Anda di halaman 1dari 354

PEDOMAN PENINGKATAN MUTU

PERATURAN DIREKTUR
Nomor :
TENTANG
PEDOMAN PENINGKATAN MUTU
RSUD ILAGA

DIREKTUR RSUD ILAGA


Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUD
Ilaga maka diperlukan penyelenggaraan upaya peningkatan
mutu dan keselamatan pasien yang terkoordinasi dengan
baik;
b. bahwa upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di
RSUD Ilaga dapat terlaksana dengan baik perlu adanya
Peraturan Direktur RSUD Ilaga sebagai landasan bagi upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RSUD Ilaga;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam butir (a) dan (b), perlu ditetapkan dengan keputusan
Direktur RSUD Ilaga;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007


Tentang Perseroan Terbatas;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit;
4. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Pengorganisasian Rumah Sakit;
5. Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan PerumahSakitan;
6. Pedoman Tata Naskah Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Tata
Naskah Di Lingkungan Kemenkes;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 80 Tahun 2020
Tentang Komite Mutu Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2020
Tentang Akreditasi Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;

i
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 2018 Tentang Pengawasan di Bidang Kesehatan;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 11
tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
496/MENKES/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit;
16. Permenkes RI No. 1128 tentang Standar Akreditasi Rumah
Sakit 2022
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 308)
18. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.01.07/MENKES/503/2020 tentang Komite Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
19. Keputusan Direktur Utama PT. RSUD Ilaga Nomor
004/SK/RSUDILAGA/V/2021 Tentang Corporate by Laws
PT. RSUD Ilaga;
20. Keputusan Direktur Utama PT. RSUD Ilaga Nomor
004/RSUDILAGA/SK/DIR/IV/2022 Tentang
Pengangkatan Direktur RSUD Ilaga;
21. Keputusan Direktur RSUD Ilaga Nomor
066/RSUDILAGA/KEP/DIR/IV/2022 Tentanga Struktur
Organisasi RSUD Ilaga;
22. Keputusan Direktur RSUD Ilaga Nomor
196/RSUDILAGA/KEP/DIR/IV/2022 Tentang Pedoman
Pengorganisasian RSUD Ilaga;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RSUD ILAGA TENTANG


PEDOMAN PENINGKATAN MUTU DI RSUD ILAGA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan :
(1) Komite Mutu Rumah Sakit yang selanjutnya disebut Komite Mutu adalah unsur
organisasi Non struktural yang membantu kepala atau direktur rumah sakit dalam
mengelola dan memandu program peningkatan mutu dan keselamatan pasien, serta
mempertahankan standar pelayanan rumah sakit.

ii
(2) Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
(3) Direktur Rumah Sakit adalah pimpinan tertinggi di Rumah Sakit yang bertugas
memimpin penyelenggaraan Rumah Sakit.
(4) Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien atau yang disingkat PMKP adalah
upaya meningkakan mutu secara keseluruhan dengan terus menerus mengurangi
risiko terhadap pasien dan staf baik dalam proses klinis maupun lingkungan fisik.
(5) Upaya Peningkatan Mutu adalah upaya terus menerus yang berkesinambungan
untuk mencapai mutu yang tinggi. Mutu adalah sesuatu yang bersifat persepsi dan
dipahami berbeda oleh orang yang berbeda namun berimplikasi pada superioritas
sesuatu hal.
(6) Clinical Pathway adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang
merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar
pelayanan medis dan asesmen keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil
yang terukur dan dalam jangkauan waktu tertentu selama di rumah sakit.

BAB II
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

Pasal 2
(1) RSUD Ilaga wajib menyelenggarakan tata kelola mutu.
(2) Tata kelola mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk
meningkatkan mutu Rumah Sakit dan mempertahankan standar pelayanan
Rumah Sakit.
Pasal 3
(1) Penyelenggaraan tata kelola mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat
dilakukan melalui pembentukan Komite Mutu.
(2) Komite Mutu dibentuk oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit dan ditetapkan
dengan surat keputusan.
(3) Komite Mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala atau Direktur Rumah Sakit.
(4) Susunan organisasi Komite Mutu paling sedikit terdiri atas:
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota

iii
(5) Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a tidak boleh merangkap sebagai
pejabat struktural di Rumah Sakit.
(6) Ketua, sekretaris, dan anggota Komite Mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dipilih dan diangkat oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit.
(7) Keanggotaan Komite Mutu paling sedikit terdiri atas:
a. Tenaga medis
b. Tenaga keperawatan
c. Tenaga kesehatan lain
d. Tenaga Non kesehatan

Pasal 4
Pedoman peningkatan mutu ini bertujuan untuk:
(1) Mengelola kegiatan peningkatan mutu
(2) Sebagai acuan dalam pemilihan, pengumpulan, analisis dan validasi data
indikator mutu.
(3) Sebagai acuan dalam mencapai dan mempertahankan perbaikan.

Pasal 5
Manfaat dari pedoman mutu ini adalah meningkatkan mutu layanan dengan
mengedepankan keselamatan pasien.

Pasal 6
Kegiatan peningkatan mutu memerlukan regulasi yang didasarkan pada referensi
ilmiah terikini, yaitu:
(1) Literatur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk
mendukung asuhan pasien terkini, misalnya pedoman nasional pelayanan
kedokteran.
international Clinical guidelines, pedoman nasional asuhan keperawatan dan
informasi lainnya sesuai kebutuhan rumah sakit, misalnya data indikator mutu di
tingkat nasional atau internasional.
(2) Literatur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk
mendukung penelitian (khusus untuk rumah sakit Pendidikan).
(3) Literatur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk
mendukung terselenggaranya manajemen yang baik.
(4) Literatur dan Informasi lainnya sesuai kebutuhan rumah sakit, misalnya data
indikator mutu di tingkat nasional atau internasional.

iv
(5) Peraturan perundang-undangan terkait dengan mutu dan keselamatan pasien di
rumah sakit termasuk pedoman-pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah.

BAB III
PENGELOLAAN PENINGKATAN MUTU RUMAH SAKIT
Bagian Kesatu
Direktur Rumah Sakit

Pasal 7
(1) Direktur Rumah Sakit berkolaborasi dalam melaksanakan program peningkatan
mutu dan keselamatan pasien dengan Komite Mutu Rumah Sakit.
(2) Direktur menetapkan proses yang dijadikan prioritas untuk dilakukan evaluasi
dan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang harus
dilaksanakan.
(3) Direktur memberikan bantuan teknologi dan dukungan lainnya untuk
mendukung program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
(4) Direktur merencanakan semua staf diberi pelatihan untuk ikut serta dalam
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

Bagian Kedua
Perencanaan

Pasal 8
Kegiatan perencanaan peningkatan mutu direncanakan setiap satu tahun oleh Komite
Mutu Rumah Sakit. Rancangan proses tersebut berdasarkan:
(1) Konsisten dengan misi dan rencana organisasi.
(2) Memenuhi kebutuhan pasien, masyarakat, staf dan lainnya.
(3) Menggunakan Panduan Praktik Klinik terkini, standar pelayanan medik
kepustakaan ilmiah dan informasi lain berdasarkan desain praktik klinik.
(4) Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat.
(5) Relevan dengan informasi dari manajemen risiko.
(6) Berdasarkan pengetahuan dan ketrampilan yang ada di rumah sakit.
(7) Berdasarkan praktik yang baik atau lebih baik atau sangat baik dari rumah sakit
lain.
(8) Menggunakan informasi dari pengukuran kegiatan peningkatan mutu terkait.
(9) Mengintegrasikan dan menggabungkan berbagai proses dari sistem.

v
Bagian Ketiga
Pelaksanaan

Pasal 9
Pelaksanaan kegiatan mutu dilakukan oleh semua unit di RSUD Ilaga.

Bagian Keempat
Monitoring dan Evaluasi

Pasal 10
(1) Monitoring dan supervisi kegiatan pengumpulan data peningkatan mutu
dilakukan oleh Komite Mutu Rumah sakit dan Direktur Rumah Sakit.
(2) Direktur dan Komite Mutu Rumah Sakit menyampaikan hasil supervisi dalam
rapat rutin dan insidentil.
Pasal 11
Evaluasi pencapaian program peningkatan mutu dilakukan setiap 3 bulan
menggunakan siklus PDSA (Plan, Do, Study, Action).

BAB IV
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT

Pasal 12
Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien membutuhkan kolaborasi dan
komitmen melalui pendekatan multidisiplin, meliputi:
(1) Peran sistem rancang dan rancang ulang dalam proses peningkatan.
(2) Pendekatan multidisiplin dengan semua bagian dan unit kerja pelayanan di
rumah sakit dimasukkan dalam program.
(3) Koordinasi antara unit kerja terkait mutu dan keselamatan pasien, seperti
pengendalian mutu di laboratorium klinis, program manajemen risiko, program
manajemen risiko fasilitas, keselamatan pasien atau program lainnya. Program
termasuk perbaikan outcome pasien, karena pasien menerima asuhan dari
banyak bagian, dan pelayanan dari berbagai staf klinis.
(4) Pendekatan sistemik dalam hal aplikasi proses dan pengetahuan yang seragam
dalam melaksanakan semua kegiatan peningkatan dan keselamatan pasien.

vi
Pasal 13
(1) Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien dilakukan melalui
penetapan, pemantauan dan peningkatan area prioritas yang meliputi: indikator
area klinis, indikator area manajemen, indikator sasaran keselamatan pasien,
analisis dan validasi data dan audit Clinical Pathway.
(2) Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien lainnya meliputi penetapan,
pemantauan dan peningkatan: indikator kinerja individu, indikator kinerja unit,
indikator mutu nasional, benchmarking, pendidikan dan pelatihan PMKP,
evaluasi kontrak, pencegahan dan pengendalian infeksi, dokumentasi perbaikan,
pengukuran budaya keselamatan pasien, pengukuran kepuasan pasien serta
manajemen risiko.
Pasal 14
Perubahan area prioritas program peningkatan mutu dan keselamatan pasien dapat
dilakukan sewaktu-waktu apabila terjadi wabah atau bencana yang mempengaruhi
layanan rumah sakit.

BAB V
SISTEM MANAJEMEN DATA MUTU

Pasal 15
Rumah Sakit menyediakan teknologi dan dukungan lainnya untuk mendukung
system manajemen data pengukuran mutu terintegrasi sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi.
Pasal 16
Rumah sakit mempunyai regulasi sistem manajemen data, antara lain meliputi:
(1) Rumah Sakit mempunyai sistem manajemen data yang didukung dengan
teknologi informasi, mulai dari pengumpulan, pelaporan, analisis, validasi, serta
publikasi data untuk internal rumah sakit dan eksternal Rumah Sakit. Publikasi
data tetap harus memperhatikan kerahasiaan pasien sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(2) Data yang dimaksud meliputi, data dari indikator mutu prioritas rumah sakit,
indikator mutu unit pelayanan, indikator mutu unit dan indikator mutu nasional.
(3) Data hasil surveillans pencegahan dan pengendalian infeksi.
(4) Data hasil monitoring kinerja staf klinis (bila monitoring kinerja menggunakan
indikator mutu).
(5) Integrasi seluruh data diatas baik di tingkat rumah sakit dan unit kerja meliputi:
pengumpulan, pelaporan, analisis, validasi dan publikasi indikator mutu.

vii
Pasal 17
(1) Data pencapaian program peningkatan mutu dan keselamatan pasien dapat
dipublikasikan melalui rapat atau pertemuan staf, papan informasi rumah sakit,
website rumah sakit, media cetak dan elektronik setelah proses validasi dan
instruksi rencana tindak lanjut oleh Direktur Rumah Sakit
(2) Semua hal terkait yang peningkatan mutu dikomunikasi termasuk kemajuan
dalam hal penerapan sasaran keselamatan pasien

BAB VI
PELAPORAN

Pasal 18
(1) Data pencapaian program peningkatan mutu harus dianalisis dan divalidasi oleh
Komite Mutu Rumah Sakit, agar data yang disampaikan valid dan reliabel
(2) Pelaporan pencapaian program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
dilaporkan setiap tiga bulan kepada Direktur RSUD Ilaga dan tiap tiga bulan ke
PT RSUD Ilaga

BAB VII
MONITORING DAN EVALUASI

Pasal 19
Direktur dan Komite Mutu Rumah Sakit melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

Pasal 20
(1) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 bertujuan
agar Rumah Sakit dapat mempertahankan atau meningkatkan pelayanan
Rumah Sakit
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui:
a. Sosialisasi, supervisi, konsultasi, dan bimbingan teknis;

b. Pendidikan dan pelatihan; dan/atau

c. Pemantauan dan evaluasi.

viii
CamScanner
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR
RSUD ILAGA NOMOR 170/RSUD
ILAGA/PER/DIR/IV/2022 TENTANG
PEDOMAN PENINGKATAN MUTU

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengelolaan rumah sakit adalah pengelolaan yang penuh dengan risiko dan
harus memenuhi mutu pelayanan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Untuk memperbaiki mutu secara keseluruhan, Pengelola rumah sakit perlu
secara terus menerus mengurangi resiko terhadap pasien dan staf. Risiko
semacam ini dapat muncul dalam proses klinis, manajerial dan lingkungan fisik
rumah sakit.
Upaya peningkatan mutu ini untuk menjawab tantangan yang terus
berkembang di masyarakat. Upaya tersebut harus dapat diukur. Pengukuran
upaya itu melalui pencapaian indikator – indikator yang ditetapkan mulai tingkat
rumah sakit, nasional dan dunia. Pelaksanaan peningkatan mutu harus mengacu
ke perundang-undangan yang ada.
Menurut Permenkes No.11 Tahun 2017 pasal 1 menyatakan bahwa
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah
sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah
sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau
petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang
bias berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan
lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan ”bisnis” rumah sakit yang terkait dengan
kelangsungan hidup rumah sakit. Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah

1
penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit, dimana tatalaksana pasien
bukan hanya sekedar tatalaksana klinis namun harus dilaksanakan secara holistik
dengan melibatkan lintas sektoral.
Mutu dan keselamatan pasien sebenarnya sudah ada (tertanam) dalam
kegiatan pekerjaan sehari-hari dari tenaga kesehatan profesional dan tenaga
lainnya. Pada waktu dokter dan perawat menilai kebutuhan pasien dan upayanya
mengurangi risiko, hal ini dapat membantu untuk melakukan perbaikan nyata
dalam hal menolong pasien dan mengurangi risiko. Demikian juga bagi para
manajer, pendukung staf dan lainnya, mereka dapat menerapkan standar pada
pekerjaan sehari-hari untuk menuju pada proses lebih efisien, penggunaan
sumber daya lebih rasional dan risiko fisik dikurangi.
Dalam hal ini dapat ditekankan bahwa perencanaan, perancangan, monitor,
analisis dan perbaikan proses klinik serta manajemen harus di kelola dengan
baik dengan sifat kepemimpinan jelas agar tercapai hasil maksimal. Pendekatan
ini memberi arti bahwa sebagian besar proses pelayanan klinik terkait dengan
satu atau lebih unit pelayanan lainnya maupun dengan kegiatan dari individual
lainnya. Juga pendekatan ini memperhitungkan keterikatan antara mutu klinik
dan manajemen. Jadi, upaya untuk memperbaiki proses harus merujuk pada
pengelolaan manajemen mutu dari organisasi dengan kendali dari komite
perbaikan mutu dan keselamatan pasien.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi masing-masing unit kerja dalam memberikan
pelayanan kepada pasien yang bermutu dengan memperhatikan keselamatan
pasien.
2. Tujuan Khusus
a Mengelola kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
b Sebagai acuan dalam pemilihan, pengumpulan, analisis dan validasi data
indikator mutu.
c Sebagai acuan dalam pelaporan dan analisis insiden keselamatan pasien.
d Sebagai acuan dalam mencapai dan mempertahankan perbaikan.

C. Sasaran
1. Tercapainya pengelolaan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
yang baik.

2
2. Tercapainya kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan validasi data
indikator mutu.
3. Tercapainya pelaporan dan analisis insiden keselamatan pasien yang baik.
4. Tercapainya kegiatan untuk melakukan perbaikan dan mempertahankan
perbaikan.

3
BAB II
PENGERTIAN PENINGKATAN MUTU

Peningkatan mutu dan keselamatan pasien merupakan proses kegiatan yang


berkesinambungan (continuous improvement) yang dilaksanaan dengan koordinasi dan
integrasi antara unit pelayanan dan komite-komite (Komite Medik, Komite
Keperawatan, Komite/Tim PPI, Komite K3 dan fasilitas, Komite Etik, Komite PPRA,
dan lain-lainnya Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan
keseluruhan upaya dan kegiatan secara komprehensif dan integratif memantau dan
menilai mutu pelayanan kesehatan, memecahkan masalah- masalah yang ada dan
mencari jalan keluarnya, sehingga mutu pelayanan kesehatan diharapkan akan lebih
baik.
Di rumah sakit upaya peningkatan mutu pelayanan adalah kegiatan yang
bertujuan memberikan asuhan atau pelayanan sebaik-baiknya kepada pasien . Bagi
mereka yang bekerja secara langsung terlibat dalam memberikan asuhan atau
pelayanan kepada pasien. Pemberian asuhan atau pelayanan yang sebaik mungkin
merupakan konsep yang nyata. Namun bagi mereka yang tidak bekerja secara
langsung terlibat pasien, tujuannya adalah pemberian pelayanan sebaik mungkin
kepada rumah sakit, fasilitas dan staf. Mutu asuhan dan pelayanan kepada pasien
dapat lebih baik diberikan dalam suatu organisasi yang berjalan baik dengan staf
yang memiliki rasa kepuasan.
Upaya peningikatan mutu pelayanan rumah sakit akan sangat berarti dan
efektif bilamana upaya peningkatan mutu menjadi tujuan sehari-hari dari setiap
organisasi termasuk pimpinan/direktur, unit pelayanan, dan staf manajemen .

4
BAB III
PENETAPAN ORGANISASI

Komite Mutu dibentuk oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit dan ditetapkan
dengan surat keputusan. Komite Mutu sebagaimana dimaksud berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala atau Direktur Rumah Sakit. Susunan Organisasi
Komite Mutu RSUD Ilaga adalah sebagai berikut:
Ketua : dr. Rima Delima Hartono
Sekretaris : Inda Nur Mufida,
A.Md.Kep Sub Komite Mutu RS
PJ : Mala Nuraif Tri Ningtias.
Anggota : Lusia Nevi Cicilia Febrianti,
Amd.Kep. Eka Dinda Wahyuningsih,
Amd.Farm. Putri Rahmania Agustin,
S.Kep., Ners
Sub Komite Keselamatan Pasien RS
PJ : Rofida Erlin Dinar, A.Md. Kep
Anggota : Widya Demastuti, A.Md.Kes
Wahyu Erisa Fitri., AMd.Keb
Sub Komite Manajemen Risiko
PJ : Kartika Gusti Rahmadhani, S.Kep.Ners
Anggota : Nur Ana Ekawati, S.Kep.,Ners

5
BAB IV
PENGATURAN PERAN PIMPINAN DALAM PENINGKATAN
MUTU RUMAH SAKIT

Peran para pimpinan rumah sakit termasuk dalam mengembangkan program


mutu dan keselamatan pasien sangat penting. Pimpinan rumah sakit memiliki peran
dan tugas dalam pengelolaan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
antara lain:
1. Pimpinan rumah sakit memilih mekanisme pengukuran data untuk meningkatkan
mutu dan keselamatan pasien
2. Memberikan arahan dan dukungan terhadap pelaksanaan program yaitu
menyediakan sumber daya yang cukup agar Komite Mutu dapat bekerja secara
efektif.
3. Pimpinan rumah sakit juga menerapkan mekanisme dan proses untuk memantau dan
melakukan koordinasi secara menyeluruh terhadap penerapan program di rumah
sakit. Koordinasi ini dapat tercapai melalui pemantauan dari Komite Mutu, atau
struktur lainnya. Koordinasi menggunakan pendekatan sistem untuk pemantauan
mutu dan aktivitas perbaikan sehingga mengurangi duplikasi; misalnya terdapat dua
unit yang secara independen mengukur suatu proses atau luaran yang sama.
4. Komunikasi dan pemberian informasi tentang hasil program PMKP secara berkala
setiap triwulan kepada Direktur dan staf merupakan hal yang penting Informasi
yang diberikan mencakup hasil pengukuran data, proyek perbaikan mutu yang baru
akan dilaksanakan atau proyek perbaikan mutu yang sudah diselesaikan, hasil
pencapaian Sasaran Keselamatan Pasien, penelitian terkini dan program kaji
banding.
5. Tanggung jawab direktur dan pimpinan RS adalah menetapkan Prioritas perbaikan
di tingkat RS yaitu perbaikan yang akan berdampak luas/menyeluruh dan dapat
dilakukan di berbagai unit klinis maupun Non klinis. Prioritas perbaikan tersebut
harus dilakukan pengukuran dalam bentuk indikator mutu prioritas RS (IMP-RS).
Sedangkan peran pemilik representatif, atau Direktur Utama PT. RSUD Ilaga
adalah sebagai pengawas program PMKP dan Manajemen Risiko di rumah sakit
yaitu dengan mengkaji dan menyutujui regulasi mengenai PMKP dan
Manajemen Risiko di rumah sakit, serta memberikan feedback terhadap laporan
program PMKP dan Manajemen Risiko yang secara berkala diberikan oleh Komite
Mutu.

6
BAB V
PENINGKATAN MUTU PRIORITAS RUMAH SAKIT
Perencanaan kegiatan peningkatan mutu ini melibatkan Direktur RSUD Ilaga.
Perencanaan kegiatan tersebut dilaksanakan pada April 2022. Area prioritas yang
dipilih rumah sakit untuk dilakukan perbaikan mutu berdasarkan laporan dari unit-
unit terkait yang kemudian dilakukan skoring berdasarkan :
a. Masalah yang paling banyak di rumah sakit (Problem prone)
b. Jumlah yang banyak (High volume).
c. Proses berisiko tinggi (High process).
d. Ketidakpuasan pasien dan staf.
e. Kemudahan dalam pengukuran.
f. Ketentuan Pemerintah / Persyaratan Eksternal.
g. Sesuai dengan tujuan strategis rumah sakit.
h. Memberikan pengalaman pasien lebih baik (patient experience).
Setiap kriteria diberikan bobot masing-masing yang telah ditentukan oleh
Direktur. Kriteria problem prone diberikan bobot 20, kriteria high volume diberikan
bobot 50, kriteria high process diberikan bobot 30, kriteria ketidakpuasan pasien dan
staf diberikan bobot 20, kriteria kemudahan dalam pengukuran diberikan bobot 10,
kriteria ketentuan pemerintah/persyaratan eksternal diberikan bobot 10, kriteria
sesuai dengan tujuan strategis rumah sakit diberikan bobot 20, kriteria memberikan
pengalaman pasien lebih baik diberikan bobot 20. Nilai yang dapat diberikan antara
1-5. Skor yang didapatkan adalah jumlah perkalian nilai dengan bobot pada masing-
masing kriteria. Penetuan indikator mutu yang menjadi indikator mutu prioritas
rumah sakit adalah nilai yang didapatkan dari median total skor nilai dikalikan
dengan bobot. Indikator mutu yang menjadi IMP-RS adalah yang mempunyai total
skor ≥540. Indikator mutu prioritas rumah sakit (IMP-RS) yang dipilih :
1. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien
a. Kepatuhan Pemasangan Gelang Identitas Pasien
b. Kelengkapan Pengisian Form Timbang Terima Pasien IGD ke Rawat Inap
c. Kelengkapan Sticker High Alert, Look Alike Sound Alike, dan High Concentrate
d. Kelengkapan dan Ketertiban Pengisian Form Surgical Checklist
e. Angka Kejadian Phlebitis
f. Kepatuhan Pemakaian Stiker Risiko jatuh
2. Indikator pelayanan klinis prioritas
a. Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI)
b. Kepatuhan Terhadap Alur Klinis ISK
c. Kepatuhan Terhadap Alur Klinis Demam Tifoid

7
d. Kepatuhan Terhadap Alur Klinis DHF
e. Kepatuhan Terhadap Alur Klinis Dispepsia
3. Indikator sesuai tujuan strategis rumah sakit (KPI)
Waktu tanggap pelayanan gawat darurat ≤ 2 menit
4. Indikator terkait perbaikan sistem
Penurunan penggunaan kertas resep
5. Indikator terkait manajemen risiko
Laporan Sadapan Sinyal EKG Gagal
Berdasarkan hasil perhitungan diatas ditentukan area prioritas rumah sakit
adalah memberikan pelayanan yang paripurna untuk penyakit dalam. Clinical
Pathway yang dipilih berdasarkan IMP-RS adalah sebagai berikut :
a Diabetes Mellitus
b Infeksi Saluran Kencing
c Dispepsia
d Demam Berdarah Dengue
e DemamTifoid

8
Profil Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit (IMP-RS)

1. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien


Kepatuhan Pemasangan Gelang Identitas Pasien
1 Judul Indikator Kepatuhan Pemasangan Gelang Identitas Pasien

2 Dasar Pemikiran PMK No. 10 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Keperawatan
di Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan ketertiban staf IGD dan rawat inap dalam


memasang gelang identitas pasien agar keselamatan pasien dalam
pemberian obat dan dapat terjamin dengan baik

5 Definisi Gelang identitas pasien adalah gelang yang berisikan informasi


Operasional identitas pasien berupa nama lengkap, tanggal lahir, dan nomer
rekam medis yang dipakaikan ke pasien rawat inap yang berfungsi
sebagai identifikasi pasien dan menjadi peringatan dini untuk
tenaga medis pada saat akan melakukan pemberian obat

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien di IGD yang diputuskan untuk menjalani rawat inap

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah semua pasien IGD yang diputuskan untuk rawat inap yang
dipakaikan gelang identitas dengan benar oleh petugas dalam
kurun waktu tertentu

10 Denuminator Jumlah semua pasien IGD yang diputuskan untuk rawat inap
dalam kurun waktu yang sama

11 Formula Jumlah semua pasien IGD yang diputuskan untuk rawat inap yang
dipakaikan gelang identitas oleh petugas / jumlah seluruh pasien
IGD yang diputuskan untuk rawat inap dalam kurun waktu

9
tertentu x 100%

12 Target
100%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan :


Pelaporan tim rawat inap jika terdapat
pasien yag sudah ditransfer ke rawat
inap tetapi belum terpasang gelang
dan form IKP.

14 Besar Sampel 79

15 Cara
Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel

16 Wilayah
Pengamatan IGD

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Ka Instalasi Gawat Darurat/Kepala ruangan
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Form IKP


Pengambilan Data

10
Kelengkapan Pengisian Form Timbang Terima Pasien IGD ke Rawat Inap
1 Judul Indikator Kelengkapan Pengisian Form Timbang Terima Pasien IGD ke
Rawat Inap

2 Dasar Pemikiran Permenkes RI No. 1691 tahun 2011 Tentang Standar Keselamatan
Pasien

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan ketertiban staf IGD dan rawat inap dalam


memasang gelang identitas pasien agar keselamatan pasien dapat
terjamin dengan baik

5 Definisi Form timbang terima pasien IGD ke rawat inap adalah formulir di
Operasional rekam medis yang diisi saat pasien IGD di transfer ke rawat inap
oleh staf IGD dan rawat inap.

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien di IGD dan rawat jalan yang diputuskan untuk
menjalani rawat inap

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah semua pasien IGD yang diputuskan untuk rawat inap yang
form timbang terima nya diisi lengkap oleh staf dalam kurun
waktu tertentu

10 Denuminator Jumlah semua pasien IGD yang diputuskan untuk rawat inap
dalam kurun waktu yang sama

11 Formula Jumlah semua pasien IGD yang diputuskan untuk rawat inap yang
form timbang terima nya diisi lengkap oleh staf dalam kurun
waktu tertentu / Jumlah semua pasien IGD yang diputuskan untuk
rawat inap dalam kurun waktu yang sama x 100%

12 Target 100%

11
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan

Catatan Data Lainnya

14 Besar Sampel 79

15 Cara
Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel

16 Wilayah
Pengamatan IGD

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Ka Instalasi Gawat Darurat/Kepala ruangan
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Buku pelaporan/form harian


Pengambilan Data

12
Kelengkapan Sticker High Alert, Look Alike Sound Alike, dan High Concentrate
1 Judul Indikator Kelengkapan sticker high alert, look alike sound alike, dan high
concentrate

2 Dasar Pemikiran Permenkes RI No. 72 tahun 2016

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Menghindari kesalahan pemberian obat golongan obat high alert,


look alike sound alike, dan high concentrate

5 Definisi Obat high alert (HA) adalah Obat yang harus diwaspadai karena
Operasional sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel
event) dan obat yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat
yang Tidak Diinginkan (ROTD)

1. Obat look alike sound alike (LASA) adalah obat yang


nampak mirip dalam hal bentuk,tulisan,warna, dan pengucapan.

2. Obat high concentrate adalah obat dengan kandungan


elektrolit konsentrasi tinggi atau pekat

3. Obat Sitostatika/obat-obatan kanker

Sticker high alert dan LASA adalah sticker yang ditempel pada
setiap obat kategori high alert dan LASA

Sticker high alert berwarna merah bertuliskan High Alert

Sticker LASA berwarna kuning bertuliskan LASA

Sticker high concentrate berwarna biru bertuliskan high


concentrate

6 Kriteria

a. Inklusi Semua obat yang tergolong obat high alert, obat look alike sound
alike, dan obat High Concentrate

b. Eksklusi

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

13
Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah obat yang berlabel sticker high alert dan look alike sound
alike

10 Denuminator Jumlah obat yang tergolong obat high alert dan look alike sound
alike

11 Formula (jumlah obat yang berlabel sticker high alert dan look alike sound
alike / jumlah obat yang tergolong obat high alert dan look alike
sound alike) X 100%

12 Target
100%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Laporan Lainnya : Sticker label di obat


kepuasan pasien

14 Besar Sampel Semua obat yang tergolong obat high alert, obat look alike sound
alike, dan obat high concentrate

15 Cara
Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel

16 Wilayah Unit Farmasi


Pengamatan

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kepala Unit Farmasi
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Catatan Data


Pengambilan Data

14
Kelengkapan dan Ketertiban Pengisian Form Surgical Checklist
Kelengkapan dan Ketertiban Pengisian Form Surgical
1 Judul Indikator
Checklist

2 Dasar Pemikiran Keselamatan pasien

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketertiban staf kamar operasi dalam mengisi


Tujuan
form surgical checklist dengan lengkap dan tepat waktu

5 Surgical Checklist adalah sebuah daftar periksa untuk


memberikan pembedahan yang aman dan berkualitas pada
pasien. Surgical checklist merupakan alat komunikasi yang
mendorong tim yang bertugas saat itu untuk mengupayakan
Definisi keselamatan pasien yang digunakan oleh tim esehatan e
Operasional diruang operasi untuk meningkatkan kualitas dan
menurunkan kematian serta komplikasi akibat pembedahan,
dan memerlukan persamaan persepsi antara ahli bedah,
anestesi dan perawat. Surgical checklist harus diisi dengan
lengkap dan tepat wakt.

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien yang menerima operasi di ruang OK

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah form surgical checklist yang diisi secara lengkap dan


Numerator
tepat waktu dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan form surgical checklist dalam kurun


Denominator
waktu yang sama

11 Jumlah form surgical checklist yang diisi secara lengkap dan


tepat waktu / jumlah keseluruhan form surgical checklist
Formula
dalam jangka waktu tertentu x 100%

15
12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Medical record Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Bedah Sentral

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Bedah Sentral

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

16
Angka kejadian phlebitis
1 Judul Indikator Angka kejadian phlebitis

2 Dasar Pemikiran Buku Pedoman Surveilance

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Tersedianya data ,pencatatan dan pelaporan kejadian infeksi


karena pemasangan jarum infus

5 Definisi Kegiatan pengamatan kejadian infeksi pengumpulan data (cek


Operasional list) pada pasien yang dilakukan pemasangan jarum infus

6 Kriteria

a. Inklusi Pemasangan Catheter iv, tanda-tanda infeksi karena pemasangan


jarum infus,

b. Eksklusi Pasien yang sudah terpasang catheter iv dari tempat lain

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah kejadian infeksi dengan tanda-tanda infeksi akibat


pemasangan jarum infus

10 Denuminator Jumlah seluruh pemasangan jarum infus dan pemasangan jarum


infus

11 Formula Jumlah kejadian infeksi dengan tanda-tanda infeksi akibat


pemasangan jarum infus / Jumlah seluruh pemasangan jarum
infus dan pemasangan jarum infus X 100 %

12 Target Pencapaian < 15 per mil

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya : laporan surveilance

14 Besar Sampel Semua pasien rawat inap yang mendapatkan infus

17
15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

16 Wilayah
Pengamatan Instalasi Rawat Inap dan Instalasi Gawat Darurat

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

18 Penanggung Jawab IPCLN

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Formulir surveilance angka kejadian phlebitis


Pengambilan Data

18
Kepatuhan pemakaian stiker risiko jatuh
1 Judul Indikator Kepatuhan pemakaian stiker risiko jatuh

2 Dasar Pemikiran SPM Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan staf rawat inap


terhadap pemakaian stiker risiko jatuh kepada pasien

5 Definisi Pemakaian stiker risiko jatuh dimaksudkan untuk mengurangi


Operasional risiko kejadian jatuh di rumah sakit sesuai dengan skor risiko
jatuh.

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien rawat inap dengan risiko tinggi jatuh

b. Eksklusi

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pasien yang memakai gelang risiko jatuh

10 Denuminator Jumlah pasien dengan risiko jatuh

11 Formula Jumlah pasien yang memakai gelang risiko jatuh / Jumlah pasien
dengan risiko jatuh x 100%

12 Target
100%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya : Observasi ke Pasien

Laporan Kepuasan
Pasien

14 Besar Sampel Total Sampel

19
15 Cara
Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel

16 Wilayah
Pengamatan Instalasi Rawat Inap Krisan, Lotus, HCU, dan Aster

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kepala Ruangan
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data
Catatan Data

20
2. Indikator pelayanan klinis prioritas
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI)
1 Judul Indikator Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI)

2 Dasar Pemikiran PERMENKES R.I 43 Tahun 2013

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Menjamin mutu hasil pemeriksaan laboratorium klinis

5 Definisi Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan yang dilakukan


Operasional oleh staf Laboratorium dinas pagi, di atas jam 07.00 WIB sebelum
melakukan pemeriksaan laboratorium klinis.

Hasil kegiatan pemantapan mutu internal dihitung berdasarkan


jumlah parameter pemeriksaan yang dilakukan pemantapan mutu
iternal (proses analisis) dibandingkan jumlah parameter
pemeriksaan keseluruhan.

