Anda di halaman 1dari 10

KASUS SURYA DARMADI

(BOS PRODUSEN MINYAK GORENG PALMA


PT. DARMEX GROUP/PT. DUTA PALMA)

RESUME

FINAL AKUNTANSI FORENSIK

OLEH :

KELOMPOK 9

ANDI ERFIANA 105731101619

SITI MUTMAINNAH DALHAN 105731102319

MAYANG 105731101619

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2023
1. Analisis Kasus

Surya Darmadi merupakan pemilik dan pendiri dari PT Darmex


Group/ PT Duta Palma yang didirikan di Jakarta tahun 1987. Dimana
Darmex Argro ini bergerak dikelompok budidaya, produksi, dan ekspor
kelapa sawit terbesar di Indonesia, serta memiliki delapan pabrik yang
berlokasi di Pekanbaru, Kalimantan, dan Jambi. Duta Palma Nusantara
sendiri memiliki bisnis utama yang bergerak di sektor perkebunan
kelapa sawit dan pemurnian CPO. Sementara itu Darmex Agro yang
menjadi induk usaha didirikan pada tahun 1994.

Berdasarkan informasi dalam laman resmi perusahaan, pada tahun


2002 perusahaan memiliki 60 ribu hektar area perkebunan dengan
kapasitas pemurnian CPO 900 ton per hari (tpd), sedangkan pengolahan
kernel 600 tpd. Tahun 2008 perusahaan melakukan konsolidasi ke
Darmex Group dengan tujuan pertumbuhan. Pada tahun 2010, dalam
laman resmi perusahaan Darmex Group menyebut memiliki total 160
ribu hektar lahan kelapa sawit dengan 8 mill yang tersebar di Riau,
Jambi dan Kalimantan Barat.

Sebelumnya, Surya Darmadi diketahui sempat terjerat beberapa


kasus, mulai dari penjualan bank hingga tudingan keterlibatan dalam
kasus korupsi mantan Gubernur Riau yang menjabat selama 7 bulan
(19 Februari 2014-25 September 2014), yaitu Annas Maamun. Dalam
hal ini, Majelis Hakim Agung menghukum Legal Manager PT. Duta
Palma, yaitu Suheri Tertera dengan hukuman 3 tahun penjara dan
denda Rp 50 juta karena telah terbukti bersalah dengan menyuap
mantan gubernur Riau dalam proses alih fungsi lahan ditahun 2014.

Surya Darmadi yang merupakan pemilik Bank Kesawan lewat


Darmex Agro diketahui menjual bank yang kini telah bertransformasi
dan berganti nama menjadi Bank QNB Indonesia (BKSW) kepada
pengusaha lain, Adi Sumasto senilai Rp 36 miliar. Akan tetapi dua
tahun setelah terjual, oleh pemilik baru Surya Darmadi dilaporkan
dengan tuduhan melakukan penipuan, penggelapan, serta melakukan
pelanggaran terhadap Batas Minimum Pemberian Kredit (BMPK).

Kasus tersebut akhirnya berhenti pada 2009, setelah Kepolisian


Daerah Metro Jaya menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan
(SP3) terhadap Surya Darmadi. Namun, dalam berjalannya kasus
tersebut, Surya Darmadi terpaksa harus melunasi kredit petani plasma
dari Bank Kesawan sebesar Rp 50 miliar, lebih besar dari hasil
penjualan Bank Kesawan.
Kemudian pada tahun 2014, Surya Darmadi sempat berurusan
dengan KPK dan diperiksa untuk menjadi saksi dalam kasus suap dan
korupsi eks Gubernur Riau Annas Maamun. Namun, sempat berhasil
lolos dari jeratan hukum kali itu.

Mengutip pemberitaan media daring nasional, Surya Darmadi diduga


telah menyuap Annas Rp 3 miliar dari janji Rp 8 miliar agar anak usaha
Darmex Group dapat mengubah status kawasan hutan seluas 18.000
hektare menjadi Area Penggunaan Lain (APL) agar legal ditanami sawit.

