Anda di halaman 1dari 15

Analisis Perencanaan Peningkatan

Brand Image dalam Pengembangan


Produk Agroindustri Kering Kentang
Menggunakan Metode Quality
Function Development (QFD)
Adelia Putri Faradilla (F3401201077)
Yazalfa Intan Putri Hastanto (F3401201107)
K2
Latar Belakang (Kasus)
Kering kentang merupakan salah satu produk olahan kentang yang dapat
dijadikan sebagai cemilan atau lauk dan berpotensi menjadi produk olahan kentang
yang banyak diminati konsumen. Namun, produk kering kentang ini masih belum
begitu dikenal di kalangan konsumen luas, pemasarannya belum optimal, dan kualitas
produksi yang belum optimal sehingga perlu meningkatkan brand image. Brand
image merupakan jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat
suatu merek. Sehingga peningkatan brand image menjadi salah satu alternatif supaya
perusahaan dapat mencapai target yang telah ditetapkan dan mampu bertahan serta
bersaing. Dalam memenuhi atribut untuk meningkatkan brand image yang sesuai
dengan keinginan konsumen serta mengembangkan produk yang sesuai dengan
keinginan konsumen dapat dilakukan dengan analisis kualitatif menggunakan metode
Quality Function Development (QFD).
Kemampuan Perusahaan dalam
Mengembangkan Produk (Respon Teknis)

1. Pemilihan bahan baku berkualitas


2. Proses produksi sesuai standar
3. Perluasan iklan melalui internet
4. Perubahan kemasan
5. Pembuatan desain logo
Harapan Pelanggan
1. Harga
2. Legalitas
Kekuatan 3. Iklan
4. Daya Tahan
1. Rasa
Harapan 2. Aroma
Keunikan 3. Tekstur
Pelanggan 4. Warna
5. Kemasan

1. Nama Merk
Favorable 2. Desain Logo dan Gambar
House of Quality

Nilai prioritas merupakan perhitungan perkalian bobot normal dengan


nilai hubungan antara persyaratan pelanggan dan respon teknis. Nilai
prioritas akan mempresentasikan bagaimana kontribusi respon teknis
terhadap harapan pelanggan, sedangkan kontribusi merupakan
persentase dari nilai prioritas dengan range 0-1. Respon teknis yang
mempunyai prioritas dan kontribusi tinggi sangat perlu ditingkatkan
untuk memenuhi harapan konsumen yang tujuannya kepada
pengembangan produk.
Matriks House of Quality
Pembahasan

Berdasarkan nilai target dan prioritas respon teknis pada matriks


House of Quality, maka dapat diketahui bahwa pemilihan bahan
baku menjadi prioritas pertama untuk dipertahankan, sedangkan
yang kedua yaitu proses produksi. Perluasan iklan merupakan
respon teknis yang mempunyai prioritas ketiga untuk lebih
ditingkatkan, respon teknis perubahan kemasan berada pada
prioritas keempat, serta yang terakhir untuk ditingkatkan adalah
pembuatan desain logo. Setelah tahap penyusunan matriks
House of Quality, tahap selanjutnya adalah penyusunan matriks
Part/Design Deployment.
Matriks Part/Design Deployment
Pembahasan

Matriks Part/Design Deployment menunjukkan hubungan antara part kritis dengan respon
teknis. Berikut adalah salah satu contoh hubungannya.

● Hubungan Kuat
Bentuk kemasan dan bahan kemasan dengan respon teknis perubahan kemasan.
● Hubungan Sedang
Bentuk kemasan dengan respon teknis perluasan iklan.
● Hubungan Lemah
Jenis bahan baku dengan respon teknis proses produksi
● Tidak Memiliki Hubungan
Jenis bahan baku dengan respon teknis pembuatan desain logo produk.
Nilai bobot kepentingan pada matriks Part/Design Deployment diperoleh dengan cara
mengalikan nilai hubungan antara respon teknis dengan part kritis. Part kritis jenis
bahan baku memiliki bobot kepentingan paling tinggi sehingga diprioritaskan pertama
Pembahasan
dalam hal ini. Ciri bahan baku (kentang) yang berkualitas ialah kulit umbi kentang
tidak mudah terkelupas atau lecet, berkulit mulus, bertekstur padat serta tidak
mempunyai retakan di masing-masing sisinya. Selanjutnya, part kritis sanitasi alat
produksi dan SOP proses produksi mempunyai bobot kepentingan yang sama
sehingga memiliki prioritas yang sama pula. Kemudian, part kritis selanjutnya sesuai
dengan bobot kepentingan dan prioritas dibawahnya adalah bentuk logo, bentuk
kemasan, desain iklan, media iklan, bahan kemasan, alat pengemasan, dan warna
logo.
Titik Kritis

*Waktu penggorengan 5 menit


Titik Kritis
Pembahasan
Dalam waktu 5 menit, rata-rata suhu penggorengan
kentang untuk dijadikan produk kering kentang adalah
160oC. Apabila suhu penggorengan berada pada titik
di atas batas atas maka tingkat kematangan kentang
sangat tinggi sehingga menjadi gosong dan berubah
warna menjadi coklat. Sedangkan jika suhu
penggorengan berada pada titik di bawah batas bawah
maka tingkat kematangan kentang akan sangat rendah
(tidak matang) dan tidak renyah.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa harapan konsumen terhadap brand image sesuai prioritas
yaitu atribut yang perlu ditingkatkan dengan nilai bobot normal 0,1 adalah legalitas, iklan,
daya tahan, kemasan, dan desain logo. Atribut yang perlu dijaga dan dipertahankan
dengan bobot normal 0,096 adalah harga dan rasa. Serta atribut yang perlu dijaga dan
dipertahankan dengan bobot normal 0,077 adalah aroma, tekstur, warna dan nama.
Selain itu, disimpulkan bahwa suhu rata-rata penggorengan kentang paling baik adalah
160oC hingga menghasilkan produk kering kentang yang matang sempurna dan renyah.
DAFTAR PUSTAKA
Maulidah S, Santoso H, Yudhi F. 2014. Peningkatan brand image (citra merek)
dalam rangka pengembangan produk agroindustri kering kentang (studi
kasus pada kering kentang “Kirana” di Kabupaten Tuban). SEPA. 11(1): 98-
109.

Anda mungkin juga menyukai