6 Kriteria

a. Inklusi Parameter pemeriksaan yang mempunyai bahan kontrol (DL)

b.Eksklusi Parameter pemeriksaan yang tidak mempunyai bahan kontrol (


UL ; FH ; rapid ; KK ) dan parameter pemeriksaan yang
dilakukan PMI saat ada permintaan pemeriksaan dengan
parameter tersebut (total protein dan bilirubin).

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah parameter pemeriksaan yang dikerjakan mandiri yang


mempunyai bahan kontrol (DL)

10 Denuminator Jumlah seluruh parameter pemeriksaan yang dikerjakan mandiri

11 Formula Jumlah parameter pemeriksaan yang dikerjakan mandiri yang


mempunyai bahan control (DL) /Jumlah seluruh parameter
pemeriksaan yang dikerjakan mandiri x 100%

12 Target 100%

21
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya : Form pengumpulan


data/buku pelaporan

14 Besar Sampel Semua jumlah pemeriksaan yang dilakukan PMI

15 Cara
Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel

16 Wilayah
Pengamatan Unit Laboratorium

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kanit/Penanggungjawab Laboratorium
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Laporan Pemantapan Mutu Internal


Pengambilan Data

22
Kepatuhan Terhadap Alur Klinis Infeksi Saluran Kencing
1 Judul Indikator Kepatuhan Terhadap Alur Klinis Infeksi Saluran Kencing

2 Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang tentang Praktik Kedokteran

2. Permenkes tentang Standar Pelayanan Kedokteran. Untuk


menjamin kepatuhan dokter atau dokter gigi di rumah sakit
terhadap standar pelayanan maka perlu dilakukan monitor
kepatuhan penggunaan Clinical Pathway.

3. Kepatuhan terhadap alur klinis/Clinical Pathway adalah


kepatuhan seluruh Profesional Pemberi Asuhan terhadap
alur klinis/Clinical Pathway yang telah ditetapkan

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan staf rawat inap


terhadap pengisian Pengkajian awal keperawatan pasien baru
rawat inap

5 Definisi 1. Clinical Pathway adalah suatu perencanaan pelayanan


Operasional terpadu/terintegrasi yang merangkum setiap langkah yang
diberikan pada pasien, berdasarkan standar pelayanan medis,
standar pelayanan keperawatan dan standar pelayanan Profesional
Pemberi Asuhan (PPA) lainnya yang berbasis bukti dengan hasil
terukur, pada jangka waktu tertentu selama pasien dirawat di
Rumah Sakit.

2. Kepatuhan terhadap Clinical Pathway adalah proses pelayanan


secara terintegrasi yang diberikan Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) kepada pasien yang sesuai dengan Clinical Pathway yang
ditetapkan Rumah Sakit.

6 Kriteria

a. Inklusi Pasien dewasa yang menderita penyakit sesuai batasan ruang


lingkup Clinical Pathway yang diukur

b. Eksklusi Pasien pulang atas permintaan

sendiri Pasien meninggal

Variasi yang terjadi sesuai dengan indikasi klinis pasien dalam


perkembangan pelayanan

7 Jenis Indikator

23
Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pelayanan oleh PPA yang sesuai dengan Clinical


Pathway dalam kurun waktu yang sama

10 Denuminator Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA pada Clinical Pathway yang
diobservasi dalam kurun waktu yang sama

11 Formula Jumlah pelayanan oleh PPA yang sesuai dengan Clinical


Pathway / Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA pada Clinical
Pathway yang diobservasi dalam kurun waktu yang sama x 100%

12 Target
≥ 80%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Pada satu pasien

15 Cara
Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel

16 Wilayah
Pengamatan Instalasi Rawat Inap Krisan, Lotus, dan Aster

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kepala Ruangan
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

24
22 Instrumen Lembar Clinical Pathways
Pengambilan Data

Kepatuhan Terhadap Alur Klinis Demam Berdarah Dengue


1 Judul Indikator Kepatuhan Terhadap Alur Klinis Demam Berdarah Dengue

2 Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang tentang Praktik Kedokteran

2. Permenkes tentang Standar Pelayanan Kedokteran. Untuk


menjamin kepatuhan dokter atau dokter gigi di rumah sakit
terhadap standar pelayanan maka perlu dilakukan monitor
kepatuhan penggunaan Clinical Pathway.

3. Kepatuhan terhadap alur klinis/Clinical Pathway adalah


kepatuhan seluruh Profesional Pemberi Asuhan terhadap
alur klinis/Clinical Pathway yang telah ditetapkan

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan staf rawat inap


terhadap pengisian Pengkajian awal keperawatan pasien baru
rawat inap

5 Definisi 1. Clinical Pathway adalah suatu perencanaan pelayanan


Operasional terpadu/terintegrasi yang merangkum setiap langkah yang
diberikan pada pasien, berdasarkan standar pelayanan medis,
standar pelayanan keperawatan dan standar pelayanan Profesional
Pemberi Asuhan (PPA) lainnya yang berbasis bukti dengan hasil
terukur, pada jangka waktu tertentu selama pasien dirawat di
Rumah Sakit.

2. Kepatuhan terhadap Clinical Pathway adalah proses pelayanan


secara terintegrasi yang diberikan Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) kepada pasien yang sesuai dengan Clinical Pathway yang
ditetapkan Rumah Sakit.

6 Kriteria

a. Inklusi Pasien dewasa yang menderita penyakit sesuai batasan ruang


lingkup Clinical Pathway yang diukur

b. Eksklusi Pasien pulang atas permintaan

sendiri Pasien meninggal

Variasi yang terjadi sesuai dengan indikasi klinis pasien dalam

25
perkembangan pelayanan

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pelayanan oleh PPA yang sesuai dengan Clinical


Pathway dalam kurun waktu yang sama

10 Denuminator Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA pada Clinical Pathway yang
diobservasi dalam kurun waktu yang sama

11 Formula Jumlah pelayanan oleh PPA yang sesuai dengan Clinical


Pathway / Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA pada Clinical
Pathway yang diobservasi dalam kurun waktu yang sama x 100%

12 Target
≥ 80%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Pada satu pasien

15 Cara
Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel

16 Wilayah
Pengamatan Instalasi Rawat Inap Krisan, Lotus, dan Aster

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kepala Ruangan
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

26
Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Lembar Clinical Pathways


Pengambilan Data

Kepatuhan Terhadap Alur Klinis Demam Tifoid


1 Judul Indikator Kepatuhan Terhadap Alur Klinis Demam Tifoid

2 Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang tentang Praktik Kedokteran

2. Permenkes tentang Standar Pelayanan Kedokteran. Untuk


menjamin kepatuhan dokter atau dokter gigi di rumah sakit
terhadap standar pelayanan maka perlu dilakukan monitor
kepatuhan penggunaan Clinical Pathway.

3. Kepatuhan terhadap alur klinis/Clinical Pathway adalah


kepatuhan seluruh Profesional Pemberi Asuhan terhadap
alur klinis/Clinical Pathway yang telah ditetapkan

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan staf rawat inap


terhadap pengisian Pengkajian awal keperawatan pasien baru
rawat inap

5 Definisi 1. Clinical Pathway adalah suatu perencanaan pelayanan


Operasional terpadu/terintegrasi yang merangkum setiap langkah yang
diberikan pada pasien, berdasarkan standar pelayanan medis,
standar pelayanan keperawatan dan standar pelayanan Profesional
Pemberi Asuhan (PPA) lainnya yang berbasis bukti dengan hasil
terukur, pada jangka waktu tertentu selama pasien dirawat di
Rumah Sakit.

2. Kepatuhan terhadap Clinical Pathway adalah proses pelayanan


secara terintegrasi yang diberikan Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) kepada pasien yang sesuai dengan Clinical Pathway yang
ditetapkan Rumah Sakit.

6 Kriteria

a. Inklusi Pasien dewasa yang menderita penyakit sesuai batasan ruang


lingkup Clinical Pathway yang diukur

27
b. Eksklusi Pasien pulang atas permintaan

sendiri Pasien meninggal

Variasi yang terjadi sesuai dengan indikasi klinis pasien dalam


perkembangan pelayanan

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pelayanan oleh PPA yang sesuai dengan Clinical


Pathway dalam kurun waktu yang sama

10 Denuminator Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA pada Clinical Pathway yang
diobservasi dalam kurun waktu yang sama

11 Formula Jumlah pelayanan oleh PPA yang sesuai dengan Clinical


Pathway / Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA pada Clinical
Pathway yang diobservasi dalam kurun waktu yang sama x 100%

12 Target
≥ 80%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Pada satu pasien

15 Cara
Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel

16 Wilayah
Pengamatan Instalasi Rawat Inap Krisan, Lotus dan Aster

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kepala Ruangan
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

28
20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Lembar Clinical Pathways


Pengambilan Data

Kepatuhan Terhadap Alur Klinis Dispepsia


1 Judul Indikator Kepatuhan Terhadap Alur Klinis Dispepsia

2 Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang tentang Praktik Kedokteran

2. Permenkes tentang Standar Pelayanan Kedokteran. Untuk


menjamin kepatuhan dokter atau dokter gigi di rumah sakit
terhadap standar pelayanan maka perlu dilakukan monitor
kepatuhan penggunaan Clinical Pathway.

3. Kepatuhan terhadap alur klinis/Clinical Pathway adalah


kepatuhan seluruh Profesional Pemberi Asuhan terhadap
alur klinis/Clinical Pathway yang telah ditetapkan

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan staf rawat inap


terhadap pengisian Pengkajian awal keperawatan pasien baru
rawat inap

5 Definisi 1. Clinical Pathway adalah suatu perencanaan pelayanan


Operasional terpadu/terintegrasi yang merangkum setiap langkah yang
diberikan pada pasien, berdasarkan standar pelayanan medis,
standar pelayanan keperawatan dan standar pelayanan Profesional
Pemberi Asuhan (PPA) lainnya yang berbasis bukti dengan hasil
terukur, pada jangka waktu tertentu selama pasien dirawat di
Rumah Sakit.

2. Kepatuhan terhadap Clinical Pathway adalah proses pelayanan


secara terintegrasi yang diberikan Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) kepada pasien yang sesuai dengan Clinical Pathway yang
ditetapkan Rumah Sakit.

6 Kriteria

29
a. Inklusi Pasien dewasa yang menderita penyakit sesuai batasan ruang
lingkup Clinical Pathway yang diukur

b. Eksklusi Pasien pulang atas permintaan sendiri

Pasien meninggal

Variasi yang terjadi sesuai dengan indikasi klinis pasien dalam


perkembangan pelayanan

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pelayanan oleh PPA yang sesuai dengan Clinical


Pathway dalam kurun waktu yang sama

10 Denuminator Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA pada Clinical Pathway yang
diobservasi dalam kurun waktu yang sama

11 Formula Jumlah pelayanan oleh PPA yang sesuai dengan Clinical


Pathway / Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA pada Clinical
Pathway yang diobservasi dalam kurun waktu yang sama x 100%

12 Target
≥ 80%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Pada satu pasien

15 Cara
Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel

16 Wilayah
Pengamatan Instalasi Rawat Inap Krisan, Lotus, dan Aster

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kepala Ruangan
Jawab

30
19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Lembar Clinical Pathways


Pengambilan Data

3. Indikator sesuai tujuan strategis rumah sakit


(KPI) Waktu tanggap pelayanan gawat darurat ≤ 2
menit
1 Judul Indikator Waktu tanggap pelayanan gawat darurat ≤ 2 menit

2 Dasar Pemikiran UU 44/2009 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan angka tanggap pelayanan gawat darurat menjadi ≤


2 menit yang akan berefek pada peningkatan kualitas pelayanan
gawat darurat

5 Definisi Waktu tanggap pelayanan gawat darurat adalah waktu yang di


Operasional butuhkan pasien untuk mendapatkan pertolongan yang sesuai
dengan kegawat daruratan penyakitnya sejak memasuki IGD
sampai dinilai atau dikaji oleh dokter ataupun perawat

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien yang berobat melalui pintu layanan IGD

b. Eksklusi Semua pasien dalam situasi bencana / disaster atau pasien MCU
yang ke IGD

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

31
Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pasien yang dilayani di IGD dengan respon time ≤ 2 menit
dalam suatu satuan waktu

10 Denuminator Jumlah keseluruhan pasien yang dilayani di IGD dalam satuan


waktu

11 Formula Jumlah pasien yang dilayani di IGD dengan respon time ≤ 2 menit
dalam suatu satuan waktu / jumlah keseluruhan pasien yang
dilayani di IGD dalam satuan waktu x 100%

12 Target
100%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel 128

15 Cara
Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel

16 Wilayah
IGD
Pengamatan

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Ka Instalasi Gawat Darurat/Kepala ruangan
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

32
4. Indikator terkait perbaikan sistem
Penurunan Penggunaan Kertas Resep
1 Judul Indikator Penurunan Penggunaan Kertas Resep

2 Dasar Pemikiran SPM RS

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Mengevaluasi penggunaan kertas resep setelah diberlakukannya


e-resep

5 Definisi Kertas resep adalah dokumen legal berisi permintaan tertulis


Operasional dokter kepada apoteker, untuk mempersiapkan dan memberikan
obat kepada pasien. E-resep adalah aplikasi di E-HOS yang
memungkinan Dokter untuk meresepkan obat atau alkes.
Sehingga data dapat dimasukkan secara online kepada apoteker,
tanpa harus menggunakan kertas resep

6 Kriteria

a. Inklusi Kertas resep

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator -

10 Denuminator -

11 Formula -

12 Target Tren penurunan penggunaan kertas resep dari bulan ke bulan


Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Seluruh kertas resep di RSUD Ilaga

33
15 Cara
Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel

16 Wilayah
Pengamatan Bagian Umum

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kabag Administrasi
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Catatan Data Inventaris Kertas Resep


Pengambilan Data

34
5. Indikator terkait manajemen risiko
Laporan Sadapan Sinyal EKG Gagal
1 Judul Indikator Laporan Sadapan Sinyal EKG Gagal

2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Mengevaluasi sadapan sinyal EKG karena merupakan salah satu


pemeriksaan penunjang yang penting.

5 Definisi Hasil sadapan dari Mesin EKG gagal (tidak dapat dijadikan acuan
Operasional untuk penegakkan diagnosis) berdasarkan laporan dari pengguna,
yaitu Perawat atau Dokter

6 Kriteria

a. Inklusi Semua Mesin EKG

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator -

10 Denuminator -

11 Formula -

12 Target Tren Laporan Sadapan Sinyal EKG Gagal


Pencapaian

13 Sumber Data Medical record Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya : Formulir Permintaan


Perbaikan

14 Besar Sampel Total sampel

35
15 Cara
Pengambilan
Sampel IGD dan Poli Spesialis Jantung

16 Wilayah
Pengamatan Bagian Umum

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kepala IPS
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Formulir Permintaan Perbaikan


Pengambilan Data

36
BAB VI
PENINGKATAN MUTU UNIT

Penilaian kinerja unit dilakukan tiap bulan oleh masing-masing kepala bagian/
kepala instalasi/middle manager untuk memantau kinerja unit tersebut. Indikator
mutu unit hendaknya paling sedikit meliputi:
1. Indikator mutu nasional, dimana sumber data ada di unit tersebut
2. Prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis di rumah sakit. Indikator mutu yang
dipergunakan untuk mengukur mutu di prioritas pengukuran mutu rumah sakit,
sumber data pasti dari unit dan menjadi indikator mutu unit.
3. Fokus mengukur hal-hal yang ingin diperbaiki
4. Melakukan koordinasi dengan komite medis, bila evaluasi penerapan panduan
praktik klinis dan evaluasi kinerja dokter menggunakan indikator mutu
5. Indikator mutu yang dipergunakan untuk melakukan evaluasi kontrak pelayanan
klinis atau Non klinis, bila sumber data ada di unit tersebut.
Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di unit kerja harus
direncanakan, dilaksanakan, dimonitoring dan dievaluasi secara berkala oleh kepala
unit kerja. Program PMKP di unit kerja mulai dilaksanakan pada awal tahun.
Monitoring dan evaluasi program kerja di unit kerja dilaporkan tiap bulan oleh
unit kerja.
Setiap unit kerja mempunyai kekhas-an masing-masing. Oleh karena
itu,program kerja masing-masing unit jelas berbeda dan tidak sama. Namun,
hendaknya program kerja yang disusun sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku dan sesuai dengan standar yang ada yang mendukung peningkatan mutu
dan keselamatan pasien. Indikator mutu prioritas unit (IMP-U) didapatkan dari
rapat koordinasi pemilihan dan penetapan indikator mutu berdasarkan
permasalahan masing-masing unit.
A. Indikator Mutu Prioritas Unit (IMP-U)
1. Instalasi Gawat Darurat
a. Durasi Pelayanan IGD adalah Maksimal 2 Jam
b. Transfer Pasien IGD Ke Rawat Inap ≤ 2 Jam
c. Kejadian Gagal Pemasangan Akses Intravena (Infus)
d. Skrining Corona Virus Disease 2019
e. Pengkajian Antropometri
2. Instalasi Rawat Inap Krisan
a. Kelengkapan pengisian Pengkajian Awal Keperawatan <24 jam
b. Kepatuhan Pengisian Pengkajian Ulang Resiko Jatuh Pasien Rawat Inap

37
c. Kepatuhan Pengisian Resume Medis
d. Kelengkapan Pengisian Pengkajian Awal Medis <24 jam
e. Kepatuhan Pemakaian Stiker Alergi Obat
3. Instalasi Rawat Inap High Care Unit (HCU)
a. Kepatuhan Pemakaian Stiker Alergi Obat
b. Ketepatan Pemberian Obat
4. Instalasi Rawat Inap Lotus
a. Kelengkapan Pengisian Pengkajian Awal Keperawatan <24 jam
b. Kepatuhan Pengisian Pengkajian Ulang Resiko Jatuh Pasien Rawat Inap
c. Kepatuhan Pengisian Resume Medis
d. Kelengkapan Pengisian Pengkajian Awal Medis <24 jam
e. Kepatuhan Pemakaian Stiker Alergi
Obat
5. Ruang Neonatus
a. Kelengkapan Pengisian Pengkajian Awal Keperawatan <24 jam
b. Kepatuhan Pengisian Resume Medis
c. Kelengkapan Pengisian Pengkajian Awal Medis <24 jam
6. Instalasi Rawat Inap Aster
a. Kelengkapan pengisian Pengkajian Awal Keperawatan <24 jam
b. Kepatuhan Pengisian Pengkajian Ulang Resiko Jatuh Pasien Rawat Inap
c. Kepatuhan Pengisian Resume Medis
d. Kelengkapan pengisian Pengkajian Awal Medis <24 jam
e. Kepatuhan Pemakaian Stiker Risiko Jatuh
f. Kepatuhan Pemakaian Stiker Alergi Obat
7. Instalasi Rawat Jalan
a. Kepatuhan Penggunaan Display Antrian Dalam Pemanggilan Antrian Pasien
b. Kepatuhan Pelaporan Pasien Pre Operasi Elektif
c. Ketepatan Entry Tindakan di E-HOS
d. Kepatuhan Pengisian KRS di E-HOS
e. Kelengkapan Pengisian Resume Medik Pasien
8. Instalasi Bedah Sentral, CSSD, dan Laundry
a. Kepatuhan Dalam Penandaan (Site Marking) Lokasi Insisi Operasi
b. Kelengkapan Pengisian Informed Consent Tindakan
c. Kelengkapan Pengisian Form Pengkajian Pra Bedah
d. Kelengkapan Pengisian Form Pengkajian Pra Anestesi
e. Kelengkapan Pengisian Form Pengkajian Pasca Anestesi
f. Kelengkapan Pengisian Laporan Operasi
g. Angka Kejadian Diskrepansi

38
h. Kejadian Konversi Dari Tindakan Lokal / Regional Ke General Atau
Sebaliknya
i. Kelayakan Set Instrumen
j. Pemilahan Linen Infeksius
k. Kepatuhan Alur Linen Kotor Dan Linen Bersih
l. Ketepatan Waktu Penyediaan Linen Untuk Ruangan
9. Unit Laboratorium
a. Ketidaksesuaian Input Hasil Pemeriksaaan Laboratorium
b. Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium Pasien Rawat Jalan ≤60 menit
c. Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratoium
10. Unit Radiologi
a. Ketertiban Pembacaan Hasil Foto Rontgen ≤ 24 jam
b. Ketertiban Penyampaian Hasil Bacaan Foto Rontgen Pasien Rawat Inap ≤
6 Jam
c. Kejadian Pasien Jatuh Saat Menjalani Pemeriksaan Rontgen
d. Kesesuaian Diagnosis DPJP dengan Hasil Bacaan Radiologi
e. Kejadian Kegagalan Pelayanan Rontgen
11. Unit Gizi
a. Ketepatan Waktu Pendistribusian Makanan Pasien
b. Ketertiban dan Kelengkapan Pengisian Pengkajian Gizi Pasien Rawat Inap
maksimal 2 x 24 jam
c. Ketepatan Pembersihan Troley Makanan
d. Adanya Sisa Makanan
e. Adanya Benda Lain dalam Makanan
12. Unit Farmasi
a. Kesesuaian Pengiriman Obat Dengan Surat Pesanan
b. Kesesuaian Penerimaan Obat Dengan Form Penerimaan Obat Dari
Logistik Farmasi di Depo Farmasi
c. Adanya Kekosongan Obat Di Logistik Farmasi
d. Adanya Kekosongan Alkes Di Logistik Farmasi
e. Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi Sesuai Standar (< 30 menit)
f. Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racikan Sesuai Standar (< 60 menit)
g. Kesesuaian Suhu Penyimpanan Obat di Ruang Penyimpanan di Depo Farmasi
h. Kesesuaian Suhu Penyimpanan Obat di Ruang Penyimpanan di
Logistik Farmasi
i. Kesesuaian Suhu Penyimpanan Obat Di Lemari Es di Depo Farmasi
j. Kesesuaian Suhu Penyimpanan Obat Di Lemari Es di Logistik Farmasi

39
k. Kesalahan pemberian obat
l. Jumlah item obat mendekati kadaluarsa di Logistik Farmasi dan Depo
Farmasi
13. Unit Rekam Medik
a. Angka Kejadian Penginputan Pasien Ganda
b. Ketertiban Penginputan Aplikasi Jakops Pre Operasi
c. Ketepatan Penginputan Tanggal SEP Pasien
d. Angka Kejadian Salah Input Identitas Pasien
e. Ketidaktepatan Penempelan Label Stiker Identitas Pasien Rawat Jalan
f. Ketidaktepatan Penulisan Nomor Rekam Medis Pada Map Dokumen Rekam
Medis
g. Monitoring Penyediaan Peminjaman Dokumen Rekam Medis Kurang dari 1x
24 Jam
h. Ketidaktepatan Pencetakan Gelang Identitas Pasien Rawat Inap
14. Instalasi Pemeliharaan Sarana
a. Kecepatan Waktu Tanggap Kerusakan Alat Maksimal 48 jam
b. Ketepatan Waktu Pemeliharaan Alat Medis
c. Ketepatan Waktu Pemeliharaan Alat Non Medis
d. Kecepatan Waktu Tanggap Kerusakan Sarana Maksimal 48 jam
e. Ketidaktepatan Waktu Kalibrasi Alat Medis
f. Kehilangan Perkakas Kerja
g. Ketepatan Pengumpulan Laporan
15. Instalasi Penjaminan
a. Dispute Klaim
b. Minus Klaim
c. Pending Klaim
d. Klaim Susulan
e. Berkas BPJS Gagal Klaim
16. Bagian Keuangan dan Perpajakan
a. Kecepatan Waktu Pemberian Informasi Tentang Tagihan Pasien Rawat Inap
b. Ketepatan Waktu Penyusunan Laporan Keuangan
c. Akurasi Data Kwitansi Dan Rincian Billing Pasien
d. Kecepatan Waktu Pemberian Informasi Tentang Tagihan Pasien Rawat Jalan
17. Bagian Umum, Admin, dan Kepegawaian
a. Angka Inventarisasi Aset Rumah Sakit Tiap Unit
b. Ketepatan Waktu Pemeriksaan Kualitas Limbah Cair Terpenuhi
c. Adanya Kehilangan Aset di Rumah Sakit

40
d. Ketepataan Waktu Maintanance Kendaraan Operasional
e. Tidak ada perijinan yang telah habis masa berlakunya
f. Pegawai Yang mendapatkan Diklat Minimal 2 Jam/bulan
g. Ketepatan pengumpulan laporan
h. Pelaksanaan Program kerja
18. Tim Marketing
a. Upload di social media
b. Terlaksananya program kerja bulanan
19. Tim IT
a. Ketepatan waktu dalam menangani respon suatu masalah
b. Ketersediaan jaringan
c. Ketersediaan server
20. Tim Pengadaan
a. Menentukan prioritas permintaan barang dan Jasa berdasarkan Situasi
terkini (Urgensi) di RSUD Ilaga
b. Kecepatan waktu menanggapi memo permintaan dari masing-masing unit
21. Komite K3RS
a. Absensi Staf karena Sakit
b. Angka Kejadian Kecelakaan Kerja
c. Prevalensi Penyakit Akibat kerja
d. Monitoring APAR
e. Monitoring Area/ Kawasan Tanpa Rokok
22. Komite PPI
a. Angka kejadian infeksi luka operasi
b. Angka kejadian petugas tertusuk jarum
c. Angka kejadian infeksi saluran kemih
23. Komite Mutu
a. Ketepatan waktu pelaporan PMKP
b. Terlaksananya validasi data
c. Benchmark ke rumah sakit setipe
d. Ketepatan Pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP)
24. Komite Keperawatan
a. Ketepatan Pengumpulan Laporan Bulanan
b. Kelengkapan Anggota Rapat Bulanan
25. Komite PPRA
a. Penilaian Kuantitas Penggunaan Antibiotika Di Rumah Sakit
b. Penilaian Kualitatif Penggunaan Antibiotika Di Rumah Sakit

41
c. Perbaikan pola sensitivitas antibiotik secara berkala setiap satu tahun sekali
26. Bidang Keperawatan
a. Terlaksananya program kerja
b. Pelaksanaan PKRS baik internal maupun eksternal

B. Profil Indikator Mutu Prioritas Unit (IMP-U)


1. Instalasi Gawat Darurat
a. Durasi Pelayanan IGD adalah Maksimal 2 Jam

1 Judul Indikator Durasi Pelayanan IGD adalah Maksimal 2 Jam

KMK No. 856 tahun 2009 tetang Instalasi Gawat Darurat


2 Dasar Pemikiran
Rumah S

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kepatuhan staf jaga terhadap ketepatan waktu


Tujuan
durasi pelayanan pasien di IGD

5 Durasi pelayanan IGD adalah waktu maksimal yang


Definisi dibutuhkan untuk melayani pasien di IGD sampai selesai,
Operasional sehingga pasien tersebut berstatus sebagai pasien rawat jalan,
rawat inap, rujuk, ataupun meninggal

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien yang dilayani di IGD

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien dengan durasi pelayanan di IGD nya ≤ 2 jam


Numerator
dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah seluruh pasien yang dilayani di IGD dalam kurun


Denominator
waktu yang sama

42
11 Jumlah pasien dengan durasi pelayanan di IGD nya ≤ 2 jam
Formula dalam kurun waktu tertentu / Jumlah seluruh pasien yang
dilayani di IGD dalam kurun waktu yang sama x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan Kepuasan Pasien

14 Besar Sampel 128 pasien

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Gawat Darurat

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Gawat Darurat/Kepala ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis dan SIM RS (E-HOS)


Pengambilan Data

43
b. Transfer Pasien IGD Ke Rawat Inap ≤ 2 Jam
1 Judul Indikator Transfer Pasien IGD Ke Rawat Inap ≤ 2 jam

2 Dasar Pemikiran SPM rumah sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Mempercepat transfer pasien dari IGD ke rawat inap

5 Definisi Transfer pasien IGD ke ruangan adalah pasien yang


Operasional dipindahkan ke ruang rawat inap, ruang intensif

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien yang rawat inap melalui IGD

Pasien rawat inap dari IGD yang masih harus observasi di


b. Eksklusi
IGD

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pasien IGD yang ditransfer ke ruangan ≤ 2 jam

10 Denominator Jumlah seluruh pasien yang ditransfer ke ruangan

11 Jumlah pasien IGD yang ditransfer ke ruangan ≤2 jam /


Formula
Jumlah seluruh pasien yang ditransfer ke ruangan X
100%
12 Target Pencapaian
≥80%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel 79

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah Instalasi Gawat Darurat

44
pengamatan :

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Ruangan/ Kepala Instalasi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan Harian Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Rekam Medis dan SIM-RS (EHOS)


Pengambilan Data

c. Pengkajian Antropometri
1 Judul Indikator Pengkajian Antropometri

2 Dasar Pemikiran Manajemen risiko

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Merencanakan intervensi gizi dengan menghitung kebutuhan


Tujuan zat gizi, bentuk makanan, jumlah serta pemberian makanan
yang sesuai dengan status gizi pasien

5 Status gizi jadalah status yang dihasilkan oleh keseimbangan


antara kebutuhan dan masukan nutrisi
Definisi
Operasional Penilaian status gizi di IGD berdasarkan antropometri berat
badan (BB) dan tingggi badan (TB) atau badan (PB) pada
bayi/balita

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien yang berobat melalui pintu layanan IGD

b. Eksklusi Pasien tidak kooperatif atau tirah baring

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

45
8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien yang dilayani di IGD dengan pencatatan BB


Numerator
dan TB/PB di rekam medis

10 Jumlah keseluruhan pasien yang dilayani di IGD dalam satuan


Denominator
waktu

11 Jumlah pasien IGD dengan pencatatan BB dan TB/PB di


Formula rekam medis / jumlah keseluruhan pasien yang dilayani
di IGD dalam satuan waktu x 100%

12 Target Pencapaian
≥80%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan Kepuasan Pasien

14 Besar Sampel 128

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : IGD

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Gawat Darurat/ Kepala ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Rekam Medis


Pengambilan Data

46
d. Skrining Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
1 Judul Indikator Skrining Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan mutu pengkajian klinis dan keselamatan pasien


Tujuan
dalam massa Covid-19

5 Skrining atau deteksi dini adalah sebuah prosedur untuk


Definisi identifikasi populasi yang berpotensi terkena suatu penyakit
Operasional tertentu. Skrining Covid-19 dilakukan dengan menggunakan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan swab antigen

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien di IGD

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien yang dilakukan skrining Covid-19 berdasarkan


Numerator anamnesis dan pemeriksaan fisik dan atau pemeriksaan swab
antigen

10 Denominator Jumlah pasien yang diperiksa di IGD

11 Jumlah pasien IGD yang dilakukan skrining COVID-19/


Formula jumlah seluruh pasien IGD dalam kurun waktu tertentu
x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

47
14 Besar Sampel 128 pasien

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Gawat Darurat

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Gawat Darurat

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Rekam Medis


Pengambilan Data

e. Kejadian Gagal Pemasangan Akses Intravena (Infus)

48
1 Judul Indikator Kejadian Gagal Pemasangan Akses Intravena (Infus)

2 Dasar Pemikiran Undang undang Nomer 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kemampuan petugas IGD untuk dapat


melakukan pemasangan infus pasien dengan tepat sesuai
Tujuan dengan SPO yang berlaku sehingga dapat mengurangi angka
kejadian gagal infus yang berakibat meningkatnya
kemungkinan terjadinya flebitis pada pasien

5 Pemasangan akses intravena adalah proses memasukkan


jarum infus ke dalam pembuluh darah vena pasien yang
kemudian disambungkan dengan selang infus dan di alirkan
Definisi cairan infus guna untuk tatalaksana penyakit yang diderita
Operasional oleh pasien

Kegagalan pemasangan akses intravena diartikan jika


dilakukan penusukan jarum infus lebih dari satu kali

6 Kriteria

Jumlah keseluruhan pasien yang dilakukan pemasangan askes


a. Inklusi
intravena dalam kurun waktu yang sama

b. Eksklusi Pasien neonatus

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien IGD yang gagal dalam pemasangan akses


Numerator
intravena dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan pasien yang dilakukan pemasangan askes


Denominator
intravena dalam kurun waktu yang sama

11 Jumlah pasien IGD yang gagal dalam pemasangan akses


intravena / jumlah keseluruhan pasien yang dilakukan
Formula
pemasangan askes intravena dalam jangka waktu tertentu x
100%

49
12 Target Pencapaian
≤ 5%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Sensus Harian

14 Besar Sampel 79 sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : IGD

16 Metode Retrospektif Concurrent


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Gawat Darurat/Kepala ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Buku pelaporan/form harian


Pengambilan Data

e. Kejadian Gagal Pemasangan Akses Intravena (Infus)

50
1 Judul Indikator Kejadian Gagal Pemasangan Akses Intravena (Infus)

2 Dasar Pemikiran Undang undang Nomer 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kemampuan petugas IGD untuk dapat


melakukan pemasangan infus pasien dengan tepat sesuai
Tujuan dengan SPO yang berlaku sehingga dapat mengurangi angka
kejadian gagal infus yang berakibat meningkatnya
kemungkinan terjadinya flebitis pada pasien

5 Pemasangan akses intravena adalah proses memasukkan


jarum infus ke dalam pembuluh darah vena pasien yang
Definisi kemudian disambungkan dengan selang infus dan di alirkan
Operasional cairan infus guna untuk tatalaksana penyakit yang diderita
oleh pasien. Kegagalan pemasangan akses intravena diartikan
jika dilakukan penusukan jarum infus lebih dari satu kali

6 Kriteria

Jumlah keseluruhan pasien yang dilakukan pemasangan askes


a. Inklusi
intravena dalam kurun waktu yang sama

b. Eksklusi Pasien neonatus

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien IGD yang gagal dalam pemasangan akses


Numerator
intravena dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan pasien yang dilakukan pemasangan askes


Denominator
intravena dalam kurun waktu yang sama

11 Jumlah pasien IGD yang gagal dalam pemasangan akses


intravena / jumlah keseluruhan pasien yang dilakukan
Formula
pemasangan askes intravena dalam jangka waktu tertentu x
100%

51
12 Target Pencapaian
≤ 5%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Sensus Harian

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : IGD

16 Metode Retrospektif Concurrent


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Gawat Darurat/Kepala ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Buku pelaporan/form harian


Pengambilan Data

2. Instalasi Rawat Jalan

52
a. Kepatuhan Penggunaan Display Antrian Dalam Pemanggilan
Antrian Pasien
Kepatuhan Penggunaan Display Antrian Dalam Pemanggilan
1 Judul Indikator
Antrian Pasien

2 Dasar Pemikiran SPM Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan angka kepatuhan staf rawat jalan agar selalu


Tujuan menggunalan display antrian dalam pemanggilan antrian
pasien

5 Display antrian adalah sebuah sistem yang dilengkap dengan


layar monitor dan software antrian yang tujuannya
Definisi
memudahkan petugas dalam pemanggilan pasien sesuai
Operasional
dengan nomor antrian dan mencegah terjadinya komplain
pasien saat mengantri