Surya Darmadi mulai terlibat dalam perkara korupsi sejak KPK


menangani kasus suap revisi alih fungsi hutan di Provinsi Riau kepada
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) pada 2014.

Dalam proses penyidikan, Surya Darmadi diduga menyuap mantan


Gubernur Riau Annas Maamun sebesar Rp 3 miliar melalui perantara
Gulat Medali Emas Manurung. Yang dilakukan oleh Suheri selaku GM
Duta Palma. Tujuannya Surya menyuap supaya Annas mengajukan
revisi alih fungsi hutan di Provinsi Riau kepada Kemenhut.

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi sudah menjatuhkan vonis kepada


Annas dan Gulat dalam perkara itu. KPK sempat memeriksa Surya
dalam perkara itu. Bahkan lembaga antirasuah itu juga pernah
mengajukan pencegahan kepada Imigrasi supaya Surya tidak bisa
bepergian sejak 5 November 2014. Akan tetapi, Surya diduga kabur
untuk menghindari proses hukum. Alhasil, KPK menetapkan Surya
Darmadi sebagai buronan sejak 2019.

Surya Darmadi bersama Bupati Indragiri Hulu periode 1999-2008


Raja Thamsir Rachman terjerat kasus korupsi dalam Kegiatan
Pelaksanaan yang dilakukan oleh PT. Duta Palma Group di Kabupaten
Indragiri Hulu.

Menurut Burhanuddin, Raja Thamsir Rachman pernah melawan


hukum dengan menerbitkan izin lokasi dan izin usaha perkebunan di
kawasan di Indragiri Hulu atas lahan seluas 37.095 hektar kepada 5
perusahaan milik PT Duta Palma Group. Kelima perusahaan yang
dimaksudkannya itu yakni PT Banyu Bening Utama, PT Panca Agro
Lestari, PT Seberida Subur, PT Palma Satu, dan PT Kencana Amal Tani.
Jaksa Agung ST Burhanuddin menyatakan kerugian negara tersebut
timbul akibat penyalahgunaan izin lokasi dan izin usaha perkebunan di
Kawasan Indragiri Hulu atas lahan seluas 37.095 hektare.
Ketut menyebut perizinan itu berada di lahan kawasan hutan, yakni
di hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK), hutan penggunaan
lainnya (HPL) maupun hutan produksi terbatas (HPT) di Kabupaten
Indragiri Hulu. Namun, kata Ketut, kelengkapan perizinan lokasi dan
usaha perkebunan dibuat secara melawan hukum tanpa adanya izin
prinsip dengan tujuan agar izin pelepasan kawasan hutan bisa
diperoleh.

Kasus ini merupakan pengembangan dari perkara yang menjerat


mantan Gubernur Riau Annas Maamun dan kawan-kawan. Di mana
Annas ditangkap pada 25 September 2014 dimalam hari dan ditetapkan
sebagai tersangka atas dugaan suap alih fungsi lahan keesokan harinya.
Pada akhir bulan Juli, Mejelis Hakim Tipikor di Pengadilan Negeri
Pekanbaru memvonis Annas 1 tahun penjara dan denda Rp 100 juta.
Dalam operasi tangkap tangan ini KPK menyita uangan 156.000 dolllar
Singapura dan Rp 500 juta sebagai barang bukti

Kejaksaan Agung menetapkan Surya Darmadi sebagai tersangka


pada 1 Agustus 2022. Surya Darmadi kemudian mengirimkan surat
rencana penyerahan diri lewat pengacaranya. Surat itu kemudian
ditindaklanjuti dengan komunikasi antara pengacara dan pihak
Kejaksaan Agung.

Surya terbang ke tanah air dari Taiwan menggunakan China Airlines


C1761 dan tiba di Bandara Soekarno Hatta pukul 13.30 WIB, 15
Agustus 2022. Tim Kejaksaan Agung menjemput Surya Darmadi di
Bandara dan langsung dibawa ke Kejagung untuk diperiksa. Setelah
diperiksa selama 3,5 jam, Surya Darmadi ditahan di Rutan Salemba.

Kejagung menduga PT Duta Palma Group tidak memiliki izin


pelepasan kawasan hutan atau HGU hingga saat ini. Tak hanya itu, PT
Duta Palma Group juga diduga tidak pernah memenuhi kewajiban
hukum untuk menyediakan pola kemitraan sebesar 20 persen dari total
luas area kebun yang dikelola. Sehingga, perbuatan itu dinilai
mengakibatkan kerugian perekonomian negara. Ketut mengatakan
perbuatan tersebut diduga mengakibatkan hilangnya hak-hak
masyarakat Kabupaten Indragiri Hulu untuk memperoleh mata
pencaharian dari hasil hutan tersebut. Dalam perkara ini, Surya
Darmadi dan Raja Thamsir dijerat Pasal 2 ayat (1) juncto Pasal 18 UU
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1
KUHP atau Pasal 3 juncto Pasal 18 UU Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan/atau Pasal 3 atau Pasal
4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang.
Dalam agenda persidangan yang berlangsung pada Selasa
(14/11/2022), Jaksa penuntut umum (JPU) pada Kejaksaan Agung
(Kejagung) menghadirkan 17 saksi dalam sidang lanjutan dugaan
korupsi pengelolaan lahan oleh PT Duta Palma Group di Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
17 saksi itu adalah Salamudin, Ranggi Christian, Novendra, Jumingin,
Nikson Hasibuan, Kuku Heru Lesmono, Rices Hariantosaski Jumahirot
Omposunggu, Suheri Tirta, Yudi Prasetyo, dan Jutkia R Tan. Kemudian,
Harry Hermawan, Karerina Gunawan, Putri Ayu, Alisati, Jean Fransisca,
Mega Yumantri, dan Tovariga.

Surya Darmadi mengikuti persidangan langsung di Pengadilan


Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sementara, Raja Thamsir
Rachman mengikuti persidangan secara online dari Lapas Kelas IIA
Pekanbaru.

Sidang perkara Surya Darmadi sudah berlangsung lebih empat


bulan. Penuntut umum telah menghadirkan 61 saksi. Selama itu pula,
persidangan sudah mengungkap sejumlah fakta. Di mana Surya
Darmadi merusak hutan, merampas tanah masyarakat adat dan
tempatan, berkonflik, memperkaya diri sendiri tapi merugikan negara.
Sementara, tiap persidangan dia selalu mengeluh sakit dan stres
semenjak ditahan Kejaksaan Agung.

2. Pohon Fraud
Kasus Surya Darmadi termasuk ke dalam skema Korupsi dan
Kecurangan Laporan Keuangan.
 Korupsi (Corruption)
Korupsi merupakan kecurangan yang paling banyak dilakukan oleh
beberapa oknum pejabat di Indonesia. Banyak pejabat pemerintahan
dari segala lini melakukan korupsi dan tertangkap tangan oleh pihak
penyidik KPK.
Seperti yang terjadi pada kasus Surya Darmadi, berikut ini sub skema
korupsi yang dilakukan Surya Darmadi ialah:
a. Konflik Kepentingan (Conflict of Interest)
Konflik kepentingan ini terjadi ketika seorang karyawan bertindak
atasnama pihak ketiga dalam pekerjaanatau memiliki kepentingan
pribadi dalam pekerjaannya.
Pada kasus ini konflik kepentingan terjadi antara Surya Darmadi
bersama Bupati Indragiri Hulu, Raja Thamsir Rachman dalam Kegiatan
Pelaksanaan yang dilakukan oleh PT. Duta Palma Group di Kabupaten
Indragiri Hulu.
b. Penyuapan (Bribery)
Penyuapan merupakan suatu penawaran/ pemberian sesuatu yang
bernilai untuk mempengaruhi seseorang dalam melakukan kewajiban/
pekerjaannya.
Pada kasus ini Surya Darmadi diduga menyuap mantan Gubernur Riau
Annas Maamun sebesar Rp 3 miliar melalui perantara Gulat Medali Emas
Manurung. Yang dilakukan oleh Suheri selaku GM Duta Palma. Tujuannya
Surya menyuap supaya Annas mengajukan revisi alih fungsi hutan di
Provinsi Riau kepada Kemenhut.
 Penyelewengan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud)
Fraud ini berkenaan dalam penyajian laporan keuangan perusahaan yang
tidak sesuai dengan faktanya. Biasanya dilakukan untuk mempengaruhi
pajak terutang dan mempengaruhi agar investor tertarik menanamkan modal
di perusahaan nya.
Surya Darmadi mulai terlibat dalam perkara korupsi sejak KPK
menangani kasus suap revisi alih fungsi hutan di Provinsi Riau kepada
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) pada 2014. Jaksa menyebut
perbuatan tersebut dilakukan Surya bersama mantan Bupati Indragiri
Hulu Raja Tamsir Rachman. Dalam surat dakwaan Surya Darmadi
dan Raja Thamsir Rachman juga dinilai memperkaya diri sendiri
sebesar Rp4.798.706.951.640 (Rp4 triliun) dan US$7.885.857,36 serta
perekonomian negara sebesar Rp73.920.690.300.000 (Rp73 triliun)

