Anda di halaman 1dari 5

Nama : Kadek Dwi Permana Putra

NIM : 202261101106
Mata Kuliah : Manajemen Keuangan
Dosen : Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini

Tanda Tangan :

LEMBAR JAWABAN

1. Analisis Angka Indeks da Interpretasi Hasil berdasarkan Neraca dan Laporan Laba Rugi PT.

WISTARINI

31 Desember (000) Trend dlm % (2015=100%)


Pos-Pos
2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019
Aktiva Lancar
Kas 200 240 260 150 250 120 130 75 125
Piutang 640 710 790 860 840 111 123 134 131
Persediaan 360 290 380 420 560 81 106 117 156
Aktiva Lancar Lain-lain 50 70 40 30 60 140 80 60 120
Jumlah Aktiva Lancar 1.250 1.310 1.470 1.460 1.710 105 118 117 137
Aktiva Tidak Lancar 3.800 4.240 4.020 4.750 4.620 112 106 125 122
Jumlah Aktiva 5.050 5.550 5.490 6.210 6.330 110 109 123 125
Utang Jangka Pendek 610 650 680 660 670 107 111 108 110
Utang Jangka Panjang 360 340 350 350 200 94 97 97 56
Jumlah Utang 970 990 1.030 1.010 870 102 106 104 90
Modal Saham 3.100 3.400 3.400 3.400 3.400 110 110 110 110
Laba Ditahan 980 1.160 1.060 1.800 2.060 118 108 184 210
Jumlah Modal 4.080 4.560 4.460 5.200 5.460 112 109 127 134
Jumlah Utang dan Modal 5.050 5.550 5.490 6.210 6.330 110 109 123 125

31 Desember (000) Trend dlm % (2015=100%)


Pos-Pos
2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019
Penjualan 3.800 4.860 5.310 5.740 6.260 128 140 151 165
Harga Pokok Penjualan 2.940 2.970 3.200 3.550 3.830 101 109 121 130
Laba Penjualan 860 1.890 2.110 2.190 2.430 220 245 255 283
Biaya Penjualan 430 430 460 500 550 100 107 116 128
Biaya Administrasi 190 200 230 250 260 105 121 132 137
Biaya Operasi 620 630 690 750 810 102 111 121 131
Laba Operasi 240 1.260 1.420 1.440 1.620 525 592 600 675
Pendapatan Lain-lain 50 60 70 100 70 120 140 200 140
Pendapatan Netto 290 1.320 1.490 1.540 1.690 455 514 531 583

Interpretasi :

1. Aktiva Lancar
- Kas mengalami trend fluktuatif setiap tahunnya dari tahun awal 2015, penurunan terjadi pada tahun
2018 sebesar 75 (25%) dan kenaikan terjadi pada tahun 2016, 2017 dan 2019, kenaikan yang paling
tinggi terjadi pada tahun 2017 sebesar 130 (30%)
- Piutang mengalami trend yang naik setiap tahunnya dari tahun awal 2015, peningkatan yang paling
besar terjadi pada tahun 2018 sebesar 134 (34%)
- Persediaan mengalami trend fluktuatif setiap tahunnya dari tahun awal 2015, penurunan terjadi
sekali pada tahun 2016 sebesar 81 (19%) dan peningkatan terjadi pada tahun 2017-2019,
peningkatan paling tinggi terjadi pada tahun 2019 sebesar 156 (56%)
- Aktiva Lancar dan lain-lain mengalami trend yang fluktuatif tiap tahunnya dari tahun awal 2015,
penurunan terjadi pada tahun 2017 dan 2018 dengan penurunan paling besar terjadi pada tahun 2018
sebesar 60 (40%) dan peningkatan terjadi pada tahun 2016 dan 2019 dengan peningkatan paling
tinggi terjadi pada tahun 2016 yaitu sebesar 140 (40%)
Kesimpulan Aktiva lancar, kas mengalami trend fluktuatif dan piutang mengalami tren
peningkatan setiap tahunnya, ini menunjukan kebijakan kredit perusahaan kurang baik