6 Kriteria

Semua display antrian pasien rawat jalan yang aktif saat


a. Inklusi
dokter poliklinik berpraktek sesuai jadwal

Antrian pasien di hari minggu atau tanggal merah (karena


b. Eksklusi
hanya ada Poli UMUM)

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah kejadian pasien rawat jalan yang dipanggil


Numerator menggunakan display antrian dalam pemanggilan antrian
dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan pasien rawat jalan yang dilayani dalam


Denominator
kurun waktu yang sama

11 Jumlah kejadian pasien rawat jalan yang dipanggil


menggunakan display antrian dalam pemanggilan antrian
Formula
/Jumlah keseluruhan pasien rawat jalan yang dilayani dalam
kurun waktu tertentu x 100%

53
12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Form Survey Harian

14 Besar Sampel 128

15 Cara Pengambilan
Probability Sampling – Simple Random Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Rawat Jalan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Rawat Jalan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Display antrian


Pengambilan Data

54
b. Kepatuhan Pelaporan Pasien Pre Operasi Elektif
1 Judul Indikator Kepatuhan Pelaporan Pasien Pre Operasi Elektif

2 Dasar Pemikiran SPM Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketertiban pelaporan pasien pre operasi elektif


Tujuan yang dilakukan oleh staf rawat jalan kepada staf kamar
operasi

5 Pelaporan pasien pre operasi elektif adalah alur yang


dilakukan oleh petugas rawat jalan apabila terdapat pasien
Definisi
yang direncakan mendapatkan tindakan di kamar operasi
Operasional
secara elektif agar petugas kamar operasi dapat merencanakan
dan mempersiapkan operasi dengan baik

6 Kriteria

Semua pasien rawat jalan yang akan direncakan mendapatkan


a. Inklusi
operasi di ruang operasi yang dikerjakan secara elektif

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pelaporan pasien pre operasi elektif yang dilakukan


staf rawat jalan kepada staf ruang operasi yang dilakukan di
Numerator
shift yang sama saat pasien berobat dalam kurun waktu
tertentu

10 Jumlah keseluruhan pelaporan pasien pre operasi elektif yang


Denominator dilakukan staf rawat jalan kepada staf ruang operasi dalam
kurun waktu yang sama

11 Jumlah pelaporan pasien pre operasi elektif yang dilakukan


staf rawat jalan kepada staf ruang operasi yang dilakukan di
Formula shift yang sama saat pasien berobat / Jumlah keseluruhan
pelaporan pasien pre operasi elektif yang dilakukan staf rawat
jalan kepada staf ruang operasi dalam kurun waktu tertentu

55
12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel Semua pasien rawat jalan yang diputuskan operasi elektif

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Rawat Jalan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Rawat Jalan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Catatan Data Rawat Jalan


Pengambilan Data

56
c. Ketepatan Entry Tindakan di E-HOS
1 Judul Indikator Ketepatan Entry Tindakan di E-HOS

2 Dasar Pemikiran SPM Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Manfaat Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan Kesinambungan

4 Meningkatkan ketertiban peng-entry-an tinadakan pasien


Tujuan
rawat jalan di E-HOS oleh staf rawat jalan

5 Entry tindakan di E-HOS adalah alur yang harus dilakukan


Definisi staf rawat jalan ketika terdapat tindakan tertentu yang
Operasional dilakukan dokter terhadap pasiennya ke dalam sistem
informasi rumah sakit

6 Kriteria

Semua pasien rawat jalan yang akan yang mendapatkan


a. Inklusi
tindakan tertentu oleh dokter

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien rawat jalan yang mendapatkan tindakan


Numerator tertentu dari dokter dan di input ke dalam E-HOS dengan
benar dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan pasien yang mendapatkan tindakan


Denominator
tertentu dari dokter dalam kurun waktu yang sama

11 Jumlah pasien rawat jalan yang mendapatkan tindakan


tertentu dari dokter dan di input ke dalam E-HOS dengan
Formula benar / jumlah keseluruhan pasien yang mendapatkan
tindakan tertentu dari dokter dalam kurun waktu tertentu x
100%

12 Target Pencapaian
100%

57
13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

SIM – RS/E-HOS

14 Semua pasien rawat jalan yang mendapatkan tindakan tertentu


Besar Sampel
dari dokter

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Rawat Jalan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Rawat Jalan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen SIM – RS (E-HOS)


Pengambilan Data

d. Kepatuhan Pengisian KRS di E-HOS

58
1 Judul Indikator Kepatuhan Pengisian KRS di E-HOS

2 Dasar Pemikiran SPM Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan Kesinambungan

4 Meningkatkan ketertiban peng-entry-an KRS pasien rawat


Tujuan
jalan di E-HOS oleh staf rawat jalan

5 Pengisian KRS di E-HOS adalah alur yang harus dilakukan


Definisi staf rawat jalan ketika pasien rawat jalan sudah selesai
Operasional dilayani dan harus mengisi KRS ke dalam sistem informasi
rumah sakit

6 Kriteria

Semua pasien rawat jalan yang akan yang sudah selesai


a. Inklusi
dilayani di Instalasi Rawat Jalan

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien rawat jalan yang di KRS-kan dalam E-HOS


Numerator
dengan benar dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan pasien rawat jalan yang dilayani dalam


Denominator
kurun waktu yang sama

11 Jumlah pasien rawat jalan yang di KRS-kan dalam E-HOS


Formula dengan benar / jumlah keseluruhan pasien rawat jalan
yang dilayani dalam kurun waktu yang sama x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Medical record Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

59
SIM – RS/E-HOS

14 Besar Sampel 128

15 Cara Pengambilan
Sampel

Wilayah
pengamatan : Rawat Jalan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Rawat Jalan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen SIM – RS/E-HOS


Pengambilan Data

60
e. Kelengkapan Pengisian Resume Medik Pasien
1 Judul Indikator Kelengkapan Pengisian Resume Medik Pasien

2 Dasar Pemikiran SPM Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketertiban pengisian resuma pasien secara


Tujuan
lengkap oleh staf rawat jalan

5 Pengisian resume medis pasien adalah data yang harus diisi


oleh dokter penanggungjawab dan staf rawat jalan yang
Definisi
berisikan data pasien beserta anamnesa, diagnosis, dan terapi
Operasional
yang diberikan kepada pasien. Dikatakan lengkap jika seluruh
data diisi dengan lengkap

6 Kriteria

Semua resume medis pasien rawat jalan yang menggunakan


a. Inklusi
penjamin (BPJS, JKK, Asurasi)

b. Eksklusi Pasien dengan cara bayar umum

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah resume medis pasien rawat jalan yang diisi secara


Numerator
lengkap dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan resume medis pasien rawat jalan yang


Denominator
diisi dalam kurun waktu yang sama

11 Jumlah resume medis pasien rawat jalan yang diisi secara


Formula lengkap / jumlah keseluruhan resume medis pasien rawat jalan
dalam jangka waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

61
Catatan Data Lainnya :

Resume Medis Rawat Jalan

14 Besar Sampel 128

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Rawat Jalan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Rawat Jalan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Lembar resume rawat jalan


Pengambilan Data

62
3. Unit Farmasi
a. Adanya Kekosongan Obat Di Logistik Farmasi
1 Judul Indikator Adanya kekosongan obat di Logistik Farmasi

2 Dasar Pemikiran Permenkes no.72 tahun 2016

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan Berorientasi kepada pengguna

4 Mengurangi kejadian kekosongan obat di di Logistik


Tujuan
Farmasi

5 Definisi Kekosongan obat adalah tidak tersedianya obat sehingga


Operasional resep obat tersebut tidak dapat dilayani

6 Kriteria

a. Inklusi Seluruh item obat

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah obat yang kosong

10 Denominator Jumlah seluruh item obat

11 (Jumlah obat yang kosong / jumlah seluruh item obat) x


Formula
100%

12 Target Pencapaian
0%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel 128 sampel

15 Cara Pengambilan Non Probability

63
Sampel

Wilayah
pengamatan : Logistik Farmasi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit Penanggung Jawab Farmasi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Catatan Data


Pengambilan Data

b. Adanya Kekosongan Alkes Di Logistik Farmasi

64
1 Judul Indikator Adanya kekosongan alkes di Logistik Farmasi

2 Dasar Pemikiran Permenkes no.72 tahun 2016

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan Berorientasi kepada pengguna

4 Mengurangi kejadian kekosongan alkes di di Logistik


Tujuan
Farmasi

5 Definisi Kekosongan alkes adalah tidak tersedianya alkes sehingga


Operasional resep alkes tersebut tidak dapat dilayani

6 Kriteria

a. Inklusi Seluruh item alkes

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah alkes yang kosong

10 Denominator Jumlah seluruh item alkes

11 (Jumlah alkes yang kosong / jumlah seluruh item alkes) x


Formula
100%

12 Target Pencapaian
0%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel 64 sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

65
Wilayah
pengamatan : Logistik Farmasi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit Penanggung Jawab Farmasi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Catatan Data


Pengambilan Data

c. Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi Sesuai Standar (< 30 menit)

66
Waktu tunggu pelayanan obat jadi sesuai standar (< 30
1 Judul Indikator
menit)

2 Dasar Pemikiran Kepmenkes No129 tahun 2008 tentang SPM Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan Berorientasi kepada pasien

4 Menurunkan complain pasien terkait waktu tunggu


Tujuan
pelayanan obat jadi

5 Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah rentang waktu


Definisi
petugas farmasi mulai menyiapkan sediaan farmasi hingga
Operasional
diserahkan kepada pasien/perawat.

6 Kriteria

a. Inklusi Resep obat jadi yang dilayani di Unit Farmasi

b. Eksklusi Resep obat jadi dengan jasa pelayanan antar obat

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah resep obat jadi yang waktu tunggu pelayanannya <


Numerator
30 menit

10 Denominator Jumlah resep obat jadi yang dilayani di Depo farmasi

11 (Jumlah resep obat jadi yang waktu tunggu pelayanannya <


Formula 30menit / jumlah resep obat jadi yang dilayani di Unit
Farmasi

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel 128 sampel

15 Cara Pengambilan Probability random sampling – Simple random sampling

67
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit Farmasi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit Penanggung Jawab Farmasi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen SIM RS (EHOS)


Pengambilan Data

d. Waktu tunggu pelayanan obat racikan sesuai standar (< 60 menit)


1 Judul Indikator Waktu tunggu pelayanan obat racikan sesuai standar (< 60

68
menit)

2 Dasar Pemikiran Kepmenkes No129 tahun 2008 tentang SPM Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan Berorientasi kepada pengguna

4 Menurunkan komplain pasien terkait waktu tunggu


Tujuan
pelayanan obat racikan

5 Waktu tunggu pelayanan racikan jadi adalah rentang waktu


Definisi
petugas farmasi mulai menyiapkan sediaan farmasi hingga
Operasional
diserahkan kepada pasien/perawat.

6 Kriteria

a. Inklusi Resep obat racikan yang dilayani di Unit Farmasi

b. Eksklusi Resep obat racikan dengan jasa pelayanan antar obat

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah resep obat racikan yang waktu tunggu pelayanannya


Numerator
< 60 menit

10 Denominator Jumlah resep obat racikan yang dilayani di Unit Farmasi

11 Jumlah resep obat racikan yang waktu tunggu pelayanannya


Formula
< 60menit / jumlah resep obat jadi yang dilayani x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel 104 resep per bulan

15 Cara Pengambilan Probability random sampling – Simple random sampling

69
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit Farmasi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit Penanggung Jawab Farmasi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen SIM RS (EHOS)


Pengambilan Data

e. Kesesuaian Suhu Penyimpanan Obat di Ruang Penyimpanan di Depo


Farmasi

70
Kesesuaian suhu penyimpanan obat di ruang penyimpanan
1 Judul Indikator
di depo farmasi

2 Dasar Pemikiran Permenkes RI No 72 tahun 2016

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan Berorientasi kepada pengguna

4 Tujuan Menjaga stabilitas obat di ruang penyimpanan

5 Stabilitas obat adalah kemampuan suatu sediaan berada


dalam batas spesifikasi yang ditetapkan sepanjang periode
Definisi penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin
Operasional identitas,kualitas,kekuatan,dan kemurnian obat tersebut.

Suhu penyimpanan obat pada suhu ruangan yaitu suhu


kurang dari 25oC

6 Kriteria

a. Inklusi Suhu penyimpanan obat di ruangan depo farmasi

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pengamatan suhu yang sesuai dengan suhu


Numerator
penyimpanan di ruangan

10 jumlah pengamatan suhu penyimpanan di ruangan dalam


Denominator
sebulan

11 Jumlah pengamatan suhu yang sesuai dengan suhu


Formula penyimpanan di ruangan / jumlah pengamatan suhu
penyimpanan di ruangan dalam sebulan x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

71
Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 semua pengamatan suhu penyimpanan di ruang


Besar Sampel
penyimpanan depo farmasi

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Ruang depo Farmasi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit Penanggung Jawab Farmasi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Formulir atau Buku Pencatatan suhu ruang penyimpanan


Pengambilan Data

f. Kesesuaian Suhu Penyimpanan Obat di Ruang Penyimpanan di Logistik


Farmasi

72
Kesesuaian Suhu Penyimpanan Obat di Ruang Penyimpanan
1 Judul Indikator
di Logistik Farmasi

2 Dasar Pemikiran Permenkes RI No 72 tahun 2016

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan Berorientasi kepada pengguna

4 Tujuan Menjaga stabilitas obat di ruang penyimpanan

5 Stabilitas obat adalah kemampuan suatu sediaan berada


dalam batas spesifikasi yang ditetapkan sepanjang periode
Definisi penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin
Operasional identitas,kualitas,kekuatan,dan kemurnian obat tersebut.

Suhu penyimpanan obat pada suhu ruangan yaitu suhu


kurang dari 25oC

6 Kriteria

a. Inklusi Suhu penyimpanan obat di ruangan losgistik farmasi

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pengamatan suhu yang sesuai dengan suhu


Numerator
penyimpanan di ruangan

10 jumlah pengamatan suhu penyimpanan di ruangan dalam


Denominator
sebulan

11 Jumlah pengamatan suhu yang sesuai dengan suhu


Formula penyimpanan di ruangan / jumlah pengamatan suhu
penyimpanan di ruangan dalam sebulan x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

73
Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 semua pengamatan suhu penyimpanan di ruangan losgistik


Besar Sampel
farmasi

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Logistik Farmasi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit Penanggung Jawab Farmasi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Formulir atau Buku Pencatatan suhu ruang penyimpanan


Pengambilan Data

g. Kesesuaian Suhu Penyimpanan Obat Di Lemari Es di Depo Farmasi

74
Kesesuaian suhu penyimpanan obat di lemari es di Depo
1 Judul Indikator
Farmasi

2 Dasar Pemikiran Permenkes RI No 72 tahun 2016

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan Berorientasi kepada pengguna

4 Tujuan Menjaga stabilitas obat di ruang penyimpanan

5 Stabilitas obat adalah kemampuan suatu sediaan berada


dalam batas spesifikasi yang ditetapkan sepanjang periode
Definisi penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin
Operasional identitas,kualitas,kekuatan,dan kemurnian obat tersebut.

Suhu penyimpanan obat di lemari es yaitu suhu dingin


kurang dari 8oC

6 Kriteria

a. Inklusi Suhu penyimpanan obat di lemari es

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pengamatan suhu yang sesuai dengan suhu


Numerator
penyimpanan di lemari es

10 jumlah pengamatan suhu penyimpanan di lemari es dalam


Denominator
sebulan

11 (Jumlah pengamatan suhu yang sesuai dengan suhu


Formula penyimpanan di lemari es / jumlah pengamatan suhu
penyimpanan di lemari es dalam sebulan) x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

75
Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel semua pengamatan suhu penyimpanan di lemari es

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Depo Farmasi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit Penanggung Jawab Farmasi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Formulir pencatatan suhu di lemari es


Pengambilan Data

76
h. Kesesuaian Suhu Penyimpanan Obat Di Lemari Es di Logistik Farmasi
Kesesuaian Suhu Penyimpanan Obat Di Lemari Es di
1 Judul Indikator
Logistik Farmasi

2 Dasar Pemikiran Permenkes RI No 72 tahun 2016

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan Berorientasi kepada pengguna

4 Tujuan Menjaga stabilitas obat di ruang penyimpanan

5 Stabilitas obat adalah kemampuan suatu sediaan berada


dalam batas spesifikasi yang ditetapkan sepanjang periode
Definisi penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin
Operasional identitas,kualitas,kekuatan,dan kemurnian obat tersebut.
Suhu penyimpanan obat di lemari es yaitu suhu dingin
kurang dari 8oC

6 Kriteria

a. Inklusi Suhu penyimpanan obat di ruang penyimpanan

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pengamatan suhu yang sesuai dengan suhu


Numerator
penyimpanan di lemari es

10 jumlah pengamatan suhu penyimpanan di lemari es dalam


Denominator
sebulan

11 (Jumlah pengamatan suhu yang sesuai dengan suhu


Formula penyimpanan di lemari es / jumlah pengamatan suhu
penyimpanan di lemari es dalam sebulan) x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

77
Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel semua pengamatan suhu penyimpanan di lemari es

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit Farmasi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit Penanggung Jawab Farmasi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Formulir pencatatan suhu di lemari es


Pengambilan Data

78
i. Kesalahan pemberian obat
1 Judul Indikator Kesalahan Pemberian Obat

2 Dasar Pemikiran SPM Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan Berorientasi kepada pengguna

4 Tujuan Menurunkan angka kesalahan pemberian obat

5 Kesalahan pemberian obat meliputi:


Definisi 1. Salah dalam meberikan jenis obat
Operasional 2. Salah dalam meberikan dosis
3. Salah orang
4. Salah jumlah
6 Kriteria

Pasien yang mendapatkan obat dari farmasi RSUD Ilaga


a. Inklusi

Pasien yang mendapat obat dari luar atau selain petugas


b. Eksklusi
farmasi RSUD Ilaga

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien yang mendapatkan kesalahan pemberian obat


Numerator
dari farmasi RSUD Ilaga

10 Jumlah pasien yang mendapat obat dari farmasi RSUD


Denominator
Ilaga

11 Jumlah pasien yang mendapatkan kesalahan pemberian obat


Formula dari farmasi RSUD Ilaga / Jumlah pasien yang mendapat
obat dari farmasi RSUD Ilaga X 100%

12 Target Pencapaian
0%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

79
Catatan Data Lainnya : SIM RS (EHOS)

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel 128 obat per bulan

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit Farmasi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit Penanggung Jawab Farmasi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen SIM RS (EHOS)


Pengambilan Data

80
j. Jumlah item obat mendekati kadaluarsa di Logistik Farmasi dan Depo
Farmasi
Jumlah item obat mendekati kadaluarsa di Logistik Farmasi
1 Judul Indikator
dan Depo Farmasi

2 Dasar Pemikiran SPM Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Menjaga stabilitas obat di ruang penyimpanan

5 Definisi Item obat yang mendekati kadaluarsa adalah 3 bulan


Operasional sebelum masa expired

6 Kriteria

Pasien yang mendapatkan obat dari farmasi RSUD Ilaga


a. Inklusi

Pasien yang mendapat obat dari luar atau selain petugas


b. Eksklusi
farmasi RSUD Ilaga

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah item obat yang mendekati kadaluarsa

10 Denominator Jumlah item obat

11 Jumlah item obat yang mendekati kadaluarsa / Jumlah item


Formula
obat X 100%

12 Target Pencapaian
0%

13 Sumber Data Medical record Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel 128

81
15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit Farmasi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit Farmasi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Catatan data


Pengambilan Data

82
k. Kesesuaian Penerimaan Obat Dengan Form Penerimaan Obat Dari Logistik
Farmasi di Depo Farmasi
Kesesuaian Penerimaan Obat dengan Form Penerimaan Obat
1 Judul Indikator
dari Logistik Farmasi di Depo Farmasi

2 Dasar Pemikiran SPM Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kesesuaian penerimaan obat dengan Form


Tujuan
Penerimaan Obat dari Logistik Farmasi

5 Penerimaan Obat sesuai dengan Form penerimaan adalah


Definisi kegiatan menerima obat dari farmasi dengan memeriksa
Operasional kesesuaian jenis dan jumlah fisik obat dengan form
penerimaan obat dari Logistik Farmasi

6 Kriteria

a. Inklusi Semua item obat yang dipesan

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Semua item obat yang diterima sesuai dengan Form


Numerator
Penerimaan Obat dari Logistik Farmasi

10 Denominator Semua item obat yang dipesan

11 (Semua item obat yang diterima sesuai dengan Form


Formula Penerimaan Obat dari Logistik Farmasi / semua item obat
yang dipesan) x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

83
Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel 128

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Depo Farmasi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit / Penangungg Jawab Farmasi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Catatan Data


Pengambilan Data

84
l. Kesesuaian Pengiriman Obat Dengan Surat Pesanan
1 Judul Indikator Kesesuaian Pengiriman Obat Dengan Surat Pesanan

2 Dasar Pemikiran SPM Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kesesuaian pengiriman obat dengan surat


Tujuan
pesanan

5 Kesesuaian pengiriman obat dengan pesanan adalah kegiatan


Definisi pengiriman obat dari penyuplai ke peminta / pemesan,
Operasional dengan memeriksa kesesuaian nama, jenis, dan jumlah obat
dengan faktur dan surat pesanan

6 Kriteria

a. Inklusi Semua item obat yang dipesan

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Semua item obat yang dikirim dan diterima sesuai dengan


Numerator
surat pesanan

10 Denominator Semua item obat yang dipesan

11 (Semua item obat yang diterima sesuai dengan surat pesanan


Formula
/ semua item obat yang dipesan) X 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

85
14 Besar Sampel 128

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Logistik Farmasi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Koordinator Logistik Farmasi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Catatan Data


Pengambilan Data

4. Unit Laboratorium
Ketidaksesuaian Input Hasil Pemeriksaaan Laboratorium

86
1 Judul Indikator Ketidaksesuaian Input Hasil Pemeriksaaan Laboratorium

Standart Pelayanan Minimal Rumah Sakiit KMK nomor 129


2 Dasar Pemikiran
/Menkes /SK / II /2018

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kepatuhan dan ketelitian dari staf


Laboratorium pada saat mengetik hasil pemeriksaan
Tujuan
laboratorium serta meningkatkan double cek sebelum hasil
dikeluarkan

5 Hasil pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan


prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau
sampel dari penderita, dapat berupa urine (air kencing),
darah, sputum (dahak), dan sebagainya untuk menentukan
diagnosis atau membantu menentukan diagnosis penyakit
bersama dengan tes penunjang lainya.

Definisi Double cek hasil pemeriksaan adalah kegiatan yang


Operasional dilakukan antar staf Laboratorium setelah hasil diinput

Salah ketik hasil adalah ketidaksesuaian antara hasil


pemeriksaan dan input data hasil pemeriksaan di SIM RS
yang ditemukan oleh unit lain setelah cetak hasil diterima
atau sesama ATLM pada saat double cek

Pada hasil yang tidak sesuai dengan parameter pemeriksaan ,


misal : hasil urea diisi hasil creatiniin

6 Kriteria

Semua hasil pemeriksaan laboratorium yang dikerjakan


a. Inklusi
mandiri (dikerjakan sendiri di RSUD ILAGA )

Hasil pemeriksaan dari laboratorium rekanan (laboratorium


b. Eksklusi
rujukan yaitu hasil biogen ; hasil PCR)

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah ketidaksesuaian input hasil pemeriksaan

87
laboratorium dalam kurun waktu yang sama

10 Jumlah hasil pemeriksaan laboratorium dalam kurun waktu


Denominator
yang sama

11 Jumlah ketidaksesuaian input hasil pemeriksaan


Formula laboratorium /Jumlah hasil pemeriksaan laboratorium dalam
kurun waktu yang sama dikalikan 100%

12 Target Pencapaian
0%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Form


pengumpulan data/buku
pelaporan

14 Besar Sampel 128

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit Laboratorium

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit/Penanggungjawab Laboratorium

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Pengamatan menggunakan pengumpulan data/buku


Pengambilan Data pelaporan

Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium Pasien Rawat Jalan ≤60 menit


1 Judul Indikator Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium Pasien Rawat Jalan

88
≤60 menit

2 Dasar Pemikiran KMK RI No.129/Menkes/SK/2/2008

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan Laboratorium

5 Waktu tunggu pelayanan laboratorium adalah waktu yang


Definisi dibutuhkan sejak data pasien diterima oleh SIMRS (E-HOS)
Operasional dari transfer data poli hingga keluar hasil pemeriksaan
laboratoirum.

6 Kriteria

Waktu tunggu hasil pemeriksaan pasien di instalasi rawat


a. Inklusi jalan ( hasil yang ditunggu ) dan APS (atas permintaan
sendiri) dengan waktu kurang dari sama dengan 60 menit.

Waktu tunggu hasil pemeriksaan pasien rawat jalan dengan


b. Eksklusi pemeriksaan PA ; FNAB ; biogen ; gula darah puasa 2jpp ;
hasil ditinggal diambil saat kontrol

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien rawat jalan untuk menunggu hasil


Numerator
pemeriksaan ≤60 menit dalam kurun waktu yang sama

10 Denominator Jumlah pasien rawat jalan dalam kurun waktu yang sama

11 Jumlah waktu yang dibutuhkan pasien rawat jalan untuk


Formula menunggu hasil pemeriksaan ≤60 menit / Jumlah pasien
rawat jalan dalam kurun waktu yang sama x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

89
Form pengumpulan
data/buku pelaporan

14 Besar Sampel 128 sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit Laboratorium

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit/Penanggungjawab Laboratorium

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Form pengumpulan data/buku laporan


Pengambilan Data

Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratoium


Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan
1 Judul Indikator
laboratoium

90
2 Dasar Pemikiran Kepmenkes RI No. 129/Menkes/SK/II/2018

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium

5 Kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium


Definisi
merupakan penyerahan hasil laboratorium pada pasien yang
Operasional
salah, baik itu pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap

6 Kriteria

Jumlah penyerahan hasil laboratorium yang salah dalam


a. Inklusi
kurun waktu yang sama

Jumlah penyerahan hasil laboratorium yang diiserahkan pada


b. Eksklusi pasien rawat jalan dan rawat inap dalam kurun waktu yang
sama

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah seluruh pasien yang diperiksa laboratorium dikurangi


Numerator jumlah penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium yang
salah orang dalam kurun waktu yang sama

10 Jumlah seluruh pasien yang diperiksa di laboratorium dalam


Denominator
kurun waktu yang sama

11 Jumlah seluruh pasien yang diperiksa laboratorium dikurangi


jumlah penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium yang
Formula
salah orang / Jumlah seluruh pasien yang diperiksa di
laboratorium dalam kurun waktu yang sama X 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Form


pengumpulan data/buku

91
pelaporan

14 Besar Sampel 128

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Non Probability Sampling

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit/Penanggungjawab Laboratorium

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Form pengumpulan data/buku pelaporan


Pengambilan Data

5. Unit Radiologi
a. Ketertiban Pembacaan Hasil Foto Rontgen ≤ 24 jam
1 Judul Indikator Ketertiban Pembacaan Hasil Foto Rontgen ≤ 24 jam

92
KMK Nomor 1014 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
2 Dasar Pemikiran
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketertiban radiolog dan komunikasi dengan


Tujuan
radiografer dalam membaca hasil foto rontgen pasien

5 Pembaacan hasil foto rontgen adalah salah satu proses yang


dilakukan dokter spesialis radiologi dalam
menginterpretasikan foto rontgen di dalam beberapa rincian
yang sudah disepakati sebelumnya sehingga menimbulkan
sebuah kesimpulan mengenai kondisi pasien
Definisi
Operasional
Pembaacaan hasil foto rontgen dikatakan tertib apabila
dokter spesialis radiologi membaca hasil foto dalam kurun
waktu ≤24 jam setelah pasien di foto. Pembacaan foto
rontgen dapat dilaukan jarak jauh dengan menggunakan
media komunikasi seperti email.

6 Kriteria

Semua hasil foto rontgen pasien yang dilayani di unit


a. Inklusi
radiologi

Hasil foto rontgen atas permintaan dokter bukan dari RS


b. Eksklusi
Arafah

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah foto rontgen yang dibaca oleh dokter spesialis


Numerator
radiologi ≤ 24 jam dalam jangka waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan foto rontgen yang dibaca oleh dokter


Denominator
spesialis radiologi dalam jangka waktu yang sama

11 Jumlah foto rontgen yang dibaca oleh dokter spesialis


Formula radiologi ≤ 24 jam / jumlah keseluruhan foto rontgen yang
dibaca oleh dokter spesialis radiologi dalam kurun waktu

93
tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel 67

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit Radiologi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Unit Radiologi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Catatan email waktu pembacaan hasil rontgen


Pengambilan Data

b. Ketertiban Penyampaian Hasil Bacaan Foto Rontgen Pasien Rawat Inap ≤


6 Jam
Ketertiban Penyampaian Hasil Bacaan Foto Rontgen Pasien
1 Judul Indikator
Rawat Inap ≤ 6 Jam

2 Dasar Pemikiran KMK Nomor 1014 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan

94
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketertiban radiografer dalam menyampaikan


Tujuan hasil bacaan foto rontgen pasien rawat inap ke unit rawat
inap

5 Pembaacan hasil foto rontgen adalah salah satu proses yang


dilakukan dokter spesialis radiologi dalam
menginterpretasikan foto rontgen di dalam beberapa rincian
yang sudah disepakati sebelumnya sehingga menimbulkan
sebuah kesimpulan mengenai kondisi pasien
Definisi
Operasional Setelah foto rontgen dibaca atau di ekspertise oleh dokter
spesialis radiologi, radiografer akan menyampaikan hasil
tersebut kepada unit rawat inap dimana pasien tersebuut
sedangan dirawat. Penyampaian hasil bacaan foto rontgen
dikatakan tertib apabila dilakukan ≤ 6 jam sejak saat foto
rontgen dibaca oleh dokter spesialis radiologi

6 Kriteria

Semua hasil foto rontgen pasien rawat inap yang dilayani di


a. Inklusi
unit radiologi

b. Eksklusi Hasil foto rontgen pasien rawat jalan

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah foto rontgen disampaikan tepat waktu ke unit rawat


Numerator
inap dalam jangka waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan foto rontgen yang disampaikan


Denominator dari radiografer ke unit rawat inap dalam jangka waktu
yang sama

11 Jumlah foto rontgen disampaikan tepat waktu ke unit rawat


inap / jumlah keseluruhan foto rontgen yang disampaikan
Formula
dari radiografer ke unit rawat inap dalam kurun waktu
tertentu x 100%

95
12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Buku Timbang Terima


Hasil Bacaan Rontgen

14 Besar Sampel 67

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Radiologi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Semua data di buku serah terima hasil pembacaan foto


Pengambilan Data rontgen

c. Kejadian Pasien Jatuh Saat Menjalani Pemeriksaan Rontgen


1 Judul Indikator Kejadian Pasien Jatuh Saat Menjalani Pemeriksaan Rontgen

KMK Nomor 1014 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan


2 Dasar Pemikiran
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan

96
3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kewasapaan dan ketertiban staf radiologi


dalam menjalan SPO saat melayani pasien sehingga tidak
Tujuan
terdapat kejadian pasien jatuh saat dilakukannya
pemeriksaan radiologi

5 Kejadian jatuh saat pasien mendapat pelayanan foto rontgen


adalah kejadian terjatuhnya pasien dari bed selama durasi
Definisi pelayanan foto rontgen dimulai dari pada saat pasien
Operasional dipindah dari bed untuk melakukan foto rontgen sampai
pada saat pasien kembali ke bed transport setelah selesai
dilakukan foto rontgen

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien yang mendapatkan layanan foto rontgen

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien yang jatuh saat mendapatkan layanan foto


Numerator
rontgen dalam jangka waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan pasien yang mendapatkan layanan foto


Denominator
rontgen dalam jangka waktu yang sama

11 Jumlah pasien yang jatuh saat mendapatkan layanan foto


Formula rontgen / Jumlah keseluruhan pasien yang mendapatkan
layanan foto rontgen dalam kurun waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
0%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Form IKP

97
14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Radiologi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit Radiologi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Form IKP


Pengambilan Data

d. Kejadian Kegagalan Pelayanan Rontgen


1 Judul Indikator Kejadian Kegagalan Pelayanan Rontgen

KMK Nomor 1014 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan


2 Dasar Pemikiran
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan

98
3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meminimalisir kejadian kegagalan pelayanan rontgen pada


Tujuan
pasien

5 Kegagalan pelayanan rontgen adalah kejadian tidak bisa


dilakukan pemeriksaan foto rontgen pasien dikarenakan hal-
hal teknis yang terkait dengan alat-alat radiologi ataupun
Definisi hal2 lainnya yang dapat menyebabkan kegagalan pelayanan
Operasional rontgen

Tidak dikatakan gagal pelayanan rontgen apabila


dikarenakan kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk
dilakukan foto rontgen

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien yang mendapatkan layanan foto rontgen

b. Eksklusi Kegagalan foto rontgen dikarenakan kondisi medis pasien

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien yang gagal dilakukan foto rontgen dalam


Numerator
jangka waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan pasien yang mendapatkan layanan foto


Denominator
rontgen dalam jangka waktu yang sama

11 Jumlah pasien yang gagal dilakukan foto rontgen / Jumlah


Formula keseluruhan pasien yang mendapatkan layanan foto rontgen
dalam kurun waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
2%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

99
Laporan Kepuasan Pasien

14 Besar Sampel Seluruh pasien yang dilakukan layanan foto rontgen

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit radiologi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Unit Radiologi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Catatan Data


Pengambilan Data

e. Kesesuaian Diagnosis DPJP dengan Hasil Bacaan Radiologi


1 Judul Indikator

100
KMK Nomor 1014 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
2 Dasar Pemikiran
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketertiban DPJP dalam menentukan diagnosis


Tujuan
yang kira-kira sesuai dengan hasil pemeriksaan radiologi

5 Diagnosis DPJP adalah kecurigaan dokter penanggung


jawab pasien terhadap penyakit apa yang sedang dialami
pasien yang telah diperiksa
Definisi Hasil bacaan radiolog adalah hasil pemeriksaan berupa
Operasional penjabaran kondisi pasien yang dilakukan oleh dokter
spesialis radiologi. Adapun yang termasuk katagori ini
adalah hasil bacaan seluruh pemeriksaan radiologi (termasuk
rontgen)

6 Kriteria

Semua pasien yang mendapatkan layanan radiologi (foto


a. Inklusi
rontgen)

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien yang diagnosis DPJP sesuai dengan hasil


Numerator
bacaan

10 Jumlah keseluruhan pasien yang mendapatkan layanan


Denominator
radiologi dalam jangka waktu yang sama

11 Jumlah pasien yang diagnosis DPJP sesuai dengan hasil


bacaan radiolog / Jumlah keseluruhan pasien yang
Formula
mendapatkan layanan radiologi dalam kurun waktu tertentu
x 100%

