KOMUNIKASI EFEKTIF
PEDOMAN
RSUD KAB. BUTON UTARA
ii
Lampiran : Keputusan Direktur RSUD KAB. Buton Utara
Nomor : 814.I/07/I/2022
Tanggal : 03 Januari 2022
Tentang : Panduan Komunikasi Efektif yang Meliputi Komunikasi dengan
Masyarakat, Pasien dan Keluarga serta antar Staf Klinik di RSUD
Kab. Buton Utara
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit adalah suatu organisasi kompleks yang menggunakan
perpaduan peralatan ilmiah yang rumit dan khusus yang difungsikan oleh
kelompok tenaga terlatih dan terdidik dalam menghadapi hal yang
berkaitan dengan pengetahuan medik modern untuk tujuan pemulihan
dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Rumah sakit bertugas untuk
melaksanakan upaya kesehatan dengan mengutamakan penyembuhan
dan pemulihan yang dilaksanakan secara terpadu.
Dalam pelayanan terhadap pasien di Rumah Sakit, jika berhadapan
dengan pasien maka yang perlu kita tanyakan apakah yang dimaksud
pasien sama dengan yang kita pikirkan. Karena persepsi yang salah dapat
mengakibatkan kejadian yang tidak diharapkan. Karena itulah
dibutuhkan Komunikasi Efektif.
Komunikasi efektif terjadi apabila pesan yang disampaikan
komunikator dapat diterima dengan baik oleh komunikan sehingga tidak
terjadi salah persepsi. Komunikasi Efektif di Rumah Sakit Umum Daerah
Kab. Buton Utara, meliputi :
1. Komunikasi dengan masyarakat.
2. Komunikasi dengan pasien dan keluarga
3. Komunikasi antar pemberi pelayanan di dalam dan ke luar Rumah
Sakit.
4. Edukasi pasien dan keluarga.
Bentuk komunikasi interpersonal di rumah sakit biasanya antara
dokter, perawat, ataupun paramedik dengan pasien dan keluarganya.
Bentuk komunikasi interpersonal seperti ini juga dkenal dengan
Komunikasi Terapeutik. Komunikasi semacam ini biasanya berfokus pada
pertukaran informasi mengenai kondisi kesehatan pasien. Sedangkan
komunikasi dalam hal penyampaian informasi dan edukasi mengenai
fasilitas pelayanan rumah sakit dan kesehatan kepada pasien dan
keluarga biasanya dijembatani melalui customer service ataupun
kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan (edukasi) dan Customer
Relationship Management (CRM).
Komunikasi interpersonal ini juga diperlukan antara Direksi dengan
unit kerja serta antar tiap unit kerja di Rumah Sakit Umum Daerah Kab.
Buton Utara agar kegiatan manajemen rumah sakit berjalan lancar.
Beberapa media massa yang digunakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah
Kab. Buton Utara dalam berkomunikasi dengan masyarakat ataupun
pasien dan keluarga adalah buku, leaflet, poster, banner, majalah, dan
website.
1
B. PENGERTIAN
Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau
informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu
sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh
penyampai pikiran-pikiran atau informasi. (Komaruddin, 1994;
Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994 ; Koontz & Weihrich, 1988).
Komunikasi Efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau
informasi dariseseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu
sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh
penyampai pikiran-pikiran atau informasi. (Komaruddin, 1994;
Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988).
2
BAB II
RUANG LINGKUP
3
BAB III
KEBIJAKAN
4
BAB IV
TATA LAKSANA
5
2. Poliklinik Spesialis, meliputi :
Poliklinik Penyakit Dalam
Poliklinik Anak
Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
Poliklinik Bedah Umum
3. Poliklinik Gigi
D. Pemberian Informasi mengenai Rawat Inap
Instalasi rawat inap memberikan pelayanan rawat inap antara
lain:
- Rawat Inap biasa: untuk perawatan pasien anak dan dewasa yang
stabil dan tidak memerlukan observasi ketat.
- Ruang Perinatologi
- Kamar Isolasi : untuk perawatan pasien penyakit menular atau
yang daya tahannya menurun.
RSUD Kab. Buton Utara menyediakan berbagai jenis kamar
rawat inap. Jumlah tempat tidur sewaktu-waktu bisa berubah sesuai
dengan situasi dan perkembangan rumah sakit seperti perluasan
bangunan dan penambahan ruangan rawat inap.
E. Pemberian Informasi Jadwal Praktek Dokter dan Dokter Spesialis
Jadwal praktek dokter dan dokter spesialis seperti yang terlampir
dalam panduan ini.
