NIM : 202261101106
Mata Kuliah : Manajemen Keuangan
Dosen : Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini
Tanda Tangan :
LEMBAR JAWABAN
1. Analisis Angka Indeks da Interpretasi Hasil berdasarkan Neraca dan Laporan Laba Rugi PT.
WISTARINI
Interpretasi :
1. Aktiva Lancar
- Kas mengalami trend fluktuatif setiap tahunnya dari tahun awal 2015, penurunan terjadi pada tahun
2018 sebesar 75 (25%) dan kenaikan terjadi pada tahun 2016, 2017 dan 2019, kenaikan yang paling
tinggi terjadi pada tahun 2017 sebesar 130 (30%)
- Piutang mengalami trend yang naik setiap tahunnya dari tahun awal 2015, peningkatan yang paling
besar terjadi pada tahun 2018 sebesar 134 (34%)
- Persediaan mengalami trend fluktuatif setiap tahunnya dari tahun awal 2015, penurunan terjadi
sekali pada tahun 2016 sebesar 81 (19%) dan peningkatan terjadi pada tahun 2017-2019,
peningkatan paling tinggi terjadi pada tahun 2019 sebesar 156 (56%)
- Aktiva Lancar dan lain-lain mengalami trend yang fluktuatif tiap tahunnya dari tahun awal 2015,
penurunan terjadi pada tahun 2017 dan 2018 dengan penurunan paling besar terjadi pada tahun 2018
sebesar 60 (40%) dan peningkatan terjadi pada tahun 2016 dan 2019 dengan peningkatan paling
tinggi terjadi pada tahun 2016 yaitu sebesar 140 (40%)
Kesimpulan Aktiva lancar, kas mengalami trend fluktuatif dan piutang mengalami tren
peningkatan setiap tahunnya, ini menunjukan kebijakan kredit perusahaan kurang baik
Kesimpulan Aktiva tidak lancar mengalami trend peningkatan setiap tahunnya, ini menunjukan
perusahaan lebih mengandalkan hutang jangka pendek untuk biaya operational perusahaan,
sementara utang jangka panjang mengalami trend penurunan setiap tahunnya, ini menunjukan
solvabilitas perusahaan meningkat
Kesimpulan Modal saham dan laba ditahan, pertumbuhan modal saham stabil setiap tahunnya,
hal ini menunjukan perusahaan tidak menerbitkan saham tambahan atau pembelian kembali
saham, sementara trend laba ditahan mengalami trend peningkatan setiap tahunnya, hal ini
menunjukan bahwa perusahaan berhasil mengakumulasi laba dari tahun ke tahun
5. Kesimpulan Keseluruhan
- Perusahaan mengalami pertumbuhan pendapatan yang signifikan
- Adanya peningkatan rentabilitas yang ditunjukan dengan adanya peningkatan laba bersih setiap
tahunnya
- Adanya peningkatan biaya-biaya dalam penjualan, hal ini merupakan hal wajar yang terjadi seiring
pertumbuhan perusahaan, namun hal ini tetap harus melakukan efisiensi biaya untuk tetap menjaga
profitabilitas perusahaan
2. Analisis Commonsize
Laporan Neraca
Jumlah aktiva 5.050 5.550 5.490 6.210 6.330 100 100 100 100 100
Utang jangka
pendek 610 650 680 660 670 63 66 66 65 77 12 12 15 11 11
Utang jangka
panjang 360 340 350 350 200 37 34 34 35 23 7 6 8 6 3
Jumlah utang 970 990 1.030 1.010 870 100 100 100 100 100
Jumlah modal 4.080 4.560 3.460 5.200 5.460 100 100 100 100 100
Jumlah utang dan
modal 5.050 5.550 4.490 6.210 6.330 100 100 100 100 100
Interpretasi :
1. Aktiva Lancar
Proporsi setiap komponen aktiva lancar (kas, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lain-lain) terhadap
total aktiva lancar adalah konsisten selama periode tersebut. Piutang memiliki proporsi tertinggi dalam
aktiva lancar, sementara kas memiliki proporsi terendah.
2. Aktiva Tidak Lancar
Aktiva tidak lancar memiliki proporsi yang relatif konstan terhadap total aktiva tidak lancar selama
periode tersebut. Aktiva tidak lancar memiliki proporsi yang lebih besar daripada aktiva lancar, dengan
komposisi proporsi yang stabil.
3. Utang Jangka Pendek dan Panjang
Proporsi utang jangka pendek terhadap total utang jangka pendek dan panjang cenderung stabil,
sementara proporsi utang jangka panjang mengalami fluktuasi. Utang jangka pendek memiliki proporsi
lebih besar daripada utang jangka panjang, dengan utang jangka panjang cenderung memiliki proporsi
yang lebih rendah.
4. Modal Saham dan Laba Ditahan
Modal saham dan laba ditahan memiliki proporsi yang berbeda-beda terhadap total modal selama
periode tersebut. Modal saham mengalami penurunan proporsi dari tahun 2015 hingga 2017, kemudian
sedikit meningkat, sementara laba ditahan mengalami peningkatan proporsi.
5. Jumlah Utang dan Modal
Proporsi total utang dan modal terhadap jumlah utang dan modal cenderung stabil selama periode
tersebut. Proporsi utang dan modal menjadi indikator seimbang antara sumber pembiayaan utang dan
ekuitas perusahaan.
Laporan Laba Rugi
Pos Rp.000.000 Persentase Per Komponen (%)
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Penjualan 3.800 4.860 5.310 5.470 6.260 100 100 100 100 100
Biaya operasi 620 630 690 750 810 100 100 100 100 100
Pendapatan Netto 290 1.320 1.490 1.540 1.690 100 100 100 100 100
Interpretasi :
Pada tabel diatas terdapat data yang disajikan dalam bentuk analisis common-size, yaitu proporsi setiap
komponen dalam total penjualan atau pendapatan netto untuk setiap tahun. Pada soal nampaknya
terdapat sedikit kekeliruan penampilan data Harga Pokok Penjualan Tahun 2018, dimana yang
tercantum adalah 3.550, namun setelah dicermati perhitungannya seharusnya 3.280, kami sesuaikan
tabelnya. Berikut adalah interpretasi hasilnya:
1. Pendapatan
Pendapatan dari penjualan (pendapatan bruto) selalu mencapai 100% pada setiap tahun. Ini
merupakan titik pembanding untuk elemen-elemen lain dalam laporan.
3. Laba Penjualan
Laba penjualan (pendapatan dikurangi HPP) berada pada kisaran 39% hingga 40% dari pendapatan.
Rentang ini adalah margin laba dari penjualan, bisa juga dianggap sebagai “tingkat profitabilitas”
perusahaan, mengindikasikan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari setiap
pendapatan yang dihasilkan. Apabila laba penjualan secara konsisten berada dalam rentang ini, bisa
menjadi tanda stabilitas dalam operasi bisnis dan kemampuan perusahaan untuk menjaga laba pada
tingkat yang sehat.
5. Laba Operasi
Laba operasi (laba sebelum pendapatan non-operasional) mencapai 94% hingga 96% dari pendapatan.
Ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pendapatan perusahaan digunakan untuk menutupi biaya
operasional dan sisa pendapatan tersebut menjadi laba sebelum memperhitungkan pendapatan yang
berasal dari aktivitas non-operasional. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat
mempertahankan laba yang signifikan setelah mempertimbangkan biaya operasional dan juga bisa
dianggap sebagai tanda efisiensi operasional yang baik.
Dari ini, terlihat bahwa perusahaan memiliki konsistensi margin laba dari penjualan, dengan sebagian
besar biaya terlibat dalam operasi sehari-hari. Pendapatan lain-lain memberikan dampak yang lebih
rendah pada struktur pendapatan keseluruhan. Analisis common-size ini dapat membantu
mengidentifikasi tren, perbandingan sektoral, dan mengungkapkan pola struktur laporan keuangan suatu
perusahaan.