Anda di halaman 1dari 2

Menjaga Harga Beras

Kekeringan berisiko menekan produksi beras. Ancaman kenaikan harga belum berakhir. Di
sisi lain, petani layak menikmati kenaikan harga yang wajar.

Dalam sepekan terakhir, Presiden Joko Widodo mengunjungi sejumlah gudang Perum
Bulog dan pasar. Presiden mengecek ketersediaan beras, memantau harga bahan pangan, dan
menyerahkan beras bantuan pangan kepada keluarga penerima manfaat. Presiden juga
menginstruksikan Perum Bulog untuk gencar operasi pasar agar harga beras di tingkat
konsumen turun.

Beras bantuan, masing-masing 10 kilogram per bulan, dibagikan kepada 21,3 juta keluarga
penerima manfaat. Bantuan pangan yang diberikan pada September, Oktober, dan November
2023 itu diharapkan jadi bantalan bagi masyarakat miskin saat harga beras naik.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada Agustus 2023, inflasi tahunan 3,27
persen. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang 0,92 persen secara
tahunan, dengan sumbangan beras 0,41 persen.

Inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka
waktu tertentu ini ditanggung konsumen. Begitu pula konsumen beras, menghadapi kenaikan
harga beras.

Berdasarkan data Organisasi Pangan Dunia (FAO), indeks harga beras menyentuh 142,4 poin
pada Agustus 2023 atau tertinggi dalam 15 tahun terakhir. Menurut BPS, selama Agustus
2023, rata-rata harga gabah kering panen di tingkat petani Rp 5.833 per kilogram atau naik
3,62 persen secara bulanan. Sementara, harga di tingkat penggilingan Rp 5.979 per kilogram
atau naik 3,74 persen secara bulanan.

Adapun nilai tukar petani (NTP) pada Agustus 2023 sebesar 111,85. Angka ini naik 1,09
persen dibandingkan dengan Juli 2023. Angka di atas 100 menunjukkan indeks harga yang
diterima petani lebih besar daripada indeks harga yang dibayar petani. Semakin tinggi NTP,
petani semakin sejahtera.

Mengutip Dwi Andreas Santosa, Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani
Indonesia, harga beras seperti sekarang ini masih terjangkau masyarakat menengah atas.
Adapun masyarakat miskin menerima beras bantuan pemerintah. Menurut dia, harga beras
saat ini berada dalam keseimbangan yang wajar (Kompas, 15/9/2023).

Ketersediaan beras memengaruhi harga. Hal yang memengaruhi ketersediaan beras, antara
lain, masa panen yang hampir berakhir, El Nino yang berdampak pada produksi padi, dan
kondisi perberasan dunia. Risiko ini masih ada.
Idealnya, keseimbangan harga beras mesti dijaga. Harga beras tak membebani masyarakat. Di
sisi lain, intervensi pemerintah untuk mengendalikan harga beras juga tak boleh menekan
petani.

Hal yang tak kalah penting, ada jaminan beras tersedia. Makanan pokok mayoritas penduduk
Indonesia ini mesti ada saat dibutuhkan, jangan sampai hilang atau sulit diperoleh di pasaran.

(Sumber:Kompas, 16 September 2023.


https://www.kompas.id/baca/opini/2023/09/15/menjaga-harga-beras).

Anda mungkin juga menyukai