12 Target Pencapaian
≥ 90%

101
13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Rekam Medis dan Hasil


Bacaan Rontgen

14 Besar Sampel 67

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit radiologi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Unit / Penanggung jawab Radiologi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Rekam Medis dan Hasil Bacaan Rontgen


Pengambilan Data

6. Unit Gizi
a. Ketepatan Waktu Pendistribusian Makanan Pasien
1 Judul Indikator Ketepatan Waktu Pendistribusian Makanan Pasien

102
PMK Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelayanan
2 Dasar Pemikiran
Gizi Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketertiban staf gizi dalam melakukan


Tujuan
pendistrusian makanan pasien rawat inap

5 Pendistribusian makanan pasien rawat inap adalah proses


membagikan makanan kepada setiap pasien rawat inap yang
sedang menjalani perawatan di rumah sakit
Definisi
Operasional Jadwal pendistribusian makan pasien rawat inap dikatakan
tepat waktu jika dalam sehari dilakukan sebanyak tiga kali
dengan ketentuan pagi pukul 06.00-06.30, Siang pukul
11.30-12.0, dan sore pukul 16.30-17.00

6 Kriteria

Semua pasien rawat inap yang mendapatkan makanan


a. Inklusi
selama masa perawatan

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien rawat inap yang mendapatkan makanan sesuai


Numerator dengan jadwal pendistribusian makanan dalam jangka waktu
tertentu

10 Jumlah keseluruhan pasien rawat yang mendapatkan


Denominator
makanan dalam jangka waktu yang sama

11 Jumlah pasien rawat inap yang mendapatkan makanan sesuai


dengan jadwal pendistribusian makanan / Jumlah
Formula
keseluruhan pasien rawat yang mendapatkan makanan dalam
kurun waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

103
13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel 128

15 Cara Pengambilan
Non PROBABILITY
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit Gizi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Unit Gizi / Penanggung jawab gizi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Pencatatan harian distribusi makanan pasien rawat inap


Pengambilan Data

b. Ketertiban dan Kelengkapan Pengisian Pengkajian Gizi Pasien Rawat


Inap Maksimal 2 X 24 Jam
Ketertiban dan Kelengkapan Pengisian Pengkajian Gizi
1 Judul Indikator
Pasien Rawat Inap maksimal 2 x 24 jam

104
PMK Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelayanan
2 Dasar Pemikiran
Gizi Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketertiban staf gizi dalam melakukan


Tujuan pengkajian gizi pasien rawat inap kurang dari 24 sejak
pasien dirawat

5 Pengkajian Gizi adalah kegiatan mengumpulkan,


mengintegrasikan dan menganalisis data untuk identifikasi
masalah gizi yang terkait dengan aspek asupan zat gizi dan
makanan, aspek klinis, dan aspek perilaku- lingkungan serta
Definisi penyebabnya.
Operasional
Pengisian pengkajian gizi dikatakan lengkap dan tertib
apabila semua bagian di dalam form pengkajian tersebut
diisi dengan lengkap, benar, dan kurang dari 24 jam setelah
pasien masuk ke rawat inap

6 Kriteria

Semua pasien rawat inap yang mendapatkan makanan


a. Inklusi
selama masa perawatan

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien rawat inap yang diisi form pengkajian gizinya


Numerator
secara benar dan tepat waktu dalam jangka waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan pasien rawat baru yang seharusnya


Denominator forma pengkajian gizinya diisi tepat waktu dalam jangka
waktu yang sama

11 Jumlah pasien rawat inap yang diisi form pengkajian gizinya


secara benar dan tepat waktu / jumlah keseluruhan pasien
Formula
rawat baru yang seharusnya form pengkajian gizinya diisi
tepat waktu dalam kurun waktu tertentu x 100%

105
12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel 128

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit Gizi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Rekam Medis


Pengambilan Data

c. Adanya Sisa Makanan


1 Judul Indikator Adanya Sisa Makanan

2 Dasar Pemikiran SPM Pelayanan Gizi

106
3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan Unit Gizi

5 Definisi Sisa Makanan adalah porsi makanan yang tersisa / tidak


Operasional dimakan oleh pasien

6 Kriteria

Semua pasien rawat inap yang mendapatkan diet biasa atau


a. Inklusi
lunak ( Nasi/Tim/Bubur Kasar)

Pasien mendapatkan diet Bubur halus , Saring, Cair, atau


b. Eksklusi
dipuasakan

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah porsi sisa makan yang disurvey

10 Denominator Jumlah porsi makanan pasien dalam kurun waktu tertentu

11 Jumlah porsi sisa makan yang disurvey / Jumlah pasien yang


Formula
mendapat porsi makanan dalam kurun waktu tertentu x100%

12 Target Pencapaian
≤ 20%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan Kepuasan Pasien

14 Besar Sampel 128

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Ruang rawat inap

107
16 Metode Retrospektif Observasi
Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Unit Gizi/Penanggungjawab

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Formulir Adanya Sisa makanan


Pengambilan Data

d. Adanya Benda Lain dalam Makanan


1 Judul Indikator Adanya Benda Lain dalam Makanan

2 Dasar Pemikiran Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit

108
3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan Unit Gizi

5 Keamanan makanan pasien adalah kondisi dan upaya yang


diperlukan untuk mencegah makanan dari kemungkinan
cemaran biologis, kimiawi dan benda lain.
Definisi Benda Lain dalam Makanan adalah benda lain yang dapat
Operasional mengganggu, merugikan, dan membahayakan
kesehatan,sehingga menjadi hal yang mutlak harus dipenuhi
dalam proses pengolahan makanan di rumah sakit
(PGRS,2013)

6 Kriteria

a. Inklusi makanan yang disediakan oleh Unit Gizi

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah laporan ditemukan benda asing dalam makanan

10 Denominator Jumlah seluruh makanan pasien yang disurvey

11 Jumlah pasien yang ditemukannya benda asing dalam


Formula
makanan / Total seluruh pasien yang disurvey x100%

12 Target Pencapaian
0%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan : Pasien rawat inap
melaporkan ke staf rawat inap

Catatan Data Lainnya : Form IKP

14 Besar Sampel Semua pasien rawat inap

15 Cara Pengambilan Non Probability

109
Sampel

Wilayah
pengamatan : Ruang rawat inap

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit Gizi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Formulir Adanya Benda Asing


Pengambilan Data

e. Ketertiban Pembersihan Troley Makanan


1 Judul Indikator Ketertiban Pembersihan Troley Makanan

PMK Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelayanan


2 Dasar Pemikiran
Gizi Rumah Sakit

110
3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketertiban staf gizi dalam membersihkan


troley makanan pasien rawat inap sehingga tercipta
Tujuan
lingkungan bersih dalam pendistribusian makanan pasien
rawat inap

5 Troley makanan adalah alat yang digunakan staf gizi dalam


mendistribusikan makanan ke seluruh pasien rawat inap
Definisi yang sedang menjalani masa rawatan di rumah sakit
Operasional Pembersihan troley makanan dikatakan tertib apabila
dilakukan minimal sekali setiap hari dengan pantauan
supervisi

6 Kriteria

a. Inklusi Semua troley makanan yang terdapat di rumah sakit

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah troley makanan yang dibersihkan dengan tepat dan


Numerator
benar dalam jangka waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan troley makanan yang dimiliki oleh


Denominator
rumah sakit dalam jangka waktu yang sama

11 Jumlah troley makanan yang dibersihkan dengan tepat dan


Formula benar / jumlah keseluruhan troley makanan yang dimiliki
oleh rumah sakit dalam kurun waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

111
Laporan Kepuasan Pasien

14 Besar Sampel Semua troley makanan yang terdapat di rumah sakit

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Gizi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Unit Gizi/Penanggung jawab

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Seluruh data di dalam buku pencatatan pembersihan trolley


Pengambilan Data

7. Instalasi Bedah Sentral, CSSD dan Laundry


a. Kepatuhan Dalam Penandaan (Site Marking) Lokasi Insisi Operasi
Kepatuhan Dalam Penandaan (Site Marking) Lokasi
1 Judul Indikator
Insisi Operasi

2 Dasar Pemikiran Keselamatan pasien

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

112
Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kepatuhan operator dalam penandaan lokasi


Tujuan
insisi operasi

5 Site marking adalah tindakan pemberian tanda identifikasi


Definisi khusus untuk penandaan sisi kanan atau kiri pada pasien
Operasional yang akan dilakukan tindakan operasi dengan prosedur yang
tepat dan benar.

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien yang menerima tindakan di ruang operasi

Pasien yang diinsisi pada bagian tubuh yang tidak perlu


b. Eksklusi
identifikasi sisi kanan dan kiri

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien yang dilakukan site marking dalam kurun


Numerator
waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan pasien yang seharusnya membutuhkan


Denominator
site marking dalam kurun waktu yang sama

11 Jumlah pasien yang dilakukan site marking / jumlah


Formula keseluruhan pasien yang seharusnya membutuhkan site
marking dalam kurun waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non probality
Sampel

113
Wilayah
pengamatan : Ruang operasi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Bedah Sentral

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

b. Kelengkapan Pengisian Informed Consent Tindakan


1 Judul Indikator Kelengkapan Pengisian Informed Consent Tindakan

Permenkes Nomor 290 Tahun 2008 Tentang Persetujuan


2 Dasar Pemikiran
Tindakan Kedokteran

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

114
Keselamatan

4 Meningkatkan ketertiban staf kamar operasi dalam mengisi


Tujuan
form informed consent sebelum dilakukan di ruang operasi

5 Informed consent adalah penyampaian informasi dari dokter


atau perawat kepada pasien sebelum suatu tindakan medis
Definisi
dilakukan. Hal ini penting dilakukan karena setiap pasien
Operasional
berhak mengetahui risiko dan manfaat dari tindakan medis
yang akan dijalaninya

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien yang menerima tindakan di ruang OK

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah informed consent pasien yang mendapat tindakan di


Numerator ruang operasi yang diisi secara lengkap dalam kurun waktu
tertentu

10 Jumlah keseluruhan informed consent pasien yang mendapat


Denominator
tindakan di ruang operasi dalam kurun waktu yang sama

11 Jumlah informed consent pasien yang mendapat tindakan di


ruang operasi yang diisi secara lengkap / jumlah keseluruhan
Formula
informed consent pasien yang mendapatkan tindakan d ruang
operasi dalam jangka waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah Ruang operasi

115
pengamatan :

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Bedah Sentral

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

c. Kelengkapan Pengisian Form Pengkajian Pra Bedah


1 Judul Indikator Kelengkapan Pengisian Form Pengkajian Pra Bedah

Permenkes Nomor 290 Tahun 2008 Tentang Persetujuan


2 Dasar Pemikiran
Tindakan Kedokteran

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

116
Keselamatan

4 Meningkatkan ketertiban staf kamar operasi dalam mengisi


Tujuan form pengkajian pra bedah sebelum dilakukan tindakan di
ruang operasi

5 Pengkajian pra bedah adalah dokumen bukti pelayanan


Definisi
untuk mempersiapkan pasien sebelum dilakukan tindakan
Operasional
operasi

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien yang menerima tindakan di ruang OK

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah form pengkajian pra bedah pasien yang mendapat


Numerator tindakan di ruang operasi yang diisi secara lengkap dalam
kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan form pengkajian pra bedah pasien yang


Denominator mendapat tindakan di ruang operasi dalam kurun waktu yang
sama

11 Jumlah form pengkajian pra bedah pasien yang mendapat


tindakan di ruang operasi yang diisi secara lengkap / jumlah
Formula keseluruhan form pengkajian pra bedah pasien yang
mendapatkan tindakan d ruang operasi dalam jangka waktu
tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

117
Wilayah
pengamatan : Ruang operasi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Bedah Sentral

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

Kelengkapan Pengisian Laporan Operasi


1 Judul Indikator Kelengkapan Pengisian Laporan Operasi

PMK Nomor 10 Tahun 2015 tentang Standar Pelayannan


2 Dasar Pemikiran
Keperawatan di Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

118
4 Meningkatkan ketertiban staf kamar operasi dalam mengisi
Tujuan form laporan operasi setelah dilakukan tindakan di ruang
operasi

5 Laporan operasi adalah dokumen bukti bahwa telah


Definisi dikulakan tindakan di ruang operasi yang berisikan
Operasional pencatatan resume kegiatan di kamar operasi dari awal
hingga akhir.

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien yang menerima tindakan di ruang OK

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah form laporan operasi pasien yang mendapat tindakan


Numerator di ruang operasi yang diisi secara lengkap dalam kurun
waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan form laporan operasi pasien yang


Denominator mendapat tindakan di ruang operasi dalam kurun waktu yang
sama

11 Jumlah form laporan operasi pasien yang mendapat tindakan


di ruang operasi yang diisi secara lengkap / jumlah
Formula keseluruhan form laporan operasi pasien yang mendapatkan
tindakan d ruang operasi dalam jangka waktu tertentu x
100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

119
Wilayah
pengamatan : Ruang operasi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Bedah Sentral

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

e. Kelengkapan Pengisian Form pengkajian Pra Anestesi


1 Judul Indikator Kelengkapan Pengisian Form pengkajian Pra Anestesi

Permenkes Nomor 290 Tahun 2008 Tentang Persetujuan


2 Dasar Pemikiran
Tindakan Kedokteran

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan ketertiban staf kamar operasi dalam mengisi


form pengkajian pra anestesi sebelum dilakukan tindakan di

120
ruang operasi

5 Pengkajian pra anestesi adalah dokumen bukti pelayanan


Definisi
untuk mempersiapkan pasien sebelum dilakukan tindakan
Operasional
pembiusan

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien yang menerima tindakan di ruang OK

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah form pengkajian pra anestesi pasien yang mendapat


Numerator tindakan di ruang operasi yang diisi secara lengkap dalam
kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan form pengkajian pra anestesi pasien


Denominator yang mendapat tindakan di ruang operasi dalam kurun waktu
yang sama

11 Jumlah form pengkajian pra anestesi pasien yang mendapat


tindakan di ruang operasi yang diisi secara lengkap / jumlah
Formula keseluruhan form pengkajian pra anestesi pasien yang
mendapatkan tindakan d ruang operasi dalam jangka waktu
tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Ruang operasi

16 Metode Retrospektif Observasi

121
Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Bedah Sentral

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

f. Kelengkapan Pengisian Form Pengkajian Pasca Anestesi


1 Judul Indikator Kelengkapan Pengisian pengkajian Pasca Anestesi

Permenkes Nomor 290 Tahun 2008 Tentang Persetujuan


2 Dasar Pemikiran
Tindakan Kedokteran

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketertiban staf kamar operasi dalam mengisi


Tujuan form pengkajian pasca anestesi sebelum dilakukan tindakan
di ruang operasi

122
5 Definisi Pengkajian pasca anestesi adalah dokumen bukti pelayanan
Operasional untuk setelah pasien dilakukan tindakan pembiusan

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien yang menerima tindakan di ruang OK

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah form pengkajian pasca anestesi pasien yang


Numerator mendapat tindakan di ruang operasi yang diisi secara
lengkap dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan form pengkajian pasca anestesi pasien


Denominator yang mendapat tindakan di ruang operasi dalam kurun waktu
yang sama

11 Jumlah form pengkajian pasca anestesi pasien yang


mendapat tindakan di ruang operasi yang diisi secara
Formula lengkap / jumlah keseluruhan form pengkajian pasca
anestesi pasien yang mendapatkan tindakan d ruang operasi
dalam jangka waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probablity
Sampel

Wilayah
pengamatan : Ruang operasi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Bedah Sentral

123
18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

g. Angka Kejadian Diskrepansi


1 Judul Indikator Angka Kejadian Diskrepansi

Standar Sasaran Keselamatan Pasien, Standar nasional


2 Dasar Pemikiran
akreditasi Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Terselenggaranya keselamatan pasien

5 Terjadinya insiden kesalahan diagnosis pada pasien pra


Definisi
operasi yang baru diketahui oleh operator pada saat durante
Operasional
operasi

124
diagnosis pra dan pasca operasi berbeda)

6 Kriteria

Terjadinya kesalahan/perbedaan antara diagnosis pra dengan


a. Inklusi
post operasi yang disebabkan oleh apapun

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah kejadian diskrepansi pada pasien pembedahaan


Numerator
dalam kurun waktu yang sama

10 Jumlah seluruh kegiatan operasi pada kurun waktu yang


Denominator
sama

11 Jumlah kejadian diskrepansi pada pasien pembedahaan /


Formula Jumlah seluruh kegiatan operasi dalam kurun waktu yang
sama x 100%

12 Target Pencapaian
0%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Ruang operasi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Bedah Sentral

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

125
Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

h. Kejadian Konversi Dari Tindakan Lokal / Regional Ke General


Atau Sebaliknya
Kejadian Konversi Dari Tindakan Lokal/ Regional Ke
1 Judul Indikator
General atau Sebaliknya

2 Dasar Pemikiran SNARS EDISI 1

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kepatuhan pendokumentasian Kejadian


Tujuan
konversi tindakan dari lokal/regional ke general

5 Kejadian konversi tindakan dari lokal/regional kegeneral


adalah suatu tindakan anestesi yang dilakukan dari lokal atau
Definisi
regional ke aneastesi general oleh doker anestesi
Operasional
Dokumentasi kejadian konversi tindakan dari lokal/regional
kegeneral yang lengkap adalah pengisian rekam medik

126
sesuai dengan checklist:tindakan anestesi yang dilakukan
dari lokal atau regional ke aneastesi general oleh doker
anestesi

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien yang dilakukan anestesi

b. Eksklusi Tidak Ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Semua kejadian konversi tindakan dari lokal /regional ke


Numerator
general

10 Denominator Jumlah pasien operasi

11 semua kejadian konversi tindakan dari lokal /regional ke


Formula
general jumlah pasien operasi X 100%

12 Target Pencapaian
0%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Bedah Sentral

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Bedah Sentral

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

127
20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Formulir Pengisian Kejadian Konversi Daru Tindakan


Pengambilan Data Lokal/ Regional Ke General

i. Kelayakan Set Instrumen


1 Judul Indikator Kelayakan Set Instrumen

2 Dasar Pemikiran Pedoman CSSD

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Untuk menjaga kelayakan set instrument

5 Set instrument adalah set alat yang sudah dilakukan


Definisi sterilisasi di cssd dan akan didistribusikan ke unit lain,
Operasional Set tidak layak adalah jumlah alat instrumen yang tidak
memenuhi standar secara fisik dan fungsi

6 Kriteria

a. Inklusi Jumlah set instrumen

b. Eksklusi -

128
7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah set instrumen yang layak

10 Denominator Jumlah set instrument

11 Jumlah set instrumen yang layak / Jumlah set instrument


Formula
X100

12 Target Pencapaian
≥90%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : CSSD

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala IBS, CSSD, dan Laundry

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

129
21 Instrumen Catatan Data
Pengambilan Data

j. Pemilahan Linen Infeksius


1 Judul Indikator Pemilahan Linen Infeksius

2 Dasar Pemikiran Pedoman laundry

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kepatuhan petugas dalam memilah linen

5 Linen kotor infeksius adalah linen yang terkontaminasi


Definisi
cairan tubuh pasien yang berpotensi menularkan penyakit
Operasional
Linen kotor adalah linen yang terkontaminasi cairan tubuh

130
pasien

6 Kriteria

a. Inklusi Semua linen yang diproses di Laundry

b. Eksklusi

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah petugas yang patuh alur linen kotor infeksius

10 Denominator Jumlah petugas laundry yang yang memproses linen

11 Jumlah petugas yang patuh alur linen kotor infeksius /


Formula
Jumlah petugas laundry yang yang memproses linen x 100

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel Semua petugas laundry

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Laundry

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Instalasi IBS, CSSD, dan Laundry

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

131
20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Catatan data


Pengambilan Data

k. Kepatuhan Alur Linen Kotor Dan Linen Bersih


1 Judul Indikator Kepatuhan alur linen kotor dan linen bersih

2 Dasar Pemikiran Standar akreditasi RS dan PMK no 27 th 2017 tentang PPI

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kepatuhan petugas dalam mematuhi alur linen


Tujuan
bersih dan kotor

5 Definisi Kepatuhan alur linen kotor dan bersih adalah kepatuhan


Operasional petugas dalam melakukan penyetoran dan pengambilan linen
dari dan ke ruangan yaitu apabila linen bersih melalui alur

132
bersih, dan apabila linen kotor melalui alur kotor.

6 Kriteria

a. Inklusi Semua kepatuhan alur linen kotor dan bersih

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah petugas laundry yang patuh terhadap alur linen


Numerator
kotor dan linen bersih

10 Denominator Jumlah petugas laundry

11 jumlah petugas laundry yang patuh terhadap alur linen kotor


Formula
dan linen bersih/jumlah waktu penyetoran linen x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel Semua petugas laundry

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Laundry

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit / Penanggungjawab

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

133
20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Catatan Data


Pengambilan Data

l. Ketepatan Waktu Penyediaan Linen Untuk Ruangan


1 Judul Indikator Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruangan

2 Dasar Pemikiran Pedoman Loundry

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Tersedianya linen untuk seluruh ruangan

5 “Waktu penyetoran linen adalah menyetorkan linen sesuai


Definisi
dengan waktu yang dijadwalkan sehari adalah 2 kali jam
Operasional
13.00 wib dan 20.00 wib

134
6 Kriteria

a. Inklusi Semua linen yang disetorkan ke seluruh ruangan

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pengiriman yang tepat waktu

10 Denominator Jumlah pengiriman linen ke rawat inap

11 jumlah pengiriman yang tepat waktu/jumlah pengiriman


Formula
linen ke rawat inapX100

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel Total jumlah pengiriman

15 Cara Pengambilan Non Probability


Sampel Semua petugas laundry

Wilayah
pengamatan : Loundry

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Instalasi Bedah Sentral, CSSD, dan Laundry

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

135
22 Instrumen Catatan Data
Pengambilan Data

m. Kepastian Linen Bersih Tidak Bernoda


1 Judul Indikator Kepastian linen bersih tidak bernoda

2 Dasar Pemikiran Standar akreditasi RS dan PMK no 27 th 2017 tentang PPI

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Meningkatkan hasil pencucian linen bersih


tidak bernoda

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan hasil pencucian linen bersih tidak bernoda

5 Definisi Pencucian linen bersih tidak bernoda adalah pencucian linen


Operasional yang melalui proses pemilahan antara linen infeksius dan

136
Non infeksius yang sesuai dengan spo

6 Kriteria

Semua linen yang diserahkan dilaundry(baik linen rawat


a. Inklusi
inap maupun IBS)

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah semua linen yang bersih

10 Denominator Jumlah semua linen yang dicuci

11 jumlah semua linen yang bersih/jumlah semua linen yang


Formula
dicuciX100

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan : Komplain dari
unit lain

Catatan Data Lainnya :

Laporan kepuasan pasien

14 Besar Sampel 128

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Loundry

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala IBS, CSSD, dan Laundry

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

137
Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Loundry
Pengambilan Data

8. Instalasi Rawat Inap – Krisan


a. Kelengkapan pengisian Pengkajian Awal Keperawatan <24 jam
Kelengkapan Pengisian Pengkajian Awal Keperawatan <24
1 Judul Indikator
jam

2 Dasar Pemikiran Permenkes No. 269 Tahun 2008 Rekam Medis

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan staf rawat inap


terhadap pengisian Pengkajian awal keperawatan pasien baru

138
rawat inap

5 Pengkajian awal keperawatan adalah pengkajian atau


penilaian awal pasien baru rawat inap yang diisi oleh staf
keperawatan tentang beberapa informasi seperti : keadaan
Definisi
umum pasien, pengkajian fisik, pengkajian fungsional,
Operasional
masalah dan rencana, dan kebutuhan edukasi yang
seharusnya harus diisi kurang dari 24 jam setelah pasien
memasuki rawat inap

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien baru rawat inap

b. Eksklusi Pasien lama rawat inap

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah Pengkajian awal keperawatan pasien baru rawat inap


Numerator yang diisi lengkap oleh staf keperawatan dalam waktu <24
jam dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan Pengkajian awal keperawatan pasien


Denominator
baru rawat inap dalam kurun waktu yang sama

11 Jumlah Pengkajian awal keperawatan pasien baru rawat inap


yang diisi lengkap oleh staf keperawatan dalam waktu <24
Formula
jam / jumlah keseluruhan Pengkajian awal keperawatan
pasien baru rawat inap dalam jangka waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel 128

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Rawat Inap – Krisan

139
16 Metode Retrospektif Observasi
Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

b. Kepatuhan Pengisian Pengkajian Ulang Risiko Jatuh Pasien Rawat Inap


Kepatuhan Pengisian Pengkajian Ulang Resiko Jatuh Pasien
1 Judul Indikator
Rawat Inap

PMK No.1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien


2 Dasar Pemikiran
Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketertiban pengisian form Pengkajian ulang


Tujuan
resiko jatuh pasien rawat inap

140
5 Risiko jatuh adalah pasien yang berkemungkinan untuk jatuh
yang umumnya disebabkan oleh lingkungan ataupun
Definisi keadaan fisiologis yang dapat berakibat cidera. Pengkajian
Operasional ulang resiko jatuh pasien rawat inap dilakukan oleh staf
keperawatan setelah 24 jam pasien masuk ke rawat inap
(hari kedua rawatan)

6 Kriteria

Semua pasien lama rawat inap dengan resiko jatuh sedang,


a. Inklusi
dan tinggi

b. Eksklusi Pasien baru rawat inap

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah form Pengkajian ulang risiko jatuh pasien rawat inap


Numerator yang diisi secara lengkap dan di hari kedua perawatan pasien
dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan form Pengkajian ulang resiko jatuh


Denominator
pasien rawat inap dalam kurun waktu yang sama

11 Jumlah form Pengkajian ulang risiko jatuh pasien rawat inap


yang diisi secara lengkap dan di hari kedua rawatan pasien /
Formula
jumlah keseluruhan form Pengkajian ulang resiko jatuh
pasien rawat inap dalam kurun waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Rekam Medis

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Rawat Inap – Krisan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

141
17 Penanggung Jawab Kepala Ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

c. Kepatuhan Pengisian Resume Medis


1 Judul Indikator Kepatuhan Pengisian Resume Medis

2 Dasar Pemikiran Permenkes No. 269 Tahun 2008 Rekam Medis

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketertiban pengisian form resume medis


Tujuan pasien rawat inap yaitu dilakukan di hari yang sama disaat
pasien pulang

5 Resume medis adalah ringkasan seluruh masa perawatan dan


Definisi pengobatan yang dilakukan oleh dokter kepada pasien.
Operasional Kelengkapan resume medis adalah cerminan mutu rekam
medis dan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.

142
Resume medis wajib diisi oleh dokter penanggung jawab
pasien dan diisi di hari yang sama saat pasien pulang

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien rawat inap di rumah sakit

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah form resume medis pasien rawat inap yang diisi


Numerator secara lengkap dan di hari yang sama saat pasien pulang
dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah semua form resume medis pasien rawat inap dalam


Denominator
kurun waktu yang sama

11 Jumlah form resume medis pasien rawat inap yang diisi


secara lengkap dan di hari yang sama saat pasien pulang/
Formula
jumlah semua form resuma medis pasien rawat inap dalam
suatu kurun waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel 128

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Rawat Inap – Krisan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

143
19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

d. Kelengkapan pengisian Pengkajian Awal Medis <24 jam


Kelengkapan pengisian Pengkajian Awal Medis <24 jam
1 Judul Indikator
100%

2 Dasar Pemikiran Permenkes No. 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan staf rawat inap


Tujuan
terhadap pengisian pengkajian awal medis pasien rawat inap

5 Pengkajian awal medis adalah pengkajian atau penilaian


awal pasien rawat inap yang diisi oleh staf keperawatan
Definisi
tentang beberapa informasi seperti : penilaian resiko jatuh
Operasional
dan tingkat nyeri yang seharusnya harus diisi kurang dari 24
jam setelah pasien memasuki rawat inap

144
6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien baru rawat inap

b. Eksklusi Pasien lama rawat inap

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pengkajian awal medis pasien baru rawat inap yang


Numerator diisi lengkap oleh staf keperawatan dalam waktu <24 jam
dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan pengkajian medis awal pasien baru


Denominator
rawat inap dalam kurun waktu yang sama

11 Jumlah pengkajian awal medis pasien baru rawat inap yang


diisi lengkap oleh staf keperawatan dalam waktu <24 jam /
Formula
jumlah keseluruhan pengkajian awal medis pasien baru
rawat inap dalam jangka waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel 128

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Rawat Inap – Krisan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

145
Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

e. Kepatuhan pemakaian stiker alergi obat


1 Judul Indikator Kepatuhan pemakaian stiker alergi obat

2 Dasar Pemikiran SPM Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan staf rawat inap


terhadap pemakaian stiker alergi obat kepada pasien

5 Definisi Pemakaian stiker alergi dimaksudkan untuk menghindari kejadian


Operasional yang tidak diinginkan.

6 Kriteria

c. Inklusi Semua pasien rawat inap dengan alergi obat

d. Eksklusi

146
7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pasien yang memakai stiker alergi obat

10 Denuminator Jumlah pasien dengan alergi obat

11 Formula Jumlah pasien yang memakai stiker alergi obat / Jumlah pasien
dengan risiko jatuh x 100%

12 Target
100%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya : Observasi ke Pasien

Laporan Kepuasan
Pasien

14 Besar Sampel Total Sampel

15 Cara
Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel

16 Wilayah
Pengamatan Instalasi Rawat Inap – Krisan

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kepala Ruangan
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

147
22 Instrumen Rekam medis
Pengambilan Data

9. Instalasi Rawat Inap – High Care Unit (HCU)


a. Ketepatan Pemberian Obat
1 Judul Indikator Ketepatan Pemberian Obat

2 Dasar Pemikiran Permenkes No.72 tahun 2016

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan staf rawat inap


terhadap pemberian obat dengan memperhatikan prinsip
tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat
cara pemberian.

5 Definisi Ketepatan pemberian obat merupakan salah satu bentuk kinerja


Operasional perawat karena pada saat pasien di rawat inap, perawat yang
berperan penting dalam melaksanakan pemberian obat kepada
pasien di rawat inap. Ketepatan pemberian obat harus
memperhatikan prinsip tepat pasien, tepat obat, tepat dosis,

148
tepat waktu, dan tepat cara pemberian.

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien di HCU

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien yang diberikan obat dengan prinsip tepat


Numerator pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat cara
pemberian dalam jangka waktu tertentu

10 Denominator Jumlah pasien yang diobservasi dalam jangka waktu tertentu

11 Jumlah pasien yang diberikan obat dengan prinsip tepat


pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat cara
Formula
pemberian dalam jangka waktu tertentu / Jumlah pasien yang
diobservasi dalam jangka waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian 100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Observasi ke


pasien

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Rawat Inap – HCU

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

149
19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis dan Observasi ke Pasien


Pengambilan Data

b. Kepatuhan pemakaian stiker alergi obat


1 Judul Indikator Kepatuhan pemakaian stiker alergi obat

2 Dasar Pemikiran SPM Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan staf rawat inap


terhadap pemakaian stiker alergi obat kepada pasien

5 Definisi Pemakaian stiker alergi dimaksudkan untuk menghindari


Operasional kejadian yang tidak diinginkan.

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien di HCU dengan alergi obat

150
b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pasien yang memakai stiker alergi obat

10 Denuminator Jumlah pasien dengan alergi obat

11 Formula Jumlah pasien yang memakai stiker alergi obat / Jumlah pasien
dengan risiko jatuh x 100%

12 Target
100%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya : Observasi ke Pasien

Laporan Kepuasan
Pasien

14 Besar Sampel Total Sampel

15 Cara
Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel

16 Wilayah
Pengamatan Instalasi Rawat Inap Lotus

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kepala Ruangan
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

151
21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Rekam medis dan Obervasi ke Pasien


Pengambilan Data

10. Instalasi Rawat Inap – Lotus


a. Kelengkapan pengisian Pengkajian Awal Keperawatan <24 jam
Kelengkapan Pengisian Pengkajian Awal Keperawatan <24
1 Judul Indikator
jam

2 Dasar Pemikiran Permenkes No. 269 Tahun 2008 Rekam Medis

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan staf rawat inap


Tujuan terhadap pengisian Pengkajian awal keperawatan pasien baru
rawat inap

5 Pengkajian awal keperawatan adalah pengkajian atau


Definisi penilaian awal pasien baru rawat inap yang diisi oleh staf
Operasional keperawatan tentang beberapa informasi seperti : keadaan
umum pasien, pengkajian fisik, pengkajian fungsional,

152
masalah dan rencana, dan kebutuhan edukasi yang
seharusnya harus diisi kurang dari 24 jam setelah pasien
memasuki rawat inap

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien baru rawat inap

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah Pengkajian awal keperawatan pasien baru rawat inap


Numerator yang diisi lengkap oleh staf keperawatan dalam waktu <24
jam dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan Pengkajian awal keperawatan pasien


Denominator
baru rawat inap dalam kurun waktu yang sama

11 Jumlah Pengkajian awal keperawatan pasien baru rawat inap


yang diisi lengkap oleh staf keperawatan dalam waktu <24
Formula
jam / jumlah keseluruhan Pengkajian awal keperawatan
pasien baru rawat inap dalam jangka waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel 64

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Rawat Inap - Lotus

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

153
Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

b. Kepatuhan Pengisian Pengkajian Ulang Risiko Jatuh Pasien Rawat Inap


Kepatuhan Pengisian Pengkajian Ulang Resiko Jatuh Pasien
1 Judul Indikator
Rawat Inap

PMK No.1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien


2 Dasar Pemikiran
Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketertiban pengisian form Pengkajian ulang


Tujuan
resiko jatuh pasien rawat inap

5 Risiko jatuh adalah pasien yang berkemungkinan untuk jatuh


yang umumnya disebabkan oleh lingkungan ataupun
Definisi keadaan fisiologis yang dapat berakibat cidera. Pengkajian
Operasional ulang resiko jatuh pasien rawat inap dilakukan oleh staf
keperawatan setelah 24 jam pasien masuk ke rawat inap
(hari kedua rawatan)

154
6 Kriteria

Semua pasien lama rawat inap dengan resiko jatuh sedang,


a. Inklusi
dan tinggi

b. Eksklusi Pasien baru rawat inap

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah form Pengkajian ulang risiko jatuh pasien rawat inap


Numerator yang diisi secara lengkap dan di hari kedua perawatan pasien
dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan form Pengkajian ulang resiko jatuh


Denominator
pasien rawat inap dalam kurun waktu yang sama

11 Jumlah form Pengkajian ulang risiko jatuh pasien rawat inap


yang diisi secara lengkap dan di hari kedua rawatan pasien /
Formula
jumlah keseluruhan form Pengkajian ulang resiko jatuh
pasien rawat inap dalam kurun waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Rawat Inap – Lotus

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

155
Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

c. Kepatuhan Pengisian Resume Medis


1 Judul Indikator Kepatuhan Pengisian Resume Medis

2 Dasar Pemikiran Permenkes No. 269 Tahun 2008 Rekam Medis

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketertiban pengisian form resume medis


Tujuan pasien rawat inap yaitu dilakukan di hari yang sama disaat
pasien pulang

5 Resume medis adalah ringkasan seluruh masa perawatan dan


pengobatan yang dilakukan oleh dokter kepada pasien.
Definisi Kelengkapan resume medis adalah cerminan mutu rekam
Operasional medis dan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.
Resume medis wajib diisi oleh dokter penanggung jawab
pasien dan diisi di hari yang sama saat pasien pulang

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien rawat inap di rumah sakit

b. Eksklusi Tidak ada

156
7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah form resume medis pasien rawat inap yang diisi


Numerator secara lengkap dan di hari yang sama saat pasien pulang
dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah semua form resume medis pasien rawat inap dalam


Denominator
kurun waktu yang sama

11 Jumlah form resume medis pasien rawat inap yang diisi


secara lengkap dan di hari yang sama saat pasien pulang/
Formula
jumlah semua form resuma medis pasien rawat inap dalam
suatu kurun waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel 64 sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Rawat Inap – Lotus

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

157
d. Kelengkapan pengisian Pengkajian Awal Medis <24 jam
1 Judul Indikator Kelengkapan pengisian Pengkajian Awal Medis <24 jam

2 Dasar Pemikiran Permenkes No. 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan staf rawat inap


Tujuan
terhadap pengisian pengkajian awal medis pasien rawat inap

5 Pengkajian awal medis adalah pengkajian atau penilaian


awal pasien rawat inap yang diisi oleh staf keperawatan
Definisi
tentang beberapa informasi seperti : penilaian resiko jatuh
Operasional
dan tingkat nyeri yang seharusnya harus diisi kurang dari 24
jam setelah pasien memasuki rawat inap

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien baru rawat inap

b. Eksklusi Pasien lama rawat inap

7 Jenis Indikator

158
Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pengkajian awal medis pasien baru rawat inap yang


Numerator diisi lengkap oleh staf keperawatan dalam waktu <24 jam
dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan pengkajian medis awal pasien baru


Denominator
rawat inap dalam kurun waktu yang sama

11 Jumlah pengkajian awal medis pasien baru rawat inap yang


diisi lengkap oleh staf keperawatan dalam waktu <24 jam /
Formula
jumlah keseluruhan pengkajian awal medis pasien baru
rawat inap dalam jangka waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel 64

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Rawat Inap – Lotus

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

159
e. Kepatuhan pemakaian stiker alergi obat
1 Judul Indikator Kepatuhan pemakaian stiker alergi obat

2 Dasar Pemikiran SPM Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan staf rawat inap


terhadap pemakaian stiker alergi obat kepada pasien

5 Definisi Pemakaian stiker alergi dimaksudkan untuk menghindari kejadian


Operasional yang tidak diinginkan.

6 Kriteria

e. Inklusi Semua pasien rawat inap dengan alergi obat

f. Eksklusi

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

160
9 Numerator Jumlah pasien yang memakai stiker alergi obat

10 Denuminator Jumlah pasien dengan alergi obat

11 Formula Jumlah pasien yang memakai stiker alergi obat / Jumlah pasien
dengan risiko jatuh x 100%

12 Target
100%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya : Observasi ke Pasien

Laporan Kepuasan
Pasien

14 Besar Sampel Total Sampel

15 Cara
Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel

16 Wilayah
Pengamatan Instalasi Rawat Inap Lotus

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kepala Ruangan
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

161
11. Ruang Neonatus
a. Kelengkapan pengisian Pengkajian Awal Keperawatan <24 jam
Kelengkapan Pengisian Pengkajian Awal Keperawatan <24
1 Judul Indikator
jam

2 Dasar Pemikiran Permenkes No. 269 Tahun 2008 Rekam Medis

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan staf rawat inap


Tujuan terhadap pengisian Pengkajian awal keperawatan pasien baru
rawat inap

5 Pengkajian awal keperawatan adalah pengkajian atau


penilaian awal pasien baru rawat inap yang diisi oleh staf
keperawatan tentang beberapa informasi seperti : keadaan
Definisi
umum pasien, pengkajian fisik, pengkajian fungsional,
Operasional
masalah dan rencana, dan kebutuhan edukasi yang
seharusnya harus diisi kurang dari 24 jam setelah pasien
memasuki rawat inap

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien baru rawat inap

b. Eksklusi Pasien lama rawat inap

162
7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah Pengkajian awal keperawatan pasien baru rawat inap


Numerator yang diisi lengkap oleh staf keperawatan dalam waktu <24
jam dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan Pengkajian awal keperawatan pasien


Denominator
baru rawat inap dalam kurun waktu yang sama

11 Jumlah Pengkajian awal keperawatan pasien baru rawat inap


yang diisi lengkap oleh staf keperawatan dalam waktu <24
Formula
jam / jumlah keseluruhan Pengkajian awal keperawatan
pasien baru rawat inap dalam jangka waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel 64

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Ruang Neonatus

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

163
b. Kepatuhan Pengisian Resume Medis
1 Judul Indikator Kepatuhan Pengisian Resume Medis

2 Dasar Pemikiran Permenkes No. 269 Tahun 2008 Rekam Medis

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketertiban pengisian form resume medis


Tujuan pasien rawat inap yaitu dilakukan di hari yang sama disaat
pasien pulang

5 Resume medis adalah ringkasan seluruh masa perawatan dan


pengobatan yang dilakukan oleh dokter kepada pasien.
Definisi Kelengkapan resume medis adalah cerminan mutu rekam
Operasional medis dan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.
Resume medis wajib diisi oleh dokter penanggung jawab
pasien dan diisi di hari yang sama saat pasien pulang

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien rawat inap di rumah sakit

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

164
Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah form resume medis pasien rawat inap yang diisi


Numerator secara lengkap dan di hari yang sama saat pasien pulang
dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah semua form resume medis pasien rawat inap dalam


Denominator
kurun waktu yang sama

11 Jumlah form resume medis pasien rawat inap yang diisi


secara lengkap dan di hari yang sama saat pasien pulang/
Formula
jumlah semua form resuma medis pasien rawat inap dalam
suatu kurun waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Ruang Neonatus

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

165
21 Instrumen Rekam medis
Pengambilan Data

c. Kelengkapan pengisian Pengkajian Awal Medis <24 jam


1 Judul Indikator Kelengkapan pengisian Pengkajian Awal Medis <24 jam

2 Dasar Pemikiran Permenkes No. 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan staf rawat inap


Tujuan
terhadap pengisian pengkajian awal medis pasien rawat inap

5 Pengkajian awal medis adalah pengkajian atau penilaian


awal pasien rawat inap yang diisi oleh staf keperawatan
Definisi
tentang beberapa informasi seperti : penilaian resiko jatuh
Operasional
dan tingkat nyeri yang seharusnya harus diisi kurang dari 24
jam setelah pasien memasuki rawat inap

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien baru rawat inap

b. Eksklusi Pasien lama rawat inap

166
7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pengkajian awal medis pasien baru rawat inap yang


Numerator diisi lengkap oleh staf keperawatan dalam waktu <24 jam
dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan pengkajian medis awal pasien baru


Denominator
rawat inap dalam kurun waktu yang sama

11 Jumlah pengkajian awal medis pasien baru rawat inap yang


diisi lengkap oleh staf keperawatan dalam waktu <24 jam /
Formula
jumlah keseluruhan pengkajian awal medis pasien baru
rawat inap dalam jangka waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel 64

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Ruang Neonatus

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

167
12. Instalasi Rawat Inap – Aster
a. Kelengkapan pengisian Pengkajian Awal Keperawatan <24 jam
Kelengkapan pengisian Pengkajian Awal Keperawatan <24
1 Judul Indikator
jam

2 Dasar Pemikiran Permenkes No. 269 Tahun 2008 Rekam Medis

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan staf rawat inap


Tujuan terhadap pengisian Pengkajian awal keperawatan pasien baru
rawat inap

5 Pengkajian awal keperawatan adalah pengkajian atau


penilaian awal pasien baru rawat inap yang diisi oleh staf
keperawatan tentang beberapa informasi seperti : keadaan
Definisi
umum pasien, pengkajian fisik, pengkajian fungsional,
Operasional
masalah dan rencana, dan kebutuhan edukasi yang
seharusnya harus diisi kurang dari 24 jam setelah pasien
memasuki rawat inap

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien baru rawat inap

168
b. Eksklusi Pasien lama rawat inap

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah Pengkajian awal keperawatan pasien baru rawat inap


Numerator yang diisi lengkap oleh staf keperawatan dalam waktu <24
jam dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan Pengkajian awal keperawatan pasien


Denominator
baru rawat inap dalam kurun waktu yang sama

11 Jumlah Pengkajian awal keperawatan pasien baru rawat inap


yang diisi lengkap oleh staf keperawatan dalam waktu <24
Formula
jam / jumlah keseluruhan Pengkajian awal keperawatan
pasien baru rawat inap dalam jangka waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel 80

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Rawat Inap – Aster

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

169
21 Instrumen Rekam medis
Pengambilan Data

b. Kepatuhan Pengisian Pengkajian Ulang Risiko Jatuh Pasien Rawat Inap


Kepatuhan Pengisian Pengkajian Ulang Risiko Jatuh Pasien
1 Judul Indikator
Rawat Inap

PMK No.1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien


2 Dasar Pemikiran
Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketertiban pengisian form Pengkajian ulang


Tujuan
resiko jatuh pasien rawat inap

5 Risiko jatuh adalah pasien yang berkemungkinan untuk jatuh


yang umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan ataupun
Definisi faktor fisiologis yang dapat berakibat cidera. Pengkajian
Operasional ulang resiko jatuh pasien rawat inap dilakukan oleh staf
keperawatan setelah 24 jam pasien masuk ke rawat inap
(hari kedua rawatan)

6 Kriteria

Semua pasien lama rawat inap dengan resiko jatuh sedang


a. Inklusi
dan tinggi

b. Eksklusi Pasien baru rawat inap

7 Jenis Indikator

170
Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah form Pengkajian ulang resiko jatuh pasien rawat inap


Numerator yang diisi secara lengkap dan di hari kedua perawatan pasien
dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan form Pengkajian ulang resiko jatuh


Denominator
pasien rawat inap dalam kurun waktu yang sama

11 Jumlah form Pengkajian ulang resiko jatuh pasien rawat inap


yang diisi secara lengkap dan di hari kedua rawatan pasien /
Formula
jumlah keseluruhan form Pengkajian ulang resiko jatuh
pasien rawat inap dalam kurun waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Rekam Medis

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Rawat Inap – Aster

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

171
c. Kepatuhan Pengisian Resume Medis
1 Judul Indikator Kepatuhan Pengisian Resume Medis

2 Dasar Pemikiran Permenkes No. 269 Tahun 2008 Rekam Medis

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketertiban pengisian form resume medis


Tujuan pasien rawat inap yaitu dilakukan di hari yang sama disaat
pasien pulang

5 Resume medis adalah ringkasan seluruh masa perawatan dan


pengobatan yang dilakukan oleh dokter kepada pasien.
Definisi Kelengkapan resume medis adalah cerminan mutu rekam
Operasional medis dan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.
Resume medis wajib diisi oleh dokter penanggung jawab
pasien dan diisi di hari yang sama saat pasien pulang

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien rawat inap di rumah sakit

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

172
Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah form resume medis pasien rawat inap yang diisi


Numerator secara lengkap dan di hari yang sama saat pasien pulang
dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah semua form resume medis pasien rawat inap dalam


Denominator
kurun waktu yang sama

11 Jumlah form resume medis pasien rawat inap yang diisi


secara lengkap dan di hari yang sama saat pasien pulang/
Formula
jumlah semua form resuma medis pasien rawat inap dalam
suatu kurun waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel 80

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Rawat Inap – Aster

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

173
21 Instrumen Rekam medis
Pengambilan Data

Kelengkapan pengisian Pengkajian Awal Medis <24 jam


Kelengkapan pengisian Pengkajian Awal Medis <24 jam
1 Judul Indikator
100%

2 Dasar Pemikiran Permenkes No. 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan staf rawat inap


Tujuan
terhadap pengisian pengkajian awal medis pasien rawat inap

5 Pengkajian awal medis adalah pengkajian atau penilaian


awal pasien rawat inap yang diisi oleh staf keperawatan
Definisi
tentang beberapa informasi seperti : penilaian resiko jatuh
Operasional
dan tingkat nyeri yang seharusnya harus diisi kurang dari 24
jam setelah pasien memasuki rawat inap

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien baru rawat inap

b. Eksklusi Pasien lama rawat inap

174
7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pengkajian awal medis pasien baru rawat inap yang


Numerator diisi lengkap oleh staf keperawatan dalam waktu <24 jam
dalam kurun waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan pengkajian medis awal pasien baru


Denominator
rawat inap dalam kurun waktu yang sama

11 Jumlah pengkajian awal medis pasien baru rawat inap yang


diisi lengkap oleh staf keperawatan dalam waktu <24 jam /
Formula
jumlah keseluruhan pengkajian awal medis pasien baru
rawat inap dalam jangka waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel 80

15 Cara Pengambilan
Non Probability
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Rawat Inap – Aster

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Ruangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Rekam medis


Pengambilan Data

175
e. Kepatuhan pemakaian stiker alergi obat
1 Judul Indikator Kepatuhan pemakaian stiker alergi obat

2 Dasar Pemikiran SPM Rumah Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan staf rawat inap


terhadap pemakaian stiker alergi obat kepada pasien

5 Definisi Pemakaian stiker alergi dimaksudkan untuk menghindari kejadian


Operasional yang tidak diinginkan.

6 Kriteria

g. Inklusi Semua pasien rawat inap dengan alergi obat

h. Eksklusi

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

176
Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pasien yang memakai stiker alergi obat

10 Denuminator Jumlah pasien dengan alergi obat

11 Formula Jumlah pasien yang memakai stiker risiko jatuh / Jumlah pasien
dengan risiko jatuh x 100%

12 Target
100%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya : Observasi ke Pasien

Laporan Kepuasan
Pasien

14 Besar Sampel Total Sampel

15 Cara
Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel

16 Wilayah
Pengamatan Instalasi Rawat Inap Aster

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kepala Ruangan
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

177
22 Instrumen Rekam medis
Pengambilan Data

13. Instalasi Penjaminan


a. Dispute Klaim
1 Judul Indikator Dispute Klaim

2 Dasar Pemikiran Peningkatan mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Menurunkan angka dispute klaim

5 Dispute klaim adalah klaim yang belum mencapai


Definisi
kesepakatan antara pihak BPJS dan rumah sakit untuk aspek
Operasional
koding maupun medis.

6 Kriteria

a. Inklusi Semua berkas klaim pelayanan, ambulans, alkes, obat kronis

b. Eksklusi -

178
7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah berkas dispute

10 Denominator Jumlah seluruh berkas klaim

11 Formula Jumlah berkas dispute / Jumlah seluruh berkas klaim x 100%

12 Target Pencapaian
0%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data :Lainnya : Berita acara


verifikasi

14 Besar Sampel Semua berkas klaim pelayanan, ambulans, alkes, obat kronis

15 Cara Pengambilan
Non probability sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Penjaminan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Instalasi Penjaminan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

179
21 Instrumen Formulir Dispute Klaim
Pengambilan Data

b. Minus Klaim
1 Judul Indikator Minus Klaim

2 Dasar Pemikiran Peningkatan mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Menurunkan angka minus klaim

5 Definisi Minus klaim adalah selisih antara nilai riil RS dengan tarif
Operasional Ina-cbg.

6 Kriteria

180
a. Inklusi Semua berkas klaim pelayanan, ambulans, alkes

b. Eksklusi Obat kronis

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Tarif Rumah Sakit – Tarif INA CBG

10 Denominator Tarif Rumah Sakit

11 Formula (Tarif Rumah Sakit – Tarif INA CBG) / Tarif Rumah Sakit

12 Target Pencapaian
<20 %

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Berita Acara


Hasil Verifikator

14 Besar Sampel Semua berkas klaim pelayanan, ambulans, alkes

15 Cara Pengambilan
Non probability sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Penjaminan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Instalasi Penjaminan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

181
21 Instrumen Formulir Minus klaim
Pengambilan Data

c. Pending Klaim
1 Judul Indikator Pending Klaim

2 Program Peningkatan mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Menurunkan angka pending klaim

5 Pending klaim adalah berkas klaim yang telah diajukan ke


Definisi
BPJS tertunda pembayaran dikarenakan memerlukan

182
Operasional konfirmasi terkait ketepatan koding, kelengkapan berkas dan
konfirmasi terkait klinis sampai terapi pasien

6 Kriteria

a. Inklusi Semua berkas klaim BPJS

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Tarif pending klaim

10 Denominator Tarif total klaim

11 Formula Total klaim / Tarif total klaim x 100%

12 Target Pencapaian
≤20%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Nominal


Pending

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non probability sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Penjaminan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Instalasi Penjaminan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

183
21 Instrumen Formulir Pending klaim
Pengambilan Data

d. Klaim Susulan
1 Judul Indikator Klaim Susulan

2 Dasar Pemikiran Peningkatan mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Menurunkan angka audit klaim

5 Klaim susulan adalah klaim yang membutuhkan konfirmasi


Definisi
mengenai kesesuaian data pada berkas klaim dengan rekam
Operasional
medis dan aturan yang berlaku

6 Kriteria

184
a. Inklusi Semua berkas klaim susulan

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator -

10 Denominator -

11 Klaim berangkat satu bulan berikutnya = 10


Formula
Klaim berangkat lebih dari satu bulan berkutnya = 0

12 Target Pencapaian
Klaim berangkat satu bulan berikutnya 100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Semua klaim BPJS

15 Cara Pengambilan
Non probablity sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Penjaminan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Unit Penjaminan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

185
21 Instrumen Formulir Klaim susulan
Pengambilan Data

e. Berkas BPJS Gagal Klaim


1 Judul Indikator Berkas BPJS Gagal Klaim

2 Dasar Pemikiran Peingkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meminimalkan angka BPJS gagal klaim

5 Berkas klaim BPJS adalah semua berkas pasien yang


Definisi diminta BPJS untuk melakukan pembayaran ke penyedia
Operasional layanan

Berkas gagal klaim adalah jumlah berkas pasien yang tidak

186
lolos verifikasi oleh BPJS

6 Kriteria

a. Inklusi Semua berkas gagal klaim

b. Eksklusi Klaim pending, klaim susulan yang belum diajukan

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah berkas BPJS gagal klaim

10 Denominator Jumlah berkas BPJS

11 Jumlah berkas BPJS gagal klaim / jumlah berkas BPJS X


Formula
100 %

12 Target Pencapaian
<0.05%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Data


Rekonsiliasi Keuangan
Bulanan

14 Besar Sampel Semua berkas klaim BPJS

15 Cara Pengambilan
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Penjaminan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Instalasi Penjaminan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

187
20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Formulir rekap berkas klaim BPJS gagal


Pengambilan Data

14. Instalasi Pemeliharaan Sarana


a. Kecepatan Waktu Tanggap Kerusakan Alat Medis Maksimal 48 jam
Kecepatan Waktu Tanggap Kerusakan Alat Medis Maksimal
1 Judul Indikator
48 jam

2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Menertibkan waktu tanggap kerusakan alat-alat di rumah


Tujuan
sakit

188
5 Waktu tanggap kerusakan alat adalah waktu yang
dibutuhkan staf bagian umum untuk merespon dan beraksi
Definisi
ketika terdapat laporan adanya alat-alat rumah sakit yang
Operasional
sedang rusak.. Dikatakan tepat waktu apabila waktu tanggap
maksimal 48 jam terhitung dari laporan yang masuk

6 Kriteria

a. Inklusi Semua alat-alat medis yang terdapat di rumah sakit

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah laporan kerusakan alat medis yang direspon


Numerator
maksimal 48 jam dalam jangka waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan laporan kerusakan alat medis yang


Denominator
masuk ke bagian umum dalam jangka waktu yang sama

11 Jumlah laporan kerusakan alat medis yang direspon


maksimal 48 jam / jumlah keseluruhan laporan kerusakan
Formula
alat medis yang masuk ke bagian umum dalam kurun waktu
tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Seluruh data laporan alat rusak rumah sakit

15 Cara Pengambilan
Sampel

Wilayah
pengamatan : Seluruh alat medis di RS

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Seluruh alat medis di RS

189
18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen SPPT (Surat Permintaan Perbaikan Teknis)


Pengambilan Data

b. Ketepatan Waktu Pemeliharaan Alat Medis


1 Judul Indikator Ketepatan Waktu Pemeliharaan Alat Medis

2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Menertibkan waktu pemeliharaan alat medis

5 Alat medis adalah sarana dan prasarana pendukung


pelayanan perawatan dan pengobatan di rumah sakit.
Sehingga sangat diperlukan pengetahuan serta ketrampilan
Definisi
untuk menggunakannya, sehingga maksud dan tujuan dari
Operasional
penggunaan alat itu sendiri bisa tercapai.

Waktu pemeliharaan alat medisadalah waktu yang sudah


ditentukan sebelumnya untuk dilakukan perawatan dan

190
pemeliharaan alat medis di rumah sakit. Dikatakan tepat
waktu apabila waktu pemeliharaan alat medis dilakukan
tepat waktu sesuai dengan jadwal pemeliharaan masing-
masing alat medis di rumah sakit.

6 Kriteria

a. Inklusi Semua alat-alat medis yang terdapat di rumah sakit

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah alat medis yang dilakukan pemeliharaan tepat waktu


Numerator
dalam jangka waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan alat medis yang dilakukan pemeliharaan


Denominator
dalam jangka waktu yang sama

11 Jumlah alat medis yang dilakukan pemeliharaan tepat waktu


Formula / jumlah keseluruhan alat medis yang dilakukan
pemeliharaan dalam kurun waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Lembar Kerja


Pemeliharaan Alat Medis

14 Besar Sampel Seluruh data pemeliharaan alat medis rumah sakit

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Seluruh alat medis rumah sakit

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala IPS

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

191
Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Lembar Kerja Pemeliharaan Alat Medis


Pengambilan Data

c. Ketepatan Waktu Pemeliharaan Alat Non Medis


1 Judul Indikator Ketepatan Waktu Pemeliharaan Alat Non Medis

2 Dasar Pemikiran PeningkatanMutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Menertibkan waktu pemeliharaan alat Non medis

5 Alat Non medis adalah sarana dan prasarana yang secara


tidak langsung pendukung pelayanan perawatan dan
pengobatan di rumah sakit.
Definisi
Operasional
Waktu pemeliharaan alat Non medisadalah waktu yang
sudah ditentukan sebelumnya untuk dilakukan perawatan
dan pemeliharaan alat Non medis di rumah sakit. Dikatakan
tepat waktu apabila waktu pemeliharaan alat Non medis

192
dilakukan tepat waktu sesuai dengan jadwal pemeliharaan
masing-masing alat Non medis di rumah sakit.

6 Kriteria

a. Inklusi Semua alat-alat Non medis yang terdapat di rumah sakit

b. Eksklusi Semua alat-alat medis yang terdapat di rumah sakit

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah alat Non medis yang dilakukan pemeliharaan tepat


Numerator
waktu maksimal 48 jam dalam jangka waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan alat Non medis yang dilakukan


Denominator
pemeliharaan dalam jangka waktu yang sama

11 Jumlah alat Non medis yang dilakukan pemeliharaan tepat


waktu maksimal 48 jam/ jumlah keseluruhan alat Non medis
Formula
yang dilakukan pemeliharaan dalam kurun waktu tertentu x
100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Lembar Kerja


Pemeliharaan Alat Non
Medis

14 Besar Sampel Seluruh data pemeliharaan alat Non medis rumah sakit

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Seluruh alat Non medis

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab KepalaIPS

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

193
Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Lembar Kerja Pemeliharaan Alat Non Medis


Pengambilan Data

d. Ketidaktepatan Waktu Kalibrasi Alat Medis


1 Judul Indikator Ketidaktepatan Waktu Kalibrasi Alat Medis

2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Menertibkan waktu kalibrasi alat medis

5 Alat medis adalah sarana dan prasarana pendukung


pelayanan perawatan dan pengobatan di rumah sakit.
Sehingga sangat diperlukan pengetahuan serta ketrampilan
untuk menggunakannya, sehingga maksud dan tujuan dari
Definisi penggunaan alat itu sendiri bisa tercapai.
Operasional

Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi


alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa
dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang

194
terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan
bahan-bahan acuan tersertifikasi

Kalibrasi dikatakan tepat waktu jika dilakukan sesuai dengan


spesifikasi alat medis dan waktu kalibrasi yang sudah
ditentukan sebelumnya

6 Kriteria

a. Inklusi Semua alat-alat medis yang terdapat di rumah sakit

b. Eksklusi Semua alat-alat Non medis yang terdapat di rumah sakit

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah alat medis yang dilakukan kalibrasi yang tidak tepat


Numerator
waktu dalam jangka waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan alat medis yang dilakukan klaibrasi


Denominator
dalam jangka waktu yang sama

11 Jumlah alat medis yang dilakukan kalibrasi tepat waktu /


Formula jumlah keseluruhan alat medis yang dilakukan kalibrasi
dalam kurun waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
0%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Seluruh data kalibrasi alat medis rumah sakit

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Pemeliharaan Sarana

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala IPS

195
18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :Tahunan

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Pencacatan waktu kalibrasi alat medis, Sertifikat Kaliberasi


Pengambilan Data

e. Kecepatan Waktu Tanggap Kerusakan Sarana Maksimal 48 jam


Kecepatan Waktu Tanggap Kerusakan Sarana Maksimal 48
1 Judul Indikator
jam

2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Menertibkan waktu tanggap kerusakan alat-alat di rumah


Tujuan
sakit

5 Waktu tanggap kerusakan sarana adalah waktu yang


dibutuhkan staf bagian umum untuk merespon dan beraksi
Definisi
ketika terdapat laporan adanya sarana rumah sakit yang
Operasional
sedang rusak.. Dikatakan tepat waktu apabila waktu tanggap
maksimal 48 jam terhitung dari laporan yang masuk

6 Kriteria

a. Inklusi Semua sarana yang terdapat di rumah sakit

196
b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah laporan kerusakan alat yang direspon maksimal 48


Numerator
jam dalam jangka waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan laporan kerusakan alat yang masuk ke


Denominator
bagian umum dalam jangka waktu yang sama

11 Jumlah laporan kerusakan alat yang direspon maksimal 48


Formula jam / jumlah keseluruhan laporan kerusakan alat yang masuk
ke bagian umum dalam kurun waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Formulir


Permintaan Perbaikan

14 Besar Sampel Seluruh data laporan alat rusak rumah sakit

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Seluruh sarana di Rumah Sakit

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala IPS

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :Tahunan

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

197
22 Instrumen Formulir Permintaan Perbaikan
Pengambilan Data

f. Ketepatan Pengumpulan Laporan


1 Judul Indikator Ketepatan Pengumpulan Laporan

2 Dasar Pemikiran Peningkatan mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kepatuhan pengumpulan laporan

5 Laporan adalah suatu bentuk pertanggung jawaban yang


Definisi
disampaikan dalam bentuk data kepada atasan yang berupa
Operasional
hardfile

6 Kriteria

a. Inklusi Semua Laporan Bulanan dan Triwulan

b. Eksklusi -

198
7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator -

10 Denominator -

11 Formula Tepat waktu =10, tidak tepat waktu = 0

12 Target Pencapaian
tanggal 10 setiap bulannya

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Laporan


Bulanan dan Triwulan
IPS

14 Besar Sampel Laporan bulanan dan Triwulan

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : IPS

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala IPS

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan : Triwulan

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

199
21 Instrumen Formulir ketepatan pengumpulan laporan
Pengambilan Data

g. Ketepatan Pengumpulan Laporan Tahunan


1 Judul Indikator Ketepatan Pengumpulan Laporan Tahunan

2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kepatuhan pengumpulan laporan

5 Laporan adalah suatu bentuk pertanggung jawaban yang


Definisi
disampaikan dalam bentuk data kepada atasan yang berupa
Operasional
hardfile

6 Kriteria

200
a. Inklusi Semua Laporan Bulanan dan Triwulan

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator -

10 Denominator -

11 Formula Tepat waktu =10, tidak tepat waktu = 0

12 Target Pencapaian
Bulan Januari Tanggal 10

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Laporan


Tahunan

14 Besar Sampel Laporan Tahunan

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : IPS

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab KaIPS

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan : Tahunan

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

201
21 Instrumen Formulir ketepatan pengumpulan laporan tahunan
Pengambilan Data

h. Kehilangan Perkakas Kerja


1 Judul Indikator Kehilangan Perkakas Kerja

2 Dasar Pemikiran Peningkatan mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Terpelihara dan terinventaris keseluruhan perkakas yang


Tujuan
dimiliki oleh unit IPS

5 Perkakas Kerja adalah alat bantu yang digunakan untuk


Definisi
melaksanakan kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif

202
Operasional untuk menunjang kelancaran pelayanan unit IPS

6 Kriteria

a. Inklusi Semua peralatan / perkakas di unit IPS

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah perkakas yang hilang

10 Denominator Jumlah perkakas yang ada di IPS

11 Jumlah perkakas yang hilang / (dibagi) Jumlah perkakas


Formula
yang ada di IPS x (kali) 100%

12 Target Pencapaian
0%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel semua alat sesuai jadwal pemeliharaan

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : IPS rumah sakit

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab KaIPS RS

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

203
21 Instrumen Formulir kehilangan perkakas kerja
Pengambilan Data

15. Unit Rekam Medik


a. Angka Kejadian Penginputan Pasien Ganda
1 Judul Indikator Angka Kejadian Penginputan Pasien Ganda

2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketelitian staf TPP sehingga memperkecil


Tujuan
kejadian terjadinya input pasien ganda

5 Definisi Input data pasien adalah melaksanakan seluruh proses


Operasional memasukan data baik pasien rawat jalan maupun rawat inap
secara komputerisasi identitas pasien meliputi nama, nomor

204
register, dan tanggal lahir untuk mengidentifikasi pasien
berbentuk pita yang dipasang di pergelangan tangan pasien.
Data pasien yang diinput berupa data-data sesuai yang
terdapat di dalam KTP pasien disertai nomer rekam medis
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Idealnya satu pasien
mempunyai hanya 1 nomer rekam medis. Penginputan
pasien ganda artinya adalah jika terdapat nama satu pasien
yang memiliki nomor rekam medis lebih dari satu

6 Kriteria

Semua rekam medis pasien yang berobat ke rumah sakit,


a. Inklusi
termasuk rawat jalan dan rawat inap

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah rekam medis pasien yang terdaftar data ganda dalam


Numerator
jangka waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan rekam medis pasien yang terdaftar


Denominator
dalam jangka waktu yang sama

11 Jumlah rekam medis pasien yang terdaftar data ganda /


Formula Jumlah keseluruhan rekam medis pasien yang terdaftar x
100%

12 Target Pencapaian
0%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit Rekam Medis

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

205
17 Penanggung Jawab Kepala Unit Rekam Medis

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Tabel pelaporan data ganda


Pengambilan Data

b. Angka Kejadian Salah Input Identitas Pasien


1 Judul Indikator Angka Kejadian Salah Input Identitas Pasien

2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketelitian staf TPP dalam penginputan


Tujuan identitas pasien rawat jalan dan rawat inap ke SIM RS (E-
HOS)

5 Identitas pasien adalah suatu identifikasi


Definisi terhadap pasien untuk membedakan antara pasien satu
Operasional dengan yang lain sehingga memperlancar atau
mempermudah dalam pemberian pelayanan kepada pasien.

