E-ISSN 2656-1026
Effrata
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas PGRI Palangka Raya
(email: effrata1970@gmail.com)
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana system religi
dan kepercayaan pada suku Dayak Maanyan dan system kesenian yang ada di Suku
Dayak Maanyan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
menggunakan pendekatan fenomologi, yakni pendekatan penelitian yang mendalam
untuk mengungkap masalah berdasarkan fenomena dan peristiwa yang terjadi. Hasil
Sistem religi atau kepercayaan dan kesenian saling berkaitan erat, dimana dalam
setiap ritual masyarakat juga terdapat seni yang melengkapinya, dalam sistem religi
kepercayaan Asli Dayak Maanyan, Tuhan disebut Talamana Tuah Hukat (Alatala)
sebagai penguasa tertinggi, membawa keselamatan dan kehidupan. Dimana dalam
sistem religi juga terdapat nama-nama pemimpin ritual yang wajib ada dalam ritual
yaitu seperti wadian, wadian terdiri dari wadian matei yaitu pemimpin ritual untuk
upacara kematian, da nada juga wadian welum, yaitu pemimpin ritual upacara untuk
orang sakit atapun orang yang ingin berobat.
Selain sistem religi juga terdapat sistem kesenian, Orang Dayak walaupun
dalam kehidupan yang agak sederhana, ternyata sangat gemar akan kesenian.
Menurut Riwut (1958) kesenian yang di miliki oleh orang Dayak di Kalimantan
berupa seni: (1) tari; (2) suara; (3) ukir; dan (4) seni lukis.
Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
13
Februari, 2022, Volume 4 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026
Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
14
Februari, 2022, Volume 4 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026
Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
15
Februari, 2022, Volume 4 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026
Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
16
Februari, 2022, Volume 4 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026
Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
17
Februari, 2022, Volume 4 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026
Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
18
Februari, 2022, Volume 4 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026
Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
19
Februari, 2022, Volume 4 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026
Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
20
Februari, 2022, Volume 4 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026
Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
21
Februari, 2022, Volume 4 Nomor 1
E-ISSN 2656-1026
di bahagian bawah betis. Motif wadian, wadian terdiri dari wadian matei
tato di bagian paha biasanya yaitu pemimpin ritual untuk upacara
juga menyerupai simbol tato kematian, da nada juga wadian welum,
berbentuk muka harimau. Tapi yaitu pemimpin ritual upacara untuk orang
saat ini di tengah masyarakat sakit atapun orang yang ingin berobat.
Dayak Maanyan, budaya tato Selain sistem religi juga terdapat
boleh dikatakan hampir punah sistem kesenian, Orang Dayak walaupun
dikarenakan generasi mudanya dalam kehidupan yang agak sederhana,
tidak mau menggunakan tato ternyata sangat gemar akan kesenian.
lagi dikarenakan pengaruh Menurut Riwut (1958) kesenian yang di
pendidikan dan kemajuan miliki oleh orang Dayak di Kalimantan
zaman. Saat ini di tengah berupa seni: (1) tari; (2) suara; (3) ukir;
masyarakat Dayak Maanyan, dan (4) seni lukis.
orang yang memiliki tato adalah
indentik dengan orang-orang
yang memiliki kelakuan tidak Referensi
baik, preman ataupun orang-
orang yang pernah masuk Atmaja, Aat. (2014) Pembina Sanggar
penjara. Oleh sebab itu kalangan Namuei. UPT Anjungan Kali,antan
generasi mudanya tidak mau Tengah.
bertato lagi. Ayatrohaedi, (1936) Kepribadian Budaya
e. Alat Musik Bangsa (Lokal Genius). Jakarta:
Berbagai jenis alat-alat Pustaka Budaya.
bunyian yang terbuat dari besi, Budhisantoso, S. (1991) Corak
kayu ataupun bambu seperti Kebudayaan Indonesia. Studi
Ketambung atau gendang, kalali Indonesia, 01:11-62. Durrenberger.
atau suling panjang, ganta (gong Bobin, A.B. et al (eds). Monografi Daerah
besar), Agung ( gong kecil Jawa Tengah. Jakarta Proyek
)kangkanong (gong kecil mirip Pembangunan Media Kebudayaan
gamelan ), ganang, kacapi Dept. P & KRI, n.
(kecapi), gariding, suling. Geertz. H. (1981). Aneka Budaya dan
Komunikasi di Indonesia. Jakarta:
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial.
Kesimpulan dan Saran
Jurnal Sociopolitico
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
22