebab ia adalah sebagian
gelombang memukul dahsyat. dari tradisi, status sosial
seseorang dalam masyarakat,
c. Seni Ukir serta sebagai bentuk
Kesenian dalam bentuk seni penghargaan suku terhadap
ukir yaitu berupa ukir-ukiran kemampuan seseorang. Oleh
pada hulu mandau yang terbuat karena itu, ada peraturan
dari kayu maupun tanduk rusa, tertentu dalam pembuatan tato
sarung mandau, patung, perisai baik pilihan gambarnya, struktur
dan sumpit. Semua ukir-ukiran sosial seseorang yang memakai
tersebut memiliki nama dan tato maupun penempatan
makna yang tersendiri. tatonya. Meskipun demikian,
secara realitasnya tato memiliki
d. Seni lukis (tato) makna sama dalam masyarakat
Kesenian dalam bentuk seni Dayak, yakni sebagai “obor”
lukis masyarakat Dayak yaitu dalam perjalanan seseorang
berupa seni lukis seluruh badan menuju alam keabadian, setelah
badan manusia (tato) dengan kematian.
menggunakan alat yang disebut Berbeda pula dengan golongan
“Tutang atau Cacah” yang bangsawan yang mamakai tato,
dilakukan sangat teliti dan hati- motif yang lazim untuk
hati. Gambar-gambar pada peti kalangan bangsawan adalah
mati yang dinamai “runi”, burung enggang yakni burung
kakurung di sandung-sandung endemik Kalimantan yang
(rumah tempat menyimpan dikeramatkan. Ada pula tato
tulang belulang orang yang telah yang dibuat di bagian paha.
meninggal), di patung dan lain- Bagi perempuan Dayak
lain. Makna Tato Bagi Suku memiliki tato di bagian paha
DayakTato memang sudah status sosialnya sangat tinggi
menjadi trend di dunia luar sana, dan biasanya dilengkapi gelang

Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
21
Februari, 2022, Volume 4 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026

di bahagian bawah betis. Motif wadian, wadian terdiri dari wadian matei
tato di bagian paha biasanya yaitu pemimpin ritual untuk upacara
juga menyerupai simbol tato kematian, da nada juga wadian welum,
berbentuk muka harimau. Tapi yaitu pemimpin ritual upacara untuk orang
saat ini di tengah masyarakat sakit atapun orang yang ingin berobat.
Dayak Maanyan, budaya tato Selain sistem religi juga terdapat
boleh dikatakan hampir punah sistem kesenian, Orang Dayak walaupun
dikarenakan generasi mudanya dalam kehidupan yang agak sederhana,
tidak mau menggunakan tato ternyata sangat gemar akan kesenian.
lagi dikarenakan pengaruh Menurut Riwut (1958) kesenian yang di
pendidikan dan kemajuan miliki oleh orang Dayak di Kalimantan
zaman. Saat ini di tengah berupa seni: (1) tari; (2) suara; (3) ukir;
masyarakat Dayak Maanyan, dan (4) seni lukis.
orang yang memiliki tato adalah
indentik dengan orang-orang
yang memiliki kelakuan tidak Referensi
baik, preman ataupun orang-
orang yang pernah masuk Atmaja, Aat. (2014) Pembina Sanggar
penjara. Oleh sebab itu kalangan Namuei. UPT Anjungan Kali,antan
generasi mudanya tidak mau Tengah.
bertato lagi. Ayatrohaedi, (1936) Kepribadian Budaya
e. Alat Musik Bangsa (Lokal Genius). Jakarta:
Berbagai jenis alat-alat Pustaka Budaya.
bunyian yang terbuat dari besi, Budhisantoso, S. (1991) Corak
kayu ataupun bambu seperti Kebudayaan Indonesia. Studi
Ketambung atau gendang, kalali Indonesia, 01:11-62. Durrenberger.
atau suling panjang, ganta (gong Bobin, A.B. et al (eds). Monografi Daerah
besar), Agung ( gong kecil Jawa Tengah. Jakarta Proyek
)kangkanong (gong kecil mirip Pembangunan Media Kebudayaan
gamelan ), ganang, kacapi Dept. P & KRI, n.
(kecapi), gariding, suling. Geertz. H. (1981). Aneka Budaya dan
Komunikasi di Indonesia. Jakarta:
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial.
Kesimpulan dan Saran

Sistem religi atau kepercayaan dan


kesenian saling berkaitan erat, dimana
dalam setiap ritual masyarakat juga
terdapat seni yang melengkapinya, dalam
sistem religi kepercayaan Asli Dayak
Maanyan, Tuhan disebut Talamana Tuah
Hukat (Alatala) sebagai penguasa
tertinggi, membawa keselamatan dan
kehidupan. Dimana dalam sistem religi
juga terdapat nama-nama pemimpin ritual
yang wajib ada dalam ritual yaitu seperti

Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
22

Anda mungkin juga menyukai