Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PATUNG NGANJUK
Disusun untuk memenuhi tugas Seni Budaya

Oleh :
Kelompok 4
Kelas 9G
1.Jelita ratu G.M (16)
2.Sanita nadifni R.A (30)
3.Nasya Laila maulidya (25)
4.Danesa Nur A (32)
5.Raudatul amanda (28)
6.Raffa galang K.S (27)
7.M.ibnu Fauzan S (23)
8.M.abdul basith (22)

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 5 NGANJUK


Jl. W. Monginsidi No. 54 Payaman Nganjuk
©2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Seni Budaya. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
patung di kabupaten Nganjuk.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Miss El. Tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait patung
di kabupaten Nganjuk. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Kelompok 4
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................................i
KATAPENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
PATUNG R. A KARTINI.........................................................................................................1
MONUMEN MARSINAH........................................................................................................2
ARCA PARVATI....................................................................................................................3
MONUMEN DR. SOETOMO.................................................................................................4
PRASASTI JAYASTAMBA.....................................................................................................5
GANESHA..............................................................................................................................6
KAPTEN KASIHIN.................................................................................................................7
MAHAKALA..........................................................................................................................8
GEDUNG JUANG 45............................................................................................................9
PENUTUP...........................................................................................................................10
ISI
PATUNG R.A KARTINI

Patung Kartini di gedung wanita itu cukup unik. Ada aksara kanji di bagian dasar patung. Dulu orang
sempat mengira tulisan di dasar patung itu huruf Tionghoa dan penghinaan terhadap Pahlawan Nasional.
Tapi sesungguhnya, patung itu merupakan pemberian dan penghormatan pemerintah Jepang kepada
Indonesia pada April 1963.

Pembuat patung itu adalah Prof. Kato Kensei dari Akademi Kesenian Jepang. Dia tertarik membuat
patung itu karena kekagumannya pada perempuan Indonesia. “Tertarik akan wanita-wanita Indonesia
yang tanpa meninggalkan unsur-unsur keindahan, unsur-unsur kepribadian, telah maju demikian pesat,”
ungkap Djaja, 27 April 1963.

Kato pun berkunjung ke Indonesia pada 1961. Dia bertemu dengan Presiden Sukarno dan mengutarakan
keinginannya membuat patung yang merepresentasikan perempuan Indonesia. Sukarno menerima baik
keinginan Kato. Dari sinilah sosok Kartini diusulkan untuk model patung Kato. Dia pun segera mempelajari
Kartini, lekas terpikat, dan setuju sosok Kartini menjadi model patungnya.
ISI
PATUNG MARSINAH

Setiap menatap patung adiknya, Marsini merasakan ada getaran.

Patung perempuan dengan tangan terkepal meninju ke udara itu serasa bicara dan menantang
para tentara yang dulu menyiksanya untuk bersikap ksatria.Patung berwarna emas berdiri di pinggir
jalan Nganjuk-Madiun. Lokasi itu masuk Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk.

Rupa patung sosok perempuan, mengenakan kemeja, rok, dan sepatu kets. Posisinya tegak berdiri
dengan tangan kiri mengepal ke udara.Di hadapannya berdiri sebuah prasasti dari batu marmer.
Pahlawan Buruh Marsinah. Begitu bunyi kalimat yang tertera.Ya, itu adalah patung Marsinah. Pejuang
buruh yang diculik dan dibunuh 21 tahun silam.

Patung berdiri di atas landasan teratai. Sementara di belakangnya, di dalam rimbun belukar,
tergeletak patung serupa. Patung yang tergeletak itu, menurut warga setempat, adalah patung
Marsinah yang lama. Patung itu roboh ditabrak truk saat peringatan Hari Buruh Mei Sopirnya sangat
bertanggung jawab. Dia membuatkan patung baru yang lebih bagus, yang ada saat ini,” ucap seorang
warga yang enggan disebut namanya.Jalan utama masuk Desa Nglundo, tepat di depan patung Marsinah
berdiri juga diberi nama Jl Marsinah.