3. Profil Pelaku

Surya Darmadi merupakan pendiri PT. Duta Palma Group dengan


menggandeng 5 anak perusahaan hingga akhirnya terjerat kasus
korupsi terbesar sepanjang sejarah. Di mana kasus ini mengikut
sertakan terlibatnya Bupati Indragiri Hulu yaitu Raja Thamsir dan
Gubernur Riau Annas Maamun, serta GM Duta Palma itu sendiri Suheri
Terta. Berbeda dengan ketiga orang ini Surya sendiri menjadi tersangka
ditahun 2014 dan DPO di tahun 2019 oleh KPK, hingga pada 15
Agustus 2022 kemarin Surya menyerahkan diri karena sebelumnya di
tanggal 01 Agustus 2022 telah ditetapkan sebagai tersangka korupsi
dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) oleh Kejaksaan Agung.

Raja Thamsir Rachman merupakan putra dari pasangan H. Raja


Abdul Rachman dan Hj. Johariah pada 1 Januari 1950. Di mana Raja
Abdul Rachman adalah seorang pamong praja yang pernah menjadi
camat dan merupakan keturunan Raja Indragiri yang dikenal pemimpin
yang tegas dan pengayom masyarakat. Karir Thamsir terus meningkat
mulai dari menjadi staf biasa dan kemudian diangkat menjadi Kepala
Urusan Pengembangan Desa Kecamatan Dumai.

Annas Maamun lahir pada 17 April 1940 di Bagansiapiapi, Riau.


Setelah menjabat sebagai Bupati, Annas Maamun menjabat sebagai
Gubernur Riau sejak 19 Februari 2014 hingga 29 September 2014
karena kasus korupsi yang menjeratnya. Yakni penyuapan dari PT.
Duta Palma untuk mengajukan revisi alih fungsi hutan di Provinsi Riau
kepada Kemenhut. Annas ditangkap pada 25 September 2014 dimalam
hari dan ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan suap alih fungsi
lahan pada 26 September 2014. Pada akhir bulan Juli, Mejelis Hakim
Tipikor di Pengadilan Negeri Pekanbaru memvonis Annas 1 tahun
penjara dan denda Rp 100 juta. Dengan alasan kemanusian karena
Annas atau yang kerap disapa Atuk itu telah berusia 83 tahun dan
terdakwa berlaku sopan selama persidangan sehingga persidangan
berjalan lancar. Sebelumnya, majelis hakim di Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Pekanbaru memvonis terdakwa
suap APBD itu pada 28 Juli 2022. Putusan ini berbeda dengan tuntutan
Jaksa Penuntut Umum KPK 2 tahun.

