Anda di halaman 1dari 3

OPINI

Peran Magnesium dalam Mobilitas Fungsional pada


Lanjut Usia
Silvia Pagitta Tarigan
Mahasiswa Pasca Sarjana, Program Studi Ilmu Gizi Peminatan Ilmu Gizi Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia

ABSTRAK
Pada lanjut usia, persentase massa otot menurun 1% per tahun, sehingga hal ini menyebabkan pula penurunan kekuatan otot. Kekuatan otot
pada lanjut usia berhubungan dengan masalah keseimbangan tubuh terutama saat mobilisasi. Adanya hambatan saat mobilisasi menyebabkan
kelompok lanjut usia berisiko jatuh. Data klinis melaporkan magnesium berperan dalam proses metabolisme dan kekuatan otot pada lanjut usia.
Magnesium dapat mempengaruhi mobilitas fungsional disebabkan oleh peranan penting magnesium dalam produksi energi, regulasi kontraksi
dan relaksasi otot, serta sintesis protein otot dan menurunkan stres oksidatif.

Kata kunci: Lanjut usia, magnesium, mobilitas fungsional

ABSTRACT
In elderly, the percentage of muscle mass decrease about 1% each year and can cause decreased muscle strength. The muscle strength in
elderly associate with body equilibrium problems, especially during mobilitation. The presence of inhibition in mobilitation proccess poses a
significant falling risk in elderly. Clinical data showed that magnesium have an important role in the metabolism proccess and muscle strength
in elderly. Magnesium can affect the functional mobility, since magnesium have an important role in energy production, contraction regulation
and muscle relaxation, muscle protein synthesis and oxidative stress decrements. Silvia Pagitta Tarigan. The Role of Magnesium in Functional
Mobility at Elderly

Keywords: Elderly, magnesium, mobility functional

PENDAHULUAN mobilisasi. Adanya hambatan saat mobilisasi lanjut usia diharapkan dapat meningkatkan
Salah satu indikator keberhasilan pencapaian disebabkan salah satunya akibat gangguan kekuatan otot lanjut usia yang berkontribusi
pembangunan nasional terutama di bidang muskuloskeletal seperti kelemahan otot penting dalam sistem kontrol postural untuk
kesehatan adalah semakin meningkatnya usia ekstremitas bawah, gangguan kekakuan mobilitas fungsional.
harapan hidup. Pada tahun 1995 usia harapan sendi, dan gangguan gaya berjalan. Hal ini
hidup di Indonesia adalah 66 tahun dan pada menyebabkan kelompok lanjut usia berisiko Magnesium merupakan salah satu komponen
tahun 2010 meningkat menjadi 70 tahun. Biro jatuh. Menurut data World Health Organization mikronutrien dan dilaporkan mempunyai
Pusat Statistik mencatat tahun 2010, jumlah (WHO), setiap tahunnya sekitar 25%-30% peran dalam proses metabolisme dan
penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia usia lebih dari 65 tahun mengalami jatuh.3 kekuatan otot, namun belum mendapat
sebesar 18,1 juta jiwa dan diperkirakan akan Kejadian jatuh menimbulkan morbiditas, cukup perhatian yang luas sehingga jarang
meningkat pada tahun 2025 menjadi 36 juta mortalitas, dan pengeluaran biaya kesehatan. dilakukan pemeriksaan rutin.
jiwa.1 Adanya peningkatan umur harapan Pada tahun 2013 biaya yang dikeluarkan
hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk oleh Amerika Serikat akibat kejadian jatuh Magnesium
lanjut usia meningkat pesat. Hal ini berdampak lansia mencapai 34 milyar dolar. Biaya ini Magnesium termasuk golongan alkali tanah
terhadap peningkatan masalah kesehatan sangat mahal karena populasi lanjut usia pada tabel periodik dan memiliki nomor
pada lanjut usia. di Amerika Serikat meningkat dan diikuti atom 12 serta massa atom 24,3 dalton. Di
dengan meningkatnya angka kejadian jatuh.4 dalam tubuh, magnesium (Mg2+) merupakan
Pada lanjut usia, persentase massa otot Penelitian oleh Hickson5 melaporkan jumlah kation terbanyak keempat setelah kalsium,
menurun sehingga terjadi penurunan lanjut usia yang pernah jatuh, gizinya lebih kalium, dan natrium, serta merupakan
kekuatan otot 30%-40%.2 Kekuatan otot pada buruk dibandingkan yang tidak pernah kation intraseluler terbanyak kedua setelah
lanjut usia berhubungan dengan masalah jatuh. Pentingnya pemberian nutrisi baik kalium.6 Sekitar 66% magnesium terdapat
keseimbangan tubuh terutama pada saat makronutrien maupun mikronutrien pada dalam tulang, sebanyak 33% di intraseluler,