F. Pemberian Informasi Penunjang Medis
Penunjang Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Buton
Utara antara lain:
a. Instalasi Gizi dan Laundry
b. USG
c. Laboratorium
G. Pemberian Informasi mengenai Tarif Pelayanan RS
Pemberian Informasi mengenai tarif seperti yang terlampir dalam
panduan ini. Pasien dan atau keluarga atau penanggung jawab pasien
memiliki hak untuk mengetahui perkiraan biaya rawat baik rawat jalan
maupun rawat inap. Khususnya bagi pasien-pasien rawat inap, pada
saat proses admisi apabila pasien/keluarga/penanggung jawab pasien
diperbolehkan untuk mengetahui perkiraan biaya rawat.
H. Strategi Pemberian Informasi
Pemberian informasi pelayanan yang disediakan oleh Rumah
Sakit Umum Daerah Kab. Buton Utara melalui beberapa media untuk
diketahui oleh masyarakat sebagai populasi yang dilayani.
1. Pelayanan-pelayanan kesehatan diinformasikan melalui poster-
poster, yang diletakkan dan disebar di dalam gedung Rumah Sakit
Umum Daerah Kab. Buton Utara seperti di dinding-dinding Rumah
Sakit Umum Daerah Kab. Buton Utara. Poster ini juga di buat dalam
bentuk banner dan di letakkan pada ruang tunggu pasien rawat
jalan.
2. Pamflet dan brosur yang berisi informasi pelayanan kesehatan
disediakan di berbagai titik di dalam gedung Rumah Sakit Umum
Daerah Kab. Buton Utara, seperti, di ruang tunggu poliklinik rawat
jalan dan spesialis, di dinding-dinding Rumah Sakit.
6
I. Pemberian Informasi Hak & Kewajiban Pasien
RS bertanggung jawab untuk memberikan proses yang
mendukung hak pasien dan keluarganya selama dalam pelayanan. Hak
pasien dan keluarga merupakan elemen dasar dari semua kontak di
rumah sakit, stafnya serta pasien dan keluarganya.
Setiap pasien mempunyai hak:
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit;
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
3. Memperoleh layanan yang manusiawi,adil,jujur,dan tanpa
diskiriminasi;
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional
5. Memperoleh layanan efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya
dan peraturan yang berlaku di rumah sakit
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktek ( SIP ) baik di dalam
maupun di luar Rumah Sakit
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraaan biaya pengobatan
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang di
anutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah Sakit
terhadap dirinya
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya
17. Menggugat dan atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
baik secara perdata ataupun pidana
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kewajiban Pasien dan Keluarga :
7
3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga
kesehatan seta petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai
dengan kemampuan dan pengetahuan tentang masalah kesehatan
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan financial dan
jaminan kesehatan yang dimilikinya
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga
kesehatan di Rumah Sakit dan disetujui oleh pasien yang
bersangkutan setelah mendapatkan memperjelas sesuai ketentuan
peraturan perundangan-undangan.
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk
menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga
kesehatan dan/ atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh
tenaga kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit atau
masalah kesehatannya
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
J. Pemberian Informasi Tata Tertib Rumah Sakit Umum Daerah Kab.
Buton Utara
Demi mendukung kesembuhan dan kenyamanan bagi pasien dan
keluarganya, maupun pengunjung RS lainnya, maka diberlakukan tata
tertib dalam lingkungan rawat inap rumah sakit. Tata tertib dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Buton
Utara:
1. Waktu berkunjung pasien
Pagi : 10.00 s.d 13.00 WIB
Sore : 17.00 s.d 20.00 WIB
diluar waktu berkunjung tersebut tidak diperbolehkan
berkunjung
2. Pengunjung hanya diperbolehkan masuk atau keluar dari
lingkungan Rumah Sakit melewati pintu yang telah ditentukan
3. batas usia pengunjung, tidak diperbolehkan berkunjung dengan
usia :
a. Dibawah 12 tahun
b. Diatas 70 Tahun
4. penunggu pasien hanya diperbolehkan dua orang dan wajib
mengenakan kartu tunggu pasien
5. pada waktu visite ( pemeriksaan dokter ) semua pengunjung
maupun penunggu pasien harus keluar ruangan , kecuali
kondisi tertentu yang dibutuhkan oleh dokter ruangan
6. penunggu / pengunjung tidak diperkenankan :
a. Menyuci pakaian di kamar mandi, WC, atau wastafel di
lingkungan Rumah Sakit
b. Menjemur pakaian di lingkungan Rumah Sakit
c. Tidak di perbolehkan merokok, minum-minuman keras,
bicara keras, gaduh dalam ruangan atau lingkungan
rumah sakit
d. Menyoret-nyoret dinding dan kaca lingkungan rumah
sakit
e. Membuang sampah disembarang tempat
8
f. Tidur ditempat tidur pasien
g. Makan dan minum di dalam ruangan perawatan
h. Membawa keluar barang milik rumah sakit dari area
rumah sakit
i. Membawa senjata tajam atau senjata api
j. Membawa tikar atau alas tidur
k. Membawa barang berharga, barang elektronik ( laptop,
rice cooker ) ke dalam lingkungan rumah sakit
l. Apabila pasien maupun penunggu pasien terjadi
kehilangan barang-barang berharga maka diluar
tanggung jawab rumah sakit
m. Setelah waktu berkunjung berakhir petugas security akan
menutup pintu masuk rawat inap
n. Petugas security berwenang untuk melaksanakan
penerbitan sesuai ketentuan tersebut di atas
o. petugas security tetap berjaga di gerbang masuk dan
keluar untuk melakukan skrining kriteria pengunjung
K. Pemberian Informasi Medis dan Edukasi oleh DPJP dan Staf Medis
Pemberian Informasi oleh Dokter
Adalah informasi yang diberikan oleh dokter penanggung
jawab pasien (DPJP) kepada pasien dan atau keluarganya terhadap
pasien yang dirawat inap.
Informasi yang diberikan meliputi :
1. Diagnosis penyakit pasien, dapat juga merupakan diagnosis
kerja dan diagnosis banding bila ada.
2. Rencana pengobatan dan tindakan, merupakan rencana
perawatan pasien dapat berupa pengobatan yang akan
diberikan maupun tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
3. Perkiraan lama rawat, merupakan perkiraan perawatan pasien
di rumah sakit.
4. Resiko/Komplikasi dan tindak lanjut rawatan, merupakan
resiko maupun komplikasi yang dapat timbul selama proses
perawatan pasien.
5. Prognosis dengan atau tanpa tindakan, merupakan prognosis
penyakit pasien dengan dilakukannya tindakan (bila ada)
maupun tidak.
6. Alternatif tindakan kedokteran lainnya, merupakan alternatif
tindakan kedokteran lainnya terhadap penyakit pasien (bila
ada).
Pemberian Edukasi
Adalah proses pembelajaran pasien terhadap
kesehatannya yang diberikan kepada pasien maupun keluarganya
disesuaikan dengan penyakit yang diderita, keyakinan dari
keluarga, pendidikan dan keadaan kognitif.
Jenis edukasi yang diberikan dapat berupa :
1. Edukasi keperawatan dan kebidanan
2. Edukasi gizi.
3. Edukasi rehabilitasi medis.
4. Edukasi farmasi.
9
Ruang Lingkup pemberian edukasi:
1. Instalasi rawat inap.
Proses pemberian informasi oleh DPJP dilakukan terhadap
pasien rawat inap di ruangan rawat inap pasien. Pemberian
edukasi pasien dilakukan oleh staf medis sesuai bidangnya di
ruang rawat inap apabila diperlukan.
2. Instalasi Rawat Jalan
Apabila diperlukan oleh dokter yang memeriksa pasien di
poliklinik untuk memperoleh edukasi sesuai dengan penyakit
pasiennya, dapat diminta staf medis rumah sakit untuk
memberikan edukasi.
3. Rekam medis.
Proses pemberian informasi dan edukasi dicatat dan di
dokumentasikan di dalam catatan rekam medis pasien
bersangkutan.
Tata Laksana Pemberian Informasi:
1. Dokter penanggung jawab pasien memberikan informasi kepada
keluarga pasien setelah pemeriksaan atau kunjungan pertama.
2. Dalam memberikan informasi, dokter penanggung jawab pasien
didampingi oleh seorang perawat penanggung jawab pasien
bersangkutan.
3. Informasi diberikan kepada keluarga terdekat pasien yang
bertanggung jawab langsung terhadap pasien.
4. Jenis informasi yang disampaikan dokter penanggung jawab pasien
disesuaikan dengan lembar pemberian informasi pada buku rekam
medis pasien.
5. Dokter penanggung jawab pasien menuliskan informasi yang
diberikan pada lembar pemberian informasi.
6. Dalam pemberian informasi, keluarga pasien memahami dengan
baik setiap jenis informasi yang disampaikan dokter penanggung
jawab pasien dan dapat bertanya atau meminta penjelasan
tambahan apabila belum memahami informasi yang diberikan.
7. Setelah proses pemberian informasi selesai, dokter penanggung
jawab pasien, perawat penanggung jawab pasien dan keluarga
pasien menandatangani lembar pemberian informasi.
Tata Laksana Pemberian Edukasi:
1. Apabila dokter penanggung jawab pasien merasa perlu untuk
dilakukan edukasi kesehatan terhadap pasiennya, dapat meminta
staf medis rumah sakit sesuai bidangnya untuk memberikan
edukasi.
2. Edukasi diberikan oleh staf medis rumah sakit sesuai bidang
keahliannya seperti ahli gizi, apoteker dan fisioterapis setelah
diminta oleh dokter.
3. Edukasi dapat dilakukan di ruangan rawat inap maupun rawat
jalan.
4. Seluruh proses pemberian edukasi dicatat di berkas rekam medis
pasien dan diparaf oleh pemberi edukasi maupun oleh penerima
edukasi apabila si penerima telah memahami edukasi yang
diberikan.
10
Lembar pemberian informasi dan edukasi yang telah di isi dengan
lengkap, dimasukkan dan disimpan di dalam buku rekam medis masing-
masing pasien yang diedukasi.
L. Teknik Komunikasi Efektif antar Staf Klinis
Dalam memberikan pelayanan diRumah Sakit Umum Daerah Kab.
Buton Utara, antar pemberi layanan melakukan komunikasi dengan
teknik SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation) yaitu
teknik komunikasi yang digunakan dalam melaporkan kondisi pasien
yang lebih lengkapdan terstruktur. Teknik SBAR merupakan kerangka
acuan dalam pelaporan kondisi pasien yang memerlukan perhatian dan
tindakan segera.
Situation (S) - Sebutkan nama anda dan unit
- Sebutkan identitas pasien
- Sebutkan masalah pasien tersebut (misalnya
sesak napas, nyeri dada dan sebagainya).
Background(B) - Infromasi yang penting apa yang
berhubungan dengan kondisi pasien terkini
- Sebutkan TTV pasien
Asessment (A) - Hal-hal yang sudah dilakukan
11
Untuk nama obat rupa mirip (NORUM) dan obat High Alert dilakukan
pengejaan dengan menggunakan ejaan international yaitu :
Selanjutnya penerima perintah menulis isi perintah di formulikan
di CPPT yang mencantum tanggal dan jam, profesi, isi perintah dan tanda
tangan serta memberi stempel validasi yang selanjutnya akan ditanda
tangan oleh penerimadanpemberi pesan/perintah.Waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan konfirmasi langsung pemberi perintah
adalah 1 x 24 jam.
1. Proses Hand Over (Serah terima pasien)
Serah terima informasi pasien di rumah sakit
a. Serah terima antar shift menggunakan metode IRSAF( Identitas,
Riwayat, Situasi, Asessmendan Follow Up) operan dilakukan sambil
berjalan dari bed yang satu ke bed yang lain dan langsung melihat
pasien.
b. Serah terima antar perawat/dokter dari UGD ke unit perawatan
menggunakan lembar formulir transfer serah terima pasien, hal – hal
yang dikomunikasikan adalah :
1) Ringkasan masuk pasien
2) Pemeriksaan penunjang, termasuk nilai kritis
3) Tindakan medis yang telah dilakukan
4) Terapi yang telah diberikan, termasuk obat high alert.
c. Bila terdapat hasil nilai kritis maka perawat/dokter UGD mencatat
hasil nilai kritis tersebut pada lembar CPPT kemudian diberi cap
validasi dan ditandatangan oleh penerima dan pemberi informasi.
2. Daftar Hasil Nilai Kritis Laboraturium
a. Kimia klinik
KURANG LEBIH
No NAMA TEST SATUAN SATUAN
DARI DARI
1 Haemoglobin <5,0 g/dl >20 g/dl
2 WBC <2 10 Ul
3 > 20 103Ul
3 Trombosit <50 103Ul > 450 103Ul
b. Hematologic
*) Nilai Kritis wajib dilaporkan 15 menit setelah ada hasil kritis
No KURANG LEBIH
NAMA TEST SATUAN SATUAN
DARI DARI
12
3. Alur Pelaporan Hasil Nilai Kritis
Perawat/Dokter di Unit
PETUGAS Melapor HasilNilaiKritis Kerja
LAB/RADIOLOGI
Penyampaian Hasil
15 MenitI : DPJP
Sesuai dengan
Direktur SPO
Keterangan
= Ada Respon
= Tidak ada respon
13
BAB V
DOKUMENTASI
1. Daftar nama dokter dan dokter gigi yang berpraktek di RSUD Kab. Buton Utara berserta
jam praktek.
2. Profil RSUD Kab. Buton Utara
3. Tarif RSUD Kab. Buton Utara
4. Brosur, pamflet, selebaran promosi dan edukasi
5. Formulir Lembaran Informasi dan Edukasi
6. Formulir CPPT
7. Stempel Validasi
8. Formulir transfer pasien
Ditetapkan di : Buranga
DIREKTUR RSUD
Pembina/IVa
14