Warga memberikan nama itu untuk mengenang sekaligus menghormati perempuan yang telah
berkorban nyawa untuk para buruh itu. Sekitar 200 meter dari patung Marsinah, terhampar
pemakaman umum Desa Nglundo. Di situlah jenazah Marsinah dimakamkan.Itu mas yang di tengah, yang
ada cungkupnya (atap). Ada gambarnya juga kok,” ucap seorang kakek yang tengah mencari rumput, di
jalan menuju makam. Semua warga kerap menjadi penunjuk jalan para peziarah. Hanya ada dua
makam yang ditandai cungkup di pekuburan itu, satu di antaranya makam Marsinah
ISI
ARCA PARVATI

Arca Parvati tersebut diperkirakan sebagai perwujudan seorang wanita penguasa yang
telah meninggal dunia. Di Jawa Timur, mulai abad ke- 15-13 Masehi, adalah kebiasaan
untuk mempersonifikasikan orangorang yang telah meninggal dalam bentuk arca dewa
yang disembah selama hidup mereka.
Diantara koleksi Museum Anjuk Ladang terdapat sebuah patung/arca yang di sebut
Arca Parwati, arca ini ditemukan di area situs bangunan candi, yang berlokasi di Dusun
Gondang, Desa Tanjung, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk. Dari hasil penelitian
Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Timur, bulan Juli 2006. Arca Parwati ini
Berasal dari Zaman Majapahit abad XIII – XIV Masehi.

Dalam kepercayaan Hindu Parwati dianggap sebagai cakti dewa Siwa dalam, Arca
Parwati tersebut digambarkan berdiri di atas lapik Padmasana dan bersandar pada
stella pada bagian kepala arca tersebut memakai mahkota candrakala, sedangkan
pada bagian belakangnya terdapat Prabha bentuk kurawal yang terdapat pencaran
sinar Majapahit. Ditelinganya memakai anting panjang, arca tersebut bertangan empat
memakai kelat bahu dua tangan di atas pusar membawa kuncup padma.
ISI
MONUMEN DR. SOETOMO

Monumen Dr. Soetomo Nganjuk yang menempati tanah seluas 3,5 ha ini
merupakan tempat kelahiran Dr. Soetomo Secara keseluruhan kompleks
bangunan ini terdiri dari patung Dr. Soetomo, Pendopo induk, yang terletak di
belakang patung, dan bangunan pringgitan jumlahnya 2 buah masing-masing
6 x 12 m.

Dr.Soetomo merupakan salah satu pahlawan Pergerakan Nasional yang


asli berasal dari Nganjuk. Untuk menghormati dia dibangunlah sebuah
monumen sebagai saksi sejarah tentang keberadaan dan kepahlawanannya
dalam membela Nusa dan Bangsa. Dr.Soetomo lahir di Nganjuk di Desa
Ngepeh Kec.Loceret. Bahkan ari-ari dia diperkirakan tepat berada dibawah
patung Dr. Soetomo yang digambarkan sedang duduk menghadap ke selatan,
dan Monumen Dr.Soetomo yang ada di Desa Ngepeh tersebut sebenarnya
adalah rumah dari neneknya, namun cerita lain dari penduduk setempat
menunjukkan bahwa tanah monumen adalah tanah hibah dari seorang
bangsawan ternama di Ngepeh yang oleh masyarakat biasa dipanggil Ndara
Patih (Bandara Patih)
ISI
PRASASTI JAYASTAMBA

Prasasti Jayastamba akan menjadi pusat perhatian pengunjung di Kawasan Ekonomi Nganjuk (KEN),
Jalan Ahmad Yani Nganjuk. Jayastamba akan berdiri perkasa tepat di perempatan Jalan A. Yani.
Jayastamba berasal dari bahasa Sansekerta. Jaya berarti kemenangan, kejayaan, dan tidak
terkalahkan. Sedangkan, Stamba berarti tugu, pilar, atau tonggak.

"Jayastamba artinya tugu kemenangan," ujar Kasi Sejarah, Seni Tradisi, Museum, dan Kepurbakalaan
Dinas Pariwisata, Pemuda, Olahraga dan Kebudayaan (Disparporabud) Kabupaten Nganjuk Amin Fuadi.

Prasasti Jayastamba ditemukan di Desa Candilor, Kecamatan Loceret. Karena itu Prasasti
Jayastamba juga dikenal sebagai Prasasti Candilor. Berdasarkan penelitian L.C Damais, angka tahun
yang tertera di Prasasti Jayastamba adalah tanggal 12 Bulan Caitra tahun 859 Caka atau tanggal 10
April 937 M.
Prasasti Jayastamba ini yang akhirnya dijadikan patokan dalam penentuan Hari Jadi Kabupaten
Nganjuk. Setiap 10 April diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Nganjuk.

Penetapan Hari Jadi Kabupaten Nganjuk ini tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah
Tingkat II Nganjuk No 495 Tahun 1993. "Jayastamba inilah asal usul Nganjuk," ujar Amin.