Alamat Korespondensi email: atarigansibero@gmail.com

CDK-255/ vol. 44 no. 8 th. 2017 573


OPINI

dan sisanya 1% terdapat di ekstraseluler. produksi energi, regulasi kontraksi dan sel otot dan turun ke tubulus T. Adanya
Magnesium ditemukan pada banyak bahan relaksasi otot, serta sintesis protein otot dan potensial aksi di tubulus T memicu pelepasan
makanan dengan kadar yang beragam. Bahan menurunkan stres oksidatif. kalsium dari retikulum sarkoplasma. Kalsium
makanan yang kaya akan magnesium adalah yang dilepaskan akan berikatan dengan
kopi, teh, coklat, kacang-kacangan, padi- troponin di filamen aktin. Magnesium akan
Kofaktor ATP
padian, dan makanan laut. Sayuran hijau juga berkompetisi dengan kalsium pada filamen
Magnesium berperan sebagai kofaktor pada
kaya akan magnesium karena dalam klorofil otot. Adanya ikatan kalsium dengan troponin
600 enzim dan sebagai aktivator pada 200
ditemukan banyak magnesium.7 menyebabkan tropomiosin bergeser,
enzim. Adenosine triphosphate (ATP) adalah
sehingga jembatan silang miosin berikatan
sumber energi bagi sel yang digunakan
dengan aktin lalu menekuk dan bila tidak ada
Magnesium dan Mobilitas Fungsional pada dalam beberapa proses seperti sintesis lemak,
lagi potensial aksi, maka kalsium akan kembali
Lansia protein, dan asam nukleat. Magnesium
ke retikulum sarkoplasma dan dengan
Pada lanjut usia terjadi penurunan berperan dalam mengaktivasi enzim yang
bantuan magnesium dan ATP, maka reseptor
kemampuan berbagai organ, fungsi, dan berperan dalam mentransfer fosfat dari
rianodin yang merupakan saluran kalsium akan
sistem tubuh yang terjadi secara alamiah. Salah adenosine diphosphate (ADP) menjadi ATP.9
menutup. Teori klasik mengatakan bahwa
satu hal yang sering terjadi pada lanjut usia
kontraksi otot diregulasi secara dominan oleh
adalah menurunnya asupan makanan. Asupan Produksi energi dipengaruhi oleh adanya
natrium, kalium, dan kalsium, akan tetapi oleh
makanan yang menurun menyebabkan magnesium baik secara langsung maupun
beberapa eksperimen in vitro pada hewan dan
lanjut usia berisiko malnutrisi. Hal ini tidak langsung. Magnesium sebagai kunci
beberapa studi yang dilakukan oleh manusia,
dapat menyebabkan terjadinya defisiensi dalam jalur metabolik seperti dalam reaksi
para ahli berpendapat bahwa magnesium
makronutrien dan mikronutrien. Salah satu glikolisis, siklus krebs, oksidasi lemak,
merupakan komponen integral dari kontraksi
defisiensi yang terjadi pada lanjut usia adalah pembentukan siklik adenosine monophosphate
otot. Magnesium merupakan regulator yang
defisiensi magnesium. Hal ini disebabkan oleh (AMP), pembentukan fosfokreatin, kofaktor
penting pada kalsium dan keseimbangan
beberapa faktor seperti akibat penurunan dari produksi ATP, pompa seluler yang
pH sel, apabila magnesium tidak berperan
asupan magnesium, gangguan penyerapan menjaga keseimbangan natrium, kalium, serta
sebagai antagonis kalsium natural dan
akibat penuaan, penyakit yang menyertai, dan kalsium.10
transporter, maka akan terjadi kelebihan
penggunaan obat-obatan pada lanjut usia.