206
Identitas pasien yang diinput ke dalam SIM RS (E-HOS)
adalah data yang terdapat pada KTP atau KK pasien.
Penginputan identias pasien dikatakan salah jika inputan
SIM RS (E-HOS) tidak sesuai dengan KTP atau KK pasien
yang sesungguhnya

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien yang berobat ke rumah sakit

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien yang datanya diinput ke SIM RS (E-HOS)


Numerator tidak sesuai dengan KTP atau KK pasien dalam jangka
waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan pasien yang datanya diinput ke SIM


Denominator
RS (E-HOS) dalam jangka waktu yang sama

11 Jumlah pasien yang datanya diinput ke SIM RS (E-HOS)


tidak sesuai dengan KTP atau KK pasien / jumlah
Formula
keseluruhan pasien yang datanya diinput ke SIM RS (E-
HOS) dalam kurun waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
0%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan : laporan dari
staf lain di RS

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Total Sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit Rekam Medis

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

207
17 Penanggung Jawab Kanit/penanggung jawab TPP

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Formulir Data Ganda


Pengambilan Data

c. Ketidaktepatan Penempelan Label Stiker Identitas Pasien Rawat Jalan


Ketidaktepatan penempelan label stiker identitas pasien
1 Judul Indikator
rawat jalan

2 Dasar Pemikiran keselamatan pasien

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 menghindari terjadinya insiden keselamatan pasien (KTD


Tujuan
dan KNC) Salah tempel stiker

5 stiker identitas pasien adalah pemberian label berupa stiker


identitas kepada pasien yang mencakup nama ,no rekam
Definisi
medis ,dan tanggal lahir ,sesuai dengan data dasar .pasien
Operasional
yang disediakan pada dokumen rekam medis ditempat label
stiker identitas

6 Kriteria

208
a. Inklusi semua pasien yang terdaftar dirawat jalan spesialis

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien rawat jalan yang tidak tepat penempelan label


Numerator
identitas

10 Denominator Jumlah seluruh pasien di poli rawat jalan

11 jumlah pasien rawat jalan yang tidak tepat penempelan label


Formula
identitas / Jumlah seluruh pasien di poli rawat jalan X 100%

12 Target Pencapaian
0%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan : Staf lain yang
menemukan kesalahan
penempelan label identitas

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Semua pasien rawat jalan

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit Rekam medik

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit RM

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

209
21 Instrumen
Pengambilan Data

d. Ketidaktepatan Penulisan Nomor Rekam Medis Pada Map Dokumen


Rekam Medis
Ketidaktepatan Penulisan Nomor Rekam Medis Pada Map
1 Judul Indikator
Dokumen Rekam Medis

2 Dasar Pemikiran Peningkatan mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Tidak Terjadi Kesalahan Dalam Proses Identifikasi Pasien

5 Penulisan nomor adalah tata cara penulisan nomor rekam


medis pada sampul rekam medis sesuai dengan sistem
Definisi penomoran pada SIMRS pada pasien dengan pendaftran
Operasional baru pada pasien rawat jalan , map dokumen adalah sampul
yang digunakan untuk melindungi formulir formulir rekam
medis yang ada didalamnya agar tidak tercecer

210
6 Kriteria

Dokumen rekam medis pasien pendaftaran baru pasien


a. Inklusi
rawat jalan

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Dokumen rekam medis pasien baru yang tidak tertulis


Numerator
dengan benar

10 Denominator Semua dokumen rekam medis pasien baru

11 Dokumen rekam medis pasien baru yang tidak tertulis


Formula dengan benar / semua dokumen rekam medis pasien baru
x100%

12 Target Pencapaian
0%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan : staf lain yang
melaporkan adanya
kesalahan

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Semua dokumen rekam medis

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit Rekam medik

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Koordinator RM

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

211
Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Formulir daftar kesalahan nomor rekam medis


Pengambilan Data

e. Ketidaktepatan Pencetakan Gelang Identitas Pasien Rawat Inap


1 Judul Indikator Ketepatan pencetakan gelang identitas pasien rawat inap

2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketepatan pencetakan gelang identitas pasien


Tujuan
rawat inap

5 Definisi Pemakaian gelang identitas adalah salah satu sasaran


Operasional keselamatan pasien

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien yang mendaftar rawat inap di admisi

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

212
Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien rawat inap yang pencetakan gelang


Numerator
identitasnya tidak tepat

10 Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap

11 Jumlah pasien rawat inap yang pencetakan gelang


Formula identitasnya tidak tepat / jumlah seluruh pasien rawat inap x
100%

12 Target Pencapaian
0%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan : Staf lain yang
melaporkan

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit Rekam Medis

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit/PJ TPP

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

213
21 Instrumen Formulir Pengisian Respon time pendaftaran pasien rawat
Pengambilan Data inap

f. Ketertiban Penginputan Aplikasi Jakops Pre Operasi


1 Judul Indikator Ketertiban Penginputan Aplikasi Jakops Pre Operasi

2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kedisiplinan staf TPP dalam penginputan


Tujuan
jadwal operasi pasien BPJS dalam aplikasi Jakops

5 Jakops adalah salah satu aplikasi yang diluncurkan oleh


BPJS yang berisikan ketersediaan tempat tidur di rumah
Definisi sakit daln jadwal operasi elektif pasien BPJS. Melalui
Operasional aplikasi ini, para pasien BPJS dapat memantau kapan jadwal
operasi dan tidak akan kesusahan bolak-balik rumah sakit
hanya untuk menanyakan kapan jadwal operasi nya akan

214
dilaksanakan. Jakops jadwal operasi elektif akan di update
secara teratur setiap hari. Dikatakan tertib apabila staf TPP
menginput jadwal operasi elektif pasien BPJS di aplikasi
Jakops maksimal pukul 11.00 setiap harinya

6 Kriteria

a. Inklusi Semua jadwal operasi elektif pasien BPJS

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah hari dimana staf TPP menginput jadwal operasi


Numerator elektif pasien BPJS ke dalam aplikasi Jakops dalam jangka
waktu tertentu

10 Jumlah jadwal operasi elektif pasien BPJS dalam jangka


Denominator
waktu tertentu

11 Jumlah hari dimana staf TPP menginput jadwal operasi


elektif pasien BPJS ke dalam aplikasi Jakops dalam jangka
Formula
waktu tertentu / Jumlah jadwal operasi elektif pasien BPJS
dalam jangka waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Aplikasi Jakops


BPJS

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit Rekam Medik

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit/penanggung jawab TPP

215
18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Aplikasi Jakops BPJS, Rekapan Data


Pengambilan Data

g. Ketepatan Penginputan Tanggal SEP Pasien


1 Judul Indikator Ketepatan Penginputan Tanggal SEP Pasien

2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketelitian staf TPP dalam penginputan tanggal


SEP Pasien rawat jalan dan rawat inap ke SIM RS (E-HOS)
Tujuan
agar proses klaim pasien BPJS dalam terlaksana dengan
lancar

5 Definisi Ketepatan dalam penginputan tanggal SEP adalah proses


Operasional memasukan tanggal SEP pasien BPJS ke SIM RS (E-HOS)

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien rawat jalan dan rawat inap yang terdaftar

216
sebagai peserta BPJS kesehatan

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah tanggal SEP pasien peserta BPJS kesehatan yang


Numerator diinput dengan benar sesuai dengan tanggal mendapat
layanan rumah sakit

10 Jumlah keseluruhan tanggal SEP pasien peserta BPJS


Denominator
kesehatan yang diinput dalam kurun waktu tertentu

11 Jumlah tanggal SEP pasien peserta BPJS kesehatan yang


diinput dengan benar sesuai dengan tanggal mendapat
Formula layanan rumah sakit / Jumlah keseluruhan tanggal SEP
pasien peserta BPJS kesehatan yang diinput dalam kurun
waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : File Kunjungan


BPJS / Aplikasi V-klaim

14 Besar Sampel 128 pasien

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit Rekam Medik

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kanit/penanggung jawab TPP

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

217
Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Catatan data


Pengambilan Data

h. Monitoring Penyediaan Peminjaman Dokumen Rekam Medis Lebih dari


1x 24 Jam
Monitoring penyediaan peminjaman dokumen rekam medis
1 Judul Indikator
lebih dari 24 jam

2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 tidak adanya esehata penyediaan peminjaman dokumen


Tujuan
rekam medis lebih dari 1x 24 jam

5 monitoring penyediaan peminjaman dokumen rekam medis:


Definisi pengawasan penyediaan dokumen rekam medis untuk
Operasional peminjaman yang diperlukan petugas rumah sakit dalam
waktu kurang dari 1x 24 jam

6 Kriteria

218
semua peminjaman dokumen rekam medis (peminjaman
a. Inklusi
cito, audit, laboratorium)

peminjaman dokumen rekam medis untuk penelitian atau


b. Eksklusi
investigasi oleh Komite Mutu

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Semua peminjaman dokumen rekam medis yang tersedia


Numerator
lebih dari 1x 24 jam

10 Denominator Semua peminjaman dokumen rekam medis

11 Semua peminjaman dokumen rekam medi yang tersedia


Formula lebih dari 1x 24 jam / semua peminjaman dokumen rekam
medis x 100%

12 Target Pencapaian
0%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Semua peminjaman dokumen rekam medis

15 Cara Pengambilan
Non probability sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Rekam medis

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Unit Rekam Medik

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

219
21 Instrumen Formulir Pengisian Monitoring penyediaan peminjaman
Pengambilan Data dokumen rekam medis

16. Bagian Keuangan dan Perpajakan


a. Kecepatan Waktu Pemberian Informasi Tentang Tagihan Pasien
Rawat Inap
Kecepatan Waktu Pemberian Informasi Tentang Tagihan
1 Judul Indikator
Pasien Rawat Inap

2 Dasar Pemikiran Peningkatan mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kecepatan waktu pemberian informasi tentang


Tujuan
tagihan pasien rawat inap

5 Kecepatan waktu pemberian informasi tagihan pasien rawat


Definisi inap adalah waktu mulai pasien dinyatakan boleh pulang
Operasional oleh dokter sampai dengan informasi tagihan diterima oleh
pasien (dihitung dari berkas pasien sampai di kasir).

6 Kriteria

a. Inklusi Pasien rawat inap RSUD Ilaga

b. Eksklusi Pasien rawat inap yang berkas dan data input EHOS belum

220
lengkap di kasir

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien dengan waktu pemberian informasti tentang


Numerator
tagihan rawat inap < 2 jam

10 Jumlah total pasien rawat inap yang diamati dalam satu


Denominator
bulan

11 Jumlah pasien dengan waktu pemberian informasti tentang


Formula tagihan rawat inap < 2 jam / Jumlah total pasien rawat inap
yang diamati dalam satu bulan

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Billing Kasir

14 Besar Sampel 128 pasien

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Bagian Keuangan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Bagian Keuangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

221
21 Instrumen Formulir Kecepatan waktu pemberian informasi tentang
Pengambilan Data tagihan pasien rawat inap

b. Ketepatan Waktu Penyusunan Laporan Keuangan


1 Judul Indikator Ketepatan Waktu Penyusunan Laporan Keuangan

2 Dasar Pemikiran Peningkatan mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Tergambarnya tingkat kesehatan keuangan rumah sakit

5 Ketepatan waktu penyusunan laporan Keuangan adalah


Definisi laporan keuangan meliputi realisasi anggaran dan arus kas
Operasional harus diselesaikan sebelum tanggal 15 setiap bulan
berikutnya

6 Kriteria

a. Inklusi Laporan keuangan

b. Eksklusi

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

222
Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator -

10 Denominator -

11 Formula Tepat waktu =10, tidak tepat waktu =0

12 Target Pencapaian
setiap tanggal 15

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan : Laporan
Keuangan

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Total Sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Bagian Keuangan dan perpajakan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Bagian Keuangan dan perpajakan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :


Februari tiap tahun berikutnya

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Lainnya :
Bulanan Triwulan 6 bulanan Tahunan

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

223
21 Instrumen Laporan keuangan
Pengambilan Data

c. Kecepatan Waktu Pemberian Informasi Tentang Tagihan Pasien Rawat Jalan


Kecepatan Waktu Pemberian Informasi Tentang Tagihan
1 Judul Indikator
Pasien Rawat Jalan

2 Dasar Pemikiran Peningkatan mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kecepatan waktu pemberian informasi tentang


Tujuan
tagihan pasien rawat jalan

5 Kecepatan waktu pemberian informasi tagihan pasien rawat


Definisi jalan adalah waktu mulai pasien dinyatakan boleh pulang
Operasional oleh dokter sampai dengan informasi tagihan diterima oleh
pasien (dihitung dari berkas pasien sampai di kasir).

224
6 Kriteria

a. Inklusi Pasien rawat jalan RSUD Ilaga

b. Eksklusi Tidak Ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien dengan waktu pemberian informasti tentang


Numerator
tagihan rawat jalan < 15 menit

10 Jumlah total pasien rawat jalan yang diamati dalam satu


Denominator
bulan

11 Jumlah pasien dengan waktu pemberian informasti tentang


Formula tagihan rawat jalan < 15 menit / Jumlah total pasien rawat
jalan yang diamati dalam satu bulan x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Billing Kasir

14 Besar Sampel 128 pasien

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Keuangan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kabag keuangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

225
21 Instrumen Formulir Kecepatan waktu pemberian informasi tentang
Pengambilan Data tagihan pasien rawat jalan

d. Akurasi Data Kwitansi Dan Rincian Billing Pasien


1 Judul Indikator Akurasi Data Kwitansi Dan Rincian Billing Pasien

2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan akurasi data kwitansi dan rincian billing


Tujuan
pasien

5 Definisi Akurasi data kwitansi dan rincian billing pasien adalah


Operasional kesamaan jumlah antara kwitansi dan rincian billing pasien

6 Kriteria

a. Inklusi Kwitansi dan rincian billing RSUD Ilaga

226
b. Eksklusi

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah kwitansi dan rincian billing pasien yang akurat

10 Denominator Jumlah kwitansi dan rincian billing pasien

11 Jumlah kwitansi dan rincian billing pasien yang akurat /


Formula
Jumlah kwitansi dan rincian billing pasien x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Form Serah


Terima Instalasi
Penjaminan

14 Besar Sampel 128

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Bagian Keuangan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Bagian Keuangan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

227
21 Instrumen Formulir akurasi data kwitansi dan rincian billing pasien
Pengambilan Data

17. Bagian Administrasi, Umum, dan Kepegawaian


a. Angka Inventarisasi Aset Rumah Sakit Tiap Unit
1 Judul Indikator Angka Inventarisasi Aset Rumah Sakit Tiap Unit

2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Menertibkan proses inventarisasi dan menjaga aset rumah


Tujuan
sakit agar tetap dalam keadaan baik

5 Inventarisasi aset rumah sakit adalah kegiatan untuk


Definisi
melakukan perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan,

228
Operasional pengaturan, pencatatan data, dan pelaporan barang milik
rumah sakit dalam unit pemakaian. Inventarisasi dikatakan
baik adalah terkait dengan pelabelan

6 Kriteria

Semua barang yang memiliki nilai tukar, modal, atau


a. Inklusi
kekayaan yang dimiliki oleh rumah sakit (aset)

b. Eksklusi Tidak Ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah aset yang dilabel dengan lengkap di suatu unit di


Numerator
rumah sakit dalam jangka waktu tertentu

10 Jumlah keseluruhan aset di suatu unit di rumah sakit dalan


Denominator
jangka waktu yang sama

11 Jumlah aset yang dilabel dengan lengkap di suatu unit di


Formula rumah sakit / jumlah keseluruhan aset di suatu unit di rumah
sakit dalam kurun waktu tertentu x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Pencacatan


inventarisasi rumah sakit

14 Besar Sampel Seluruh data inventarisasi aset

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Bagian umum

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Bagian Admin, Umum dan Kepegawaian

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

229
Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Pencacatan inventarisasi rumah sakit


Pengambilan Data

b. Ketepatan Waktu Pemeriksaan Kualitas Limbah Cair Terpenuhi


Ketepatan Waktu Pemeriksaan Kualitas Limbah Cair
1 Judul Indikator
Terpenuhi

2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan ketepatan waktu pemeriksaan kualitas limbah


Tujuan
cair

5 Definisi Limbah cair rumah sakit adalah semua limbah cair yang
Operasional berasal dari rumah sakit yang kemungkinan mengandung
mikro-organisme, bahan kimia beracun dan radio aktif.

230
Parameter limbah cair rumah sakit terdiri dari warna, bau,
Total Suspended Solid (TSS), kekeruhan, Total Solid (TS),
Biochemical Oxygen Demand (BOD), Dissolved Oxygen
(DO), phospat terlarut. Yang dimaksud tepat waktu adalah
pemeriksaan kualitas dilakukan setiap bulan

6 Kriteria

a. Inklusi Limbah cair rumah sakit

b. Eksklusi Tidak Ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pemeriksaan kualitas limbah cair yang tepat waktu

10 Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan kualitas limbah cair

11 Jumlah pemeriksaan kualitas limbah cair yang tepat waktu /


Formula
Jumlah seluruh pemeriksaan kualitas limbah cair x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Laporan


pemeriksaan kualitas
limbah cair , Hasil lab
BBLK

14 Besar Sampel Seluruh hasil pemeriksaan limbah cair

15 Cara Pengambilan
Non probability sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Bagian umum

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Bagian Umum

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

231
Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Laporan kualitas pemeriksaan limbah cair


Pengambilan Data

c. Tidak Ada Perijinan Yang Telah Habis Masa Berlakunya


1 Judul Indikator Tidak Ada Perijinan Yang Telah Habis Masa Berlakunya

2 Dasar Pemikiran Keselamatan pasien

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-


Tujuan
undangan

5 Dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah berdasarkan


peraturan yang merupakan bukti legalitas untuk melakukan
Definisi
usaha/kegiatan tertentu.
Operasional
Perijinan yang dimaksud adalah Perijinan Operasional
Rumah Sakit, IPAL, TPSB3, Listrik, Ganset, Penangkal

232
Petir, Radiologi

6 Kriteria

a. Inklusi Seluruh Perijinan RSUD Ilaga

b. Eksklusi

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah perijinan yang masih berlaku

10 Denominator Jumlah seluruh perijinan rumah sakit

11 Jumlah perijinan yang masih berlaku / Jumlah seluruh


Formula
perijinan rumah sakit x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Data Surat


Perijinan

14 Besar Sampel Seluruh perijinan rumah sakit

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Bagian Administrasi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Bagian Administrasi

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan : Tahunan

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Lainnya :
Bulanan Triwulan 6 bulanan Tahunan

233
20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Data Surat Perijinan


Pengambilan Data

d. Pegawai Yang mendapatkan Diklat Minimal 2 Jam/bulan


1 Judul Indikator Pegawai Yang mendapatkan Diklat Minimal 2 Jam/bulan

2 Dasar Pemikiran Peningkatan mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan keikutsertaan dalam diklat 2 jam perbulan

5 Pelatihan adalah semua kegiatan peningkatan kompetensi


Definisi pegawai yang dilakukan baik dirumah sakit ataupun di luar
Operasional rumah sakit. Minimal per pegawai 20 jam per tahun atau 2
jam /bulan

6 Kriteria

a. Inklusi Pegawai RSUD Ilaga

234
b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pegawai yang mendapatkan diklat 2 jam tiap bulan

10 Denominator Jumlah seluruh pegawai

11 Jumlah pegawai yang mendapatkan diklat 2 jam tiap bulan /


Formula
Jumlah seluruh pegawai x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Formulir UNAS


dan LPJ

14 Besar Sampel Seluruh pegawai RSUD Ilaga

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Bagian Kepegawaian

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab KaBag Kepegawaian

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

235
21 Instrumen Formulir UNAS dan LPJ
Pengambilan Data

e. Pelaksanaan Program Kerja


1 Judul Indikator Pelaksanaan Program Kerja

2 Dasar Pemikiran Peningkatan mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Tercapainya program kerja sesuai dengan perencanaan

5 Pelaksanaan Program Kerja adalah suatu kegiatan yang


Definisi
dirancang untuk dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu
Operasional
yang telah direncanakan

6 Kriteria

236
a. Inklusi Program kerja bagian kepegawaian dan diklat

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah program kerja yang terlaksana

10 Denominator Jumlah seluruh program kerja

11 jumlah program kerja yang terlaksana/ Jumlah seluruh


Formula
program kerja X 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Laporan


Bulanan

14 Besar Sampel Semua program kerja bulanan

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Kepegawaian dan Diklat

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kabag Kepegawaian dan Diklat

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

237
21 Instrumen Laporan Bulanan
Pengambilan Data

f. Adanya Kehilangan Aset di Rumah Sakit


1 Judul Indikator Adanya Kehilangan Aset di Rumah Sakit

2 Dasar Pemikiran Keselamatan Pasien

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Tercapainya keamanan aset rumah sakit

5 Definisi Kehilangan aset adalah ketidaksesuaian jumlah aset di unit


Operasional dengan daftar

6 Kriteria

238
a. Inklusi Daftar inventarisasi aset RSUD Ilaga

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah aset yang hilang

10 Denominator Jumlah keseluruhan aset

11 Formula Jumlah aset yang hilang / Jumlah keseluruhan aset X 100%

12 Target Pencapaian
0%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Daftar


Inventarisasi dan Laporan
Kehilangan Aset

14 Besar Sampel Seluruh aset di rumah sakit

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Seluruh unit RS Arafah

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Bagian Umum

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Daftar Inventarisasi dan Laporan Kehilangan Aset


Pengambilan Data

239
g. Ketepataan Waktu Maintanance Kendaraan Operasional
1 Judul Indikator Ketepataan Waktu Maintanance Kendaraan Operasional

2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tercapainya ketepatan waktu pemeliharaaan kendaraan


Tujuan
operasional

5 Definisi Terpeliharanya Kendaraan Operasional adalah suatu upaya


Operasional pemeliharaan kendaraan agar layak dipakai

6 Kriteria

240
a. Inklusi Semua kendaraan rumah sakit

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah kendaraan yang dipelihara sesuai jadwal yang


Numerator
ditentukan

10 Denominator Jumlah seluruh kendaraan yang ada di Rumah Sakit

11 jumlah kendaraan yang dipelihara sesuai jadwal yang


Formula ditentukan / Jumlah seluruh kendaraan yang ada di Rumah
Sakit X 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Kartu


maintanance dari bengkel

14 Besar Sampel Semua kendaraan rumah sakit

15 Cara Pengambilan
Sampel

Wilayah
pengamatan : Bagian Umum

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kabag Umum

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

241
22 Instrumen Formulir maintanance kendaraan rumah sakit
Pengambilan Data

h. Ketepatan Pengumpulan Laporan


1 Judul Indikator Ketepatan Pengumpulan Laporan

2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Tercapainya kelayakan kendaraan operasional

5 Laporan adalah suatu bentuk pertanggung jawaban yang


Definisi
disampaikan dalam bentuk data kepada atasan yang berupa
Operasional
hardfile

6 Kriteria

a. Inklusi Laporan Bulanan Bagian Kepegawaian dan Diklat

242
b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator

10 Denominator

11 Formula Tepat waktu =10, tidak tepat waktu = 0

12 Target Pencapaian
Tanggal 10

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan : Laporan
bulanan

14 Besar Sampel Laporan bulanan

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Kepegawaian

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab KaBag Admin, Umum dan Kepegawaian

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

243
21 Instrumen Formulir ketepatan pengumpulan laporan
Pengambilan Data

18. Tim Marketing


a. Terlaksananya program kerja bulanan
1 Judul Indikator Terlaksananya program kerja bulanan

2 Dasar Pemikiran SPM rumah sakit

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Tercapainya program kerja sesuai dengan perencanaan

5 Definisi Pelaksanaan program kerja adalah suatu kegiatan yang


Operasional dirancang untuk dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu

244
yang telah direncanakan

6 Kriteria

a. Inklusi Program kerja tim marketing

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah program kerja yang terlaksana

10 Denominator Jumlah seluruh program kerja

11 jumlah program kerja yang terlaksana/ Jumlah seluruh


Formula
program kerja X 100%

12 100%
Target Pencapaian

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Laporan


Bulanan Marketing

14 Besar Sampel Total Sampel (Laporan Bulanan Marketing)

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Marketing

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab KaTim Marketing

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 1 bulanan Lainnya :

245
20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Laporan Bulanan Marketing


Pengambilan Data

b. Upload berita sosial media


1 Judul Indikator Upload berita sosial media

2 Dasar Pemikiran SPM rumah sakit

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan promosi rumah sakit

5 Definisi Upload media social meliputi instagram, status whatsapp,


Operasional dan tik-tok secara rutin

246
6 Kriteria

a. Inklusi Semua upload social media

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah update social media per hari yang diupload

10 Denominator Jumlah target upload

11 Jumlah update social media per hari yang diupload / Jumlah


Formula
target upload x 100%

12 100%
Target Pencapaian

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Update Sosial


Media

14 Besar Sampel semua upload social media di wa

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Marketing

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab KaTim Marketing

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 1 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

247
21 Instrumen Rekapan Update sosial media
Pengambilan Data

19. Tim IT
a. Ketepatan waktu dalam menangani respon suatu masalah
1 Judul Indikator Kecepatan waktu dalam menangani respon suatu masalah

2 Dasar Pemikiran SPM rumah sakit

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan dalam


Tujuan
menangani respon suatu masalah

248
5 Kecepatan waktu menanggapi respon suatu masalah yang
Definisi dibutuhkan untuk dilakukan terhadap masalah yang
Operasional dikeluhkan user, maksimal waktu 3 jam harus sudah
ditanggapi.

6 Kriteria

a. Inklusi Semua unit yang ada di rumah sakit

b. Eksklusi Laporan masalah diluar jam kerja staf IT

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Laporan suatu masalah yang ditanggapi kurang atau sama


Numerator
dengan 3 jam dalam satu bulan

10 Denominator Jumlah seluruh laporan masalah dalam satu bulan

11 Form SIM-IT pada suatu masalah yang ditanggapi kurang


atau sama dengan 3 jam dalam satu bulan dalam waktu 24
Formula
jam / (dibagi) Jumlah seluruh laporan kerusakan alat dalam
satu bulan x (kali) 100%

12 ≥85%
Target Pencapaian

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Update Sosial


Media

14 Besar Sampel semua masalah dalam satu bulan

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : IT Rumah sakit

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Tim IT

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

249
Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 1 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Aplikasi SIM-IT dalam melakukan Medis data pada suatu


Pengambilan Data masalah

b. Ketersediaan Jaringan
1 Judul Indikator Ketersediaan Jaringan

2 Dasar Pemikiran SPM rumah sakit

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Tergambarnya stabilitas koneksi jaringan

5 Definisi Jaringan rumah sakit adalah penghubung antara server dan


Operasional klien.

250
6 Kriteria

a. Inklusi Semua jaringan yang ada di rumah sakit

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah jaringan tersedia per satu hari dalam satuan menit

10 Denominator Jumlah menit dalam satu hari

11 Jumlah jaringan tersedia per satu hari dalam satuan menit /


Formula
Jumlah menit dalam satu hari x 100%

12 Target Pencapaian 100%

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Komplain SIM


– IT

14 Besar Sampel Seluruh jaringan di RSUD Ilaga

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : IT Rumah Sakit

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Tim IT

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 1 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

251
21 Instrumen Aplikasi SIM – IT
Pengambilan Data

c. Ketersediaan Server
1 Judul Indikator Ketersedian Server

2 Dasar Pemikiran SPM rumah sakit

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Tergambarnya stabilitas server

5 Server adalah komputer yang memberikan layanan yang


Definisi

252
Operasional berupa aplikasi atau website atau sejenisnya.

6 Kriteria

a. Inklusi Server yang ada di rumah sakit

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah server tersedia per satu hari dalam satuan menit

10 Denominator Jumlah menit dalam satu hari

11 Jumlah server tersedia per satu hari dalam satuan menit /


Formula
Jumlah menit dalam satu hari x 100%

12 100%
Target Pencapaian

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Jumlah menit dalam satu hari Lainnya : Komplain dari


SIM - IT

14 Besar Sampel Server di RSUD Ilaga

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : IT Rumah Sakit

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ka Tim IT

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 1 bulanan Lainnya :

253
20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Aplikasi SIM-IT


Pengambilan Data

20. Tim Pengadaan


a. Menentukan prioritas permintaan barang dan Jasa berdasarkan Situasi
terkini (Urgensi) di RSUD Ilaga
Menentukan prioritas permintaan barang dan Jasa
1 Judul Indikator berdasarkan Situasi terkini (Urgensi) di RSUD Ilaga

2 Dasar Pemikiran Logis dan Sistematis

3 Efektifitas Efisiensi
Dimensi Mutu
Terintegrasi Ketepatan Waktu

254
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Menyediakan permintaan pengadaan kebutuhan yang urgent

5 Menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh Unit


Definisi
yang ada di RSUD Ilaga sesuai kebutuhan dan kondisi
Operasional
terkini dan atau urgensi.

6 Kriteria

Semua Bagian atau unit yang ada di RSUD Ilaga


a. Inklusi

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah permintaan barang dan jasa di acc

10 Jumlah memo permintaan barang dan jasa dari tiap unit


Denominator
yang masuk tiap bulan

11 Jumlah permintaan barang dan jasa yang acc / Jumlah


Formula memo permintaan barang dan jasa dari tiap unit yang masuk
tiap bulan x 100

12 ≥80%
Target Pencapaian

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : E-Purchasing

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Tim Pengadaan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

255
17 Penanggung Jawab Tim Pengadaan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 1 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Catatan monitoring memo


Pengambilan Data

b. Kecepatan waktu menanggapi memo permintaan dari masing-masing unit


Kecepatan waktu menanggapi memo permintaan dari
1 Judul Indikator
masing-masing unit

2 Dasar Pemikiran Peningkatan mutu

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Tercapainya memo permintaan secara efisien

256
5 Kecepatan waktu menanggapi memo permintaan adalah
waktu yang dibutuhkan mulai dari pembuatan memo
permintaan dari masing-masing kepala bagian sampai
Definisi
dengan tahap-tahap persetujuan dari pihak budget control,
Operasional
wadir umum dan keuangan, direktur rumah sakit dan
direktur utama PT. RSAM, maksimal 3 hari harus
ditanggapi

6 Kriteria

Semua memo permintaan yang ada di RSUD Ilaga


a. Inklusi

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Laporan memo permintaan sudah di approved

10 Denominator Jumlah seluruh memo permintaan dalam satu bulan

11 Laporan memo permintaan sudah di approved / Jumlah


Formula
seluruh memo permintaan dalam satu bulan

12 ≥80%
Target Pencapaian

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : EHOS (E-


purchasing)

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Tim Pengadaan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Tim Pengadaan

257
18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 1 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Monitoring memo


Pengambilan Data

21. Komite K3RS


a. Absensi Staf karena Sakit
1 Judul Indikator Absensi staf karena sakit

Permenkes no. 66 tahun 2016 tentang keselamatan dan


2 Dasar Pemikiran
kesehatan kerja rumah sakit

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Menurunkan angka absensi staf sakit

258
5 Definisi Absensi staf karena sakit adalah staf yang tidak masuk kerja
Operasional karena sakit

6 Kriteria

a. Inklusi Seluruh Staf RSUD Ilaga

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah staf yang tidak masuk kerja karena sakit

10 Denominator Jumlah staf rumah sakit

11 Jumlah staf yang tidak masuk kerja karena sakit / Jumlah


Formula
staf rumah sakit X 100%

12
Target Pencapaian 5%

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya :Lembar Absensi


Staf Sakit dan Surat Ijin
Sakit

14 Besar Sampel Semua staf rumah sakit

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Seluruh unit di rumah sakit

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Komite K3RS

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

259
20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Lembar Absensi Staf Sakit dan Surat Ijin Sakit


Pengambilan Data

b. Angka Kejadian Kecelakaan Kerja


1 Judul Indikator Angka kejadian kecelakaan kerja

Permenkes no. 66 tahun 2016 tentang keselamatan dan


2 Dasar Pemikiran
kesehatan kerja rumah sakit

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Menurunkan angka kecelakaan kerja

5 Definisi Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak dikehendaki


Operasional dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban
manusia dan atau harta benda, yang terjadi saat staf dalam

260
status berdinas/menjalankan tugas perusahaan.

6 Kriteria

a. Inklusi Seluruh Staf RSUD Ilaga

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah staf yang mengalami kecelakaan kerja

10 Denominator Jumlah staf rumah sakit

11 Jumlah staf yang mengalami kecelakaan kerja / Jumlah staf


Formula
rumah sakit X 100%

12 0%
Target Pencapaian

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Form Laporan


Kecelakaan Kerja

14 Besar Sampel Semua staf rumah sakit

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Seluruh unit di rumah sakit

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Komite K3RS

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

261
20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Form Laporan Kecelakaan Kerja


Pengambilan Data

c. Prevalensi Penyakit Akibat kerja


1 Judul Indikator Prevalensi penyakit akibat kerja

Permenkes no. 66 tahun 2016 tentang keselamatan dan


2 Dasar Pemikiran
kesehatan kerja rumah sakit

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meniadakan penyakit akibat kerja

5 Definisi Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh


Operasional pekerjaan dan/atau lingkungan kerja

262
6 Kriteria

a. Inklusi Seluruh Staf RSUD Ilaga

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah staf yang mengalami prevalensi penyakit akibat


Numerator
kerja

10 Denominator Jumlah staf rumah sakit

11 Jumlah staf yang mengalami prevalensi penyakit akibat


Formula
kerja / Jumlah staf rumah sakit X 100%

12 0%
Target Pencapaian

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Form Laporan


Keselamata Kerja

14 Besar Sampel Semua staf rumah sakit

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Seluruh unit di rumah sakit

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Komite K3RS

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

263
21 Instrumen Form Laporan Keselamata Kerja
Pengambilan Data

d. Monitoring APAR
1 Judul Indikator Monitoring APAR

Permenkes no. 66 tahun 2016 tentang keselamatan dan


2 Dasar Pemikiran
kesehatan kerja rumah sakit

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kepatuhan dalam monitoring APAR

5 Definisi APAR adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api


Operasional atau mengendalikan kebakaran kecil. Alat Pemadam Api

264
Ringan (APAR) pada umumnya berbentuk tabung yang
diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan
tinggi.

Monitoring APAR meliputi Fisik APAR (Tabung, Jarum


Tekanan, Noozle dan selang, Pin pengaman) dan Aksesoris
APAR (Ceklist pemeliharaan, tata cara penggunaan APAR,
segitiga dan nomor APAR)

6 Kriteria

a. Inklusi Seluruh APAR di rumah sakit

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah APAR yang dilakukan monitoring

10 Denominator Jumlah seluruh APAR

11 Jumlah APAR yang dilakukan monitoring / Jumlah seluruh


Formula
APAR X 100%

12 100%
Target Pencapaian

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Lembar


Monitoring Pemeliharaan
APAR

14 Besar Sampel Semua APAR yang ada di RS

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah Lokasi depan eseha obat, lokasi dekat panel LT2, lokasi
pengamatan : UGD, lokasi depan POLI Spesialis 6

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Komite K3RS

265
18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 1 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Lembar Monitoring Pemeliharaan APAR


Pengambilan Data

e. Monitoring Area/ Kawasan Tanpa Rokok


1 Judul Indikator Monitoring Area/ Kawasan Tanpa Rokok

Perda Kabupaten Sidoarjo No.4 Tahun 2011, Tentang


2 Dasar Pemikiran Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Rokok, Bab
III, Pasal 4, Poin (a)

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Menciptakan area rumah sakit tanpa asap rokok

266
5 APAR adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api
atau mengendalikan kebakaran kecil. Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) pada umumnya berbentuk tabung yang
diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan
Definisi tinggi.
Operasional
Monitoring APAR meliputi Fisik APAR (Tabung, Jarum
Tekanan, Noozle dan selang, Pin pengaman) dan Aksesoris
APAR (Ceklist pemeliharaan, tata cara penggunaan APAR,
segitiga dan nomor APAR)

6 Kriteria

a. Inklusi Seluruh area RS

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah area yang ditemukan orang merokok/ bekas puntung


Numerator
rokok

10 Jumlah semua area yang ada di RS, (parkiran, depa IGD,


lobby depan FO dan lab, lobby RJ, ruang tunggu poli, depan
Denominator OK, lorong RIB, selasar depan lotus, depan CSSD, depan
cempaka 1 dan 2, lorong tulip, depan IPAL,lorong depan
kantor lantai 2, selasar aster, depan TPS) = 15 area

11 Jumlah area yang ditemukan orang merokok atau bekas


Formula
puntung rokok / Jumlah seluruh area X 100%

12 0%
Target Pencapaian

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Lembar


Monitoring Kawasan
Tanpa Rokok

14 Besar Sampel 15 area di rumah sakit

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

267
Wilayah
pengamatan : Area Kawasan Tanpa Rokok di RSUD Ilaga

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Komite K3RS

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 1 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Lembar Monitoring Kawasan Tanpa Rokok


Pengambilan Data

268
22. Komite PPRA
a. Penilaian Kuantitas Penggunaan Antibiotika Di Rumah Sakit
1 Judul Indikator Penilaian kuantitas penggunaan antibiotika di rumah sakit

2 Dasar Pemikiran SPM rumah sakit

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Melihat tren penggunaan antibiotik di rumah sakit

5 Definisi Penilaian kuantitas adalah melihat tren penggunaan


Operasional antibiotik rumah sakit

6 Kriteria

a. Inklusi Semua obat antibiotik

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah dosis (DDD)

10 Denominator LOS (length of stay)

11 Jumah DDD = Jumlah dosis (DDD) / LOS (length of stay)


Formula
x 100

12
Target Pencapaian Penurunan tren penggunaan antibiotik

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Lembar Resep,


E-HOS

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan Non Probability Sampling

269
Sampel

Wilayah
pengamatan : Unit Farmasi

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Komite PPRA

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Formulir pencatatan penggunaan antibiotik


Pengambilan Data

270
b. Penilaian Kualitatif Penggunaan Antibiotika Di Rumah Sakit
1 Judul Indikator Penilaian kualitatif penggunaan antibiotika di rumah sakit

2 Dasar Pemikiran SPM rumah sakit

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Melihat ketepatan penggunaan antibiotic di rumah sakit

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

5 Penilaian kualitas adalah penilaian yang dilakukan dengan


mempertimbangkan kesesuaian diagnosis (gejala klinis dan
hasil laboratorium), indikasi regimen dosis, keamanan dan
harga
Definisi
Operasional Metode Gyssens adalah metode kualitatif yang umum
digunakan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotika dari
berbagai sisi yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat,
tepat dosis, tepat cara dan lama pemberian, serta waspada
efek samping obat (Gyssens dan Meer, 2001)

6 Kriteria

a. Inklusi Semua obat antibiotik pada ruang rawat inap

b. Eksklusi Tidak Ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah pasien pada ruang rawat inap yang disurvey dalam


Numerator satu bulan dengan jumlah pasien yang mencapai kategori 0
dari kriteria geysen

10 Jumlah pasien pada ruang rawat inap yang disurvey dalam


Denominator
satu bulan

271
11 Jumlah pasien pada ruang rawat inap yang disurvey dalam
satu bulan dengan jumlah pasien yang mencapai kategori 0
Formula
dari kriteria geysen / Jumlah pasien pada ruang rawat inap
yang disurvey dalam satu bulan x 100%

12
Target Pencapaian 100% memenuhi kriteria geysen kategori 0

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Formulir


Geysen

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Ruang Rawat Inap

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Komite PPRA

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Formulir Geysen


Pengambilan Data

272
c. Perbaikan Pola Sensitivitas Antibiotik Secara Berkala Setiap Satu Tahun
Perbaikan pola sensitivitas antibiotik secara berkala setiap
1 Judul Indikator
sau tahun

2 Dasar Pemikiran SPM rumah sakit

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Menurunkan angka resistensi antibiotik

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

5 Perbaikan pola sensitivitas dapat dilihat melalui pola peta


kuman yang ada di rumah sakit

Sensitivitas antibiotik dibagi menjadi 3:

1. Penggunaan antibiotik yang memiliki sensitivitas <


Definisi 30% tidak dianjurkan (resisten)
Operasional
2. Penggunaan antibiotik yang memiliki sensitivitas
30.1%-60% dipertimbangkan untuk digunakan
(intermediet)

3. Penggunaan antibiotik yang memiliki sensitivitas


60.1% direkomendasikan

6 Kriteria

Sample kuman yang ada di rumah sakit (Instalasi Bedah


a. Inklusi
Sentral, Instalasi Rawat Inap, IRJ, IGD)

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah antibiotik yang memiliki sensitivitas tinggi

273
10 Denominator Jumlah semua antibiotik yang dilakukan uji sensitivitas

11 Antibiotik yang memiliki sensitivitas tinggi / Semua


Formula
antibiotic yang dilakukan uji sensitivitas x 100%

12
Peningkatan presentase pola sensitivitas antibiotik yang
Target Pencapaian
mencapai lebih dari 60% (direkomendasikan)

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Formulir peta


kuman

14 Besar Sampel Minimal 30 sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Instalasi Rawat Inap, IRJ, IGD

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Komite PPRA

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Lainnya : Satu tahun sekali

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Lainnya : Satu
Bulanan Triwulan 6 bulanan tahun sekali

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Formulir peta kuman


Pengambilan
Dpeningkataata

274
23. Komite PPI
a. Angka kejadian infeksi luka operasi
1 Judul Indikator Angka kejadian Infeksi Luka Operasi

2 Dasar Pemikiran Buku Pedoman Surveilance

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Menurunkan angka infeksi luka operasi

5 Kegiatan pengamatan dan pengumpulan data (cek list) pada


Definisi
pasien yang dilakukan setelah operasi yang mengakibatkan
Operasional
luka pada kulit pasien di instalasi pelayanan di RS

6 Kriteria

a. Inklusi Pasien yang dioperasi di RSUD Ilaga

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Jumlah kejadian infeksi dengan tanda-tanda infeksi pada


Numerator
luka akibat tindakan operasi.

