Anda di halaman 1dari 3

I.

Latar Belakang

Bahan pangan atau produk pangan yang kita makan dalam kehidupan sehari-hari memiliki
kandungan air. Kadar air merupakan komponen penting dalam bahan pangan karena kadar air dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan (Ciptawati et al. 2021). Bahkan dalam
bahan makanan yang kering sekalipun, seperti buah kering, tepung serta biji-bijian terkandung air
dalam jumlah tertentu. Kadar air dalam bahan pangan pun ikut menentukan acceptability, kesegaran,
dan daya tahan (Winarno 2014)

Bahan pangan segar cenderung memiliki kandungan air yang lebih tinggi daripada bahan kering
sehingga bahan pangan segar menjadi lebih mudah rusak. Hal tersebut disebabkan mikroorganisme
lebih mudah tumbuh pada bahan pangan segar karena tingginya kadar air. Sebab jumlah air bebas
dalam bahan pangan dapat digunakan sebagai media pertumbuhan oleh mikroorganisme. Oleh
karena itu, analisis kadar air pada suatu bahan pangan menjadi hal yang sangat penting. Dengan
mengetahui kadar air suatu bahan pangan maka kita dapat memberikan penanganan yang tepat
pada proses pengolahan maupun pendistribusian (Prasetyo et al. 2019).

II. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk melakukan analisis kadar air bahan agroindustri dengan berbagai
metode.

III. Metodologi

Alat dan Bahan

Alat yang diperlukan……………… Bahan yang digunakan adalah………………

Metode (dalam bentuk diagram alir)

IV. Pembahasan
1. Jelaskan sifat fisik bahan yang digunakan pada praktikum
Pada praktikum ini menggunakan beberapa bahan seperti cabai merah,
bawang merah, kunyit, singkong, ubi, jamur kuping. Sampel pertama yaitu cabai
merah keriting dengan arah tumbuh buah ke bawah dengan ujung buah runcing,
permukaan licin mengkilat, bertangkai pendek. Panjang buah 11–13 cm, diameter
buah 0,8–1,1 cm berwarna merah dan rasanya sangat pedas (Agustina et al. 2014).

Sampel kedua yaitu bawang merah dengan bentuk umbi bulat dengan
ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2-3 butir, warna umbi merah
keunguan, memiliki ukuran umbi sedang yaitu 60-10 g (Harahap et al. 2022). Sampel
ketiga adalah kunyit. Rimpang kunyit berbentuk panjang dan bulat dengan diameter
sebesar 1-2 cm serta panjangnya 3- 6 cm bentuk rimpangnya panjang dan bulat
dengan diameter sebesar 1-2 cm serta panjangnya 3- 6 cm (Shan dan Iskandar 2018).
Rimpang kunyit memiliki kandungan kimia yaitu zat warna kuning yang disebut
kurkuminoid (Depitri et al. 2021)
Sampel keempat singkong. Singkong memiliki bentuk lonjong dengan daging
menggelembung di bagian tengah dan mengerucut di kedua sisinya. Panjang fisik
umbi ini rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari
jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-
kuningan dengan tekstur daging yang keras dan terbungkus oleh kulit singkong yang
berwarna coklat tua atau coklat kehitamanan (Utama dan Rukismono 2018).

Sampel kelima adalah ubi jalar dengan bentuk umbi umumnya bulat,
permukaan kulitnya tidak rata, daging umbi lebih keras dan rasanya lebih manis. Ubi
jalar putih memiliki aroma, rasa dan sifat-sifat yang baik untuk dimasak (Rosidah
2014). Dan sampel terakhir yaitu jamur kuping. Jamur kuping memiliki bentuk mirip
daun telinga dengan warna coklat muda sampai kemerahan. Tubuh buahnya
berlekuk-lekuk selebar 3-8 cm. Permukaan atasnya agak mengkilap berurat dan
berbulu halus mirip beludru di bagian bawahnya (Hadiyanti et al. 2020).

2. Jelaskan sifat kimia bahan yang digunakan pada praktikum


Bamer (Ladeska et al., 2020)
Singkong (nova, K & fatmi, 2018)
Cabai (Montoya-Ballesteros et al., 2014)
Ubi (Alamsyah et al., 2020)
Kunyit (Hosseini et al., 2017)
Jamur (TJOKROKUSUMO, 2015)
3. Jelaskan tujuan dan prinsip masing-masing uji

Tujuan uji metode inframerah adalah mendeteksi berat yang hilang karena
pemanasan dan pengeringan. Metode inframerah didasarkan pada teknik
spektrofotometri yang didasarkan pada penyerapan inframerah oleh senyawa pada
sampel yang dianalisis (Zulfahrizal et al. 2015).