kalsium yang dapat menyebabkan kerusakan
Hal ini didukung data epidemiologis yang Penelitian yang dilakukan oleh Veronese, dkk.11 enzim, asidosis, dan kematian sel.13
menunjukkan bahwa konsumsi magnesium menyimpulkan bahwa dengan pemberian
yang tidak adekuat sering terjadi terutama suplemen magnesium 300 mg/hari selama 12
pada orang tua. Pada beberapa penelitian menyebutkan
minggu pada 139 perempuan lanjut usia yang
status magnesium mempengaruhi mobilitas
menjalani program olahraga menunjukkan
fungsional melalui peranannya pada
Sama halnya dengan penurunan kadar adanya korelasi yang signifikan antara kadar
muskuloskeletal. Berdasarkan penelitian yang
magnesium, pada lanjut usia juga terjadi magnesium serum dan perbaikan skor
dilakukan oleh Dominguez14 tahun 2004,
penurunan kekuatan otot. Baik defisiensi kecepatan berjalan (r = 0,20). Senada dengan
dengan metode cohort prospective pada
magnesium maupun penurunan mobilitas hal ini, Brilla, dkk.12 menyimpulkan bahwa
1453 lanjut usia melaporkan bahwa terdapat
fungsional otot cenderung lebih terlihat pada dengan pemberian suplemen magnesium
korelasi yang signifikan antara magnesium
lanjut usia. pada orang muda yang bukan atlet (tidak
serum dan kekuatan otot ekstremitas bawah
terlatih) sebanyak 8 mg/kgBB/hari selama
(r = 0,87) dan kekuatan ekstensi lutut (r = 0,78).
Magnesium merupakan salah satu komponen 7 minggu dilaporkan dapat meningkatkan
mikronutrien yang penting, namun belum kekuatan otot lutut. Pada penelitian ini terjadi
Sementara itu, pada uji klinis pemberian
mendapat cukup perhatian yang luas seperti peningkatan kekuatan otot saat pemberian
suplemen magnesium pada atlet tenis
halnya kalsium, natrium, dan kalium, sehingga suplemen magnesium 250 mg/hari dan akan
perempuan sebesar 500 mg dapat
pemeriksaan magnesium jarang dilakukan semakin meningkat bila diberikan dosis 500
meringankan kaku otot terutama saat olahraga
secara rutin. Hal ini dikarenakan sulitnya mg/hari.
di lapangan terbuka dalam waktu yang lama.15
menentukan status magnesium yang dapat
menggambarkan magnesium total di dalam
tubuh. Magnesium di tubuh ditemukan 1% Regulasi Kontraksi dan Relaksasi Otot Sintesis Protein
terdapat di ekstraseluler, 33% terdapat di Peranan magnesium juga terjadi dalam Proses sintesis protein disebutkan juga
intraseluler, dan sisanya di tulang.8 regulasi kontraksi dan relaksasi otot. Saat membutuhkan magnesium. Magnesium
kontraksi otot maka asetilkolin dilepaskan dibutuhkan dalam pembentukan aminoacyl-
oleh akson neuron motorik dan berikatan S-RNA synthetase yang mengaktifkan tiap asam
Berdasarkan penelitian, peran magnesium
dengan reseptor di celah sinaps dengan amino secara spesifik, selain itu magnesium
dalam sistem muskuloskeletal berkontribusi
bantuan magnesium, sehingga terbentuk juga dibutuhkan dalam memelihara integritas
dalam menjaga kontrol postural dan mobillitas
potensial aksi. Potensial aksi ini akan struktur ribosom.16
fungsional. Adapun mekanisme magnesium
menyebar ke seluruh membran permukaan
sebagai kofaktor ATP yang berperan dalam