10 jumlah seluruh tindakan operasi yang menyebabkan luka


Denominator
pada pasien.

11 Jumlah kejadian infeksi dengan tanda-tanda infeksi pada


Formula luka akibat tindakan operasi/ jumlah seluruh tindakan
operasi yang menyebabkan luka pada pasien X 100%

12
Target Pencapaian < 15 per mil

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : laporan


surveillans

275
14 Besar Sampel Semua pasien operasi

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Bedah


pengamatan : Sentral

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab IPCLN (Infection Prevention and Control Nurse)

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 1 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Formulir surveillans infeksi luka operasi


Pengambilan Data

276
b. Angka kejadian petugas tertusuk jarum
1 Judul Indikator Angka kejadian petugas tertusuk jarum

2 Dasar Pemikiran Buku Pedoman Surveilance

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tergambarnya kewaspadaan, kedisiplinan an pemahaman


Tujuan petugas rumah sakit dalam bekerja terkait dengan resiko
tertusuk

5 Definisi Petugas yang tertusuk jarum bekas injeksi pasien


Operasional

6 Kriteria

a. Inklusi petugas yang tertusuk jarum bekas

b. Eksklusi petugas yang tertusuk jarum baru

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator banyaknya petugas yang tertusuk jarum

10 Denominator total karyawan RSUD Ilaga

11 banyaknya petugas tertusuk jarum / total karyawan


Formula
RSUD Ilaga x 100 %

12
Target Pencapaian 0%

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data dijelaskan : laporan
pajanan

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Semua petugas di unit layanan

15 Cara Pengambilan Non Probability Sampling

277
Sampel

Wilayah
pengamatan : Semua unit pelayanan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab IPCLN (Infection Prevention and Control Nurse)

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 1 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Formulir lapaoran pajanan petugas tertusuk jarum


Pengambilan Data

278
c. Angka kejadian infeksi saluran kemih
1 Judul Indikator Angka kejadian infeksi saluran kemih

2 Dasar Pemikiran Buku Pedoman Surveilance

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tersedianya data, pencatatan dan pelaporan kejadian infeksi


Tujuan
karena pemasangan urine catheter Rumah Sakit

5 Kegiatan pengamatan dan pengumpulan data (cek list) pada


Definisi pasien yang dilakukan pemasangan urine catheter yang
Operasional mengakibatkan infeksi saluran kemih dalam waktu 1x24
jam atau lebih di instalasi pelayanan di Rumah Sakit

6 Kriteria

a. Inklusi Pemasangan Catheter Urin lebih dari 1 hari

b. Eksklusi Pemasangan Catheter diluar RSUD Ilaga

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 jumlah kejadian infeksi dengan tanda-tanda infeksi pada


Numerator
pasien yang terpasang kateter urin ≥ 1 hari

10 Denominator jumlah seluruh tindakan pemasangan kateter urin

11 jumlah kejadian infeksi dengan tanda-tanda infeksi pada


Formula pasien yang terpasang kateter urin ≥ 1 hari / jumlah seluruh
tindakan pemasangan kateter urin x 1000 %

12
Target Pencapaian < 15 per mil

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : laporan


surveillans

279
14 Besar Sampel Semua pasien yang dipasang kateter

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat


pengamatan : Darurat

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab IPCLN (Infection Prevention and Control Nurse)

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 1 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Formulir surveillans infeksi saluran kemih


Pengambilan Data

280
24. Komite Mutu
a. Ketepatan waktu pelaporan PMKP
1 Judul Indikator Ketepatan waktu pelaporan PMKP

Permenkes no. 80 tahun 2020 tentang komite mutu rumah


2 Dasar Pemikiran
sakit

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan ketepatan waktu pelaporan PMKP

5 Pelaporan peningkatan mutu dan keselamatan pasien


Definisi
meliputi analisis triwulan indikator mutu dan keselamatan
Operasional
pasien

6 Kriteria

a. Inklusi Seluruh laporan PMKP

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator -

10 Denominator -

11 Formula Tepat waktu = 10, tidak tepat waktu = 0

12 Tgl 20 tiap bulan


Target Pencapaian

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Pelaporan


PMKP

14 Besar Sampel Semua laporan PMKP

15 Cara Pengambilan Non Probability Sampling

281
Sampel

Wilayah
pengamatan : PMKP

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ketua Komite Mutu

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan : 3


bulanan

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 1 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Laporan PMKP


Pengambilan Data

b. Terlaksananya validasi data

282
1 Judul Indikator Terlaksananya validasi data

Permenkes no. 80 tahun 2020 tentang komite mutu rumah


2 Dasar Pemikiran
sakit

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kepatuhan validasi data

5 Validasi data adalah suatu proses pemeriksaan untuk


memastikan bahwa data tersebut telah sesuai kriteria yang
Definisi
ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan bahwa data
Operasional
yang akan dimasukkan ke dalam basis data telah diketahui
dan dapat dijelaskan sumber dan kebenaran datanya.

6 Kriteria

Data Indikator Mutu yang akan divalidasi adalah yang


memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Pengukuran Indikator mutu baru;
b. Bila data akan dipublikasi ke masyarakat baik melalui
web site RS atau media lain
c. Ada perubahan pada pengukuran yg selama ini sudah
dilakukan, mis. Perubahan profil indikator,
d. Instrumen pengumpulan data, proses agregasi data, atau
perubahan staf pengumpul data atau validator
a. Inklusi e. Bila terdapat perubahan hasil pengukuran tanpa
diketahui sebabnya
f. Bila terdapat perubahan sumber data, mis. Terdapat
perubahan pencatatan pasien dari manual ke elektronik;
g. Bila terdapat perubahan subyek data seperti perubahan
umur rata-rata pasien, perubahan riset, PPK baru
diberlakukan, serta adanya teknologi dan metodologi
pengobatan baru.
h. Bila data akan dilaporkan ke Direktur dan Pemilik
secara regular setiap tiga bulan.
b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

283
9 Numerator Jumlah indikator yang divalidasi

10 Denominator Junlah indikator yang seharusnya divalidasi

11 Jumlah indikator yang divalidasi/ Junlah indikator yang


Formula
seharusnya divalidasi x 100%

12 100%
Target Pencapaian

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Pelaporan


validasi data

14 Besar Sampel Semua data indikator mutu

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : PMKP

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ketua Komite Mutu

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan : 3


bulanan

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 1 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Laporan validasi data


Pengambilan Data

c. Benchmark ke rumah sakit setipe

284
1 Judul Indikator Benchmark ke rumah sakit setipe

Permenkes no. 80 tahun 2020 tentang komite mutu rumah


2 Dasar Pemikiran
sakit

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kepatuhan benchmark data

5 Benchmarking merupakan sebuah pengukuran dari kualitas


kebijakan organisasi, produk, program, strategi, dan
Definisi lainnya, untuk memberikan wawasan yang diperlukan untuk
Operasional membantu manajemen dalam memahami proses dan
produknya baik dengan cara membandingkannya dengan
industri serupa ataupun yang berbeda.

6 Kriteria

a. Inklusi Kegiatan benchmark

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah kegiatan benchmark yang dilakukan

10 Denominator Junlah kegiatan benchmark yang seharusnya dilakukan

11 Jumlah kegiatan benchmark yang dilakukan / Junlah


Formula
kegiatan benchmark yang seharusnya dilakukan x 100%

12 100%
Target Pencapaian

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Pelaporan


benchmark data

14 Besar Sampel Semua data indikator nasional mutu (INM)

285
15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : PMKP

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ketua Komite Mutu

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan : 3


bulanan

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 1 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Laporan benchmark data


Pengambilan Data

d. Ketepatan Waktu Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)

286
1 Judul Indikator Ketepatan Pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP)

Permenkes no. 80 tahun 2020 tentang komite mutu rumah


2 Dasar Pemikiran
sakit

3 Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu


Dimensi Mutu
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Melakukan dokumentasi insiden keselamatan pasien

5 Insiden Keselamatan Pasien adalah setiap kejadian atau


situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang seharusnya tidak terjadi.
Insiden Keselamatan Pasien ini meliputi Kejadian Tidak
Definisi
Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC),
Operasional
Kejadian Potensial Cedera (KPC), Kondisi Potensial Cedera
Signifikan (KPCS) dan Kejadian Sentinel. Pelaporan IKP
ke subkomite keselamatan pasien dilakukan dalam 2x 24
jam

6 Kriteria

a. Inklusi IKP

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pelaporan IKP yang dilakukan dengan tepat waktu

10 Denominator Jumlah seluruh IKP

11 Jumlah pelaporan IKP yang dilakukan dengan tepat waktu/


Formula
Jumlah seluruh IKP

12 100%
Target Pencapaian

13 Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


Sumber Data
dijelaskan :

Catatan Data Sistem Pelaporan, mohon

287
dijelaskan : laporan IKP

14 Besar Sampel Semua pelaporan IKP

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : PMKP

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab PMKP

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 1 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Formulir Laporan IKP


Pengambilan Data

25. Komite Keperawatan

288
a. Ketepatan Pengumpulan Laporan Bulanan
1 Judul Indikator Ketepatan pengumpulan laporan bulanan

2 Dasar Pemikiran SPM RS

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kepatuhan pengumpulan laporan

5 Laporan adalah suatu bentuk pertanggung jawaban yang


Definisi
disampaikan dalam bentuk data kepada atasan yang berupa
Operasional
hardfile

6 Kriteria

a. Inklusi Semua Laporan Bulanan

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator -

10 Denominator -

11 Formula Tepat waktu =10, tidak tepat waktu = 0

12 Target Pencapaian
Tanggal 10 setiap bulannya

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Laporan Bulanan

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Komite Keperawatan

289
16 Metode Retrospektif Observasi
Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Formulir ketepatan pengumpulan laporan


Pengambilan Data

b. Kelengkapan Anggota Rapat Bulanan


1 Judul Indikator Kelengkapan Anggota Rapat Bulanan

290
2 Dasar Pemikiran

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Melaksanakan tugas dari komite keperawatan secara benar

5 Definisi Anggota komite keperawatan adalah berjumlah 18 orang.


Operasional Rapat rutin diadakan satu kali dalam sebulan.

6 Kriteria

Kehadiran anggota komite keperawatan dalam rapat yang


a. Inklusi
diadakan sebulan sekali

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah anggota komite keperawatan yang hadir dalam rapat

10 Denominator Jumlah seluruh anggota komite keperawatan

11 Anggota komite keperawatan yang hadir dalam rapat /


Formula
Seluruh anggota komite keperawatan x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Formulir UNAS

14 Besar Sampel 18 orang anggota komite keperawatan

15 Cara Pengambilan
Non probabability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Komite keperawatan

16 Metode Retrospektif Observasi

291
Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Ketua Komite keperawatan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Formulir UNAS


Pengambilan Data

26. Bidang Keperawatan


a. Terlaksananya program kerja
1 Judul Indikator Terlaksananya program kerja

292
2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Tercapainya program kerja sesuai dengan perencanaan

5 Pelaksanaan Program Kerja adalah suatu kegiatan yang


Definisi
dirancang untuk dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu
Operasional
yang telah direncanakan

6 Kriteria

a. Inklusi Program kerja Kepala Bidang Keperawatan

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah program kerja yang terlaksana

10 Denominator Jumlah seluruh program kerja

11 Jumlah program kerja yang terlaksana / Jumlah seluruh


Formula
program kerja X 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Laporan Bulanan

14 Besar Sampel Semua progam kerja bulanan

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

Wilayah
pengamatan : Kepala Bidang Keperawatan

16 Metode Retrospektif Observasi

293
Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Bidang Keperawatan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Laporan Bulanan


Pengambilan Data

b. Pelaksanaan PKRS baik internal maupun eksternal


1 Judul Indikator Pelaksanaan PKRS baik internal maupun eksternal

2 Dasar Pemikiran Peningkatan Mutu

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

294
Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Memberikan materi edukasi dan penyuluhan tentang


kesehatan yang benar dan langsung dari ahlinya sehingga
Tujuan
bisa meluruskan kesalahan informasi kesehatan yang banyak
beredar di media sosial dan media lainnya.

5 PKRS adalah Upaya Rumah Sakit untuk meningkatkan


kemampuan pasien, klien dan kelompok masyarakat
sehingga pasien dapat mandiri dalam mempercepat
Definisi
kesembuhan dan rehabilitasinya, mandiri dalam
Operasional
meningkatkan kesehatan, mencegah masalah kesehatan, dan
mengembangkan upaya kesehatan melalui pembelajaran
sesuai budaya masing-masing

6 Kriteria

a. Inklusi Jadwal PKRS dalam satu bulan

b. Eksklusi Tidak ada

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Persentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah PKRS yang terlaksana

10 Denominator Jumlah jadwal PKRS dalam satu bulan

11 Jumlah PKRS yang terlaksana / Jumlah jadwal PKRS dalam


Formula
1 tahun x 100%

12 Target Pencapaian
100%

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan :

Catatan Data Lainnya : Laporan Bulanan

14 Besar Sampel Seluruh jadwal PKRS

15 Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sampel

295
Wilayah
pengamatan : Kepala Bidang Keperawatan

16 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan Data

17 Penanggung Jawab Kepala Bidang Keperawatan

18 Periode pengumpulan Data : (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan :

19 Periode analisis dan pelaporan data :

Bulanan Triwulan 6 bulanan Lainnya :

20 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

21 Instrumen Laporan Bulanan


Pengambilan Data

6.3 Profil Indikator Indikator Nasional Mutu (INM)


1. Kepatuhan identifikasi pasien
1 Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien

2 Dasar Pemikiran PMK No 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

296
Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk melakukan


identifikasi pasien dalam melakukan pelayanan.

5 Definisi Identifikasi pasien adalah suatu proses pemberian tanda atau


Operasional pembeda yang mencakup nomor rekam medis dan
identitas pasien dengan tujuan agar dapat membedakan
antara pasien satu dengan yang lainnya guna ketepatan pemberian
pelayanan, pengobatan dan tindakan atau prosedur kepada pasien.

1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan


tenaga kesehatan.

2. Identifikasi pasien secara benar adalah proses identifikasi yang


dilakukan pemberi pelayanan dengan menggunakan minimal dua
penanda identitas seperti: nama lengkap, tanggal lahir, nomor
rekam medik, NIK sesuai dengan yang ditetapkan di Rumah
Sakit.

3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat) dan


atau verbal (lisan).

4. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien secara benar


pada setiap keadaan terkait tindakan intervensi pasien seperti :

-Pemberian pengobatan : pemberian obat, pemberian cairan


intravena, pemberian darah dan produk darah, radioterapi, dan
nutrisi.

-Prosedur tindakan : tindakan operasi atau tindakan invasif


lainnya sesuai kebijakan yang ditetapkan rumah sakit.

-Prosedur diagnostik : pengambilan sampel, pungsi lumbal,


endoskopi, kateterisasi jantung, pemeriksaan radiologi, dan lain-
lain.

-Kondisi tertentu : pasien tidak dapat berkomunikasi (dengan


ventilator), pasien bayi, pasien tidak sadar, bayi kembar.

5. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi pelayanan


melakukan identifikasi seluruh tindakan intervensi yang dilakukan
dengan benar.

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pemberi pelayanan yang memberikan pelayanan


kesehatan.

b. Eksklusi -

297
7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi pasien


secara benar dalam periode observasi

10 Denuminator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi pasien


dalam periode observasi

11 Formula Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi pasien


secara benar dalam periode observasi / Jumlah pemberi pelayanan
yang melakukan identifikasi pasien secara benar dalam periode
observasi x 100%

12 Target
100%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya : Hasil Observasi

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara Non probability sampling


Pengambilan
Sampel

16 Wilayah Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat


Pengamatan Darurat, Instalasi Laboratorium, Instlasi Farmasi, Instalasi
Radiologi, Instalasi Gizi, Instalasi Bedah Sentral

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kepala Instalasi/Kepala Ruangan/Kanit
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

298
Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Hasil Observasi


Pengambilan Data

2. Kepatuhan kebersihan tangan


1 Judul Indikator Kepatuhan kebersihan tangan

2 Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien

2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang


Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease

299
2019 (COVID-19).

4. Rumah sakit harus memperhatikan kepatuhan seluruh pemberi


pelayanan dalam melakukan cuci tangan sesuai dengan ketentuan
WHO.

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai dasar


untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar dapat
menjamin keselamatan petugas dan pasien dengan cara
mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

5 Definisi 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan


Operasional menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan tampak kotor
atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol (alcohol-
based handrubs) dengan kandungan alkohol 60-80% bila tangan
tidak tampak kotor.

2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar adalah


kebersihan tangan sesuai indikasi dan langkah kebersihan tangan
sesuai rekomendasi WHO.

3. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan tangan dilakukan


pada saat tertentu sebagai upaya untuk menghentikan penularan
mikroba selama perawatan.

4. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan terdiri dari:

a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum menyentuh


tubuh/permukaan tubuh pasien atau pakaian pasien, sebelum
menangani obat-obatan dan sebelum menyiapkan makanan
pasien.

b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah menyentuh


tubuh/permukaan tubuh pasien.

c. Sebelum melakukan prosedur aseptik adalah kebersihan tangan


yang dilakukan sebelum melakukan tindakan steril atau aseptik,
contoh : pemasangan intra vena kateter (infus), perawatan luka,
pemasangan kateter urin, suctioning, pemberian suntikan dan lain-
lain.

d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien seperti muntah,


darah, nanah, urin, feces, produksi drain, setelah melepas sarung
tangan steril dan setelah melepas APD.

300
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien adalah
melakukan kebersihan tangan setelah tangan petugas menyentuh
permukaan, sarana prasarana, dan alat kesehatan yang ada di
lingkungan pasien, meliputi: menyentuh tempat tidur pasien, linen
yang terpasang di tempat tidur, alat-alat di sekitar pasien atau
peralatan lain yang digunakan pasien.

5. Peluang adalah periode di antara indikasi di mana tangan


terpapar kuman setelah menyentuh permukaan (lingkungan atau
pasien) atau tangan menyentuh zat yang terdapat pada permukaan.

6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan adalah kebersihan


tangan yang dilakukan sesuai peluang yang diindikasikan.

7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga


kesehatan.

8. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian


kepatuhan pemberi pelayanan yang melakukan kebersihan tangan
dengan benar.

9. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau


penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang telah
ditentukan.

10. Periode observasi adalah kurun waktu yang digunakan untuk


mendapatkan minimal 200 peluang kebersihan tangan di unit
sesuai dengan waktu yang ditentukan untuk melakukan observasi
dalam satu bulan.

11. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan


observasi maksimal 20 menit (rerata 10 menit).

12. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi adalah jumlah


pemberi pelayanan yang diobservasi dalam satu periode
observasi.

13. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi pada waktu


observasi tidak boleh lebih dari 3 orang agar dapat mencatat
semua indikasi kegiatan yang dilakukan.

6 Kriteria

a. Inklusi Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi pelayanan terindikasi


harus melakukan kebersihan tangan

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

301
8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan

10 Denuminator Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya


dilakukan dalam periode observasi

11 Formula Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi pasien


secara benar dalam periode observasi / Jumlah pemberi pelayanan
yang melakukan identifikasi pasien secara benar dalam periode
observasi x 100%

12 Target
≥85%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya : Hasil Observasi

14 Besar Sampel Minimal 200 peluang kebersihan tangan

15 Cara
Pengambilan
Sampel Non Probability Sampling - Consecutive Sampling

16 Wilayah Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat


Pengamatan Darurat, Unit Laboratorium, Unit Radiologi dan Unit Farmasi

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
IPCLN/Komite PPI
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Audit Cuci Tangan


Pengambilan Data

302
3. Kepatuhan penggunaan APD
1 Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan APD

2 Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien.

2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi di Fasyankes.

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang


Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disease

303
2019 (COVID-19).

4. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan dan


Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

5. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).

6. Rumah Sakit harus memperhatikan kepatuhan pemberi


pelayanan dalam menggunakan APD sesuai dengan prosedur.

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Rumah Sakit dalam


menggunakan APD

2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan dengan


cara mengurangi risiko infeksi.

5 Definisi 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang


Operasional dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat, partikel
padat, cair, atau udara untuk melindungi pemakainya dari cedera
atau transmisi infeksi atau penyakit.

2. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas dalam


menggunakan APD dengan tepat sesuai dengan indikasi ketika
melakukan tindakan yang memungkinkan tubuh atau

membran mukosa terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh


atau cairan infeksius lainnya berdasarkan jenis risiko transmisi
(kontak, droplet dan airborne).

3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian


terhadap petugas dalam menggunakan APD sesuai indikasi
dengan tepat saat memberikan pelayanan kesehatan pada periode
observasi.

4. Petugas adalah seluruh tenaga yang terindikasi menggunakan


APD, contoh dokter, dokter gigi, bidan, perawat, petugas
laboratorium.

5. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau


penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang telah
ditentukan.

6. Periode observasi adalah waktu yang ditentukan sebagai


periode yang ditetapkan dalam proses observasi penilaian
kepatuhan.

304
6 Kriteria

a. Inklusi Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai indikasi


dalam periode observasi

10 Denuminator Jumlah total petugas yang patuh menggunakan APD sesuai


indikasi dalam periode observasi

11 Formula Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai indikasi


dalam periode observasi / Jumlah seluruh petugas yang terindikasi
menggunakan APD dalam periode observasi X 100%

12 Target
100%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya : Hasil Observasi

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara
Pengambilan
Sampel Non Probability Sampling - Consecutive Sampling

16 Wilayah Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat


Pengamatan Darurat, Unit Laboratorium dan Unit Radiologi

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
IPCLN/Komite PPI
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

305
20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Hasil Observasi


Pengambilan Data

4. Waktu Tunggu Rawat Jalan ≤ 60 menit


1 Judul Indikator Waktu Tunggu Rawat Jalan ≤ 60 menit

2 Dasar Pemikiran Undang-Undang tentang Rumah Sakit.

Rumah sakit harus menjamin ketepatan pelayanan kesehatan


termasuk di unit rawat jalan. Walaupun tidak dalam kondisi gawat
maupun darurat namun tetap harus dilayani dalam waktu yang

306
ditetapkan

Hal ini untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan pasien


akan rencana diagnosis dan pengobatan. Waktu tunggu yang
lama dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien dan
keterlambatan diagnosis maupun pengobatan pasien.

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Tergambarnya waktu pasien menunggu di pelayanan sebagai


dasar untuk perbaikan proses pelayanan di unit rawat jalan agar
lebih tepat waktu dan efisien sehingga meningkatkan kepuasan
pasien.

5 Definisi Waktu tunggu rawat jalan dihitung sejak pasien kontak dengan
Operasional petugas pendaftarann sampai mendapat pelayanan dokter/dokter
spesialis

1. Kontak dengan petugas pendaftaran adalah proses saat petugas


pendaftaran menanyakan dan mencatat/menginput data sebagai
pasien atau pada saat pasien melakukan konfirmasi kehadiran
untuk pendaftaran online.

a. pasien datang langsung, maka dihitung sejak pasien kontak


dengan petugas pendaftaran sampai mendapat pelayanan dokter/
dokter spesialis.

b. pasien mendaftar online, maka dihitung sejak pasien melakukan


konfirmasi kehadiran kepada petugas pendaftaran sesuai jam
pelayanan pada pendaftaran online sampai mendapat pelayanan
dokter/ dokter spesialis.

6 Kriteria

a. Inklusi Semua pasien yang berobat rawat jalan

b. Eksklusi Pasien medical check up , pasien poli gigi, Pasien yang mendaftar
online

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

307
9 Numerator Jumlah pasien rawat jalan dengan waktu tunggu ≤ 60 menit dalam
kurun waktu yang sama

10 Denuminator Jumlah pasien rawat jalan yang diobservasi dalam kurun waktu
yang sama

11 Formula Jumlah pasien rawat jalan dengan waktu tunggu ≤ 60 menit /


Jumlah pasien rawat jalan yang diobservasi dalam kurun waktu
yang sama x 100 %

12 Target
≥ 80%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Pasien Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:


Rawat Jalan

Catatan Pendaftaran Lainnya :


Pasien Rawat Jalan

14 Besar Sampel 128 pasien

15 Cara
Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling/Stratified
Sampel Random Sampling (berdasar poliklinik rawat jalan)

16 Wilayah
Pengamatan Instlasi Rawat Jalan

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kepala Instalasi
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

308
22 Instrumen Rekam Medis Pasien Rawat Jalan, Catatan Pendaftaran Pasien
Pengambilan Data Rawat Jalan

5. Waktu Tanggap Operasi Seksio Sesarea Emergensi

309
1 Judul Indikator Waktu Tanggap Operasi Seksio Sesarea Emergensi

2 Dasar Pemikiran 1. Undang Undang tentang Rumah Sakit

2. Berdasarkan SUPAS tahun 2015, Angka Kematian Ibu (AKI)


di Indonesia pada tahun 2015 adalah 305 per 100.000 kelahiran
hidup, ini masih merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara.
Kejadian kematian ibu ini terbanyak ditemukan di rumah sakit
sebesar 78%. Tingginya kematian Ibu ini mengindikasikan masih
perlunya dilakukan peningkatan tata kelola dan peningkatan mutu
pelayanan antenatal care dan persalinan. Untuk itu diperlukan
indikator untuk memantau kecepatan proses pelayanan operasi
seksio sesarea.

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Tergambarnya pelayanan kegawatdaruratan operasi seksio sesarea


yang cepat dan tepat sehingga mampu mengoptimalkan upaya
menyelamatkan Ibu dan Bayi

5 Definisi 1. Waktu tanggap operasi seksio sesarea emergensi adalah waktu


Operasional yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan tindakan seksio
sesarea emergensi sejak diputuskan operasi sampai dimulainya
insisi operasi di kamar operasi yaitu ≤ 30 menit.

2. Seksio sesarea emergensi adalah tindakan seksio sesarea yang


bertujuan untuk menyelamatkan ibu dan/atau bayi dan tidak dapat
ditunda pelaksanaannya.

3. Seksio sesarea emergensi kategori I adalah tindakan seksio


sesarea pada keadaan di mana terdapat ancaman langsung bagi
kelangsungan hidup ibu atau janin.

4. Pengukuran indikator waku tanggap operasi seksio


sesarea emergensi dilakukan oleh rumah sakit yang
memberikan pelayanan seksio sesaria.

6 Kriteria

a. Inklusi Seksio sesarea emergensi kategori I

Misalnya : fetal distress menetap, prolaps tali pusat atau tali pusat
menumbung, gagal vakum/forsep, ruptur uteri imminent, ruptur
uteri, perdarahan ante partum dengan perdarahan aktif, Persalinan
pada Bekas Seksio Sesarea (PBS), Kala 2 lama

310
b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pasien yang diputuskan tindakan seksio sesarea emergensi


kategori I (satu) yang mendapatkan tindakan seksio sesarea
emergensi ≤ 30 menit

10 Denuminator Jumlah pasien yang diputuskan tindakan seksio sesarea emergensi


kategori I

11 Formula Jumlah pasien yang diputuskan tindakan seksio sesarea emergensi


kategori I (satu) yang mendapatkan tindakan seksio sesarea
emergensi ≤ 30 menit / Jumlah pasien yang diputuskan tindakan
sectio sesarea emergensi kategori I dalam kurun waktu yang sama
x 100 %

12 Target
≥ 80%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara
Pengambilan
Sampel Non probability sampling

16 Wilayah
Pengamatan Instlasi Gawat Darurat

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kepala Instalasi
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

311
20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Rekam Medis dan Catatan Data


Pengambilan Data

312
6. Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium ≤30 menit
1 Judul Indikator Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium ≤30 menit

2 Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien.


Pemikiran
2. Kecepatan dan ketepatan pelaporan hasil laboratorium
kritis sangat penting dalam kelanjutan tata laksana pasien.

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan 1. Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium.

2. Tergambarnya sistem yang menunjukkan bagaimana nilai kritis


dilaporkan dan didokumentasikan untuk menurunkan risiko
keselamatan pasien.

5 Definisi 1. Hasil kritis adalah hasil pemeriksaan yang termasuk kategori


Operasional kritis sesuai kebijakan rumah sakit dan memerlukan
penatalaksanaan segera.

2. Waktu lapor hasil kritis laboratorium adalah waktu yang


dibutuhkan sejak hasil pemeriksaan keluar dan telah dibaca oleh
dokter/analis yang diberi kewenangan hingga dilaporkan hasilnya
kepada dokter yang meminta pemeriksaan.

3. Standar waktu lapor hasil kritis laboratorium adalah


waktu pelaporan ≤ 30 menit.

6 Kriteria

a. Inklusi Semua hasil pemeriksaan laboratorium yang memenuhi kategori


hasil kritis sesuai kebijakan RS

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah hasil kritis laboratorium yang dilaporkan ≤30 menit

10 Denuminator Jumlah hasil kritis laboratorium yang diobservasi dalam kurun


waktu yang sama

313
11 Formula Jumlah hasil kritis laboratorium yang dilaporkan ≤30 menit /
jumlah hasil kritis laboratorium yang diobservasi

12 Target
100%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Lainnya : Catatan Data Laporan Hasil


Tes Kritis Laboratorium

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara
Pengambilan
Sampel Total Sampling

16 Wilayah
Pengamatan Instlasi Gawat Darurat

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kepala Instalasi
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Rekam Medis dan Laporan Hasil Lab


Pengambilan
Data

314
7. Penundaan Operasi Elektif
1 Judul Indikator Penundaan Operasi Elektif

2 Dasar 1. Undang-Undang tentang Rumah Sakit


Pemikiran
2. Rumah sakit harus menjamin ketepatan waktu dalam memberikan
pelayanan termasuk tindakan operasi, sesuai dengan kebutuhan
pasien untuk mendapatkan hasil pelayanan

seperti yang diinginkan dan menghindari komplikasi akibat


keterlambatan operasi.

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada


pasien/pengguna
Keselamatan

4 Tujuan Tergambarnya ketepatan pelayanan bedah dan penjadwalan operasi.

5 Definisi Waktu Penundaan 60 menit dihitung sejak waktu operasi yang


Operasional dijadwalkan sampai dengan pelaksanaan operasi.

