Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Analisis laporan keuangan Pt. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk

Dosen pengampu

Esy Nur Aisyah,SE.,MM

Disusun oleh

Gita Melliyani Anggreini (18540165)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam sebuah perusahaan pasti ada yang dinamakan laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan yang berisi catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi: laporan neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Laporan keuangan ini bukan hanya di gunakan oleh pihak perusahaan saja akan tetapi juga di gunakan
oleh pihak eksternal seperti investor, kreditor, pemasok dan pelanggan. Dalam laporan keuangan juga perlu kita lakukan analisis.

Analisi laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevalusi dan memprediksi kondisi
keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang. Analisis terhadap
laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya kerena ingin mengetahui tingkat keuntungan, tingkat risiko dan tingkat kesehatan suatu perusahaan.

Dalam analisis ini peneliti menggunakan dua metode analisis laporan keuangan. Yang pertama menggunakan analisis trend, yang dimana analisis trend adalah salah
satu aspek dalam analisa teknikal yang berupaya memprediksi pergerakan harga sebuah aset berdasarkan data harga di masa lalu. Analisis Trend didasarkan pada anggapan
bahwa apa yang telah terjadi di masa lalu akan memberikan petunjuk bagi trader tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Yang kedua adalah analisis common size,
yang dimana analisis common size adalah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total
penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). Laporan keuangan dalam persentase per komponen (Common Size statement) menyatakan masing-
masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya, cara penyusunan laporan keuangan ini disebut teknik analisis Common Size dan termasuk metode
analisis vertikal.
Diharapkan dengan analisis ini dapat diketahui gambaran keadaan keuangan perusahaan, sehingga interpretasi pengguna laporan terhadap laporan keuangan dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan,terutama bagi direktur dalam rangka menetapkan kebijakan, menyusun rencana yang lebih baik, serta
menentukan kebijaksanaan yang lebih tepat agar prestasi manajemen semakin baik pada tahun-tahun berikutnya. Mengingat pentingnya analisis terhadap laporan keuangan
sebagai alat bantu serta sumber informasi dalam menilai kondisi keuangan serta prestasi (keberhasilan) suatu perusahaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti
yang telah diuraikan di atas, maka peneliti sangat tertarik untuk mendalami dan membahas topik tentang “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT BANK NEGARA
INDONESIA (PERSERO) Tbk”.

1.2 Tujuan analisis

Untuk mengevalusi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan dan mengetahui berapa persentase peningkatan atau penurunan yang terjadi pada laporan
keuangan (laporan neraca, laporan laba rugi dan laporan perubahan modal) BNI konvensional dengan menggunakan analisis trand dan analisis common size.
BAB II

HASIL ANALISIS

2.1 Laporan Keuangan Neraca

2.1.1 Laporan neraca

Dalam bentuk rupiah (Rp) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Aset Lancar Rp 290.501.441 Rp 325.080.211 Rp 376.997.893 Rp 406.313.429 Rp 481.891.130 Rp 573.299.418 Rp 675.253.606 Rp 768.869.053 Rp 805.930.174
Aset Tetap Rp 4.052.708 Rp 4.591.588 Rp 5.513.569 Rp 6.222.050 Rp 20.756.594 Rp 21.972.223 Rp 22.804.689 Rp 26.126.508 Rp 26.524.759
Aset Lainnya Rp 4.504.012 Rp 3.631.707 Rp 4.143.353 Rp 4.038.229 Rp 5.947.564 Rp 7.760.239 Rp 11.271.789 Rp 13.576.450 Rp 13.150.278
Total Aset Rp 299.058.161 Rp 333.303.506 Rp 386.654.815 Rp 416.573.708 Rp 508.595.288 Rp 603.031.880 Rp 709.330.084 Rp 808.572.011 Rp 845.605.211
Kewajiban Lancar Rp 15.886.370 Rp 21.067.386 Rp 34.755.558 Rp 27.046.766 Rp 42.224.288 Rp 55.125.903 Rp 67.777.323 Rp 74.767.584 Rp 81.363.839
Kewajiban Jangka Panjang Rp 245.328.767 Rp 268.710.829 Rp 294.697.969 Rp 314.101.888 Rp 370.503.389 Rp 437.575.222 Rp 516.309.495 Rp 596.469.962 Rp 607.125.603
Ekuitas Rp 37.843.024 Rp 43.525.291 Rp 57.201.288 Rp 75.425.054 Rp 95.867.611 Rp 110.330.755 Rp 125.243.266 Rp 137.334.465 Rp 157.115.766
Total Kewajiban + Ekuitas Rp 299.058.161 Rp 333.303.506 Rp 386.654.815 Rp 416.573.708 Rp 508.595.288 Rp 603.031.880 Rp 709.330.084 Rp 808.572.011 Rp 845.605.208

2.1.2 Analisis trend

Dalam bentuk persent 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016 2016-2017 2017-2018 2018-2019
Aset Lancar 11,90313201 15,97072976 7,776047703 18,60083758 18,96865958 17,7837592 13,86374633 4,820212344
Aset Tetap 13,29678822 20,07978503 12,84977117 233,5973514 5,856591886 3,788719967 14,56638589 1,524317754
Aset Lainnya -19,36728854 14,08830613 -2,537172189 47,28149394 30,47760394 45,25053932 20,44627521 -3,139053287
Total Aset 11,4510652 16,00682502 7,737881914 22,09010752 18,56812169 17,62729427 13,99093726 4,580074439
Kewajiban Lancar 32,61296319 64,97328145 -22,18002657 56,11584764 30,55496164 22,95004583 10,31356904 8,822346058
Kewajiban Jangka Panjang 9,53090919 9,671043068 6,584340932 17,95643489 18,10289325 17,99331156 15,52566199 1,786450564
Ekuitas 15,01536188 31,42080543 31,85901338 27,1031387 15,08658018 13,51618685 9,654170948 14,40374126
Total Kewajiban + Ekuitas 11,4510652 16,00682502 7,737881914 22,09010752 18,56812169 17,62729427 13,99093726 4,580074068
2.1.3 Analisis common size

Dalam bentuk persent 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Aset Lancar 97,1387773 97,53279073 97,50244362 97,53698354 94,74942874 95,06950412 95,19596324 95,08974371 95,30808982
Aset Tetap 1,355157133 1,37759967 1,425966724 1,493625229 4,081161287 3,643625441 3,214961485 3,231191241 3,136778092
Aset Lainnya 1,506065571 1,0896096 1,071589655 0,969391232 1,169409969 1,286870439 1,589075277 1,679065045 1,555132091
Total Aset 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Kewajiban Lancar 5,312133916 6,320781396 8,988781893 6,49267236 8,302139048 9,141457496 9,555117502 9,246867686 9,621965219
Kewajiban Jangka Panjang 82,03379777 80,62046278 76,21732811 75,4012752 72,84837232 72,5625355 72,78832615 73,76831672 71,79776062
Ekuitas 12,65406832 13,05875582 14,79389 18,10605243 18,84948863 18,296007 17,65655635 16,98481559 18,58027417
Total Kewajiban + Ekuitas 100 100 100 100 100 100 100 100 100

2.2 Laporan Keuangan Laba Rugi

2.2.1 Laporan laba rugi

Dalam bentuk rupiah (Rp) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Prendapatan Operasional Rp 20.691.796 Rp 22.704.515 Rp 26.450.708 Rp 22.376.301 Rp 37.720.743 Rp 45.110.000 Rp 49.945.417 Rp 55.850.470 Rp 60.299.301
Bagi hasil untuk pemilik dana investasi Rp 7.495.982 Rp 7.245.524 Rp 7.392.427 Rp 10.988.641 Rp 11.334.885 Rp 13.773.377 Rp 16.240.086 Rp 18.692.298 Rp 21.929.999
Pendapatan operasional lainnya Rp 7.601.475 Rp 8.445.813 Rp 9.440.904 Rp 10.715.356 Rp 8.872.380 Rp 9.962.683 Rp 11.507.024 Rp 11.612.599 Rp 13.712.398
Beban operasional lainnya Rp 11.134.002 Rp 12.739.104 Rp 14.572.688 Rp 16.103.374 Rp 16.509.898 Rp 19.216.843 Rp 20.863.357 Rp 21.782.961 Rp 23.686.899
Pendapatan/rugi bersih operasional lainnya -Rp 3.532.527 -Rp 4.293.291 -Rp 5.131.784 -Rp 5.388.018 -Rp 7.637.518 -Rp 9.254.160 -Rp 9.356.333 -Rp 10.170.362 -Rp 9.974.501
Pendapatan non operasional Rp 218.725 Rp 258.539 Rp 59.362 Rp 178.019 Rp 54.067 Rp 73.573 Rp - Rp 221.316 Rp -
Beban non operasional Rp 2.420.704 Rp 2.524.677 Rp 2.707.694 Rp 3.641.992 Rp 7.336.259 Rp 7.853.131 Rp 7.183.611 Rp 7.388.411 Rp 8.955.695
Pendapatan/rugi bersih non operasional -Rp 2.201.979 -Rp 2.266.138 -Rp 2.648.332 -Rp 3.463.973 -Rp 7.282.192 -Rp 7.779.558 -Rp 7.183.611 -Rp 7.167.095 -Rp 8.955.695
Laba kotor Rp 7.461.308 Rp 8.899.562 Rp 11.278.165 Rp 13.524.310 Rp 11.466.148 Rp 14.302.905 Rp 17.165.387 Rp 19.820.715 Rp 19.369.106
Beban pajak Rp 1.653.090 Rp 1.851.200 Rp 2.220.224 Rp 2.694.931 Rp 2.325.616 Rp 2.892.709 Rp 3.394.795 Rp 4.728.952 Rp 3.860.523
Labah bersih Rp 5.808.218 Rp 7.048.362 Rp 9.057.941 Rp 10.829.379 Rp 9.140.532 Rp 11.410.196 Rp 13.770.592 Rp 15.091.763 Rp 15.508.583
2.2.2 Analisis trend

Dalam bentuk persent 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016 2016-2017 2017-2018 2018-2019
Prendapatan Operasional 9,727135334 16,49977108 -15,40377293 68,57452445 19,58937288 10,7191687 11,82301271 7,965610674
Bagi hasil untuk pemilik dana investasi -3,341230008 2,027500012 48,64727105 3,150926489 21,51316048 17,90925348 15,09974762 17,32104314
Pendapatan operasional lainnya 11,10755478 11,7820629 13,49925812 -17,19939123 12,288732 15,50125604 0,917483096 18,0820762
Beban operasional lainnya 14,416218 14,39335137 10,50379999 2,524464749 16,39589173 8,568077493 4,407747037 8,740492167
Pendapatan/rugi bersih operasional lainnya 21,53597127 19,53030903 4,99307843 41,75004612 21,16711214 1,104076437 8,700299572 -1,925801658
Pendapatan non operasional 18,20276603 -77,03944086 199,8871332 -69,6285228 36,07745945 -100 100 -100
Beban non operasional 4,295155459 7,249125334 34,5053023 101,4353409 7,045443734 -8,525516765 2,850933883 21,21273438
Pendapatan/rugi bersih non operasional 2,913697179 16,86543361 30,79829115 110,2265809 6,829894076 -7,660422353 -0,229912227 24,95571776
Laba kotor 19,27616445 26,72719174 19,91587284 -15,21824034 24,74027895 20,01329101 15,46908322 -2,278469773
Beban pajak 11,98422348 19,93431288 21,38104083 -13,70406144 24,38463616 17,35694811 39,30007556 -18,36408997
Labah bersih 21,35154018 28,51129099 19,55674032 -15,59504936 24,83076477 20,68672615 9,594148167 2,76190396

2.2.3 Analisis common size

Dalam Bentuk persent 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Prendapatan Operasional 6,91898724 6,811964048 6,840910025 5,371510628 7,416652079 7,480533202 7,041209463 6,907296968 7,130904613
Bagi hasil untuk pemilik dana investasi 2,506529825 2,173851721 1,91189317 2,637862349 2,228664966 2,284021369 2,289496296 2,311766639 2,593408687
Pendapatan operasional lainnya 2,541804903 2,533970645 2,441687943 2,572259313 1,744487259 1,652098891 1,622238258 1,436186121 1,621607557
Beban operasional lainnya 3,723022292 3,822073207 3,768914141 3,865672195 3,246175965 3,186704325 2,941276208 2,694003837 2,801177038
Pendapatan/rugi bersih operasional lainnya -1,181217389 -1,288102562 -1,327226198 -1,293412881 -1,501688706 -1,534605434 -1,31903795 -1,257817716 -1,179569481
Pendapatan non operasional 0,073137947 0,077568641 0,015352712 0,042734094 0,010630653 0,012200516 0 0,027371217 0
Beban non operasional 0,809442549 0,75747088 0,700287154 0,874273131 1,442455165 1,302274599 1,012731754 0,91376042 1,059087016
Pendapatan/rugi bersih non operasional -0,736304601 -0,679902239 -0,684934442 -0,831539037 -1,431824512 -1,290074084 -1,012731754 -0,886389203 -1,059087016
Laba kotor 2,494935425 2,670107527 2,916856215 3,24655871 2,254473895 2,371832315 2,419943463 2,451323411 2,290561334
Beban pajak 0,552765387 0,555409699 0,574213462 0,64692777 0,457262593 0,479694208 0,478591713 0,5848523 0,456539642
Labah bersih 1,942170038 2,114697827 2,342642752 2,59963094 1,797211303 1,892138107 1,94135175 1,866471111 1,834021692
TOTAL 23,4803176 23,485119 23,52491821 23,98238105 23,5315271 23,48617705 22,07860861 21,33723894 22,02596408
2.3 Laporan Keuangan Perubahan Modal

2.3.1 Laporan perubahan modal

Dalam bentuk rupiah (Rp) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Ekuitas Rp 37.843.024 Rp 43.525.291 Rp 47.683.505 Rp 61.021.308 Rp 78.438.222 Rp 89.254.000 Rp 100.903.304 Rp 110.373.789 Rp 125.003.948
Laba di tahan Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Dll Rp 5.682.267 Rp 4.158.214 Rp 13.337.803 Rp 17.416.914 Rp 10.815.778 Rp 11.649.304 Rp 9.470.485 Rp 14.630.159 Rp -

2.2.2 Analisis trend

Dalam bentuk persent (%) 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016 2016-2017 2017-2018 2018-2019
Ekuitas 15,01536188 9,553558183 27,97152391 28,54234786 13,78891276 13,0518565 9,385703564 13,25510262
Laba di tahan 0 0 0 0 0 0 0 0
Dll -26,82121414 220,7579745 30,58308029 -37,9007211 7,706574599 -18,7034264 54,4816237 -100

2.2.3 Analisis common size

Dalam bentuk persent (%) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Ekuitas 12,65406832 13,05875582 12,33231894 14,64838199 15,42252236 14,80087587 14,22515501 13,65045877 14,78277882
Laba di tahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dll 1,90005415 1,247575836 3,449537542 4,180992143 2,126598153 1,931789079 1,335130881 1,809382319 0
TOTAL 14,55412247 14,30633166 15,78185649 18,82937413 17,54912051 16,73266495 15,56028589 15,45984109 14,78277882
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Landasan teori


3.1.1 Pengertian analisis laporan keuangan
Analisis laporan keuangan (ALK) merupakan salah satu bagian yang sangat penting dan juga terintegrasi dari analisis bisnis. Analisis bisnis adalah suatu proses
untuk mengevaluasi perkembangan dan resiko ekonomi entitas bisnis atau perusahaan. Sedangkan analisis laporan keuangan (ALK) adalah suatu proses menganalisis
laporan keuangan entitas/perusahaan dengan menggunakan berbagai macam alat dan juga teknik analisis untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam analisis
bisnis. ALK ini pada umumnya dilakukan untuk memahami kinerja keuangan entitas yang sudah berhasil diraih perusahaan pada 3 kegiatan utamanya yaitu kegiatan
operasional, investasi, dan juga pendanaan.

Adapun pengertian menurut para ahli sebagai berikut :

Harahap (2015:190)

“Analisis laporan keuangan adalah menguraikan berbagai pos yang ada di dalam laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang memiliki makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif ataupun data non-kuantitatif. Hal tersebut
dilakukan dengan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.”

Prastowo (2015:50)

“Analisis laporan keuangan adalah suatu proses yang penuh dengan pertimbangan dalam rangka membantu evaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu. Hal tersebut dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan di masa yang akan datang.”
Herry (2015:132)

“Analisis laporan keuangan adalah suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur – unsurnya dan menelaah masing – masing dari unsur tersebut
guna mendapatkan pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri.”

3.1.2 Tujuan analisis laporan keuangan


Pada dasarnya tujuan dari ALK adalah untuk membantu para pengguna laporan keuangan dalam memperkirakan masa yang akan datang suatu entitas dengan cara
membandingkan, mengevaluasi, dan juga menganalisis tendensi dari setiap aspek keuangan suatu entitas.

Namun selain itu terdapat tujuan lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu sebagai berikut.

1. Bisa dipakai sebagai pembanding dengan entitas lain yang sejenis mengenai hasil yang berhasil mereka raih.
2. Melakukan penilaian terhadap kinerja manajemen perusahaan.
3. Mengetahui berbagai macam langkah perbaikan di masa yang akan datang berdasarkan hasil analisis terhadap posisi keuangan.
4. Mengetahui berbagai kekuatan atau potensi yang dimiliki oleh perusahaan.
5. Mengetahui berbagai kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh perusahaan.
6. Menilai kewajaran dari laporan keuangan yang disajikan.

Dari sudut pandang lain tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein (1983:32) yang disampaikan oleh Sofyan (2007:18) adalah sebagai berikut.

1. Screening
Proses analisis dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengetahui kondisi dan juga situasi suatu entitas dan laporan keuangan tanpa harus terjun secara langsung ke
lapangan.
2. Understanding
Dengan melakukan proses analisis, informasi yang masih mentah dari laporan keuangan akan menjadi lebih detail, mendalam, dan luas. Hubungan satu pos dengan
pos yang lainnya ini akan bisa menjadi suatu indicator atau tolak ukur tentang posisi dan juga prestasi keuangan perusahaan serta memperlihatkan bukti kebenaran
dalam penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu dapat memahami kondisi dari perusahaan, keuangannya, dan apa yang dihasilkannya.
3. Forcasting
Proses analisis dipakai untuk bisa memprediksi atau meramalkan keadaan keuangan suatu entitas atau perusahaan di masa depan.
4. Diagnosis
Proses analisis dimaksudkan untuk dapat menggambarkan atau melihat berbagai kemungkinan masalah yang terjadi, baik dalam manajemen, operasi, keuangan,
atau masalah lain yang ada di perusahaan.
5. Evaluation
Proses analisis dilakukan untuk menilai berbagai pencapaian atau prestasi yang sudah di capai oleh semua pihak yang mengelola perusahaan.

3.1.3 Metode

Terdapat beberapa teknik yang dapat dipakai untuk melakukan analisis terhadap laporan keuangan, berikut beberapa teknik yang digunakan dengan berbagai
metode.

1. Teknik Komparatif / Perbandingan


Teknik komparatif atau teknik perbandingan adalah teknik yang digunakan untuk melakukan analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk 2
periode atau lebih dengan menunjukan:
 Data absolut atau berbagai jumlah dalam satuan rupiah.
 Kenaikan atau pun juga penurunan dalam jumlah rupiah.
 Kenaikan atau pun juga penurunan dalam persentase.
 Perbandingan yang dinyatakan dalam bentuk rasio.
 Persentase total.
2. Teknik Analisis Trend atau Tendensi
Teknik analisis trend adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui trend atau tendensi dari kondisi keuangan perusahaan, apakah menunjukan kecenderungan
tetap, naik atau bahkan menurun. Hal tersebut dilakukan dengan cara membuat plot atas rasio keuangan dari waktu ke waktu. Hal ini sangat penting dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui apakah keadaan perusahaan sudah membaik atau memburuk dari waktu ke waktu.
3. Teknik Analisis Laporan dengan Persentase per Komponen (Common Size Statement)
Teknik analisis laporan dengan persentase per komponen adalah teknik analisis untuk mengetahui persentase investasi pada setiap aktiva terhadap total aktiva-nya.
Selain itu juga untuk mengetahui struktur modal dan juga beban yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
4. Teknik Index Time Series
Teknik index time series adalah teknik analisis terhadap informasi historis yang dibutuhkan untuk melihat berbagai trend yang mungkin terjadi. Selanjutnya bisa
menganalisis apa yang terjadi dibalik angka trend – trend tersebut. Dalam metode ini berbagai macam perubahan structural yang akan berdampak terhadap angka –
angka keuangan harus diperhatikan.
Berikut ini merupakan beberapa contoh dari perubahan strukturan yang dapat berpengaruh terhadap trend keuangan suatu perusahaan:
1. Peraturan pemerintah.
2. Perubahan kompetisi.
3. Perubahan teknologi.
4. Akuisisi dan juga marge (penggabungan perusahaan).
5. Teknik Analisis Rasio
Teknik analisis rasio adalah suatu teknik analisis untuk mengetahui hubungan dari setiap akun tertentu yang terdapat di dalam laporan posisi keuangan (neraca) atau
laporan laba rugi secara individu atau gabungan dari kedua laporan tersebut. Sebenarnya terdapat 15 rasio keuangan, namun dalam artikel ini akan dijelaskan 7 macam rasio
keuangan yang sering digunakan yaitu.
 Rasio likuiditas.
 Rasio solvabilitas.
 Rasio profitabilitas.
 Rasio pasar: dividen yield.
 Rasio pasar: price earning ratio.
 Rasio pasar: price to book value.
 Rasio arus kas bebas.
6. Teknik Analisis Sumber dan Penggunaan Dana
Adalah teknik analisis yang dipakai untuk mempelajari bagaimana suatu entitas atau perusahaan dalam mengaplikasikan kebijakan investasi-nya dan
mengaplikasikan kebijakan financial-nya selama periode tertentu dari kegiatan operasinya (pada umumnya 1 tahun).
7. Teknik Analisis Break Even Point
Teknik analisis break even point adalah suatu analisis untuk dapat menentukan tingkat penjualan yang harus diraih oleh suatu entitas supaya entitas tersebut tidak
mengalami kerugian, namun juga belum mendapatkan keuntungan. Dengan menggunakan analisis ini akan diketahui berbagai macam tingkat keuntungan ataupun kerugian
terhadap suatu tingkat penjualan.
8. Teknik Analisis Gross Profit
Teknik analisis gross profit adalah suatu analisis yang bertujuan untuk mengetahui berbagai macam sebab perubahan laba kotor suatu entitas dari suatu periode ke
periode lainnya atau perubahan laba kotor dari suatu periode dengan laba yang dianggarkan untuk periode tersebut.
9. Teknik Dupont Analysis
Dupont analysis adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktivanya dan bisa mengukur tingkat profit atas
penjualan yang didapatkan oleh perusahaan. Analisis ini dipakai degan tujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas perusahaan dalam memutar modalnya. Para manajemen
perusahaan dapat memakai teknik ini untuk menganalisa berbagai cara yang bisa memperbaiki kinerja perusahaan.

3.2 Profil perusahaan

BNI merupakan Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pertama yang menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya pada tahun 1996. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (selanjutnya disebut “BNI” atau “Bank”) pada awalnya didirikan di Indonesia sebagai
Bank sentral dengan nama “Bank Negara Indonesia” berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946. Selanjutnya,
berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara. Selanjutnya,
peran BNI sebagai Bank yang diberi mandat untuk memperbaiki ekonomi rakyat dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional dikukuhkan oleh UU No. 17 tahun 1968
tentang Bank Negara Indonesia 1946.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1992, tanggal 29 April 1992, telah dilakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi Perusahaan Perseroan
Terbatas (Persero). Penyesuaian bentuk hukum menjadi Persero, dinyatakan dalam Akta No. 131, tanggal 31 Juli 1992, dibuat di hadapan Muhani Salim, S.H., yang telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 11 September 1992 Tambahan No. 1A. BNI merupakan Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
pertama yang menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1996. Untuk memperkuat struktur
keuangan dan daya saingnya di tengah industri perbankan nasional, BNI melakukan sejumlah aksi korporasi, antara lain proses rekapitalisasi oleh Pemerintah di tahun
1999, divestasi saham Pemerintah di tahun 2007, dan penawaran umum saham terbatas di tahun 2010.

Untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, Anggaran Dasar BNI telah dilakukan
penyesuaian. Penyesuaian tersebut dinyatakan dalam Akta No. 46 tanggal 13 Juni 2008 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, berdasarkan
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 Mei 2008 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia, dengan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.02-50609 tanggal 12 Agustus 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal
23 Desember 2008 Tambahan No. 29015. Perubahan terakhir Anggaran Dasar BNI dilakukan antara lain tentang penyusunan kembali seluruh Anggaran Dasar sesuai
dengan Akta No. 35 tanggal 17 Maret 2015 Notaris Fathiah Helmi, S.H. telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,
dengan surat keputusan No. AHU-AH.01.03-0776526 tanggal 14 April 2015.

Saat ini, 60% saham-saham BNI dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan 40% sisanya dimiliki oleh masyarakat, baik individu maupun institusi,
domestik dan asing. BNI kini tercatat sebagai Bank nasional terbesar ke-4 di Indonesia, dilihat dari total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. Dalam
memberikan layanan finansial secara terpadu, BNI didukung oleh sejumlah perusahaan anak, yakni Bank BNI Syariah, BNI Multifinance, BNI Sekuritas, BNI Life
Insurance, dan BNI Remittance. BNI menawarkan layanan penyimpanan dana maupun fasilitas pinjaman baik pada segmen korporasi, menengah, maupun kecil. Beberapa
produk dan layanan terbaik telah disesuaikan dengan kebutuhan nasabah sejak kecil, remaja, dewasa, hingga pensiun.

3.3 Pembahasan hasil analisis laporan keuangan

3.3.1 Analisis trend

1. Neraca

a. Aktiva

Dalam aktiva terbagi menjadi 3 pengelompokan, yaitu aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lain-lainnya. Pada tahun 2011-2012 aset lancar bank BNI
mengalami peningkatan sebesar 11,90313201% yang dimana aset lancar pada tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun 2011 maka dari itu hasil
perhitungan analisis trend pada tahun 2011-2012 mengalami peningkatan. Jumlah aset lancar pada tahun 2011 sebesar Rp 290.501.441 sedangkan pada
tahun 2012 sebesar Rp 325.080.211 yang dimana jumlah aset lancar tersebut berasal dari akun lancar, seperti kas, giro pada bank Indonesia, obligasi
pemerintah dan pinjaman yang di berikan. pada tahun 2012-2013 aset lancar pada bank BNI juga mengalami peningkatan sebesar 15,97072976% yang
dimana peningkatan ini dikarenakan aset lancar pada tahun 2013 mengalami peningkatan dari tahun 2012 sehingga hasil perhitungan analisis trend
mengalami peningkatan yang dimana aset lancar pada tahun 2013 sebesar Rp 376.997.893 yang dimana jumlah tersebut adalah total dari semua akun yang
bersifat lancar, seperti kas, giro pada bank Indonesia, obligasi pemerintah, pinjaman yang di berikan, pajak dibayar dimuka dan beban dibayar dimuka. Pada
tahun 2013-2014 aset lancar mengalami peningkatan sebesar 7,776047703% yang dimana peningkatani ini dikarenakan aset pada tahun 2014 mengalami
peningkatan terhadap 2013 akan tetapi peningkatan tersebut hanya sedikit, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dikarenakan peningkatan aset lancar
pada tahun 2014 sebesar Rp 406.313.429 peningkatan aset lancar pada tahun 2013-2014 ini hanya sebesar Rp 29.315.536 yang dimana hal ini
mempengaruhi hasil analisi trend pada tahun ini. Pada tahun 2014-2015 mengalami peningkatan yang sangat signifikan kerena pada tahun 2014-2015
sebesar 18,60083758%, peningkatan ini sangat dipengaruhi oleh akun pinjaman yang diberikan yang pada tahun 2014 sebesar Rp270.551.986 sehingga pada
2015 sebesar Rp314.066.531. Pada tahun 2015-2016 mengalami penigkatan sebesar 18,96865958% yang dimana akun yang sangat mempengaruhi dalam
aset lancar ini adalah akun pinjaman yang diberikan yang dimana pada tahun 2016 sebesar Rp393.275.392 yang dimana mengalami peningkatan sebesar
Rp122.723.406 dari tahun 2015. Pada tahun 2016-2017 aset lancar juga mengalami kenaikan sebesar 17,7837592% yang dikarenakan aset lancar pada tahun
2017 hanya mengalami kenaikan sebesar Rp 101.954.188 yang membuat peningkatan pada tahun 2016-2017 ini tidak seperti peningkatan pada tahun
sebelumnya. Pada tahun 2017-2018 aset lancar pada bank BNI juga mengalami kenaikan sebesar 13,86374633%, sama seperti hal nya pada tahun 2016-2017
tahun 2017-2018 juga mengalami peningkatan akan tetapi peningkatannya tidak seperti tahun tahun sebeum nya yang mengalami peningkatan yang
signifikan. Pada tahun 2018-2019 aset lancar bank BNI juga mengalami peningkatan sebesar 4,820212344% yang dimana peningkatan ini pada aset lancar
ini hanya sedikit karena total aset lancar pada tahun 2018-2019 ini juga tidak terlalu banyak mengalami peningkatan.

Aset tetap pada bank BNI setiap tahun nya mengalami peningkatan yang artinya pengelolahan aset tetap pada bank BNI sangat baik meskipun
peningkatan pada aset tetap ini tidak stabil. Pada tahun 2011-2012 aset tetap bank BNI meningkat sebesar 13,29678822%, yang dimana aset tetap pada tahun
2011 sebesar Rp4.052.708 dan pada tahun 2012 sebesar Rp4.591.588 yang dimana hasil tersebut di ambil dari aset tetap yang telah di kurangi oleh
akumulasi penyusutan. Pada tahun 2012-2013 aset tetap juga mengalami kenaikan sebesar 20,07978503% pada tahun ini aset tetap nya sangan terlihat jelas
mengalami kenaikan yang signifikan karena aset tetap pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp921.981 yang dimana aset tetap pada tahun 2013
sebesar Rp5.513.569. pada tahun 2013-2014 aset tetap pada bank BNI juga mengalami kenaikan sebesar 12,84977117%, aset tepat pada tahun 2014 sebesar
Rp6.222.050 sehingga pada tahun 2013-2014 aset tetap mengalami peningkatan sebesar Rp708.481 sehingga kanaikan ini mempengaruhi hasil analisis
trend. Pada tahun 2014-2015 aset tetap ini juga mengalami kenaikan sebesar 233,5973514% pada tahun ini aset tetap nya mengalami kenaikan dua kali lipat
karena hasil dari analisis trend pada tahun ini melampaui 100% yang dimana hasil itu di pengaruhi oleh aset tetap pada tahun 2015 yang dimana aset tetap
pada tahun 2015 sebesar Rp20.756.594. pada tahun 2015-2016 aset tetap pada tahun ini juga mengalami peningkatan sebesar 5,856591886% hasil yahun ini
berbeda jauh dengan tahun sebelum nya yang mengalami peningkatan sebesar dua kali lipat, pada tahun ini memang hasil nya tidak terlalu tinggi akan tetapi
pada tahun ini aset tetap mengalami peningkatan sebesar Rp1.215.629. pada tahun 2016-2017 juga mengalami peningkatan sebesar 3,788719967% aset
tetap pada akun ini mengalami peningkayan sebesar Rp 832.466 yang dimana semakin dikit peningkatan pada suatu tahun maka menghasilkan
analisis trend nya juga kecil meskipun mengalami kenaikan. Pada tahun 2017-2018 aset tetap bank BNI juga mengalami kenaikan sebesar 14,56638589%,
pada tahun ini aset tetap mengalami kenaikan sebesar Rp3.321.819 yang dimana kenaikan ini mengalami perubahan dari pada tahun sebelum nya yang
dimana peningkatannya hanya sedikit. Pada tahun 2018-2019 aset tetap di bank BNI juga mengalami kenaikna sebesar 1,524317754% yang dimana pada
tahun ini adalah peningkatan yang paling sedikit katena bisa kita lihat dari hasil analisis trend pada tahun ini sangat kecil dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelunya.

pada aset lainnya bank BNI ini sangan tidak teratur karena ada beberpa tahun yang mengalami penurunan, seperti pada tahun 2011-2012 pada tahun
ini aset lainnya mengalami penurunan sekitar 19,36728854% yang dikarnakan aset lainnya pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar Rp872.305 yang
menyebabkan hasil analisis trend pada tahun ini menurun. Akan tetapi pada tahun 2012-2013 aset lainnya pada bank BNI mengalami kenaikan sebesar
14,08830613% yang dimana kenaikan ini dikarenakan pada tahun 2013 aset lainnya mengalami kenaikan sebesar Rp511.646. pada tahun 2013-2014
mengalami penurunan sebesar 2,537172189% yang dimana hal ini dipengaruhi olah aset tetap pada tahun 2014 yang mengalami penurunan nilai sebesar
Rp105.124. pada tahun 2014-2015 aset lainnya mengalami kenaikan yang signifikan, pada tahun 2014-2015 aset lainnya mengalami kenaikan sebesar
47,28149394% kenaikan ini dikarena kan aset lancar pada tahun 2015 mencapai sebesar Rp5.947.564. pada tahun 2015-2016 aset laiinya juga mengalami
peningkatan sebesar 30,47760394% pada tahun ini aset lainnya juga mengalami kenaikan akan tetapi tidak setinggi pada tahun sebelum nya pada tahun ini
aset lainnya mengalami kenaikan sebesar Rp1.812.675. pada tahun 2016-2017 juga mengalami peningkatan sebesar 45,25053932% yang dimana pada aset
lainnya tahun 2017 ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar Rp3.511.550. pada tahun 2017-2018 aset laiinya pada bank BNI ini juga
mengalami kenaikan sebesar 20,44627521% yang dimana kenaikan pada tahun ini sangat berbeda jauh dengan tahun sebelum nya karena pada tahun
sebelum nya aset lainnya sangat meningkat secara signifikan akan tetapi pada tahun ini terjadi peningkatan juga akan tetapi tidak terlalu besar, peningkatan
pada tahun 2018 sebesar Rp2.304.661. pada tahun 2018-2019 aset lainnya mengalami penurunan sebesar 3,139053287% yang dimana penurunan ini
disebabkan pada tahun 2019 aset lainnya mengalami penurunan sebesar Rp426.172.

pada total aset bank BNI juga mengalami peningkatan, yang dimana peningkatan itu bisa kita lihat pada analisis ini pada aset lancar dan aset tetap
yang dimana pada kedua aset tersebut mengalami peningkatan. Pada tahun 2011-2013 total aset mengalami kenaikan yang signifikan karena pada tahun
2011-2012 total aset meningkat sebesar 11,4510652% dan pada tahun 2012-2013 mengalami peningkatan sebesar 16,00682502% yang dimana pada tahun
2012-2013 menggalami peningkatan sebesar 4,555759823% dari tahun 2011-2012. Pada tahun 2013-2015 juga mengalami kenaikan yang signifikan yang
dimana pada tahun 2013-2014 mengalami peningkatan sebesar 7,737881914% dan pada tahun 2014-2015 mengalami peningkatan sebesar 22,09010752%
peningkatan ini sangat jelas bisa kita lihat ksrena pada tahun 2014-2015 mengalami peningkatan sebesar 14,35222561% pada total aset pada tahun 2013-
2014. Pada tahun 2015-2017 juga mengalami peningkatan akan tetapi tidak seperti pada tahun sebelum nya yang dimana peningkatan tersebut bisa kita lihat
sangat signifikan. Total aset tahun 2015-2016 mengalami peningkatan sebesar 18,56812169% sedangkan pada tahun 2016-2017 total aset mengalami
peningkatan sebesar 17,62729427%, dapat kita lihat pada analisi tersebut bisa dikatakan bahwa total aset nya mengalami peningkatan akan tetapi tidak
dengan hasil analisis trend nya. Pada tahun 2017-2019 dapat dikatakan sama seprti tahun 2015-2017 yang dimana total aset nya mengalami peningkatan
akan tetapi tidak dengan analisis tran nya dapat kita lihat peningkatan total aset pada tahun 2017-2018 mengalami peningkatan sebesar 13,99093726% dan
pada tahun 2018-2019 mengalami peningkatan sebesar 4,580074439% dapat dilihat hasil analisi trend nya pada tahun 2018-2019 total aset mengalami
kenaikan akan tetapi hanya sedikit.

b. kewajiban + ekuitas

kewajiban ini terbagi menjadi dua kelompok yang dimana ada kewajiban lancar dan ada kewajiban jangka panjang. Pada kewajiban lancar tahun
2011-2013 kewajiban nya mengalami peningkatan yang sagat signifikan karena dapat dilihat kewajiban lancar pada 2011-2012 meningkat sebesar
32,61296319% dan pada tahun 2012-2013 kewajiban lancar meningkat sebesar 64,97328145% disini dapat dilihat bahwa kenaikan pada kewajiban lancar
tahun 2012-2013 sebesar 32,36031826% dari kewajiban lancar pada tahun 2011-2012. Berbeda pada tahun 2013-2014 yang mengalami penurunan
kewajiban lancar nya sebesar 22,18002657% yang dimana saat itu mengalami penurunan kewajiban lancar pada tahun 2014 sehingga analisis trend pada
kewajiban lancar mengamali penurunan yang terlihat jelas. Pada tahun 2014-2019 kewajiban lancar mengalami peningkatan seperti hal nya pada tahun 2014-
2015 mengalami kenaikan yang signifikan terhadap tahun 2013-2014. Pada tahun 2014-2015 kewajiban lancar mengalami peningkatan sebesar
56,11584764%, dan pada tahun 2015-2016 mengalami peningkatan juga akan tetapi tidak seperti hahun sebelum nya dapat dikatakan pada tahun 2015-2016
mengalami peningkatan kewajiban lancar akan tetapi tidak dengan hasil analisis trend. Pada tahun 2015-2016 mengalami peningkatan sebesar
30,55496164%. Pada tahun 2016-2019 sama seperti hal nya pada tahun 2016-2019 yang dimana ketika di laporan kewajiban lancar nya jumlah tersebut
mengalami peningat akan tetapi menurun pada analisis tnend nya. Seperti pada tahun 2016-2017 keajiban lancar mengalami peningkatan sebesar
22,95004583%, pada tahun 2017-2018 mengalami peningkatan sebesar 10,31356904%, dan pada 2018-2019 telah mengalami peningkatan keajiban lancar
sebesar 8,822346058% dari sini dapat kita lihat dari tahun 2016-2017m3ngalami peningkatan akan tetapi di analisisnya mengalami penurunan.

Pada kewajiban jangka panjang pada bank BNI ini selalu terjadi kenaikan meskipun mengalami kenaikan nya sedikit. Seperti pada tahun 2011-2013
kewajiban jangka panjang pada akun ini terjadi sebesar 0,140133878% dengan hasil analisis trend yang telah kita lakukan, pada tahun 2011-2012 kewajiban
jangka panjang meningkat sebesar 9,53090919% dan pada tahun 2012-2013 kewajiban jangka panjang mengalami kenaikan sebesar 9,671043068%.
Berbeda pada tahun 2013-2014 yang dimana kewajiban jangka panjang pada laporan neraca mengalami kenaikan akan tetapi berbeda dengan hasil analisis
trend nya yang mengalami penurunan sebesar 3,086702135% dari tahub 2012-2013. Hasil analisis trend kewajiban jangka panjang pada tahun 2013-2014
mengalami kenaikan sebesar 6,584340932%. Dan pada tahun 2014-2016 mengalami kenaikan sebesar 0,146458363% dari hasil analisis trend yang kita
lakukan, pada tahun 2014-2015 kewajiban jangka panjang ini mengalami peningkatan sebesar 17,95643489% dan pada tahun 2015-2016 kewajiban janka
panjang mengalami kenaikan sebesar 18,10289325%. Berbeda hal nya pada tahun 2016-2018 pada tahun ini mengalami kenaikan pada setiap tahun nya
tetapi berbeda dengan hasil analisis trend nya yang mengalami penurunan sebesar 2,467649572% yang dimana hasil analisis trend pada tahun 2016-2017
mengalami kenaikan sebesar 17,99331156% sedangkan pada tahun 2017-2018 kewajiban jangka panjang mengalami kenaikan sebesar 15,52566199%. Pada
tahun 2018-2019 kewajiban jangka panjang juga mengalami kenaikan akan tetapi kenaikan pada tahun ini tidak setinggi pada tahun sebelum nya, pada tahun
2018-2019 mengalami kenaikan sebesar 1,786450564%.
Ekuitas pada bank BNI ini setiap tahunnya mengalami peningkatan, seperti pada tahun 2011-2013 ekuitas pada tahun itu mengalami kenaikan yang
sebesar 16,40544355% dari tahun sebelum. Pada tahun 2011-2012 mengalami peningkatan ekuitas sebesar 15,01536188% dan pada tahun 2012-2013
mengalami kenaikan sebesar 31,42080543%. Pada tahun 2013-2015 ekuitas mengalami peningkatan pada laporan neraca sedangkan pada hasil analisis trend
nya mengalami penurunan sebesar 4,755874685% yang dimana hasil analisis trend pada tahun 2013-2014 mengalami kenaikan sebesar 31,85901338%
sedangkan pada tahun 2014-2015 ekuitas mengalami peningkatan sebesar 27,1031387%. Pada tahun 2015-2017 hasil analisis trend mengalami penurunan
sedangkan pada laporan neraca total ekuitas mengalami kenaikan yang dimana pada tahun 2015-2016 ekuitas mengalami peningkatan sebesar
15,08658018% dan pada tahun 2016-2017 mengalami kenaikan sebesar 13,51618685% sehingga pada hasil analisis trend nya mengalami penurunan sebesar
1,570393329%. Pada tahun 2017-2019 analisis trend mengalami peningkatan yang signifikan yang dimana pada tahun 2017-2018 ekuitas mengalami
kenaikan sebesar 9,654170948% dan pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan sebesar 14,40374126% yang dimana hasil analisi trend pada tahun 2017-
2019 mengalami kenaikan sebesar 4,749570313%.

Kewajiban + ekuitas pada bank BNI juga mengalami kenaikan karena juga dapat kita lihat bahwa pada kewajiban jangka panjang dan ekuitas pada
setiap tahun mengalami kenaikan sehingga hal itu juga yang membuat kewajiban + ekuitas juga meningkat pada setiap tahunnya. Seperti pada tahun 2011-
2013 hasil analisis trend pada kewajiban + ekuitas mengalami kenaikan yang sangat signifikan, kenaikan tersebut sebesar 4,555759823% yang dimana hasil
analisis trend pada tahun 2011-2012 mengalami kenaikan sebesar 11,4510652% dan pada tahun 2012-2013 mengalami kenaikan sebesar 16,00682502%.
Sama halnya pada tahun 2013-2015 hasil analisis trend pada kewajiban + ekuitas mengalami kenaikan sebesar 14,35222561% yang dimana dapat kita lihat
melalu hasil perhitungan pada tahun 2013-2014 kewajiban + ekuitas mengalami kenaikan sebesar 7,737881914% dan pada tahun 2014-2015 kewajiban +
ekuitas juga mengalami kenikan sebesar 22,09010752%. Berbeda hal nya dengan tahun 2015-2017 hasil analisis trend pada kewajiban+ekuitas nya
mengalami penurunan akan tetapi di dalam laporan neraca akun tersebut mengalami kenaikan, pada tahun 2015-2016 kewajiban + ekuitas mengalami
kenaikan sebesar 18,56812169% dan pada tahun 2016-2017 kewajban + ekuitas mengalami kenaikan sebesar 17,62729427% sehingga dapat kita lihat
penurunan yang terjadi pada tahun 2015-2017 sebesar 0,940827428%. Sama hal nya dengan tahun sebelumnya tahun 2017-2019 hasil analisis trend
mengalami penurunan sebesar 9,410863189% yang dimana hasil analisis trend pada tahun 2017-2018 mengalami kenaikan sebesar 13,99093726% dan pada
tahun 2018-2019 mengalami kenaikan sebesar 4,580074068%.
2. Laba rugi

Pada laporan laba rugi terdapat banyak akun, yang dimana sekarang kita akan terlebih dahulu membahas mengenai analisis trend pada pendapatan
oprasional pada tahun 2011-2013 yang dimana hasil ananlisis trend pada tahun 2011-2013 mengalami kenaikan yang signifikan, kenaikan pendapatan
oprasional pada priode tersebut sebesar 6,772635747%, yang imana pada taun 2011-2012 pendapatan oprasional bank BNI mengalami kenaikan sebesar
9,727135334% dan pada tahun 2012-2013 pendapatan oprasional mengalami kenaikan sebesar 16,49977108%. Akan tetapi berbeda dengan tahun 2013-
2014 yang dimana pendapatan oprasional nya mengalami penurunan sebesar 15,40377293% yang dimana pendapatan oprasional pada tahun 2014
mengalami penurunan pada laporan laba rugi. Akan tetapi pada 2014-2016 pendapatan oprasional nya mengalami peningkatan yang dimana pada tahun
2014-2015 peningkatan tersubut sebesar 68,57452445% yang dimana kenaikan ini sangat signifikan dibandingkan tahun sebelum nya. Dan pada tahun 2015-
2017 hasil analisis trend mengalami penurunan sebesar 8,870204183% akan tetapi di laporan laba rugi pendapatan oprasional mengalami peningkatan.
Seperti hal nya pada tahun 2015-2016 pendapatan oprasional mengalami peningkatan sebesar 19,58937288% dan pada tahun 2016-2017 pendapatan
oprasional juga mengalami peningkatan sebesar 10,7191687% yang dimana hasil analisis trend nya mengalami penurunan pada tahun sebelumnya. Sama hal
nya dengan Tahun sebelumnya tahun 2017-2019 mengalami penurunan yang sangat signifikan yang dimana pada tahun 2017-2919 mengalami penurunan
sebesar 3,857402036%, pada tahun 2017-2018 pendapatan operasional mengalami peningkatan sebesar 11,82301271% dan pada tahun 2018-2019
pendapatan oprasional mengalami peningkatan sebesar 7,965610674%.

pada bagi hasil untuk pemilik dana investasi ini pada tahun 2011-2012 mengalami penurunan karena pada tahun 2012 bagi hasil untuk pemilik dana
investasi menurun sehingga berpengaruh pada hasil analisis trend nya seperti pada tahun 2011-2012 mengalami penurunan sebesar 3,341230008%. Pada
tahun 2012-2014 hasil analisis trend mengalami kenaikan yang sangat signifikan yang dimana kenaikan itu sebesar 46,61977104%, pada tahun 2012-2013
bagi hasil untuk pemilik dana investasi ini mengalami kenaikan sebesar 2,027500012% dan pada tahun 2013-2014 mengalami kenaikan sebesar
48,64727105% yang dimana kenaikan pada akun ini sangat tinggi dari pada tahun sebelum nya. Sama hal nya dengan tahun 2014-2016 pada akun ini
mengalami kenaikan yang juga termasuk signifikan karena kenaikan pada akun ini sebesar 18,36223399%, dimana pada tahun 2014-2015 mengalami
kenaikan sebesar 3,150926489% dan pada tahun 2015-2016 mengalami kenaikan sebesar 21,51316048%. Berbeda hal nya dengan tahun sebelum nya tahun
2016-2018 pada hasil analisis trend nya mengalami penurunan sebesar 2,809505858% yang dimana penurunan itu hanya terjadi pada hasil analisis bukan
pada laporan laba rugi nya. Sehingga pada tahun 2016-2017 mengalami kenaikan sebesar 17,90925348% dan pada tahun 2017-2018 mengalami kenaikan
sebesar 15,09974762%. Dan pada tahun 2018-2019 bagi hasil untuk pemilik dana investasi mengalami kenaikan sebesar 17,32104314% yang dimana
kenaikan ini dikarnakan dana pada tahun 2019 meningkat dari dana pada tahun 2018.

Pendapatan oprasional lainnya merupakan pendapatan yang biasanya berasal dari provisi dan komisi laiinya, penerimaan kembali aset yang telah
dihapuskan dan lain-lain, pendapatan oprasional lainnya pada bank BNI setiap tahunnya mengalami kenaikan akan tetapi meskipun mengalami kenaikan
pendapatan oprasional lainnya juga ada yang mengalami penurunan. Seperti hal nya pada tahun 2011-2014 pendapatan oprasional nya mengalami
peningkatan setiap tahun nya, pada tahun 2011-2012 pendapatan oprasional lainnya mengalami peningkatan sebesar 11,10755478%, pada tahun 2012-2013
juga mengalami kenaikan pada pendapatan oprasional lainnya sebesar 11,7820629%, dan pada tahun 2013-2014 juga mengalami kenaikan sebesar
13,49925812%. Berbeda hal nya dengan tahun 2014-2015 pendaptan oprasional lainnya mengalami penurunan yang cukup signifikan, penurunanya sebesar
17,19939123%. Pada tahun 2015-2017 pendapatan oprasional lainnya pada bank BNI juga mengalami kenaikan yqng cukup terlihat jelas, pada tahun 2015-
2016 pendapatan oprasional linnya meningkat sebesar 12,288732% dan pada tahun 2016-2017 mengalami kenaikan sebesar 15,50125604% yang dimana
dapat kita lihat peningkatan pada hasil analisi trend ini sebesar 3,21252404%. Pada tahun 2017-2019 peningkatan pada pendapatan oprasional laiinya sangat
terlihat signifikan karena pada tahun 2017-2018 pendapatan oprasional lainnya meningkat sebesar 0,917483096% dan pada tahun 2018-2019 pendapatan
oprasional lainnya juga mengalami kenaikan sebesar 18,0820762% dapat kita lihat perbandingannya pada tahun sebelum nya meningkat sebesar
17,1645931%.

Dapat kita lihat beban oprasional lainnya mengalami peningkatan pada setiap tahun nya akan tetapi berbeda dengan hasil analisis trend nya ada
sebagian pada tahun itu hasil analisis trend nya mengalami penurunan, dapat kita lihat pada tahun 2011-2013 yang dimana hasil analisis trend tahun ini
mengalami penurunan akan tetapi penurunanya sedikit sehingga tidak terlalu terlihat jika menggalami penurunan, pada tahun 2011-2012 beban oprasional
lainnya mengalami peningkatan sebesar 14,416218% dan pada tahun 2012-2013 mengalami kenaikan sebesar 14,39335137% dan dapat kita lihat dari sini
penurunan pada tahun ini sangat lah sedikit yaitu sebesar 0,022866627%. Berbeda dengan tahub 2013- 2017 yang dimana hasil analisi trend nya mengalami
penurunan yang sangat terlihat, pada tahun 2013-2014 beban oprasional lainnya mengalami peningkatan sebesar 10,50379999% dan pada tahun 2014-2015
beban oprasional liannya mengalami peningkatan sebesar 2,524464749% yang disini kita dapat lihat penurunan dari tahun sebelumnya sangat lah terlihat,
penurunannya sebesar 7,979335236%. Pada tahun 2015-2016 beban oprasional lainnya mengalami peningkatan sebesar 16,39589173% dan pada tahun
2016-2017 juga mengalami peningkatan sebesar 8,568077493% yang dimana hasil ini dapat kita lihat mengalami penurunan sebesar 7,827814232%.
Berbeda dengan hasil analisis trend beban oprasional lainnya pada tahun 2017-2019 mengalami peningkatan sebesar 4,33274513% yang dimana hasil
analisis trend pada tahun 2017-2018 mengalami peningkatan sebesar 4,407747037% dan pada tahun 2018-2019 beban oprasional lainnya juga mengalami
kenaikan sebesar 8,740492167%.

Pendapatan/rugi bersih oprasional lainnya dimana hasil ini berasl dari pendapatan oprasional lainnya di kurang dengan beban oprasional lainnya.
Seperti hal nya pada tahun 2011-2018 pendapatan/rugi bersih oprasional lainnya mengalami peningkatan setiap tahunnya akan tetapi jika di lihat pada hasil
analisis trend nya pada pendapatan/rugi bersih oprasional lainnya ada yang mengalami penurunan. Pada tahun 2011-2012 mengalami peningkatan sebesar
21,53597127% dan pada tahun 2012-2013 pendapatan/rugi bersih oprasional lainnya juga mengalami peningkatan sebesar 19,53030903% disini dapat kiti
lihat hasil analisis trend nya mengalami penurunan sebesar 2,005662242%. Berbeda hal nya dengan tahun 2013-2015 pada tahun ini hasil analisis trend nya
mengalami kenaikan secara signifikan yang dimana dapat kita lihat pada tahun 2013-2014 mengalami peningkatan sebesar 4,99307843% dan pada tahun
2014-2015 juga mengalami kenaikan sebesar 41,75004612% terlihat jelas bahwa pada tahun 2013-2015 mengalami peningkatan sebesar 36,75696769%.
Pada tahun 2015-2017 pendapatan/rugi bersih oprasional laiinya mengalami peningkatan akan tetapi jika di bandingkan dengan hasil analisis trend nya pada
tahun ini hasi analisis trend nya mengalami penurunan tang sangat signifikan sebesar 20,06303571% yang dapat kita lihat hasil analisis trend pada tahun
2015-2016 yang megalami kenaikan sebesar 21,16711214% dan pada tahun 2016-2017 juga mengalami keniakan sebesar 1,104076437%. Pada tahun 2017-
2018 pebdapatan/rugi bersih mengalami peningkatan sebesar 8,700299572%. Berbeda dengan tahun 2018-2019 pada tahun ini pendapatan/rugi bersih
oprasional lainnya mengalami penurunan sebesar 1,925801658% yang dikarena kan pendapatan nya lebih kecil dibandingkan dengan beban sehingga
pendapatan / rudi bersih oprasional lainnta juga mengalami penurunan.
Pada pendapatan non oprasional pada bank BNI tidak semua tahun mempunyai pendapatan non oprasional nya sehinggah dapat dilihat anaslisis trend
pada tahun 2011-2012 pada tahun ini pendapatan non oprasional nya mengalami kenaikan sebesar 18,20276603% yang dikarenakan pendapatan pada 2012
lebih besar dari pada tahun 2011. Berbeda dengan tahun 2012-2013 pendapatan non oprasional nya mengalami penurunan yang sangat signifikan, penurunan
pada tahun ini sebesar 77,03944086% yang dimana pendapatan non oprasional nya pada tahun 2013 sangat rendah. Akan tetapi pada tahun 2013-2014
pendapatan non oprasional mengalami kenaikan yang sangat segnifikan karena pada tahun 2014 pendapatan non oprasional nya sangat meningkat drastis
dari tahun sebelum nya, pada tahun ini kenaikan pendapatan non oprasional sebesar 199,8871332%. Pada tahun 2014-2016 pendapatan non oprasional nya
ada yang mengalami kenaikan dan ada yang mebgalami penurunan yang dimana pada tahun 2014-2015 pendapatan non oprasional mengalami penurunan
sebesar 69,6285228% dan pada tahun 2015-2016 pendapatan non oprasional mengalami kenaikan sebesar 36,07745945%. Dan pada tahun 2016-2019
pendapatan non oprasional ini juga mengalami kenaikan dan penurunan yang dimana pada tahun 2016-2017 pendapatan non oprasional mengalami
penurunan sebesar 100% hal ini dikarnakan pada tahun 2017 pendapatan non oprasional nya tidak ada. Pada tahun 2017-2018 pendapatan non oprasional
mengalami peningkatan 100% yang dimana pada tahun sebelum nya pendapatan non oprasional tidak ada dan pada tahun selanjut berikutnya pendapatan
non oprasional nya sebesar Rp221.316. Dan pada tahun 2018-2019 juga mngalami penirunan sebesar 100% yang dimana permasalahan nya sama seperti
tahun 2017 yang dimana tahun 2019 pendapatan non oprasional nya tidak ada.

Beban non oprasional pada bank BNI ini ada yang mengalami peningkatan dan ada juga yang mengalami penurunan. Pada tahun 2011-2016 beban
non oprasional mengalami kenaikan secara signifikan pada setiap tahun nya seperti tahun 2011-2012 beban non oprasional nya mengalami peningkatan
sebasar 4,295155459% dan tahun 2012-2013 beban non oprasional nya mengalami peningkatan sebesar 7,249125334% yang dimana pada tahun 2012-2013
hasil analisis trend lebih besar dari pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2013-2014 beban non oprasional nya mengalami kenaikan sebesar 34,5053023% dan
pada tahun 2014-2015 juga mengalami kenaikan sebesar 101,4353409% yang dimana peningkatan pada tahun 2014-2015 mengalami kenikan yang sangat
signifikan pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2015-2016 beban non oprasional mengalami kenaikan 7,045443734%. Berbeda dengan tahun 2016-2017
beban non oprasional nya mengalami penurunan sebesar 8,525516765% yang dimana hal ini di karenakan beban non oprasional pada tahun 2017 mengalami
penurunan. Pada tahun 2017-2019 beban non oprasional mengalami peningkatan sebesar 18,36180049% yang dimana dari hasil analisis trend pada tahun
2017-2018 mengalami peningkatan sebesar 2,850933883% dan pada tahun 2018-2019 juga mengalami peningkatan sebesar 21,21273438%.
Pendapatan/rugi bersih non oprasional sama hal nya dengan pembahasan sebelumnya pada dasarnya ada sebagian mengalami peningkatan dan juga
ada yang mengalami penurunan, seperti hal nya dengan analisis trend pada pendapatan/rugi bersih non oprasional tahun 2011-2016 pada tahun ini
pendapatan/rugi bersih non oprasional mengalami kenaikan, pada tahun 2011-2012 mengalami kenaikan sebesar 2,913697179%, pada tahun 2012-2013 juga
mengalami kenaikan sebesar 16,86543361%, pada tahun 2013-2014 pendapatan/rugi bersih pada tahun ini mengalami peningkatan sebesar 30,79829115%
dan pada tahun 2014-2015 sama perihalnya dengan tahun-tahun sebelumnya pada tahun ini juga mengalami peningkatan sebesar 110,2265809% dapat kita
lihat perubahannya dari tahin ke tahin hasil analisi trend pada akun ini mengalami kenaikan. Pada tahun 2015-2016 juga mengalami kenaikan sebesar
6,829894076%. Berbeda hal nya dengan tahun 2016-2018 yang dimana pada tahun ini terjadi penurunan pada hasil analisis trend nya, pada tahun 2016-2017
mengalami penurunan sebesar 7,660422353% dan pada tahun 2017-2018 juga mengalami penurunan sebesar 0,229912227%. Pada tahun 2018-2019
mengalami peningkatan sebesar 24,95571776% hal ini dikarenakan pendapat/rugi bersih non oprasional pada tahun 2019 lebih besar dibandingkan dengan
tahun 2019.

Dalam laba kotor ini adalah hasil perhitungan laba rugi yang belum di kurangi dengan beban pajak, sama hal nya dengan yang lain pada analisis ini
ada beberapa yang mengalami penurunan dan ada juga yang mengalai kenaikan. Seperti pada tahun 2011-2014 mengalami kenaikan pada laba kotor, tahun
2011-2012 laba kotor pada bank BNI mengalami kenaikan sebesar 19,27616445, pada tahun 2012-2013 juga mengalami keniakan sebesar 26,72719174%
dan pada tahun 2013-2014 laba kotor juga mengalami kenikan sebesar 19,91587284%. Berbeda dengan tahun 2014-2015 yang dimana pada tahun ini
mengalami penurunan sebesar 15,21824034% yang dimana hal ini di karenakan laba kotor pada tahun 2015 mengalami penurunan. Dan pada tahun 2015-
2018 laba kotor mengalami peningkatan, tahun 2015-2016 mengalami peningkatan sebesar 24,74027895%, pada tahun 2016-2017 juga mengalami kenaikan
sebesar 20,01329101%, dan pada tahun 2017-2018 mengalami kenaikan sebesar 15,46908322%, dapat kita lihat dari hasil analisis trand ini mengalami
penurunan akan tetapi di dalam laporan keuangan megalami kenaikan. Pada tahun 2018-2019 laba kotor mengalami penirunan sebesar 2,278469773% hal ini
karena pada laba kotor tahun 2019 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

Beban pajak pada bank BNI sama saja seperti akun-akun yang lain karena ada yang mengalami penrunan dan juga ada yang mengalami kenaikan,
seperti pada tahun 2011-2014 mengalami keniakan yang dimana pada tahun 2011-2012 mengalami kenaikan sebesar 11,98422348%, pada tahun 2012-2013
mengalami kenaikan sebesar 19,93431288%, dan pada tahun 2013-2014 mengalami peningkatan sebesar 21,38104083% dapat kita lihar dari hasil analisis
trend yang dimana hasil tersebut selalu meningkat. Berbeda dengan tahun 2014-2015 yang dimana mengalami penurunan sebesar 13,70406144%. Dan pada
tahun 2015-2018 beban pajak mengalami peningkatan yang dimana pada tahun 2015-2016 mengalami peningkatan sebesar 24,38463616%, pada tahun
2016-2017 mengalami peningkatan sebesar 17,35694811% dan pada 2017-2018 juga mengalami kenaikan sebesar 39,30007556%, dapat kita lihat dari hasil
analisis tersebut dapat kita simpulkan bahwa pada laporan laba rugi beban pajak pada tahun 2015-2018 megalami peningkatan. Akan tetapi berbeda dengan
tahun 2018-2019 yang dimana tahun ini mengalami penurunan sebesar 18,36408997% yang dimana di karena kan beban pajak tahun 2019 lebih kecil
dibandingkan beban pajak tahun sebelumnya.

Laba bersih disini adalah dimana laba kotor yang dikurangi oleh beban pajak, pada tahun 2011-2014 laba berdih mengalami kenaikan setiap
tahunnya. Pada tahun 2011-2012 kenaikan laba bersih sebesar 21,35154018%, pada tahun 2012-2013 laba bersih juga mengalami kenaikan sebesar
28,51129099%, dan pada tahun 2013-2014 mengalami kenaikan sebesar 19,55674032% dapat kita lihat bahwa laba bersih setiap tahun nya meningkat
meskipun pemingkatannya tidak stabil. Akan tetapi pada tahun 2014-2015 laba bersih mengalami penurunan sebesar 15,59504936% yang dikarenakan laba
bersih tahun 2015 dana nya kecil dibandingkan dengan laba bersih pada tahun 2014. Pada tahun 2015-2019 laba bersih mengalami keniakan setiap tahunnya
meskipun kenaikannya tidak stabil, pada tahun 2015-2016 laba bersih mengalamikenaikan sebesar 24,83076477%, pada tahun 2016-2017 juga mengalami
kenaikn sebesar 20,68672615%, pada tahun 2017-2018 laba bersih pada tahun ini mengalami kenaikan sebesar 9,594148167% dan pada tahun 2018-2019
laba rugi mengalami kenaikan pula sebesar 2,76190396% dapat dilihat peningkatan hasil analisi trend padatahun 2015-2019 mengalami kenaikan akan tetapi
ada yang mengalami kenaikan hanya sedikit.

3. Perubahan modal

Dalam laporan perubahan modal kita hanya menganalisis tiga akun, akan tetapi pada laporan bank BNI tidak memiliki nilai untuk akun laba di tahan
maka kita akan menganalisis hanya dua akun saja, yaitu akun ekuitas dan akun Dll yang dimana akun dll tersebut semua akun yang di lapotan yang tidak
termasuk ke dalam laba ditahan dan ekuitas. Pada ekuitas ini sendiri setiap tahun nya mengalami kenaikan hanya saja ada beberapa tahun yang kenaikan nya
tidak terlalu tinggi seperti kenaikan pada tahun yang lain. Pada tahun 2011-2012 ekuitas mengalami kenaikan sebesar 15,01536188% yang dimana hal
tersebut dikarenakan ekuitas pada tahun 2012 mengalami peningkatan dari pada tahun 2011. Dan pada tahun 2012-2014 hasil analisis trend menyatakan
bahwa mengalami peningkatan yag dimana pada tahun 2012-2013 meningkat sebesar 9,553558183% dan pada tahun 2013-2014 ekuitas juga mengalami
kenaiakan yang cukup tinggi yaitu sebesar 27,97152391%. Bahkan tahun 2014-2019 total ekuitas nya juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi pada
setiap tahun nya, seperti halnya pada tahun 2014-2015 total ekuitas mengalami keniakan sebesar 28,54234786%, pada tahun 2015-2016 juga terjadi
kenaikan pada ekuitas sebesar 13,78891276%, pada tahun 2016-2017 mengalami kenaikan sebesar 13,0518565%, pada tahun 2017-2018 ekuitas mengalami
kenaikan sebesar 9,385703564%, dan pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan sebesar 13,25510262%. Sudah bisa kita simpulkan bahwasannya total
ekuitas pada setiap tahun mengalami peningkatan.

Akun dan lain-lain (DLL) sebenernya akun ini adalah total semua akunyang tidah termasuk ekuitas dan juga laba ditahan, pada tahun 2011-2012
akun dll telah terjadi penurunan sebesar 26,82121414% yang dimana hal ini di pengaruhi oleh total akun dll pada tahun 2012 lebih kecil dari pada tahun
2011. Pada tahun 2012-2014 yang dimana pada tahun itu menggalami kenaikan yang cukup tinggi seperti hal nya pada tahun 2012-2013 akun dll mengalami
kenaikan dua kali lipat, karena pada tahun 2012-2013 mengalami kenaikan sebesar 220,7579745%. Dan pada tahun 2013-2014 juga mengalami kenaikan
sebesar 30,58308029%. Akan tetapi pada tahun 2014-2015 akun dll pada bank BNI mengalami penurunan sebesar 37,9007211% yang dimana dikarenakan
pada tahun 2015 total akun dll lebih kecil dibandingkan dengan 2014. Pada tahun 2015-2016 juga mengalami kenaikan sebesar 7,706574599% kenaikan ini
tidak seperti tahun-tahun sebelum nya yang mengalami kenaikan yang lebih tinggi dari pada tahun ini. Sedang kan pada tahun 2016-2018 ada yang
mengalami penurunan dan juga yang mengalami peningkatan , tahun 2016-2017 total akun dll mengalami penurunan sebesar 18,7034264% yang dimana
tahun 2017 ini total dll nya lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2016. Sedangkan pada tahun 2017-2018 mengalami kenaikan sebesar 54,4816237% yang
dimana kenaikan ini dapat kita lihat cukun tinggi perubahan nya. Pada tahun 2018-2109 akun dll mengalami penurunan sampai 100% hal ini karena pada
tahun 2019 sudah habis masa priode nya sedangkan laporan 2020 belum di keluarkan jadi tidak bisa di analisis karena nilai nya belum di ketahui.

3.3.2 Analisis common size

1. Neraca
Pada ananlisis ini kita dapat melihat bank BNI lebih menitikberatkan pada apa, seperti pada tahun 2011 bank lebih mengandalkan aset lancar dibandingkan dengan
yang lainnya kerena aset lancar pada tahun 2011 sebesar 97,1387773% sedangkan aset tetap 1,355157133% dab aset lainnya sebesar 1,506065571% dan sedang kan di
posisi pasiva pada tahun 2011 bank mengandalkan pada kewajiban jangkan, kewajiban jangka panjang sebesar 82,03379777% sedangkan kewajiban lancar hanya sebesar
5,312133916% dan ekuitas sebesar 12,65406832%. Akan tetapi pada bank BNI ini dapat dilihat dari hasil analisis common size pada setiap tahun nya lebing mengandalkan
aset lancar jika di aktiva dan di pasiva mengandalkan kewajiban jangka panjang. Seperti pada tahun 2012 aset lancar sebesar 97,53279073% dan kewajiban jangka panjang
sebesar 80,62046278%. Pada tahun 2013 juga mengandalkan aset lancar dan kewajiban jangka panjang, yang dimana aset lancar pada tahun 2013 sebesar 97,50244362%
dan kewajiban jangka panjang sebesar 76,21732811%. Pada tahun 2014 aset lancar sebesar 97,53698354% dan kewajiban jangka panjang sebesar 75,4012752%. Pada
tahun 2015 juga memberatkan dengan kedua aspek juga yang dimana aset lancar nya sebesar 94,74942874% dan kewajiban jangka panjang sebesar 72,84837232%. Pada
tahun 2016 sama seperti tahun tahun sebelumnya tahun ini juga mengandalkan pada aset lancar dan kewajiban jangka panjang yang dimana aset lancar sebesar
95,06950412% dan kewajiban jangka panjang sebesar 72,5625355%. Pada tahun 2017 sama hal nya dengan tahun-tahun sebelumnya di tahun ini juga mengandalkan aset
lancar sebesar 95,19596324% dab kewajiban jangka panjang sebesar 72,78832615%. Pada tahun 2018 aset lancar sebesar 95,08974371% dan pada kewajiban jangka
panjang sebesar 73,76831672%. Dan pada tahun terakhir yaitu tahun 2019 juga menitikberatkan pada aset lancar dan kewajiban jangka panjang, pada tahun 2019 aset
lancar sebesar 95,30808982% dan pada kewajiban jangka panjang sebesar 71,79776062%. Pada dasar nya ketika bank labih mengandalkan kewajiban jangka panjang itu
sebenernya mempunyai kelibihan dan kekurangan, kelebihan yang bisa kita dapatkan jika mengandalkan kewajiban jangka panjang adalah Bunga obligasi yang lebih
rendah apabila dibandingkan dengan deviden yang harus dibayarkan kepada pemegang saham, Mengurangi kewajiban pajak, hal ini dikarenakan bunga pinjaman
merupakan biaya yang dibebankan kepada perusahaan. Sedangkan deviden merupakan pembagian laba yang tidak dapat dikategorisasikan sebagai pembebanan biaya, dan
Pemilik obligasi tidak akan memiliki hak suara dalam perusahaan, sehingga tidak akan mempengaruhi manajemen dan operasional harian perusahaan. Dan sedangkan
kekurangan nya adalah Semakin lama jangka waktu peminjaman dana dan pelunasannya maka resiko juga akan semakin tinggi, Hanya dapat memperoleh sumber dana
yang terbatas dari hasil pinjaman, Hutang merupakan beban tetap yang harus ditanggung oleh perusahaan, Memiliki tenggat waktu jatuh tempo pembayaran hutang yang
sudah pasti / tetap, dan Kemungkinan nilai saham perusahaan akan turun akibat tingkat tinggi atau rendah jumlah pinjaman.

2. Laba rugi
pada saat melakukan penghitungan analisis common size banyak hasil yang mengalami penurunan, akan tetapi pada laporan laba rugi ini dapat dilhat bahwasannya
laporan ini mengandalkan pendapatan oprasional nya dan pengeluaran nya juga menitikberatkan pada beban oprasional lainnya. Sedangkan yang lain itu hanya sebagai
pendukung saja bahkan pada tahun 2017 dan 2019 pendapatan non oprasional pada laporan laba rugi tidak ada. Pada tahun 2011 pendapatan oprasional sebesar
6,91898724% dan beban oprasional lainnya sebesar 3,723022292%. Pada tahun 2012 pendapatan oprasional sebesar 6,811964048% dan beban oprasional lainnya sebesar
3,822073207%. Sama seperti hal nya pada tahun 2013 juga mengandalkan pendapatan oprasional yang sebesar 6,8409100253% dan beban oprasional lainnya sebesar
3,768914141%.pada tahun 2014 pendapatan oprasioanal sebesar 5,371510628% dan beban oprasional lainnya sebesar 3,865672195%. Pada tahun 2015 sama sepertu
tahun-tahun sebelumnya yang diman mengandalkan pendapatan oprasional dan baban oprasional lainnya, yang dimana pendapatan oprasional sebesar 7,416652079% dan
beban oprasional lainnya sebesar 3,246175965%. Pada tahun 2016 pendapatan oprasional sebesar 7,480533202% dan beban oprasional lainnya sebesar 3,186704325%.
Pada tahun 2017 juga seperti tahun-tahun sebelumnya, pendapatan oprasional sebesar 7,041209463% dan beban oprasional lainnya sebesar 2,941276208%. Pada tahun
2018 pada hasil analisis common size pendapatan oprasional sebesar 6,907296968% dan pada beban oprasional lainnya sebesar 2,694003837%. Sama hal nya pada tahun
2019 pendapatan oprasional sebesar 7,130904613% dan beban oprasional lainnya sebesar 2,801177038%. Dengan ini akan berdampak ke pada laba bersih nya, yang
dimana jika jumlah beban di dalam suatu bank tersebut semakin banyak dan pendapatan nya tidak mencapai maksimal maka itu akan berdampak ke hasil akhir nya nanti.

3. perubahan modal

Seperti hal nya di dalam penjelasan analisis trend di dalam analaisis common size kita di sini hanya membahas dua akun saja yaitu akun ekuitas dan akun dan lain-
lain (dll). Di dalam laporan keuangan bank BNI ini tidak memliki jumlah saldo pada akun laba ditahan sehingga pada laporan laba rugi ini hanya mengandalkan ekuitas dan
akun dll yang di mana pada tahun 2011 hasil perhitungan analisis common size pada akun ekuitas sebesar 12,65406832% dan akun dll sebesar 1,90005415%. Pada tahubn
2012 hasil perhitungan akun ekuitas sebesar 13,05875582% dan akun dll sebesar 1,247575836%. Pada tahun 2013 sama hal nya dengan tahun sebelum nya yang dimana
mengandalkan ekuitas sebesar 12,33231894% dan akun dll sebesar 3,449537542%. Seterus nya sama dengan tahun 2014 yang dimana mengandalkan pada ekuitas dan
akun dll, pada akun ekuitas sebesar 14,64838199% dan akun dll sebesar 4,180992143%. Pada tahun 2015 ekuitas nya sebesar 15,42252236% dan akun dll sebesar
2,126598153%. Dan pada tahun 2016 sama halnya dengan ekuitas sebesar 14,80087587% dan akun dll sebesar 1,931789079%. Pada 2017 ekuitas sebesar 14,22515501%
dan akun dll sebesar 1,335130881%. Pada tahun 2018 ekuitas sebesar 13,65045877% dan akun dll sebesar 1,809382319%. Berbeda dengan tahun 2019 pada tahun ini
hanya mengandalkan ekuitas saja di karenakan dimana akun dll belum terhitung dalam periode selanjutkan, pada tahun 2019 ekuitas nya sebesar 14,78277882%.
BAB IV

KESIMPULAN

Analisis laporan keuangan (ALK) adalah suatu proses menganalisis laporan keuangan entitas/perusahaan dengan menggunakan berbagai macam alat dan juga teknik
analisis untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam analisis bisnis. Di dalam penganalisisan laporan keuangan pada bank BNI ini menggunakan dua analisis
yang pertama analisis trend, analisis trend adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui trend atau tendensi dari kondisi keuangan perusahaan, apakah menunjukan
kecenderungan tetap, naik atau bahkan menurun. Hal tersebut dilakukan dengan cara membuat plot atas rasio keuangan dari waktu ke waktu. Hal ini sangat penting
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah keadaan perusahaan sudah membaik atau memburuk dari waktu ke waktu. Yang kedua yaitu teknik analisis laporan
dengan persentase per komponen (common size), teknik analisis laporan dengan presentase per komponen (common size) adalah teknik analisis untuk mengetahui
persentase investasi pada setiap aktiva terhadap total aktiva-nya. Selain itu juga untuk mengetahui struktur modal dan juga beban yang terjadi dihubungkan dengan
jumlah penjualannya. Dalam hasil dari kedua analisis itu dapat disimpullkan pada setiap tahunnya mengalami kenaikan meskipun ada beberapa tahun yang mengalami
penurunan. Pada kenaikan setiap tahunnya tidak bisa di prkira karena ada beberapa tahun yang mengalami kenaikan yang sengat signifikan. Meskipun ada beberapa
yang tidak signifikan akan tetapi dia mengalami kenaikan.

Anda mungkin juga menyukai