574 CDK-255/ vol. 44 no. 8 th. 2017


OPINI

Menurunkan Stres Oksidatif Tabel. Resume penelitian magnesium pada mobilitas fungsional
Menurunnya magnesium di dalam tubuh Peneliti, tahun Desain Subjek/Sampel Hasil
menyebabkan kerusakan struktural pada D o m i n g u e z , Prospective cohort 1453 lanjut usia Adanya korelasi signifikan antara kadar
sel otot melalui peningkatan stres oksidatif dkk. 2006 study magnesium serum dan kekuatan otot
ekstremitas bawah (r=0,87) dan kekuatan
dan mengganggu homeostasis kalsium ekstensi lutut (r=0,78)
intraseluler. Magnesium dalam mitokondria Veronese, dkk. Randomized clinical 53 lansia yg rutin olahraga Adanya perbaikan skor Short Physical
meliputi sepertiga dari total magnesium 2014 trial diberikan suplemen 300 mg Performance Battery (Δ = 0,41 ± 0,24 poin; p=
selama 12 minggu vs kelompok 0,03), chair stand times ( Δ= −1,31 ±
dalam sel dan berperan sebagai komponen kontrol 0,33 detik; p= 0,0001) dan perbaikan
membran sel. Pada penelitian yang dilakukan kecepatan berjalan 4 meter
(Δ= 0,14 ± 0,03 m/detik;
pada tikus melaporkan bahwa tikus yang p = 0,006) dibandingkan kelompok kontrol
mengalami defisiensi magnesium mengalami Moslehi, dkk. Randomized 74 perempuan, Tidak ada perbedaan yang bermakna dalam
kerusakan struktur otot skelet akibat kerusakan 2013 clinical trial, double usia 40-55 tahun, overweight peningkatan kekuatan ekstensi lutut dan
blind terbagi menjadi 2 kelompok: 37 tes timed up and go dibandingkan dengan
yang terjadi pada retikulum sarkoplasma dan orang diberikan suplemen 250 kelompok kontrol
mitokondria.17 mg/hari selama 8 minggu vs 37
orang diberikan plasebo (kontrol)