Suheri Terta merupakan mantan Legal Manager PT. Duta Palma


Group tahun 2014 dan juga ditetapkan sebagai tersangka karena
diduga menjadi pihak ketiga dalam kasus suap yang menjerat Annas
Maamun ditahun 2014. Di mana Suheri sebagai GM diduga sebagai
pihak yang pemberi uang kepada Annas sebanyak Rp 8 miliar. Dengan
uang muka Rp 3 miliar telah diberikan dan sisanya diberikan setelah
rencana tata ruang wilayah atau RTRW disahkan menteri. Dalam
Putusan PN tanggal 9 September 2020, Suheri dinyatakan tidak
bersalah dan bebas dari dakwaan karena Suheri tidak terbukti secara
sah melakukan tindakan sebagaimana telah didakwakan. Di mana
sebelumnya telah dinyatakan terbukti bersalah pada tingkat putusan
MA dan juga dibebankan pembayaran denda sebesar Rp 50 juta, jika
tidak maka diganti dengan pidana kurungan dalam kurun waktu 3
bulan.

4. Profil yang dirugikan (Korban)


Dalam kasus korupsi tentu kita mengetahui bahwa pihak yang
dirugikan adalah negara kita sendiri. Karena dengan korupsi dapat
mengakibatkan adanya keterlambatan pertumbuhan ekonomi negara,
menurunnya investasi, meningkatnya kemiskinan, dan meningkatnya
ketimpangan pendapatan, bahkan korupsi juga dapat menurunkan
tingkat kebahagiaan masyarakat di suatu negara.
Dalam kasus Surya Darmadi, di nilai merugikan negara terutama
yang berlokasi di Riau dan Kalimantan. Karena sejak 2003, menguasai
37.000 hektar kebun sawit ilegal tanpa surat-surat resmi melalui PT
Kencana Amal Tani, PT Banyu Bening Utama, PT Seberida Subur, PT
Panca Agro Lestari dan PT Palma Satu, Indragiri Hulu, Riau, sehingga
merugikan keuangan negara Rp 86,5 triliun.
Selain itu, masyarakat adat yang tanahnya diambil serta sebanyak
21.000 karyawan Duta Palma Group serta petani sawi yang menjual
hasil pertaniannya kepada Duta Palma di Indragiri Hulu tidak dapat
menerima hak mereka sejak September 2022. Hal ini dikarenakan
pemblokiran rekening bank milik Duta Palma Group yang dilakukan
oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia.

5. Motivasi kecurangan
a. Kasus suap terhadap Gubernur Riau Annas Maamun dilakukan agar
Annas memasukkan anak perusahaan PT Darmex Agro milik Surya
Darmadi di kabupaten Indragiri Hulu dalam revisi perubahan
kawasan hutan Riau. Meskipun pada dasarnya lokasi hutan tersebut
masuk dalam wisata tim terpadu.
b. Ditahun 2003 Surya Darmadi melakukan kesepakatan dengan Raja
Thamsir Rachman selaku Bupati Indragiri Hulu (Periode 1999-2008)
untuk mempermudah dan memuluskan perizinan kegiatan usaha
budidaya perkebunan kelapa sawit dan kegiatan usaha pengolahan
kelapa sawit maupun persyaratan penerbitan HGU kepada
perusahaan-perusahaannya di Kabupaten Indragiri Hulu itu sendiri.
Dengan mempengaruhi tiga bupati: Raja Thamsir Rachman, Mujtahid
Thalib dan Yopi Arianto, agar menerbitkan serta memperpanjang izin
lokasi dan izin usaha perkebunan dalam kawasan hutan. Bahkan
dua dari perusahaan itu telah memperoleh hak guna usaha pada
lokasi yang ‘diharamkan’ diubah jadi perkebunan.