2. Aktiva Tidak Lancar


- Utang jangka pendek mengalami trend meningkat setiap tahunnya dari tahun awal, peningkatan
tertinggi terjadi pada tahun 2017 sebesar 111 (11%)
- Utang jangka panjang mengalami trend penurunan setiap tahunnya dari tahun awal 2015, penurunan
paling tinggi terjadi pada tahun 2019 sebesar 56 (44%)

Kesimpulan Aktiva tidak lancar mengalami trend peningkatan setiap tahunnya, ini menunjukan
perusahaan lebih mengandalkan hutang jangka pendek untuk biaya operational perusahaan,
sementara utang jangka panjang mengalami trend penurunan setiap tahunnya, ini menunjukan
solvabilitas perusahaan meningkat

3. Modal saham dan Laba Ditahan


- Modal Saham mengalami trend stabil atau peningkatan tetap pertahunnya sejak tahun awal 2015,
peningkatan stabil setiap tahunnya sebesar 110 (10%)
- Laba ditahan mengalami trend peningkatan setiap tahunnya dari tahun awal 2015, peningkatan
paling tinggi terjadi pada tahun 2019 sebesar 210 (110%)

Kesimpulan Modal saham dan laba ditahan, pertumbuhan modal saham stabil setiap tahunnya,
hal ini menunjukan perusahaan tidak menerbitkan saham tambahan atau pembelian kembali
saham, sementara trend laba ditahan mengalami trend peningkatan setiap tahunnya, hal ini
menunjukan bahwa perusahaan berhasil mengakumulasi laba dari tahun ke tahun

4. Penjualan dan Laba


- Penjualan mengalami trend peningkatan setiap tahunnya dari tahun awal 2015, peningkatan tertinggi
terjadi pada tahun 2019 sebesar 165 (65%), hal ini menjukan adanya pertumbuhan yang positif dari
perusahaan
- Harga Pokok Penjualan mengalami trend peningkatan setiap tahunnya dari tahun awal 2015,
peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2019 sebesar 130 (30%), hal ini menunjukan bahwa adanya
pertumbuhan yang efisien dari perusahaan
- Laba Penjualan mengalami trend peningkatan setiap tahunnya dari tahun awal 2015, peningkatan
tertinggi terjadi pada tahun 2019 sebesar 283 (183%), hal ini menunjukan adanya peningkatan
rentabilitas dalam kegiatan penjualan
- Biaya Penjualan mengalami trend fluktuatif tiap tahunnya, pada tahun 2016 biaya penjualan tidak
ada peningkatan dari tahun awal. Sementara pada tahun 2017 - 2019 biaya penjualan mengalami tren
meningkat setiap tahunnya, dengan peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2019 sebesar 128 (28%)
- Biaya Administrasi mengalami trend peningkatan setiap tahunnya dari tahun awal 2015, peningkatan
tertinggi terjadi pada tahun 2019 sebesar 137 (37%), hal ini wajar terjadi karena adanya
pertumbuhan bisnis setiap tahunnya
- Biaya Operasi mengalami trend peningkatan setiap tahunnya dari tahun awal 2015, peningkatan
tertinggi terjadi pada tahun 2019 sebesar 131 (31%)
- Biaya Administrasi mengalami trend peningkatan setiap tahunnya dari tahun awal 2015, peningkatan
tertinggi terjadi pada tahun 2019 sebesar 137 (37%)
- Pendapatan netto mengalami trend peningkatan setiap tahunnya dari tahun awal 2015, peningkatan
tertinggi terjadi pada tahun 2019 sebesar 583 (483%), hal ini menunjukan adanya pertumbuhan
penjualan yang kuat dan pengendalian dana yang baik dari perusahaan.

5. Kesimpulan Keseluruhan
- Perusahaan mengalami pertumbuhan pendapatan yang signifikan
- Adanya peningkatan rentabilitas yang ditunjukan dengan adanya peningkatan laba bersih setiap
tahunnya
- Adanya peningkatan biaya-biaya dalam penjualan, hal ini merupakan hal wajar yang terjadi seiring
pertumbuhan perusahaan, namun hal ini tetap harus melakukan efisiensi biaya untuk tetap menjaga
profitabilitas perusahaan
2. Analisis Commonsize
Laporan Neraca

Pos Rp.000.000 (%) Sub Total (%) Total


2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Aktiva Lancar :

Kas 200 240 260 150 250 16 18 18 10 15 4 4 5 2 4

Piutang 640 710 790 860 840 51 54 54 59 49 13 13 14 14 13

Persediaan 360 290 380 420 560 29 22 26 29 33 7 5 7 7 9


Aktiva lancar
lain-lain 50 70 40 30 60 4 5 3 2 4 1 1 1 0 1
Jumlah aktiva
lancar 1.250 1.310 1.470 1.460 1.710 100 100 100 100 100
Aktiva tidak
lancar 3.800 4.240 4.020 4.750 4.620 100 100 100 100 100 75 76 73 76 73

Jumlah aktiva 5.050 5.550 5.490 6.210 6.330 100 100 100 100 100
Utang jangka
pendek 610 650 680 660 670 63 66 66 65 77 12 12 15 11 11
Utang jangka
panjang 360 340 350 350 200 37 34 34 35 23 7 6 8 6 3

Jumlah utang 970 990 1.030 1.010 870 100 100 100 100 100

Modal Saham 3.100 3.400 2.400 3.400 3.400 76 75 69 65 62 61 61 53 55 54

Laba ditahan 980 1.160 1.060 1.800 2.060 24 25 31 35 38 19 21 24 29 33

Jumlah modal 4.080 4.560 3.460 5.200 5.460 100 100 100 100 100
Jumlah utang dan
modal 5.050 5.550 4.490 6.210 6.330 100 100 100 100 100

Interpretasi :
1. Aktiva Lancar
Proporsi setiap komponen aktiva lancar (kas, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lain-lain) terhadap
total aktiva lancar adalah konsisten selama periode tersebut. Piutang memiliki proporsi tertinggi dalam
aktiva lancar, sementara kas memiliki proporsi terendah.
2. Aktiva Tidak Lancar
Aktiva tidak lancar memiliki proporsi yang relatif konstan terhadap total aktiva tidak lancar selama
periode tersebut. Aktiva tidak lancar memiliki proporsi yang lebih besar daripada aktiva lancar, dengan
komposisi proporsi yang stabil.
3. Utang Jangka Pendek dan Panjang
Proporsi utang jangka pendek terhadap total utang jangka pendek dan panjang cenderung stabil,
sementara proporsi utang jangka panjang mengalami fluktuasi. Utang jangka pendek memiliki proporsi
lebih besar daripada utang jangka panjang, dengan utang jangka panjang cenderung memiliki proporsi
yang lebih rendah.
4. Modal Saham dan Laba Ditahan
Modal saham dan laba ditahan memiliki proporsi yang berbeda-beda terhadap total modal selama
periode tersebut. Modal saham mengalami penurunan proporsi dari tahun 2015 hingga 2017, kemudian
sedikit meningkat, sementara laba ditahan mengalami peningkatan proporsi.
5. Jumlah Utang dan Modal
Proporsi total utang dan modal terhadap jumlah utang dan modal cenderung stabil selama periode
tersebut. Proporsi utang dan modal menjadi indikator seimbang antara sumber pembiayaan utang dan
ekuitas perusahaan.
Laporan Laba Rugi
Pos Rp.000.000 Persentase Per Komponen (%)
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Penjualan 3.800 4.860 5.310 5.470 6.260 100 100 100 100 100

Harga Pokok Penjualan 2.940 2.970 3.200 3.280 3.830 77 61 60 60 61

Laba Penjualan 860 1.890 2.110 2.190 2.430 23 39 40 40 39

Biaya penjualan 430 430 460 500 550 69 68 67 67 68

Biaya administrasi 190 200 230 250 260 31 32 33 33 32

Biaya operasi 620 630 690 750 810 100 100 100 100 100

Laba operasi 240 1.260 1.420 1.440 1.620 83 95 95 94 96

Pendapatan Lain-lain 50 60 70 100 70 17 5 5 6 4

Pendapatan Netto 290 1.320 1.490 1.540 1.690 100 100 100 100 100

Interpretasi :
Pada tabel diatas terdapat data yang disajikan dalam bentuk analisis common-size, yaitu proporsi setiap
komponen dalam total penjualan atau pendapatan netto untuk setiap tahun. Pada soal nampaknya
terdapat sedikit kekeliruan penampilan data Harga Pokok Penjualan Tahun 2018, dimana yang
tercantum adalah 3.550, namun setelah dicermati perhitungannya seharusnya 3.280, kami sesuaikan
tabelnya. Berikut adalah interpretasi hasilnya:

1. Pendapatan
Pendapatan dari penjualan (pendapatan bruto) selalu mencapai 100% pada setiap tahun. Ini
merupakan titik pembanding untuk elemen-elemen lain dalam laporan.

2. Harga Pokok Penjualan (HPP)


Bagian HPP terhadap pendapatan berkisar dari 60% hingga 61% sepanjang periode.Ini mencerminkan
biaya produksi yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang atau jasa yang dijual.

3. Laba Penjualan
Laba penjualan (pendapatan dikurangi HPP) berada pada kisaran 39% hingga 40% dari pendapatan.
Rentang ini adalah margin laba dari penjualan, bisa juga dianggap sebagai “tingkat profitabilitas”
perusahaan, mengindikasikan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari setiap
pendapatan yang dihasilkan. Apabila laba penjualan secara konsisten berada dalam rentang ini, bisa
menjadi tanda stabilitas dalam operasi bisnis dan kemampuan perusahaan untuk menjaga laba pada
tingkat yang sehat.

4. Biaya Penjualan, Biaya Administrasi, dan Biaya Operasi


 Biaya penjualan mencapai sekitar 68% hingga 69% dari pendapatan, ini menunjukkan bahwa
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan, mendistribusikan, dan menjual
produk atau layanan hampir mencapai dua pertiga dari total pendapatan yang dihasilkan.
 Biaya administrasi berkisar dari 31% hingga 33%. Ini mengindikasikan bahwa biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk administrasi mencapai sepertiga dari total pendapatan
yang dihasilkan.
 Biaya operasi mencapai 100% dari pendapatan, menunjukkan peran utama biaya dalam operasi
harian.

5. Laba Operasi
Laba operasi (laba sebelum pendapatan non-operasional) mencapai 94% hingga 96% dari pendapatan.
Ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pendapatan perusahaan digunakan untuk menutupi biaya
operasional dan sisa pendapatan tersebut menjadi laba sebelum memperhitungkan pendapatan yang
berasal dari aktivitas non-operasional. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat
mempertahankan laba yang signifikan setelah mempertimbangkan biaya operasional dan juga bisa
dianggap sebagai tanda efisiensi operasional yang baik.

6. Pendapatan Lain-lain dan Pendapatan Netto


Pendapatan lain-lain memiliki andil sekitar 4% hingga 17% dari pendapatan. Pendapatan netto (laba
setelah pendapatan non-operasional) tetap 100% dari pendapatan karena tidak ada biaya non-
operasional yang tercatat dalam data.

Dari ini, terlihat bahwa perusahaan memiliki konsistensi margin laba dari penjualan, dengan sebagian
besar biaya terlibat dalam operasi sehari-hari. Pendapatan lain-lain memberikan dampak yang lebih
rendah pada struktur pendapatan keseluruhan. Analisis common-size ini dapat membantu
mengidentifikasi tren, perbandingan sektoral, dan mengungkapkan pola struktur laporan keuangan suatu
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai