Anda di halaman 1dari 8

FILSAFAT PENDIDIKAN

MENGANALISIS SENI TARI GEBUG ENDE TERHADAP


18 NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

OLEH :

NI KOMANG DEA ARLITA ANAGUS

( 202109006 )

PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

ISI DENPASAR

2022
“MENGANALISIS SENI TARI PANJI SEMIRANG TERHADAP 18 NILAI
PENDIDIKAN KARAKTER”

 TARI GEBUG ENDE

Tari Gebug Ende adalah tarian rakyat yang merupakan tari adu
ketangkasan, dibawakan oleh kaum laki-laki dengan membawa sebuah tongkat
pemukul dari rotan dan sebuah perisai atau tameng (ende) sebagai pelindung diri
dan penangkis dari serangan lawan. Gebug Ende sebagai sebuah bentuk tari
perang (warrior dance) sangat dipengaruhi oleh kondisi kehidupan masyarakat
Bali, dimana ketika itu berada dalam sistem kekuasaan raja-raja. Tari Gebug Ende
dikatakan sebagai tari perang karena berfungsi untuk melatih ketangkasan dan
keberanian yang dikaitkan dengan unsur-unsur kekebalan. Dalam kehidupan
sosial masyarakat Seraya, Gebug Ende juga memiliki fungsi sebagai hiburan
karena sudah menjadi suatu kegemaran mulai dari anak-anak hingga orang
dewasa.

Tradisi Gebug Ende dimulai setelah pertempuran yang terjadi antara Kerajaan
Karangasem dan Kerajaan Selaparang. Pasukan Kerajaan Karangasem terdiri dari
masyarakat Desa Seraya, Desa Angantelu, dan Desa Bugbug. Pasukan ini
memenangkan pertempuran akibat turunnya hujan lebat, yang kemudian diyakini
sebagai pertolongan dari Hyang Widhi. Mereka kemudian kembali ke desa
masing-masing setelah perang berakhir. Desa Seraya berada di daerah dataran
tinggi, dataran rendah, dan lembah-lembah. Dengan letaknya yang demikian
menjadikan desa ini memiliki hawa yang panas dan curah hujan yang rendah.
Sebagian kehidupan masyarakat di desa Seraya ini bergantung pada hasil panen
yang membuat warganya sangat mengharapkan turunnya hujan. Namun desa
Seraya saat itu dilanda oleh kekeringan berkepanjangan. Mengingat kemenangan
mereka dalam perang, para pasukan ini kemudian melaksanakan upacara
memohon hujan kepada Hyang Widhi disertai dengan permainan peperangan.
Sejak saat itu, ritual Gebug ende menjadi tradisi masyarakat Desa Seraya. Tradisi
yang terus diwariskan dari generasi ke generasi ini membuat tradisi ini tidak
tenggelam oleh zaman, tidak hanya warga lokal saja namun semua lapisan
masyarakat dapan menikmati pertunjukan ini. Gebug yang berarti memukul, dan
Ende yang berarti alat pemukul (tameng). Maka Gebug Ende dapat diartkan
sebagai sebagai suatu pertunjukan dengan gerakan saling memukul menggunakan
rotan dengan alat sebagi pemukul dan ende sebagai alat pelindung diri. Tari
Gebug Ende ini dikategorikan ke dalam pertunjukan tari wali, yang seiring
perkembangannya Gebug Ende juga dapat dikategorikan ke dalam tari bebali dan
bali-balihan hal tersebut karena tari Gebug Ende ini sekarang banyak dikreasikan
dan mengalami modifikasi, dan banyak munculnya tari baru yang terinspirasi dari
tarian ini seperti “Gebug Kreasi” dan “Gebug Light” . Tarian Gebug Ende yang
fungsinya untuk rituan diawali dengan datangnya penari perempuan, lalu
masuknya penari laki-laki, dilanjutkan dengan gerakan sembahyang bersama dan
setelah itu dimulai gerakan megebug. Biasanya setelah para penari laki-laki
selesai mebegug dan kembali ke belakang panggung bersama penari perempuan,
datang lagi sepasang laki-laki untuk megebug (biasanya dibawakan oleh penari
/warga lokal seraya asli) untuk mengakhiri tarian ini. Sedangkatn tarian Gebug
Ende yang fungsinya untuk sarana hiburan hampir sama namun di pertengahan
tarian penari laki-laki yang megebug akan turun dari panggung untuk mencari dua
penonton yang gunanya memberikan penonton itu kesempatan untuk merasakan
bagaimana rasanya megebug hal ini dilakukan untuk menarik perhatian penonton.

 ANALISIS SENI TARI GEBUG ENDE TERHADAP 18 NILAI


PENDIDIKAN KARAKTER

18 nilai karakter merupakan 18 nilai pembentuk karakter bangsa,


hubungannya dengan tarian Panji Semirang ini yaitu:

1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain. Karakter Religius ini hubungannya
dalam tarian ini yaitu seorang pemimpin kerajaan yang harus memiliki
rasa ketakwaan kepada tuhan agar ia dapat menjalankan pemerintahannya
dengan kebajikan. Selain itu juga tarian gebug ende ini memiliki nilai
religius yaitu sebagai sarana ritual pemanggilan hujan di desa seraya
Karangasem.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Karakter Jujur ini hubungannya dalam tarian ini yaitu kejujuran akan apa
yang kita rasakan merupakan hal yang dangat penting, dengan jujur
kepada diri sendiri tentang apa yang kita inginkan dapat memberikan rasa
lega dan bahagia terlepas dari akibat apa yang kita terima seperti dalam
kita melakukan tarian ini dengan rasa jujur maka pesan yang terkandung
dalam tarian ini dapat tersampaikan dengan baik.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Dalam
tarian ini terdapat nilai toleransi hal itu dilihat dari bagaimana penari yang
megebug mentoleransi lawannya dengan tidak memukul lawannya secara
brutal, tetapi memukulnya sesuai dengan kebutuhan tarian (keras namun
tidak sampai menyakiti).
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan. Karakter Disiplin pada tari Gebug Ende yaitu
pada proses ritual pemanggilan hujan dulu masyarakat disiplin pada
tujuannya yaitu menarikan tarian ini agar hujan turun dan pada masa kini
yaitu masyarakat disiplin untuk tetap mengembangkan dan melestarikan
tarian ini sampai sekarang .
5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan. Karakter kerja keras yang terdapat dalam tarian
Gebug Ende ini dimana para penari dan masyarakat di Desa Seraya
tersebut bekerja keras dalam ritual pemanggilan hujan itu untuk
melaksanakan ritual tersebut sampai keinginan mereka yaitu hujan turun
terjadi, selain itu kerja keras penari dalam melakukan gerakan megebug
juga patut diperhatikan.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru
dari sesuatu yang telah dimiliki. Karakter kreatif dalam tarian gebug ende
ini yaitu pada proses pembuatannya, dimana dilihat dari tameng dan alat
pukul yang dibuat menggunakan rotan dan dibentuk sedemikian rupa.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas. Karakter mandiri dalam tarian ini mungkin
kurang menonjol karena tarian ini bentuknya berkelompok dan juga ritual
ini dilaksanakan secara gotong royong.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain. Pada tari Gebug Ende ini sangat
mencerminkan sikap demokratis. Hal tersbut karena masyarakat di Desa
Seraya itu kompak untuk menjalankan rutual pemanggilan hujan ini
bersama dan demi kepentingan bersama.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar. Tarian ini tercipta karena rasa keingin tahuan masyarakat disana
apakah dengan menggadakan rutual pemanggilan hujan dengan salah satu
sarananya yaitu tari Gebug Ende ini dapat mendatangkan hujan.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Karakter
semangat kebangsaan yang terlihat disini yaitu dimana masyarakat disana
memiliki semangat yang sama besar untuk mengatasi kekeringan yang ada
di desa mereka dengan mengadakan rutual ini dan tarian Gebug Ende ini.
11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Karakter
Cinta Tanah Air ini hubungannya adalah masyarakat di Desa Seraya
sangat mencintai desanya, dilihat dari ketika desa itu mengalai kekeringan
yang cukup lama mereka lalu mengadakan sebuah rutual untuk
menanggulangi masalah di desanya .
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain. Karakter menghargai prestasi ini dilihat dari
bagaimana tarian ini berkembang dan terus dikembangkan oleh generasi
penerus karena tarian ini yang sukses baik menjadi sarana ritual maupun
tarian hiburan.
13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain. Di dalam tarian Gebug Ende ini penari ataupun
masyarakat yang menarikan tarian ini sangat komunikatif dan bersahabat,
walaupun dalam tarian ini terlihat mereka seperti berperang namun
setelahnya mereka tidak saling membenci.
14. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain. Dalam tarian Gebug Ende ini mengartikan
masyarakat yang cinta damai dengan sama-sama melaksanakan ritual
bersama demi kepentingan bersama juga.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya. Karakter gemar membaca ini terdapat
dalam tarian dimana saat proses penciptaannya melalui mebaca refrensi-
refrensi.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Karakter peduli
lingkungan ini sangat terlihat dalam tarian Gebug Ende ini, dimana dengan
mengadakan ritual pemanggilan hujan dengan media tarian ini berarti
masyarakat disana sangat peduli dengan lingkungannya. Masyarakat
disana yang melihat telah terjadinya kekeringan yang mengakibatkan
tanaman-tanaman disana mati lalu melakukan ritual pemanggilan hujan.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain
dan masyarakat yang membutuhkan. Pada tari Gebug Ende ini karakter
pedduli sosial terlihat saat masyarakat disana saling bantu membantu
mengatasi massalah kekeringan yang ada di desanya.
18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan
Yang Maha Esa. Karakter tanggung jawab ini hubungannya dalam tarian
ini yaitu terlihat dari masyarakat disana yang memiliki rasa tanggung
jawab akan kemakmuran desanya sendiri.
Daftar Pustaka

Karangasemkab.2013. “Tradisi “Perang” Gebug Ende Seraya : Saling Pukul


Rotan untuk Memohon Hujan”. http://v2.karangasemkab.go.id/index.php/baca-
artikel/24/Tradisi-%E2%80%9CPerang%E2%80%9D-Gebug-Ende-Seraya:-
Saling-Pukul-dengan-Rotan-untuk-Memohon-Hujan . diakses pada 7 Desember
2022 pukul 16.23

Anda mungkin juga menyukai