4. Bahas semua data hasil praktikum dan bandingkan dengan literatur dan kelompok
lain
(Hosseini et al., 2017)

Harini N, Marianty R, Wahyudi VA. 2019. Analisa Pangan. Sidoarjo: Zifatama Jawara

Winarno F.G. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2004.

Winarno, F. (2014). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.

Agustina, S., Widodo, P., & Hidayah, H. A. (2014). ANALISIS FENETIK KULTIVAR CABAI BESAR
Capsicum annuum L. DAN CABAI KECIL Capsicum frutescens L. Scripta Biologica, 1(1), 113.
https://doi.org/10.20884/1.sb.2014.1.1.36
Alamsyah, Wardi, Z., Hermawati, & Yacub, N. (2020). Penggunaan Ubi Jalar Merah (I Pomoea Batatas
Poir). Saintis, 1, 16–22.
Ciptawati, E., Budi Rachman, I., Oktiyani Rusdi, H., & Alvionita, M. (2021). Analisis Perbandingan
Proses Pengolahan Ikan Lele terhadap Kadar Nutrisinya. IJCA (Indonesian Journal of Chemical
Analysis), 4(1), 40–46. https://doi.org/10.20885/ijca.vol4.iss1.art5
Depitri, Maulana, I., & Sadiyah, E. R. (2021). Studi Literatur Perbandingan Aktivitas Antioksidan dan
Antiinflamasi dari Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica Val.) di Indonesia, Malaysia,
Bangladesh dan Jepang. Prosiding Farmasi, 130-.
Hadiyanti, N., Aji, S. B., & Saptorini. (2020). ( Auricularia auriculajudae ) PADA BERBAGAI KOMPOSISI
MEDIA TANAM By Nugraheni hadiyanti. Agroteknologi Dan Agribisnis, 4(1), 1–14.
Harahap, A. S., Luta, D. A., Sri, D., & Sitepu, M. B. (2022). KARAKTERISTIK AGRONOMI BEBERAPA
VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DATARAN RENDAH. Seminar Nasional
UNIBA Surakarta, 287–296.
Harini N, Marianty R, Wahyudi VA. 2019. Analisa Pangan. Sidoarjo: Zifatama Jawara

Hosseini, M., Hassanian, S. M., Mohammadzadeh, E., ShahidSales, S., Maftouh, M., Fayazbakhsh, H.,
Khazaei, M., & Avan, A. (2017). Therapeutic Potential of Curcumin in Treatment of Pancreatic
Cancer: Current Status and Future Perspectives. Journal of Cellular Biochemistry, 118(7), 1634–
1638. https://doi.org/10.1002/jcb.25897
Ladeska, V., Rindita, Amyra, N., & Dwi Veranthy, T. (2020). Physicochemical Analysis and Antioxidant
Activity of Onion Bulbs (Allium cepa L.). Jurnal Jamu Indonesia, 5(2), 56–67.
https://doi.org/10.29244/jji.v5i2.170
Montoya-Ballesteros, L. C., González-León, A., García-Alvarado, M. A., & Rodríguez-Jimenes, G. C.
(2014). Bioactive Compounds During Drying of Chili Peppers. Drying Technology, 32(12), 1486–
1499. https://doi.org/10.1080/07373937.2014.902381
nova, K & fatmi, W. (2018). Guru Biologi SMAN 8 Mataram. Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen,” 1
no. 2(institut keguruan dan ilmu pendidikan (IKIP)), 117–121.
Prasetyo, T. F., Isdiana, A. F., & Sujadi, H. (2019). Implementasi Alat Pendeteksi Kadar Air pada Bahan
Pangan Berbasis Internet Of Things. SMARTICS Journal, 5(2), 81–96.
https://doi.org/10.21067/smartics.v5i2.3700
Rosidah. (2014). Potensi Ubi Jalar Sebagai Bahan Baku Industri Pangan. Teknobuga, 1(1), 44–52.
TJOKROKUSUMO, D. (2015). Diversitas jamur pangan terhadap kandungan beta-glukan dan
manfaatnya terhadap kesehatan. 1(September), 1520–1523.
https://doi.org/10.13057/psnmbi/m010646
Utama, Y. A. K., & Rukismono, M. (2018). Singkong-man VS Gadung-man. In Buku.
http://repository.widyakartika.ac.id/676/1/SINGKONG-MAN VS GADUNG-MAN.pdf
Yuan Shan, C., & Iskandar, Y. (2018). Studi Kandungan Kimia dan Aktivitas Farmakologi Tanaman
Kunyit (Curcuma longa L.). Farmaka, 16(2), 547–555.

Anda mungkin juga menyukai