Karena itulah, Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPRKPP)
Kabupaten Nganjuk Agus Frihannedy, Jayastamba adalah ikon Kabupaten Nganjuk. Karena itu,
Jayastamba akan dibangun dengan tinggi 9 meter di perempatan Jalan A. Yani. "Kami tidak mau
menjiplak ikon daerah atau negara lain," tandasnya.
ISI
GANESHA

Benda yang berasal dari Desa Banjarsari, Kecamatan Ngronggot berada di Museum Anjuk
Ladang kota Nganjuk, tepatnya sebelah Timur Terminal bus Nganjuk.

Arca tinggal separo bagian, hanya tinggal bagian kepala sampai bagian dada. Kondisi sangat
aus, permukaan batu kasar dengan warna batu abu-abu. Fragmen arca hanya terlihat bagian
depan dua buah tangan sampai siku, memakai klat bahu. Tangan kanan belakang membawa
tasbih, tangan kiri belakang membawa kebutan. Belalai patah dengan wajah sudah sangat aus
demikian juga bagian kepala. Bahkan bagian kepala terlepas permukaan/kulit batunya. Bagian
belakang arca terdapat stella yang menyatu dengan arca. Arca banyak ditumbuhi jamur dan
lumut.

Dalam mitologi Hindu Ganesha adalah anak dari dewa Siwa dan dewi Parwati, memiliki
berbagai nama seperti Ganapati, Lambodara, Surpakarna, dan Ekadanta. Dalam kakawin
Smaradahana diceritakan bahwa dewa Siwa sedang melakukan tapa dan digoda oleh dewa
Kama dengan senjata pancasiwaya. Godaan ini dimaksudkan agar dewa Siwa berkenan pulang
ke surga karena surga diserang raksasa Nilarudraksa.
ISI
KAPTEN KASIHIN

Kapten Kasihin sangat menginspirasi dan memotivasi warga Kota Angin untuk berjuang mengusir penjajah. Karena
itu meski berasal dari Tulungagung tetapi Kapten Kasihin dianggap sebagai pahlawan Kota Angin.

Tentu banyak yang bertanya kenapa sosok Kapten Kasihin begitu dihormati di Kota Angin. Bahkan, Pemkab
Nganjuk sampai mengabadikan sosok pejuang asli Tulungagung tersebut dengan membangun patungnya. Tak main-
main, letaknya patung berada tepat di tengah Alun-Alun Nganjuk.
Selain karena perjuangan dan sosoknya sebagai tentara angkatan darat (AD), ada hal yang membuat sosok Kapten
Kasihin melegenda. Salah satunya adalah kedekatan dan perannya bagi warga Kota Angin saat itu.
“Beliau banyak mengedukasi dan menginspirasi warga Nganjuk saat itu untuk ikut berjuang melawan penjajah,” ujar
Kasi Sejarah, Museum dan Kepurbakalaan Disporabudpar Kabupaten Nganjuk Amin Fuadi.
Menurut Amin, peran sentral pria bernama lengkap Kasihin Hadi Soetomo tersebut patut diapresiasi tinggi. Pasalnya,
tidak hanya berjuang karena tugas negara tetapi Kapten Kasihin juga banyak memberikan wawasan kebangsaan.
Serta, menanamkan semangat patriotisme bagi warga Nganjuk.
Sehingga, setelah dia gugur pun perjuangan di Kota Angin untuk melawan tentara Belanda tetap berkobar.
“Semangat nasionalisme yang ditanamkan Kapten Kasihin begitu menginspirasi dan memotivasi masyarakat,” imbuh
Amin.
Oleh karena itu, tidak berlebihan ketika sosok Kapten Kasihin begitu diagungkan di Kota Angin. Hinggadibuatkan
sebuah patung yang mengisahkan perjuangannya di wilayah Kabupaten Nganjuk.
Tentu, salah satu harapannya adalah agar para generasi penerus bangsa dapat menghargai dan meneladani
perjuangan sosok Kapten Kasihin. “Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari Beliau. Mulai dari jiwa patriotismenya
hingga dedikasinya untuk bangsa dan negara,” tandas pria yang berdomisili di Kelurahan Begadung, Kecamatan
Nganjuk tersebut.
ISI
MAHAKALA

Mahakala (Sansekerta: Mahākāla, Devanagari) adalah dewa yang dikenal pada agama Hinduisme, Buddhisme dan Sikhisme. Menurut
Hinduisme, Mahākāla mempunyai permaisuri Dewi Hindu Kali dan Mahakala ini paling menonjol pada sekte Shikisme Kalikula.Dalam
Budha, Mahakala juga muncul sebagai dewa pelindung yang dikenal sebagai Dharmapala dalam Buddhisme Vajrayana, terutama
tradisi Tibet, di Tangmi (Buddhisme Esoterik China) dan di Shingon (Buddhisme Esoterik Jepang).

