Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan bidang kesehatan diarahkan agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya sebagai prasyarat agar mereka dapat hidup
lebih produktif dalam kehidupan dan penghidupannya.
Dengan demikian masyarakat akan memperoleh
keadilan dan kemandirian guna mewujudkan hidup
sehat, mandiri dan berkeadilan.
Pembangunan kesehatan diwujudkan dalam program-
program yang merupakan prioritas dalam rangka
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan dengan
mempertimbangkan komitmen internasional, regional
dan kebijakan lokal.
Sesuai dengan RPJPN 2005-2025, sasaran
pembangunan jangka menengah 2020- 2024 adalah
mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju,
adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di
berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya
struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang
didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas
dan berdaya saing.
Pembangunan Indonesia tahun 2020-2024 ditujukan
untuk membentuk sumber daya manusia yang
berkualitas, berdaya saing, sehat, cerdas, adaptif,
inovatif, terampil, dan berkarakter. Dalam Peraturan
Presiden No. 18 tahun 2020 tentang RPJMN, disebutkan
arah dan kebijakan strategi RPJMN 2020-2024 adalah
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan menuju
cakupan kesehatan semesta terutama penguatan
pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care)
dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan
preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi
yang dijabarkan dalam Program Prioritas (PP), Kegiatan
Prioritas (KP), Proyek Prioritas (PP) dan Proyek K/L.
Masing-masing memiliki indikator dan target tahun
2020-2024.
Arah kebijakan dan strategi tahun 2020-2024 dalam
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan
menuju cakupan kesehatan semesta denga penekanan
pada penguatan pelayanan dasar (Primary Health Care)
dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan
preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi,
melalui:
(1) peningkatan kesehatan ibu, anak, keluarga
berencana (KB) dan kesehatan reproduksi;
(2) percepatan perbaikan gizi masyarakat;
(3) peningkatan pengendalian penyakit;
(4) pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS); serta
(5) penguatan sistem kesehatan dan pengawasan obat
dan makanan.
Salah satu tujuan strategis Kementerian Kesehatan
adalah meningkatnya pembudayaan Masyarakat hidup
sehat melalui pemberdayaan masyarakat dan
pengarusutamaan kesehatan). Adapun sasaran
strategisnya adalah meningkatkan promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat serta meningkatkan
advokasi kesehatan dan aksi lintas sektor.
Dalam pencapaian sasaran strategis meningkatkan
advokasi kesehatan dan aksi lintas sektor dilakukan
dalam upaya pencapaian sasaran adalah:
(1) pengembangan kawasan sehat antara ain
kabupaten/kota sehat, pasar sehat, upaya
kesehatan sekolah (UKS) dan lingkungan kerja
sehat;
(2) melakukan aksi multisektoral untuk mendorong
penyediaan ruang terbuka publik, aktifitas fisik
(olah raga), stop merokok, penurunan polusi
udara, dan peningkatan lingkungan sehat;
(3) mendorong regulasi pemerintah pusat dan daerah
serta swasta untuk menerapkan pembangunan
berwawasan kesehatan (HiAP), peningkatan
cukai rokok, pelarangan iklan rokok, dan
penerapan cukai pada produk pangan yang
berisiko tinggi terhadap kesehatan (GGL)
minuman berkarbonasi.
Penyehatan lingkungan merupakan upaya
pengendalian faktor risiko penyakit baik menular
maupun tidak menular melalui peningkatan kemampuan
penyehatan, pengendalian dan pengamanan terhadap
media lingkungan baik secara fisik, biologi, kimia
maupun sosial.
Sesuai dengan RPJMN 2020-2024 dan Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan 2020-2024, kegiatan
penyehatan lingkungan berperan serta dalam
meningkatkan penyehatan dan pengawasan kualitas
lingkungan dan mendorong ketercapaian sasaran
program pembinaan kesehatan masyarakat. Diharapkan
dengan pengelolaan program yang baik dan benar,
koordinasi dan komunikasi yang dinamis secara lintas
sektor dan lintas program, kemampuan informasi dan
edukasi yang baik serta didukung oleh regulasi sebagai
NSPK dapat terwujud tujuan dan sasaran program yang
ditetapkan.
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

A. Letak Puskesmas
1. Kondisi Geografis
Puskesmas Bola berada di Kecamatan Bola Kabupaten Sikka dengan
wilayah kerja sebanyak 8 Desa, yaitu
.a. Batas-batas Wilayah Kerja Puskesmas Bola adalah sebagai berikut :
a. Desa Bola
Sebelah Utara : Wolokoli
Sebelah Selatan : Desa Ipir
Sebelah Barat : Desa Wolonwalu
Sebelah Timur :

Selanjutnya, Puskesmas Bola memiliki luas wilayah kerja sebesar 5,92


km . Selengkapnya, luas masing-masing di wilayah kerja Puskesmas
2

Bola dan jumlah RT/RW dijelaskan pada Tabel

Tabel Luas Wilayah Kerja Puskesmas Bola


Luas Jumlah
No Kelurahan Wilayah
RW RT
(Km )2

1 Sungai Miai 1,23 2 35


2 Antasan Kecil Timur 4,69 1 23
Jumlah 5,92 3 58
Sumber :

2. Data Demografi
Puskesmas Bola melayani penduduk di wilayah kerjanya sebanyak
34.188 jiwa. Rincian jumlah penduduk kedua kelurahan yang menjadi
wilayah kerja Puskesmas Bola dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Bola


No Kelurahan Jumlah (Jiwa)
1 Sungai Miai 21.725
2 Antasan Kecil Timur 12.463
Jumlah 34.188
Sumber :Dinas Kesehatan

B. Sarana/Fasilitas Kesehatan
1. Sarana dan Prasarana Puskesmas Bola
Puskesmas Bola terdiri dari Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu,
Posyandu Balita, Posyandu Lansia, Masyarakat. Masing-masing fasilitas
kesehatan yang tersedia di Puskesmas Bola dapat dilihat pada Tabel.

Tabel Jumlah Puskesmas, Pustu, Posyandu, Posyandu Lansia


No Uraian Jumlah Keterangan
1 Puskesmas Induk 1 Di desa Bola
2 Puskesmas Pembantu 3 Di Desa Hokor, Desa Wolokoli,
Desa Ipir
3 Posyandu Balita 17 Desa Hokor : 3 Posy,
Desa Wolonwalu : 4 pos,
Desa Bura Bekor : Posy,
Desa Wolokoli :
Desa Bola : Posy,
Desa Umauta : Posy,
Desa Watukrus : Posy,
Desa Ipir : Posy.
4 Posyandu Lansia 8 Desa Hokor : 1
Desa Wolonwalu :1
Desa Burabekor :1
Desa Wolokoli :1
Desa Bola :1
Desa Umauta : 1
Desa Watukrus :1
Desa Ipir : 1
5 UKGM ( Upaya 17 Dilaksanakan di Posyandu
Kesehatan Gigi Balita
Masyarakat)
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Bola

2. Sarana dan Prasarana Pendukung Kegiatan Puskesmas Kayu Tangi


Posyandu yang termasuk kedalam wilayah kerja Puskesmas Kayu Tangi
berjumlah 17 posyandu. masing-masing posyandu di dua kelurahan wilayah
kerja puskesmas kayu tangi dapat dilihat pada Tabel

Tabel Jumlah Posyandu,Jumlah Kader dan Kader Aktif


No Desa Nama Jumlah Kade
Posyandu Kader r
Aktif
1 Desa Hokor Todang 5 5

Watu Daring 5

Watu Gahar 5

2 Desa Wolonwalu Sehat 5 5


Sejahterah
Ruhui Rahayu 5 5

Suka Jadi 5 5

Seroja 5 5

Kuntum Sari 5 5

Kuntum Wangi 5 5

Sekuntum Bunga 5 5

Haur Kuning 5 5

Sekar Sari 5 5

Jumlah 85 85

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Bola

C. Program Kesehatan Lingkungan yang Dilaksanakan

Dalam upaya peningkatan status gizi masyarakat, Puskesmas Bola


melaksanakan beberapa kegiatan yang menunjang program perbaikan gizi.
Program kegiatan gizi tersebut dilaksanakan di dalam dan di luar gedung
Puskesmas.
1. Kegiatan di dalam gedung
a. Pemantauan Sanitasi Puskesmas
b. Pemantauan Limbah Medis dan B3 Puskesmas
c. Konsultasi Klinik Sanitasi
2. Kegiatan di luar gedung
a. Inspeksi Sanitasi Kesehatan Lingkungan SAM, TTU dan TPM
b. Pemantauan Sanitasi Dasar
c. Survei Kualitas Air Minum
d. Pengambilan Sampel Kualitas Air Minum
Sanitasi Pasar
D. Kegiatan Kesehatan Lingkunan Lintas Sektor

Dalam upaya perbaikan Kesehatan Lingkngan di wilayah kerja, Puskesmas


tidak hanya melakukan kerja sama lintas program tetapi juga memerlukan kerja
sama sektoral yang melibatkan sector-sektor terkait seperti Dinas Pendidikan,
Kelurahan/PKK, PLKB, dan lain-lain. Adanya koordinasi yang terpadu dan
menyeluruh dari pihak yang terkait untuk meningkatkan Kesehatan Lingkungan
dan mengatasi masalah-masalah yang ditemukan dalam perbaikan Kesehatan
Lingkungan diharapkan dapat mengoptimalkan kesehatan masyarakat. Beberapa
kegiatan di lintas sektoral telah dilakukan Puskesmas Kayu Tangi misalnya adalah
kunjungan ke sekolah, Panti Asuhan, Posyandu Balita / Lansia, Poskesdes,
Posbindu, dan lain-lain.
BAB III
PERMASALAHAN DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. Target dan Capaian Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Bola


Keseluruhan target dan capaian progran Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas Bola telah tercapai. Selengkapnya bisa dilihat pada Tabel

Tabel Target dan Capaian Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Bola


No Indikator Target (%) Capaian Keterangan
. (%)
1. Konsultasi Klinik 20% dari kunjungan 11,67 Tercapai
Sanitasi berbasis lingkungan
2. Pemantauan Sanitasi < 14,5 10,22 Tercapai
Dasar
3. Inspeksi Tempat 100 100 Tercapai
Pembuangan Sampah
4. Sanitasi Pasar 100 100 Tercapai
5. Pengambilan Sampel 45 250 Tercapai
Kualitas Air
6. Inspeksi Tempat 100 100 Tercapai
Pembuangan Sampah
7. Inspeksi Kesehatan
Lingkungan
a. SAM 45 45 Tercapai
b. TTU 80 95 Tercapai
c. TPM 26 15 Belum
Tercapai
B. Permasalahan yang ada di Puskesmas Bola Data target capaian
program Kesling Puskesmas Bola tahun 2021, menginformasikan bahwa
sebagian besar indikator sudah memenuhi target, tetapi masih ada ditemukan
beberapa masalah yang masih perlu ditangani lebih lanjut.
Beberapa masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Klinik Sanitasi
Klinik Sanitasi merupakan inovatif program promosi kesehatan yang
bermanfaat untuk menanggulangi penyakit berbasis lingkungan. Klinik saniasi
melakukan kegiatan konseling, kunjungan rumah dan intervensi kesehatan.
Permasalahan yang dihadapi terkendalanya waktu pelayanan klinik sanitasi
apabila ada kegiatan lapanan kesehatan lingkungan, hal ini di karenakan
hanya ada satu petugas sanitasi.

2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan


Inspeksi Kesehatan Lingkungan merupakan suatu kegiatan yang mana
melakukan pemeriksaan dan pengamaatan terhadap media lingkungan dalam
rangka pengawasan berdasarkan standar, norma, dan baku mtu yang berlaku
untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat. Kendala dalam kegiatan
ini adalah kurangnya peralatan sanitarian kit yang ana diperlukan untuk
kegiatan tersebut sehingga kegiatan berjalan kurang optimal.

C. Upaya Pemecahan Masalah


1. Pemecahan masalah di klinik Sanitasi yang dapat dilakukan ialah pembagian
jadwal menyesuaikan dengan penambahan petugas kesehatan lingkungan
sehingga dapat elakukan kegiatan luar maupun dalam gedung di waktu
bersamaan.
2. Pemecahan masalah Inspeksi Sanitasi Lingkungn ialah dengan mengupayakan
atau mengusulkan pengadaan sanitarian kit agar dapat melaukan kegiatan
yang optimal sesuai dengan teknis yang berlaku.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Peran Puskesmas dalam upaya peningkatan kesehatan lingkungan diantaranya
adalah melakukan kegiatan di dalam dan luar gedung. Kegiatan tersebut
meliputi klinik sanitasi, pemantauan sanitasi, inspeksi kesehatan lingkungan,
pemantauan limbah dan TPS serta melakukan pengawasan dan pengambilan
sampel air semua ini bertujan agar dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
2. Masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Bola masalah yang masih
perlu ditangani lebih lanjut, diantaranya ketersedian peralatan pendukung dan
tenaga kesehatan lingkungan.

B. Saran
Mengusulkan penambahan karyawan untuk petugas kesehatan lingkungan dan
melakukan atau mengusulkan pengadaan sanitarian kit ke dinas kesehaan
Kabupaten Sikka
LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR
KINERJA PROGRAM KESEHATAN
LINGKUNGAN
PUSKESMAS KAYU TANGI
TAHUN 2021

Anda mungkin juga menyukai