6 Kriteria

a. Inklusi Pasien operasi elektif

b. Eksklusi Pasien operasi elektif yang ditunda atas indikasi medis

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pasien yang waktu jadwal operasinya tertunda lebih dari 1
jam dalam kurun waktu tertentu

10 Denuminator Jumlah pasien operasi elektif dalam kurun waktu tertentu

11 Formula Jumlah pasien yang waktu jadwal operasinya tertunda lebih dari 1
jam / Jumlah pasien operasi elektif dalam kurun waktu tertentu x
100%

12 Target
<5%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan:

315
Catatan Penjadwalan Lainnya :
OperasiElektif

14 Besar Sampel Total sampel

15 Cara
Pengambilan
Sampel Total Sampling

16 Wilayah
Pengamatan Instalasi Bedah Sentral

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung Kepala Instalasi Bedah/Bedah Sentral


Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon


disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Catatan Penjadwalan Operasi Elektif


Pengambilan
Data

316
8. Kepatuhan Waktu Visite Dokter
1 Judul Indikator Kepatuhan Waktu Visite Dokter

2 Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang tentang Praktik Kedokteran

2. Undang-Undang tentang pelayanan publik

3. Pelayanan kesehatan harus berorientasi kepada


kebutuhan pasien, bukan kepada keinginan rumah sakit.

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada


pasien/pengguna
Keselamatan

4 Tujuan 1. Tergambarnya kepatuhan dokter melakukan visitasi kepada


pasien rawat inap sesuai waktu yang ditetapkan.

2. Waktu yang ditetapkan untuk visite adalah pukul 06.00 – 14.00.

5 Definisi Waktu visite dokter adalah waktu kunjungan dokter untuk melihat
Operasional perkembangan pasien yang menjadi tanggung jawabnya.

6 Kriteria

a. Inklusi Visite dokter pada pasien rawat inap

BILA RABER (misal: 1 pasien ada 2 DPJP yang merawat): apabila


salah satu DPJP sudah visite jam 06.00 – 14.00, maka itu sudah
masuk kriteria)

b. Eksklusi Pasien yang baru masuk rawat inap hari itu, Pasien Konsul

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pasien yang di-visite Dokter pada pukul 06.00 – 14.00
dalam kurun waktu yang sama

10 Denuminator Jumlah pasien yang diobservasi dalam kurun waktu yang sama

11 Formula Jumlah pasien yang di-visite Dokter pada pukul 06.00 – 14.00 /
Jumlah pasien yang diobservasi dalam kurun waktu yang sama x
100%

12 Target ≥ 80%

317
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon


dijelaskan:

Catatan Data Laporan Lainnya :


Visit Rawat Inap

14 Besar Sampel -128 pasien untuk Instalasi Rawat Inap Krisan, Lotus, dan Aster

-64 pasien untuk Lotus dan R.Neonatus

-Total sampel untuk HCU

15 Cara
Pengambilan
Sampel Probability Sampling – Stratified Random Sampling

16 Wilayah
Pengamatan Instalasi Rawat Inap

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kepala Ruangan
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Buku Laporan Visite


Pengambilan
Data

318
9. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
1 Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional

2 Dasar Pemikiran 1. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Formularium Nasional.

2. Kepatuhan terhadap formularium dapat meningkatkan efisiensi


dalam penggunaan obat-obatan.

3. Formularium rumah sakit disusun berdasarkan masukan-


masukan pemberi layanan, dan pemilihannya

berdasarkan kepada mutu obat, rasio risiko dan manfaat, berbasis


bukti, efektivitas dan efisiensi. Pengadaan obat-obatan di rumah
sakit mengacu pada formularium rumah sakit.

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Terwujudnya pelayanan obat kepada pasien yang efektif dan


efisien berdasarkan daftar obat yang mengacu pada formularium
nasional

5 Definisi 1. Formularium Nasional merupakan daftar obat terpilih yang


Operasional dibutuhkan dan digunakan sebagai acuan penulisan resep pada
pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan
Dasar Pemikiran jaminan kesehatan.

2. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional adalah


peresepan obat (R/ : recipe dalam lembar resep) oleh DPJP
kepada pasien sesuai daftar obat di Formularium Nasional
dalam penyelenggaraan Dasar Pemikiran jaminan kesehatan.

6 Kriteria

a. Inklusi Resep yang dilayani rumah sakit

b. Eksklusi 1. Obat yang diresepkan di luar FORNAS tetapi dibutuhkan


pasien dan telah mendapatkan persetujuan komite medik dan
direktur.

2. Bila dalam resep terdapat obat di luar FORNAS karena stok


obat nasional berdasarkan e-katalog habis/kosong.

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan

319
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah R/ recipe dalam lembar resep yang sesuai dengan


formularium nasional dalam kurun waktu yang sama

10 Denuminator Jumlah R/ recipe dalam lembar resep yang diobservasi dalam


kurun waktu yang sama

11 Formula Jumlah R/ recipe dalam lembar resep yang sesuai dengan


formularium nasional / Jumlah R/ recipe dalam lembar resep yang
diobservasi dalam kurun waktu yang sama x 100%

12 Target
≥ 80%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya : Lembar Resep

14 Besar Sampel 128 R/ (Recipe)

15 Cara
Pengambilan
Sampel Probability Sampling – Stratified Random Sampling

16 Wilayah
Pengamatan Unit Farmasi

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kepala Unit Farmasi
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Data sekunder dari lembar resep dan buku pelaporan


Pengambilan Data

320
10.1 Kepatuhan Terhadap Alur klinis DM Hiperglikemia
1 Judul Indikator Kepatuhan Terhadap Alur klinis (Clinical Pathway) DM
Higlikemia

2 Dasar Pemikiran 1 Undang-Undang tentang Praktik Kedokteran

2. Permenkes tentang Standar Pelayanan Kedokteran. Untuk


menjamin kepatuhan dokter atau dokter gigi di rumah sakit
terhadap standar pelayanan maka perlu dilakukan monitor
kepatuhan penggunaan Clinical Pathway.

3. Kepatuhan terhadap alur klinis/Clinical Pathway adalah


kepatuhan seluruh Profesional Pemberi Asuhan terhadap alur
klinis/Clinical Pathway yang telah ditetapkan.

4. Pemilihan penyakit yang akan dilakukan pengukuran kepatuhan


terhadap alur klinis/Clinical Pathway sesuai dengan prioritas
nasional adalah : a. Hipertensi b. Diabetes Mellitus c. TB d.
HIV e. Keganasan

5. Pemilihan penyakit yang akan dilakukan pengukuran kepatuhan


terhadap alur klinis/Clinical Pathway untuk RS khusus

disesuaikan dengan Dasar Pemikiran prioritas nasional yang ada


dan pelayanan prioritas di rumah sakit tersebut..

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kepatuhan dalam pengisian Clinical Pathway (alur


klinis)

5 Definisi 1. Clinical Pathway adalah suatu perencanaan pelayanan


Operasional terpadu/terintegrasi yang merangkum setiap langkah yang
diberikan pada pasien, berdasarkan standar pelayanan medis,
standar pelayanan keperawatan dan standar pelayanan Profesional
Pemberi Asuhan (PPA) lainnya yang berbasis bukti dengan hasil
terukur, pada jangka waktu tertentu selama pasien dirawat di
Rumah Sakit.

2. Kepatuhan terhadap Clinical Pathway adalah proses pelayanan


secara terintegrasi yang diberikan Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) kepada pasien yang sesuai dengan Clinical Pathway yang
ditetapkan Rumah Sakit.

321
6 Kriteria

a. Inklusi Pasien dewasa yang menderita penyakit sesuai batasan ruang


lingkup Clinical Pathway yang diukur

b. Eksklusi Pasien pulang atas permintaan sendiri

Pasien meninggal

Variasi yang terjadi sesuai dengan indikasi klinis pasien dalam


perkembangan pelayanan

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pelayanan oleh PPA yang sesuai dengan Clinical


Pathway dalam kurun waktu yang sama

10 Denuminator Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA pada Clinical Pathway yang
diobservasi dalam kurun waktu yang sama

11 Formula Jumlah pelayanan oleh PPA yang sesuai dengan Clinical


Pathway / Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA pada Clinical
Pathway yang diobservasi dalam kurun waktu yang sama x 100%

12 Target
≥ 80%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Total Sampel pada satu pasien

15 Cara
Pengambilan
Sampel Random sampling

16 Wilayah
Pengamatan Instalasi Rawat Inap Krisan, Lotus, dan Aster

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung Kepala Instalasi Rawat Inap / Kepala Ruangan

322
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Formulir CP
Pengambilan Data

323
10.2 Kepatuhan Terhadap Alur klinis Hypertensive Heart Disease (HHD)
1 Judul Indikator Kepatuhan Terhadap Alur klinis Hypertensive Heart Disease
(HHD)

2 Dasar Pemikiran 1 Undang-Undang tentang Praktik Kedokteran

2. Permenkes tentang Standar Pelayanan Kedokteran. Untuk


menjamin kepatuhan dokter atau dokter gigi di rumah sakit
terhadap standar pelayanan maka perlu dilakukan monitor
kepatuhan penggunaan Clinical Pathway.

3. Kepatuhan terhadap alur klinis/Clinical Pathway adalah


kepatuhan seluruh Profesional Pemberi Asuhan terhadap alur
klinis/Clinical Pathway yang telah ditetapkan.

4. Pemilihan penyakit yang akan dilakukan pengukuran kepatuhan


terhadap alur klinis/Clinical Pathway sesuai dengan prioritas
nasional adalah : a. Hipertensi b. Diabetes Mellitus c. TB d.
HIV e. Keganasan

5. Pemilihan penyakit yang akan dilakukan pengukuran kepatuhan


terhadap alur klinis/Clinical Pathway untuk RS khusus

disesuaikan dengan Dasar Pemikiran prioritas nasional yang ada


dan pelayanan prioritas di rumah sakit tersebut..

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Meningkatkan kepatuhan dalam pengisian Clinical Pathway (alur


klinis)

5 Definisi 1. Clinical Pathway adalah suatu perencanaan pelayanan


Operasional terpadu/terintegrasi yang merangkum setiap langkah yang
diberikan pada pasien, berdasarkan standar pelayanan medis,
standar pelayanan keperawatan dan standar pelayanan Profesional
Pemberi Asuhan (PPA) lainnya yang berbasis bukti dengan hasil
terukur, pada jangka waktu tertentu selama pasien dirawat di
Rumah Sakit.

2. Kepatuhan terhadap Clinical Pathway adalah proses pelayanan


secara terintegrasi yang diberikan Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) kepada pasien yang sesuai dengan Clinical Pathway yang
ditetapkan Rumah Sakit.

324
6 Kriteria

c. Inklusi Pasien dewasa yang menderita penyakit sesuai batasan ruang


lingkup Clinical Pathway yang diukur

d. Eksklusi Pasien pulang atas permintaan sendiri

Pasien meninggal

Variasi yang terjadi sesuai dengan indikasi klinis pasien dalam


perkembangan pelayanan

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pelayanan oleh PPA yang sesuai dengan Clinical


Pathway dalam kurun waktu yang sama

10 Denuminator Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA pada Clinical Pathway yang
diobservasi dalam kurun waktu yang sama

11 Formula Jumlah pelayanan oleh PPA yang sesuai dengan Clinical


Pathway / Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA pada Clinical
Pathway yang diobservasi dalam kurun waktu yang sama x 100%

12 Target
≥ 80%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Total Sampel pada satu pasien

15 Cara
Pengambilan
Sampel Random sampling

16 Wilayah
Pengamatan Instalasi Rawat Inap Krisan, Lotus, dan Aster

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung Kepala Instalasi Rawat Inap / Kepala Ruangan

325
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Formulir CP
Pengambilan Data

326
11. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh
1 Judul Indikator Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh

2 Dasar Pemikiran Permenkes tentang Keselamatan Pasien

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada pasien/pengguna

Keselamatan

4 Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan dalam menjalankan


upaya pencegahan jatuh agar terselenggara asuhan pelayanan
yang aman dan mencapai pemenuhan sasaran keselamatan pasien

5 Definisi 1. Upaya pencegahan risiko jatuh meliputi:


Operasional
a. Pengkajian awal risiko jatuh

b. Pengkajian ulang risiko jatuh

c. Intervensi pencegahan risiko jatuh

2. Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh adalah


pelaksanaan ketiga upaya pencegahan jatuh pada pasien rawat
inap yang berisiko tinggi jatuh sesuai dengan standar yang
ditetapkan rumah sakit

6 Kriteria

a. Inklusi Pasien Rawat inap berisiko tinggi jatuh

b. Eksklusi Pasien tidak dapat dilakukan asesmen ulang maupun edukasi


(meninggal, gangguan jiwa yang melewati fase akut, dan Pasien
menolak intervensi

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah pasien rawat inap berisiko tinggi jatuh yang mendapatkan
ketiga upaya pencegahan risiko jatuh dalam kurun waktu yang
sama

10 Denuminator Jumlah pasien rawat inap berisiko tinggi jatuh yang diobservasi
dalam kurun waktu yang sama

327
11 Formula Jumlah pasien rawat inap berisiko tinggi jatuh yang mendapatkan
ketiga upaya pencegahan risiko jatuh dalam kurun waktu yang
sama / Jumlah pasien rawat inap berisiko tinggi jatuh yang
diobservasi dalam kurun waktu yang sama x 100%

12 Target 100%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Total Sampel

15 Cara
Pengambilan
Sampel Probability Sampling – Stratified Random Sampling

16 Wilayah
Pengamatan Instalasi Rawat Inap

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kepala Ruangan Krisan, Lotus, HCU, dan Aster
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Rekam Medis


Pengambilan Data

328
12. Kecepatan Waktu Tanggap Komplain
1 Judul Indikator Kecepatan Waktu Tanggap Komplain

2 Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal
32 bahwa setiap pasien mempunyai mengajukan pengaduan atas
kualitas pelayanan yang didapatkan.

2.Rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan


yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar
pelayanan Rumah Sakit.

Apabila selama perawatan pasien merasa bahwa rumah sakit


belum menunaikan kewajiban tersebut maka pasien memiliki hak
untuk mengajukan komplain.

3. Untuk itu rumah sakit perlu memiliki unit yang merespon dan
menindaklanjuti keluhan tersebut dalam waktu yang telah
ditetapkan agar keluhan pasien dapat segera teratasi.

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada


pasien/pengguna
Keselamatan

4 Tujuan Tergambarnya kecepatan rumah sakit dalam merespon keluhan


pasien agar dapat diperbaiki dan ditingkatkan untuk sebagai
bentuk pemenuhan hak pasien.

5 Definisi Kecepatan waktu tanggap komplain adalah rentang waktu Rumah


Operasional sakit dalam menanggapi keluhan tertulis, lisan atau melalui media
massa melalui tahapan identifikasi, penetapan grading risiko,
analisis hingga tindak lanjutnya.

"Warna Merah : cenderung berhubungan dengan polisi,


pengadilan, kematian, mengancam sistem/kelangsungan
organisasi, poptensi kerugian material dll.

Warna Kuning : cenderung berhubungan dengan pemberitaan


media, potensi kerugian in material, dll.

Warna Hijau : tidak menimbulkan kerugian berarti baik material


maupun immaterial.

Kriteria Penilaian :

1. Melihat data rekapitulasi komplain yang dikategorikan merah,


kuning, hijau

2. Melihat data tindak lanjut komplain setiap kategori yang

329
dilakukan dalam kurun waktu sesuai standar

3. Membuat persentase jumlah komplain yang ditindaklanjuti


terhadap seluruh komplain disetiap kategori

a. Komplain kategori merah (KKM) ditanggapi dan


ditindaklanjuti maksimal 1x24 jam

b. Komplain kategori kuning (KKK) ditanggapi dan


ditindaklanjuti maksimal 3 hari

c. Komplain kategori hijau (KKH) ditanggapi dan


ditindaklanjuti maksimal 7 hari

6 Kriteria

a. Inklusi Semua komplain (lisan, tertulis, dan media massa)

b. Eksklusi -

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan
Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Jumlah komplain yang ditanggapi dan ditindaklanjuti sesuai


waktu yang ditetapkan berdasarkan grading dalam kurun waktu
yang sama

10 Denuminator Jumlah Komplain yang disurvei dalam kurun waktu yang sama

11 Formula Jumlah komplain yang ditanggapi dan ditindaklanjuti sesuai


waktu yang ditetapkan berdasarkan grading / Jumlah Komplain
yang disurvei dalam kurun waktu yang sama x 100%

12 Target ≥ 80%
Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan


: Laporan Komplain

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Total Sampel

15 Cara
Pengambilan
Sampel Total Sampling

16 Wilayah Marketing

330
Pengamatan

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan
Data

18 Penanggung
Kepala Tim Marketing
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Laporan Komplain


Pengambilan Data

331
13. Kepuasan Pasien
1 Judul Indikator Kepuasan Pasien

2 Dasar Pemikiran 1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian pasien
terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan
kesehatan.

2. Responden adalah pasien yang pada saat survei sedang berada


di lokasi unit pelayanan, atau yang pernah menerima pelayanan.

3. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan sampel dari


Krejcie dan Morgan.

4. Survei Kepuasan Pasien adalah kegiatan pengukuran secara


komprehensif tentang tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas
layanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan kepada
pasien.

5. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat dalam


penyelenggaraan pelayanan sebagai variabel penyusunan survei
kepuasan untuk mengetahui kinerja unit pelayanan.

6. Unsur survei kepuasan pasien dalam peraturan ini meliputi:

a. Persyaratan.

b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.

c. Waktu Penyelesaian.

d. Biaya/Tarif.

e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan.

f. Kompetensi Pelaksana.

g. Perilaku Pelaksana.

h. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan.

i. Sarana dan prasarana.

7. Indeks Kepuasan adalah hasil pengukuran dari kegiatan Survei


Kepuasan berupa angka.

IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat ; dalam hal ini Pasien) Mutu


Pelayanan :

A (Sangat Baik) : 88,31 - 100

B (Baik) : 76,61 - 88,30

C (Kurang Baik) : 65,00 - 76,60

332
D (Tidak Baik) : 25,00 - 64,9

3 Dimensi Mutu Efektifitas Efisiensi

Terintegrasi Ketepatan Waktu

Adil Berorientasi kepada


pasien/pengguna
Keselamatan

4 Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai dasar upaya-


upaya peningkatan mutu dan terselenggaranya pelayanan di
semua unit yang mampu memberikan kepuasan pasien.

5 Definisi 1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian pasien


Operasional terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan
kesehatan.

2. Responden adalah pasien yang pada saat survei sedang berada


di lokasi unit pelayanan, atau yang pernah menerima pelayanan.

3. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan sampel dari


Krejcie dan Morgan.

4. Survei Kepuasan Pasien adalah kegiatan pengukuran secara


komprehensif tentang tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas
layanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan kepada
pasien.

5. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat dalam


penyelenggaraan pelayanan sebagai variabel penyusunan survei
kepuasan untuk mengetahui kinerja unit pelayanan.

6. Unsur survei kepuasan pasien dalam peraturan ini meliputi:

a. Persyaratan.

b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.

c. Waktu Penyelesaian.

d. Biaya/Tarif.

e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan.

f. Kompetensi Pelaksana.

g. Perilaku Pelaksana.

h. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan.

i. Sarana dan prasarana.

7. Indeks Kepuasan adalah hasil pengukuran dari kegiatan Survei

333
Kepuasan berupa angka.

IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat ; dalam hal ini Pasien) Mutu


Pelayanan :

A (Sangat Baik) : 88,31 - 100

B (Baik) : 76,61 - 88,30

C (Kurang Baik) : 65,00 - 76,60

D (Tidak Baik) : 25,00 - 64,9

6 Kriteria

a. Inklusi Seluruh pasien

b. Eksklusi Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi kuesioner dan/atau


tidak ada keluarga yang mendampingi.

7 Jenis Indikator

Input Proses Outcome Output

8 Satuan Pengukuran

Jumlah Presentase Satuan Waktu

9 Numerator Tidak ada

10 Denuminator Tidak ada

11 Formula Total nilai persepsi selurun responden / Total unsur yang terisi
dari selurun responden dalam kurun waktu yang sama x 25

12 Target Skor Indeks Kepuasan Masyarakat / Pasien (IKM) ≥ 76.61


Pencapaian

13 Sumber Data Rekam Medis Lainnya : Hasil Survey

Catatan Data Lainnya :

14 Besar Sampel Sesuai tabel Sampel Krejcie dan Morgan = 341

15 Cara Kuisioner
Pengambilan
Sampel

16 Wilayah Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, dan Instalasi Rawat
Pengamatan Jalan

17 Metode Retrospektif Observasi


Pengumpulan

334
Data

18 Penanggung
Kepala Tim Marketing
Jawab

19 Periode pengumpulan data: (Pilih salah satu)

Harian Bulanan Yang lain, mohon disebutkan:

20 Periode analisis data dan pelaporan data:

Bulanan Triwulan 6 Bulanan Lainnya:

21 Penyajian Data: Menggunakan Run Chart

22 Instrumen Hasil Survey


Pengambilan Data

335
BAB VII
SISTEM MANAJEMEN DATA

A. Pengumpulan Data
Rumah sakit mempunyai sistem manajemen data yang didukung dengan
teknologi informasi mulai dari pengumpulan, pelaporan, analisis, validasi serta
publikasi data untuk internal dan eksternal rumah sakit. Publikasi data tetap
harus memperhatikan kerahasiaan pasien sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Data yang dimaksud meliputi:
1. Indikator mutu prioritas unit.
2. Indikator mutu prioritas rumah sakit
3. Indikator nasional mutu
4. Monitoring kinerja staf klinis
Data dikumpulkan oleh penanggung jawab data yang telah terlatih (Kepala
Ruangan) dan bilamana kepala unit libur, maka data dikumpulkan oleh
penanggung jawab shift yang telah memperoleh pelatihan pengumpulan data.
Data dikumpulkan di Sistem Informasi Rumah Sakit yaitu dengan menggunakan
google drive dan Webiste mutufasyankes.kemkes.go.id/SIMAR untuk pelaporan
Indikator Nasional Mutu (INM) dan mutufasyankes.kemkes.go.id untuk
pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP). Dalam program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien, pengumpulan data merupakan bagian penting dari
penilaian kinerja untuk mendukung asuhan pasien dan manajemen yang lebih
baik.

B. Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan mutu
serta keselamatan pasien untuk mendukung asuhan pasien dan manajemen
rumah sakit. Untuk mencapai simpulan dan membuat keutusan maka data harus
digabungkan, dianalisis dan diubah menjadi informasi yang berguna. Analisis
data melibatkan kepala unit dan anggota komite mutu rumah sakit yang
memahami manajemen informasi, mempunyai keterampilan dalam
pengumpulan metode data, dan mengetahui cara menggunakan berbagai alat
statistik.
Pengertian terhadap teknik statistik dapat berguna dalam proses analisis
data, khususnya dalam menafsirkan variasi dan memutuskan area yang paling
membutuhkan perbaikan. Run chart, diagram kontrol (control chart), histogram,
dan diagram pareto adalah contoh metode statistik yang sangat berguna untuk

336
memahami pola dan variasi dalam pelayanan kesehatan.
Program mutu berpartisipasi dalam menetapkan seberapa sering data harus
dikumpulkan dan dianalisis. Frekuensi proses ini bergantung pada kegiatan
program tersebut dan area yang diukur serta frekuensi pengukuran. Sebagai
contoh, pemeriksaan dat mutu dari laboratorium klinis mungkin dianalisis setiap
minggu untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan data tentng pasien
jatuh mungkin dianaisis setiap bulan apabila jatuhnya pasien jarang terjadi.
Maka, pengumpulan data pada titik - titik waktu tertentu akan memungkinkan
rumah sakit menilai stabilitas proses tertentu atau dapat menilai hasil prediksi
hasil tertntu terkait dengan ekspektasi yang ada.
Tujuan analisis data adalah dapat membandingkan rumah sakit dalam empat hal:
1. Dengan rumah sakit tersebut sendiri dari waktu ke waktu, misalnya dari bulan
ke bulan atau dari tahun ke tahun.
2. Dengan rumah sakit sejenis seperti melalu database referensi.
3. Dengan standar - standar seperti yang ditentukan oleh badan akreditasi atau
organiasi profesional ataupun standar - standar yang ditentukan oleh undang -
undang atau peraturan.
4. Dengan praktik - praktik yang diinginkan yang dalam literatur digolongkan
sebagai best practice (praktik terbaik) atau better practice (praktik yang lebih
baik) atau practice guideilines (panduan paktik klinis).

C. Validasi Data
Kredibilitas dari suatu performa sistem pengukuran tergantung pada kualitas
data yang dikumpulkan. Untuk memastikan kualitas data yang dikumpulkan
maka diperlukan validasi data dan uji reliabilitas. Beberapa istilah dalam
pengujian data adalah:
1. Repeatability: diulangnya hasil pengukuran hasil oleh orang yang sama atau
alat yang sama pada catatan yang sama dan kondisi yang sama
2. Reproducibility: diulangnya pengukuran oleh orang yang berbeda pada
catatan yang sama dan kondisi yang sama. Inilah yang disebut validasi.
Validasi data adalah alat penting untuk memahami mutu data dan untuk
menetapkan tingkat kepercayaan (confidence level) para pengambil keputusan
terhadap data itu sendiri. Validasi data menjadi salah satu langkah dalam proses
menetapkan prioritas penilaian, memilih apa yang dinilai, memilih dan mengetes
indikator, mengumpukan data, validasi data, serta menggunakan data untuk
peningkatan.

337
Keabsahan dan kepercayaan pengukuran adalah inti dari semua perbaikan
dalam program peningkatan mutu. Proses validasi data secara internal perlu
dilakukan karena program mutu dianggap valid jika data yang dikumpulkan
sudah sesuai, benar, dan bermanfaat. Suatu proses validasi dapat berjalan dengan
baik harus memiliki syarat sebagai berikut :
1. Validator (orang yang melakukan validasi) harus dilatih dengan cara yang
sama dengan pengumpul data pertama
2. Validator harus menggunakan definisi operasional data yang sama dengan
pengumpul data pertama
3. Validator mereview data yang sudah dikumpulkan oleh pengumpul data
pertama.
4. Validator harus mengumpulkan data dari sampel yang sudah ditentukan dan
dikumpulkan oleh pengumpul data pertama

Alasan umum kenapa tidak terjadi kesepakatan antara pengumpul data


pertama dan validator adalah :
1. Pengumpul data dan validator tidak mengidentifikasi elemen data yang sama
dengan sumber data
2. Pengumpul data pertama dan validator salah mengkategorikan elemen data ke
dalam numerator dan denominator
Alasan spesifik ketidaksepakatan adalah sebagai berikut:
1. Kamus indikator tidak jelas atau menimbulkan salah interpretasi
2. Definisi elemen data tidak jelas
3. Pelatihan untuk pengumpul data dan validator berbeda
4. Parameter pengumpulan data tidak diidentifikasi
5. Definisi operasional berbeda
6. Ada elemen-elemen yang hilang/ tidak dikerjakan (ommision) padahal bukan
bagian dari eksklusi (does not apply)
7. Input data tidak benar
8. Data di rekam medis bermasalah
9. Menggunakan sumber data yang berbeda
Validasi data tidak selalu dilakukan setiap waktu. Validasi hanya dilakukan
apabila:
a) Pengukuran indikator mutu baru;
b) Bila data akan dipublikasi ke masyarakat baik melalui website rumah sakit
atau media lain

338
c) Ada perubahan pada pengukuran yang selama ini sudah dilakukan, misalnya
perubahan profil indikator, instrumen pengumpulan data, proses agregasi
data, atau perubahan staf pengumpul data atau validator
d) Bila terdapat perubahan hasil pengukuran tanpa diketahui sebabnya
e) Bila terdapat perubahan sumber data, misalnya terdapat perubahan sistem
pencatatan pasien dari manual ke elektronik;
f) Bila terdapat perubahan subjek data seperti perubahan umur rata rata pasien,
perubahan protokol riset, panduan praktik klinik baru diberlakukan, serta
adanya teknologi dan metodologi pengobatan baru.

Metode validasi yang dipakai adalah menggunakan cara sebagai berikut:


a. Pengumpul data mendapatkan data pencapaian 85%.
Validator mengambil sampel dari pengumpul data, dan diukur lagi kemudian
mendapatkan pencapaian sebesar 80%
Kesepakatan 80/85% = 94%
Hasil: Valid
b. Pengumpul data mendapatkan data pencapaian 90%.
Validator mengambil sampel dari pengumpul data, dan diukur lagi kemudian
mendapatkan pencapaian sebesar 80%
Kesepakatan 80/90% = 88%
Hasil: Tidak Valid
Tahapan Validasi data meliputi:
1. Menetapkan indikator yang akan divalidasi
2. Membaca kamus indikator untuk indikator yang akan divalidasi
3. Mengumpulkan ulang data oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam proses
pengumpulan data sebelumnya (data asli)
4. Menggunakan sampel tercatat, kasus dan data lainnya yang sahih secara
statistik. Sampel 100% hanya dibutuhkan jika jumlah pencatatan, kasus atau
data lainnya sangat kecil
5. Membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang
6. Menghitung keakuratan dengan membagi jumlah elemen data yang
ditemukan dengan total jumlah data elemen dikalikan 100. Indikator mutu
yang dinyatakan valid bila kesesuaian antara pengumpul data dan validator
adalah ≥90%.
7. Jika elemen data yang diketemukan tidak sama dengan catatan alasannya
(misalnya data tidak jelas definisinya) maka dilakukan tindakan koreksi

339
8. Koleksi sampel baru setelah semua tindakan koreksi dilakukan untuk
memastikan tindakan menghasilkan tingkat akurasi yang diharapkan.
9. Investigasi dilakukan bila tidak menghasilkan nilai kesepakatan 90% antara
pengumpul data pertama dan validator. Investigasi dilakukan dengan cara:
a. Pengumpul data pertama dan validator bersama-sama mengulang
pengumpulan data dari sampel yang sama
b. Standarnya adalah kamus indikator yag sudah ditetapkan
c. Tetapkan bersama angka indikator

D. Interpretasi Data
Data yang ada dibandingkan dari waktu ke waktu menggunakan grafik run
chart. Dengan demikian, dapat diketahui tren nya naik, turun atau stagnan.
Selain itu, data juga dibandingkan ke standar-standar sesuai dengan badan
akreditasi atau organisasi lain atau peraturan perundang-undangan. Data yang
tidak sesuai dengan standar dilakukan pendekatan perbaikan menggunakan
PDSA (Plan, Do, Study, Action).
Data indikator mutu perlu dibandingkan dengan rumah sakit sejenis untuk
mengetahui sampai batas mana pencapaian rumah sakit dengan sekitarnya.
Untuk itu, diperlukan surat tertulis permohonan benchmark data indikator mutu
dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain.
Data pencapaian mutu juga dibandingkan dengan praktik terbaik, praktik
yang lebih baik, dan panduan praktik klinis untuk menekan varian yang ada.

E. Laporan Dan Feedback


Pelaporan rutin dilakukan secara periodik dari komite mutu dan keselamatan
pasien kepada Direktur dan ke PT setiap 3 bulan. Sedangkan pelaporan
insidentil dilaporkan sewaktu-watu bilamana dibutuhkan koordinasi dan
tatalaksana yang bersifat urgent. Hasil peningkatan mutu dan keselamatan
pasien yang telah dilakukan analisis dan pelaporan kemudian ditindak lanjuti
untuk dilakukan revisi atau perubahan untuk peningkatan
1. Data dapat disampaikan melalui rapat / pertemuan staf / karyawan secara
rutin minggu ke-3
2. Semua hal terkait PMKP dikomunikasi termasuk kemajuan dalam hal
penerapan sasaran keselamatan pasien

340
F. Rencana Perbaikan
Analisis data dari INM, IMP-RS dan IMP-U yang telah dikumpulkan
kemudian akan ditelaah apakah hasilnya tercapai atau belum tercapai. Bila
hasilnya tercapai, maka indikator mutu tersebut tetap dievaluasi konsistensi
capaiannya dan apabila sudah tidak ada peluang perbaikan, maka indikator
tersebut bisa diganti dengan indikator mutu yang baru.
Apabila hasil dari indikator mutu belum tercapai, maka ada rencana
perbaikan dengan skema PDSA (Plan, Do, Study, Action). Perencanaan atau
Plan adalah Langkah-langkah dan harapan penanggung jawab data indikator
mutu dari masing-masing unit. Pengerjaan atau Do adalah pengamatan apa yang
terjadi setelah melakukan/implementasi dari perencaan. Pengamatan meliputi
hasil observasi selama implementasi termasuk reaksi pasien, dokter, perawat.
Dalam pelaksanaanya, penanggung jawab bisa bertanya “ Apakah semuanya
berjalan sesuai rencana?” Apakah saya harus memodifikasi PLAN?”.
Pembelajaran atau Study dimaksudkan untuk menilai implementasi dari plan
telah sesuai sasaran atau tidak. Tindakan atau Act dimaksudkan untuk
mengambil kesimpulan dari implementasi apakah berhasil atau tidak. Bila tidak
berhasil, apa yang akan anda lakukan selanjutnya pada siklus berikut agar
implementasi berhasil

G. Keamanan dan Kerahasiaan Data


Pengisian IMP-RS, IMP-U, dan INM dilakukan oleh setiap staf pengumpul
data dengan link folder google drive yang berisi formulir survei dan profil
indikator masing-masing staf pengumpul data.
Hak akses semua data indikator mutu dibatasi oleh Ketua Komite Mutu
dengan Subkomite mutu dan Direktur RSUD Ilaga.
Data pencapaian program peningkatan mutu dan keselamatan pasien dapat
dipublikasikan melalui rapat atau pertemuan staf, papan informasi rumah sakit,
media cetak dan elektronik setelah proses validasi dan instruksi rencana tindak
lanjut oleh Direktur Rumah Sakit.

341
BAB VIII
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN MUTU
DAN KESELAMATAN PASIEN

Direktur dan Komite Mutu Rumah Sakit melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Direktur dan
Komite Mutu Rumah Sakit melakukan supervisi terhadap pengumpulan data oleh unit
kerja di rumah sakit.

No Pengukuran Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Laporan Indikator

2 Laporan PMKP

3 Validasi data

4 Benchmarking

5 Rancang Ulang Bangun

6 Clinical Pathway

7 Audit Klinis

8 Pemantauan IKI dan IKU

9 Evaluasi IKI dan IKU

10 Koordinasi dengan PPI

11 Pemantauan kontrak klinis dan


manajemen

12 Evaluasi kontrak klinis dan


manajemen

Tabel 5.1 Monitoring Dan Evaluasi Program Peningkatan Mutu Dan Keselamatan
Pasien

342
BAB IX
PELAPORAN

A. Hasil pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana yang dimaksud di atas dilaporkan
secara tertulis kepada Kepala atau Direktur Rumah Sakit disertai rekomendasi,
paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan atau sewaktu-waktu bila diperlukan.
B. Kepala atau Direktur Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melaporkan hasil kegiatan penyelenggaraan mutu kepada pemilik Rumah Sakit,
atau dewan pengawas Rumah Sakit bagi Rumah Sakit milik pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
C. Pemilik atau dewan pengawas Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
memberikan umpan balik berupa rekomendasi kepada Kepala atau Direktur Rumah
Sakit untuk ditindaklanjut.

343

Anda mungkin juga menyukai