6. Deteksi kecurangan laporan keuangan dalam laporan keuangan

Rincian kerugian dari kasus ini :

Dalam surat dakwaan JPU disebutkan tindak pidana korupsi dan


TPPU dengan Terdakwa Surya Darmadi dan Raja Thamsir Rachman,
dalam kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit yang dilakukan oleh PT
Duta Palma Group di Inhu yang diperkirakan menyebabkan kerugian
sebesar Rp86,547.386.723.891.

a. Negara alami kerugian 73 Triliun

Dalam kasus ini, jaksa menyebutkan akibat dari kerusakan


hutan yang ditimbulkan oleh perusahaan Surya Darmadi,
memiliki rincian sebagai berikut:
 PT Palma Satu luas 10.000 ha menyebabkan kerugian LH Rp
19.927.400.000.000
 PT Seberida Subur luas tanah 6.132 ha, menimbulkan
kerugian Rp 12.219.481.680.000
 PT Banyu Bening Utama luas tanah 7.971, menimbulkan
kerugian Rp 15.884.130.540.000
 PT Panca Agro Lestari (PT PAL) luas tanah 3.816,
menimbulkan kerugian Rp 7.604.295.840.000
 PT Kencana Amal Tani (PT KAT), seluas 9.176 menimbulkan
kerugian Rp 18.285.382.240.000
Totalnya Rp 73.920.690.300.000
b. Peroleh keuntungan ilegal

Tidak hanya kerusakan hutan yang diakibatkan oleh


perusahaannya, Surya Darmadi dan Raja Thamsir Rachman juga
dinilai memperkaya Surya Darmadi dengan total Rp
7.593.068.204.327 dan USD 7.885.857,36 dengan rincian sebagai
berikut:
 Rp 2.238.274.248.234 dari keuntungan tidak sah (ilegal gain)
yang diperoleh terdakwa
 Rp 556.086.968.453 sebagai keuntungan tidak sah sebab
perusahaan tidak sama sekali menerapkan sawit rakyat.
c. Kerugian yang ditanggung negara karena Surya Darmadi

Tidak hanya itu, Surya Darmadi dinilai merugikan keuangan


negara dengan total Rp 4,7 triliun dan USD 7,8 juta. Angka
tersebut berdasarkan hasil audit penghitungan kerugian
keuangan negara atas dugaan Tindak Pidana Korupsi dalam
Kegiatan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit yang dilakukan oleh
Duta Palma Group di Kabupaten Indragiri Hulu.
Rincian dari kerugian tersebut adalah sebagai berikut:
1) Jenis Kerugian Keuangan Negara:
 Hasil pendapatan negara atas pemanfaatan hutan tidak
diterima:
 Dana reboisasi USD 7.885.857,36
 Provisi Sumber Daya Hutan Rp 11.828.786.040
 Denda Rp 177.431.790.600
 Kompensasi Penggunaan Kawasan Hutan Rp
511.747.200.000
Jumlah = Rp 701.007.776.640 dan USD 7.885.857,36
 Biaya Pemulihan Akibat Kerusakan Sumber Daya hutan Rp
4.097.699.175.000
 Jumlah (2) Rp 4.097.699.175.000
 Jumlah (1 + 2) Rp4. 798. 706. 951.640,00 dan USD
7.885.857,36
2) Jumlah Kerugian Keuangan Negara per Perusahaan:
 PT Panca Agro Lestari dengan nilai USD 1.528.200 dan Rp
522. 795.240.000
 PT Palma Satu dengan nilai USD 3.288.924 dan Rp
1.450.535.174.000
 PT Banyu Bening Utama dengan nilai USD 429.624,00 dan Rp
925.698.639.000,00
 PT Seberida Subur dengan nilai USD 116.553,36 dan Rp
717.844.284.360
 PT Kencana Amal Tani dengan nilai USD 2.468.556 dan Rp
1.273.236.646.000
Total = USD 7.885.857,36 dan Rp 4.798.706.951.640
Dari seluruh rincian tersebut, total keseluruhan kerugian yang
telah disebabkan oleh Surya Darmadi berjumlah Rp
86.547.386.723.891. Dari tindakannya tersebut, Surya Darmadi
dan Thamsir Rachman didakwa beberapa pasal, diantaranya yaitu
didakwa Pasal 2 ayat (1) subsider Pasal 3 Jo, Pasal 18 Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20
tahun 2001 tentang Perubahan atas UU nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo, Pasal 55 ayat (1)
ke-1 KUHP.

Anda mungkin juga menyukai