Kontroversi Suplementasi Magnesium


magnesium yang kurang lama.18 ada di dalam tubuh, namun pemeriksaan ini
dalam Mobilitas Fungsional
lebih sering dilakukan karena mudah dan
Beberapa penelitian mendukung adanya PENUTUP biaya yang terjangkau. Masih dibutuhkan
peranan magnesium dalam mobilitas Magnesium sebagai mikronutrien berperan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan
fungsional, namun ada pula penelitian penting pada lansia terutama dalam magnesium yang ada di intraseluler ataupun
yang tidak senada dengan hal ini. Penelitian mobilitas fungsional sebagai kofaktor ATP di tulang, sehingga penelitian magnesium
yang dilakukan oleh Moslehi, dkk. Tahun dalam produksi energi, regulasi kontraksi lebih dapat mewakili magnesium total di di
2013, memberikan suplemen magnesium dan relaksasi otot, sintesis protein dan tubuh.
selama 8 minggu pada perempuan usia 40- menurunkan stres oksidatif.
55 tahun yang overweight dan dilaporkan
Meskipun demikian, peran magnesium
bahwa pemberian suplemen magnesium Kesulitan dalam menentukan status
dalam mobilitas fungsional pada lansia masih
tidak mempengaruhi mobilitas fungsional magnesium yang dapat menggambarkan
menjanjikan dan diharapkan dapat digunakan
yang diukur dengan timed up and go (TUG). magnesium total di dalam tubuh menjadi
sebagai sumber edukasi terkait pola makan
Hasil yang terjadi mungkin dipengaruhi oleh keterbatasan dalam beberapa penelitian.
dengan sumber magnesium yang adekuat,
dosis magnesium yang kurang mencukupi, Pemeriksaan magnesium serum tidak dapat
sehingga dapat mempertahankan kekuatan
bioavailabilitas yang rendah dari magnesium mewakili penilaian status magnesium total
otot dan mengurangi risiko jatuh pada lansia.
oksida, dan waktu pemberian suplemen karena hanya mewakili 0,3% magnesium yang
REFERENSI
1. Badan Pusat Statistik [Internet]. 2015 [cited 2015 Oct 9]. Available from: http://www.bps.go.id/linkTabel Statis/view/id1517.
2. Nair KS. Aging muscle. Am J Clin Nutr. 2005;5:953-63.
3. World Health Organization. Global report on falls prevention in older age [Internet]. 2007 [cited 2015 Oct 9]. Available from: http://www.who.int/ageing/
publications/Falls prevention7March.
4. Center for Disease Control and Prevention. Costs of falls among older adults [Internet]. 2015 [cited 2015 Oct 10]. Available from: www.cdc.gov.home and recreational
safety/falls/fallcost html.
5. Hickson M. Malnutrition and ageing. Postgraud Med J. 2006;82:2-8.
6. Jahnen-Dechent W, Ketteler M. Magnesium basics. Clin Kidney J. 2012;5:13-4.
7. Wester PO, Magnesium. Am J Clin Nutr. 1987;45:1305-12.
8. Reinhart RA. Magnesium metabolism. Wis Med J. 1990;89:579-83
9. Sharma P, Chung C, Vizcaychipi M. Magnesium: The neglected electrolyte? A Clinical Review. Pharmacology Pharm. 2014;5:762-72
10. Gropper SS, Smith JL, Groff JL. Major mineral. In: Advanced nutrition and human metabolism. 5th ed. Wadsworth: Cengage Learning; 2006 .p. 443-49.
11. Veronese N, Berton L, Carraro S, Bolzetta F, De Rui M, Perissinotto E, et al. Effect of oral magnesium supplementation on physical performance in healthy elderly
woman involved in a weekly excercise program a randomized controlled trial. Am J Clin Nutr. 2014;100(5):974-81
12. Brilla LR, Halley TF. Effect on magnesium supplementation on strength training in humans. J Am Coll Nutr. 1997; 11(30): 326-9
13. Carvil P, Cronin J. Magnesium and implications on muscle function. Strength and Conditioning Journal 2010;32:48-54
14. Dominguez LJ, Barbagallo M, Lauretani F, Bandinelli S, Bos A, Corsi AM, et al. Magnesium and muscle performance in older persons: TheInCHINTI study. Am J Clin
Nutr. 2006;84(2):419-26
15. Liu L, Borowsi G, Rose L. Hypomagnesemia in a tennis player. Physiology of Sports Medicine 1983;11:79-80
16. Wacker WE. The biochemistry of magesium. The New York Academies of Sciences 1969;13:49-66.
17. Rock E, Astier C, Lab C, Vignon X, Gueux E, MottaC, et al. Dietary magnesium deficiency in rats enhances free radical production in skeletal muscle. J Nutr.
1995;125(5):1205-10
18. Moslehi N, Vafa M, Sarrafzadeh J, Foroushani, Rahimi-Foroushani A. Does magnesium supplementation improve body composition and a muscle strength in middle
aged overweight women? A double blind, placebo controlled, randomized controll trial. Biol Trace Elem Res. 2013;153:111-8.

CDK-255/ vol. 44 no. 8 th. 2017 575

Anda mungkin juga menyukai