Dalam Sikhisme, Mahakala disebut sebagai Kal, yang berarti Gubernur Maya.

Mahakala dalam bahasa Sanskerta berarti mahā (“great”) dan kala ( “time / death”), yang berarti “di luar waktu” atau kematian"

Menurut Tantra Shaktisamgama, Mahakala digambarkan memiliki empat lengan, tiga mata. Dia dihiasi dengan delapan
tengkorak, duduk di lima mayat, memegang trisula, drum, pedang dan sabit di tangannya. Dia dihiasi dengan abu dari tanah kremasi
dan dikelilingi oleh sejumlah burung pemakan bangkai dan serigala yang berteriak keras.Baik Mahakala dan Kali/Mahakali
merupakan kekuatan destruktif utama Brahman dan mereka tidak dibatasi oleh peraturan apapun. Mereka memiliki kekuatan
untuk membubarkan ruang dan waktu, bahkan pembubaran alam semesta.

Mahakala dan Mahakali \bertanggung jawab atas pembubaran alam semesta di akhir Kalpa (Kiamat).

Mereka juga bertanggung jawab untuk memusnahkan semua kejahatan dan iblis jahat ketika dewa-dewa lain, bahkan Trimurti
gagal melakukannya.

Mahakala dan Kali memusnahkan pria, wanita, anak-anak, hewan, dunia dan seluruh alam semesta tanpa belas kasihan karena
mereka merupakan personifikasi dari Kala atau Waktu.Mahakala biasanya digambarkan berwarna hitam. Hal ini mempunyai makna
bahwa semua warna akan diserap oleh warna hitam.

Mahakala sendiri memiliki banyak versi atau variasi. Variasi yang paling menonjol dalam manifestasi dan penggambaran Mahakala
ada pada jumlah senjata, namun rincian lainnya juga bisa bervariasi. Mahakala digambarkan mempunyai 6 tangan, 4 tangan atau 2
tangan.Menurut Hinduisme, Mahakala mengacu pada bentuk akhir dari Siwa, karena ia adalah penghancur semua elemen yang ada di
semesta. Tidak ada apa-apa selain dia, tidak ada unsur, tidak ada dimensi, bahkan tidak waktu. Itulah sebabnya dia maha (lebih
besar) dari kala (waktu).
ISI
GEDUNG 45 NGANJUK

Gedung Juang 45 Nganjuk adalah salah satu bangunan bersejarah yang sangat
menarik untuk dikunjungi. Bangunan ini memiliki sejarah yang kaya dan banyak
cerita menarik di dalamnya. Dengan begitu banyak hal menarik yang dapat
ditemukan di gedung ini, tidak heran jika tempat ini menjadi tujuan favorit bagi
para pengunjung.
Gedung Juang 45 Nganjuk merupakan salah satu bangunan bersejarah yang sangat
terkenal. Selain memiliki nilai historis yang tinggi, gedung ini juga memiliki arsitektur
yang menawan. Bagi pecinta sejarah dan arsitektur, kunjungan ke Gedung Juang 45
Nganjuk pasti akan memberikan pengalaman yang menarik.
Gedung Juang 45 Nganjuk merupakan sebuah bangunan yang menjadi saksi sejarah
perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari penjajahan. Gedung
ini digunakan sebagai markas pertahanan dan tempat perundingan para pejuang
kemerdekaan Indonesia pada masa itu. Setelah melalui berbagai perjuangan,
gedung ini kemudian diubah menjadi sebuah museum yang menyimpan berbagai
benda bersejarah dan peninggalan para pahlawan perjuangan.
DAFTAR PUSTAKA

Radar Kediri https://radarkediri.jawapos.com/


Wikipediahttps://id.m.wikipedia.org/wiki/Monumen_Dr.
_Soetomo
Dicito Community https://www.dictio.id/t/siapa-dan-
bagaimana-sejarah-arca-mahakala/8717
http://homecare24.id/
(Lap.Inv.ODCB Kab.Nganjuk, 2018)
https://surabaya.tribunnews.com/amp/2014/12/13/pat
ung-ini-kenang-perempuan-yang-berkorban-nyawa-demi-
buruh
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/munas/arca-
parwati/
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai