Di tulisan ini saya menulis jurnal refleksi dwimingguan sesuai dengan pengalaman saya
dalam proses pendidikan guru penggerak Angkatan ke-7. Jurnal refleksi ini saya tulis setelah saya
mengikuti dan mempelajari modul 1.2. Nilai dan Peran Guru Penggerak. Dalam menulis jurnal,
saya menggunakan model 4F, yakni Fact (peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran),
Future (penerapan). Untuk memudahkan memahaminya, 4F tersebut saya terjemahkan dalam
bahasa pertanyaan, yakni 1) apa yang saya alami; 2) apa yang saya rasakan; 3) apa yang saya
dapatkan; dan 4) apa yang akan saya lakukan.
Berikut jurnal refleksi dwimingguan modul 1.2. Nilai dan Peran Guru Penggerak.
Saya mulai mempelajari modul 1.2. dengan membuka tautan mulai dari diri. Di sini
saya mendapat tugas untuk membuat trapesium usia. Saya juga melakukan refleksi
dengan menjelaskan isi dari trapesium usia yang sudah saya buat. Selain itu, saya juga
memaparkan tentang peran saya sebagai guru penggerak.
b. Eksplorasi Konsep
c. Ruang Kolaborasi
Ruang kolaborasi dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah diskusi
dengan anggota kelompok dan yang kedua adalah bagian presentasi hasil diskusi
kelompok. Semua itu dilakukan secara daring atau memalui Gmeet. Diskusi kelompok di
ruang kolaborasi pertama dilakukan pada Hari Rabu, 6 September 2023 pukul 19.45 –
22.00 Wita
Sementara itu, presentasi hasil diskusi dilaksanakan pada hari Kamis, 7 September 2023 pukul
19.45 – 22.00 Wita
d. Demonstrasi Kontekstual
Di bagian ini saya mendapatkan tugas untuk menggambarkan diri saya sebagai
guru penggerak di masa depan atau ketika sudah menjadi guru penggerak selama tiga
tahun.
e. Elaborasi Pemahaman
Di bagian ini, saya ditugasi untuk memberikan pertanyaan yang dapat
menguatkan pemahaman saya tentang isi modul 1.2. Nilai dan Peran Guru Penggerak.
Setelah memaknai konsep dalam materi di modul 1.2 ini, pertanyaan yang masih
muncul di benak saya adalah:
1. Dari beberapa nilai guru penggerak, nilai apakah yang harus dikuatkan pertama kali
agar bisa mendukung tumbuhnya nilai-nilai yang lainnya?
2. Bagaimana cara menyiasati jika seorang guru penggerak akan melakukan pembelajaran
yang inovatif sesuai dengan zamannya, tetapi terkendala masalah sarana dan prasarana?
3. Bagaimana cara yang tepat untuk menggerakkan komunitas praktisi yang sudah ada,
tetapi mereka kurang mendukung terhadap pemikiran Merdeka Mengajar/Merdeka
Belajar?
f. Koneksi Antar-Materi
Bagian ini adalah pengaitan antarmateri yang sudah saya pelajari mulai dari modul
1.1. Tugas di bagian ini adalah membuat refleksi dengan model 4C.
g. Aksi Nyata
Aksi nyata berisi pemahaman saya tentang modul 1.2. yang sudah saya terapkan
secara nyata. Aksi nyata modul 1.2. yang sudah saya laksanakan bisa diakses melalui video
YouTube
Selama saya mempelajari Modul 1.2., saya merasakan perasaan yang semangat,
bangga, senang, dan tentunya tertantang. Saya semangat karena di modul 1.2. ini saya
bisa mempelajari tentan nilai dan peran guru penggerak yang cukup mencerahkan bagi
saya dan tentunya menambah semangat saya sebagai guru. Saya bangga karena saya
memiliki kesempatan untuk mempelajari materi yang sangat luar bias aini. Saya senang
karena bisa berkolaborasi dengan teman CGP lain untuk membuat presentasi yang luar
biasa dan mempermudah saya dalam memahami Modul 1.2. Saya juga sangat tertantang
dengan tugas-tugas yang diberikan di sela kesibukan saya sebagai guru di sekolah.
Di Modul 1.2. saya mendapatkan materi yang luar biasa mengenai nilai dan peran
guru penggerak. Masing-masing ada 5 nilai dan peran guru penggerak. Nilai guru
penggerak di antaranya adalah berpihak kepada siswa, mandiri, kolaboratif, reflektif, dan
inovatif. Sementara itu, peran guru penggerak adalah sebagai pemimpin pembelajaran,
menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan siswa,
dan menggerakkan komunitas praktisi.
Setelah memahami nilai dan peran guru penggerak di modul 1.2. ini saya akan
menguatkan nilai-nilai guru penggerak yang saya miliki untuk mendukung peran saya
sebagai guru penggerak. Semakin kuat nilai guru penggerak yang kita miliki maka akan
semakin mendukung peran kita sebagai guru penggerak untuk mewujudkan ssiwa yang
memiliki karakter sesuai profil pelajar Pancasila.