Anda di halaman 1dari 1

BIOGRAFI CIPTO

MANGUNKUSUMO
Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo atau yang lebih dikenal sebagai Cipto Mangunkusumo adalah pria kelahiran
Jepara pada 4 Maret 1886.iamerupakan anak dari Mangunkusumo, seorang pejabat pemerintah di Jepara
dan R.A. Suratmi.
Sejak kecil, Cipto dikenal sebagai sosok yang gemar belajar. Hal tersebut didukung oleh ayahnya yang juga
seorang guru. Pada umur 6 tahun, Cipto mulai bersekolah di sekolah Belanda, Europeesche Lagere
School. Di sana, ia menjadi murid yang cerdas dan lulus dengan nilai terbaik di antara siswa lainnya.
Cipto kemudian melanjutkan pendidikan ke School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA), sebuah
sekolah pendidikan dokter bagi rakyat pribumi pada zaman Hindia Belanda. Cipto menghabiskan masa
mudanya di STOVIA dengan belajar ilmu kedokteran dengan gigih.
Ia memanfaatkan pendidikan kedokterannya tersebut untuk membantu sesama. Atas kegigihannya
tersebut, Cipto kemudian dikenal sebagai "Dokter Rakyat".
Selain mendalami kedokteran, Cipto juga gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia
atas Belanda. Ia melawan Belanda dengan menulis berbagai karangan-karangan yang merepresentasikan
kondisi rakyat Indonesia. Selain itu, Cipto juga bergabung dengan organisasi pemuda Budi Utomo pada
1908.
Awal perjuangan Cipto dimulai sejak dia sering menulis karangan-karangan yang menceritakan tentang
berbagai penderitaan rakyat akibat penjajahan Belanda. Karangan-karangan yang dimuat harian de
Express tersebut oleh Belanda dianggap sebagai usaha untuk menanamkan rasa kebencian pembaca
terhadap Belanda.
Saat aktif menulis di de Express, Cipto sebenarnya sudah bekerja sebagai dokter pemerintah (Belanda)
yang ia dapatkan setelah memperoleh ijazah STOVIA. Namun akibat tulisan-tulisannya tersebut, Cipto
diberhentikan dari pekerjaannya sebagai dokter pemerintah.
Pemberhentiannya sebagai dokter pemerintah tersebut justru membuat Cipto semakin intens melakukan
perjuangan. Pada 1912, dia bersama Douwes Dekker dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara)
mendirikan Indische Partij, sebuah partai politik yang merupakan partai pertama yang berjuang untuk
mencapai Indonesia merdeka.
Cipto bersama para pejuang lainnya kemudian membentuk Komite Bumiputera secara khusus untuk
memprotes rencana pemerintah Belanda yang ingin merayakan bebasnya Belanda dari penjajahan
Perancis. Namun, akibat kegiatannya tersebut, Cipto dibuang ke Belanda pada 1913.
Akan tetapi, setahun kemudian ia dikembalikan ke Indonesia karena penyakit asma yang dideritanya.
Pasca kembali ke Indonesia, Cipto melanjutkan perjuangannya bersama Volksraad untuk melawan
Belanda. Sayang, ia kembali diusir dari tempat tinggalnya di Solo dan pindah ke Bandung sebagai tahanan
kota.
Di Bandung, Cipto semakin gencar melakukan perlawanan dengan mengumpulkan para tokoh pergerakan
nasional salah satunya Ir. Soekarno. Belanda berhasil mengendus aktivitasnya tersebut dan
mengasingkannya sebagai tahanan di Banda Neira selama tiga belastahun.
Dari Banda Neira, Cipto kemudian dipindahkan ke Ujungpandang, Sukabumi, dan terakhir dipindahkan ke
Jakarta. Daerah tersebut merupakan kota terakhirnya hingga akhir hidupnya pada tanggal 8 Maret 1943.
Saat membaca pejuangan Cipto mangunkusumo,semangat juang yang sangat keras
dan Cipto juga gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia atas Belanda. Ia melawan
Belanda dengan menulis berbagai karangan-karangan yang merepresentasikan kondisi rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai