NIM : PO6224222141
Bullying adalah perilaku agresif yang berulang kali dilakukan oleh individu
atau kelompok terhadap orang-orang atau kelompok lain, menimbulkan kerugian
fisik atau psikologis. Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bully
yang berarti banteng yang senang merunduk kesana kemari. Dalam Bahasa
Indonesia, secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu
orang lemah. Sedangkan secara terminology menurut Ken Rigby, bullying adalah
keinginan untuk menyakiti. Keinginan ini diungkapkan melalui tindakan dan
menyebabkan seseorang menderita. Tindakan ini dilakukan secara langsung oleh
seseorang atau sekelompok orang yang lebih kuat, yang tidak bertanggung jawab,
sering diulang dan dilakukan secara langsung oleh individu atau kelompok orang
yang ingin melakukannya. Bullying adalah suatu bentuk perilaku kekerasan yang
melibatkan secara psikologis ataupun fisik terhadap seseorang atau sekelompok
orang yang lebih “lemah” oleh seseorang atau sekelompok orang. Pelaku bullying
yang sering di sebut sebagai pelaku bully bisa seseorang, atau sekelompok orang,
dan dia sadar bahwa dia memiliki kekuatan untuk melakukan apa saja terhadap
korbannya. Korban juga mempersepsikan dirinya sebagai orang yang lemah, tidak
berdaya dan selalu merasa terancam oleh bully (Adiyono et al., 2022).
Ada beberapa teori mengenai masa remaja menurut para ahli seperti
Hurlock, Santrock serta World Health Organization (WHO) yang seringkali dikutip
dalam berbagai penelitian. Masa remaja didefinisikan sebagai masa transisi dari
masa kanak – kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan adanya perkembangan
biologis, kognitif, serta social emosional. Masa remaja berada dalam rentang usia
12 – 22 tahun. Dalam periode ini, mereka mencoba mencari jati diri atau identitas,
mempelajari ilmu serta ketrampilan baru, belajar untuk mengontrol emosi dan relasi
sosial mereka. Pada masa ini remaja membutuhkan pengakuan Kesehatan
perkembangan secara kognitif, emosional, seksual dan psikologis selama masa
remaja sangat ditunjang oleh adanya lingkungan yang aman, memberikan
dukungan serta proteksi bagi para remaja (Amin, 2020).