Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS TINDAK PIDANA TERHADAP

PELAKU PELANGGARAN HAM KERANGKENG


MANUSIA BUPATI LANGKAT

Kelompok 7
Anggota Kelompok

• Ananda Firdana
• Andini Gusmanti
• Atikah Nur Azizah
• Habibi Dafa Wardana
• Hawadhinda
• Rianti Nurul Afifah
Apa itu Tindak Pidana?
Tindak pidana merupakan perbuatan yang dirumuskan didalam perundang-
undangan pidana sebagai suatu perbuatan yang dilarang. Tindakan pidana
yang dilakukan dapat dikenakan sanksi pidana. Pidana merupakan suatu istilah
yuridis yang mempunyai arti khusus sebagai hukuman.

Tindak pidana juga diartikan sebagai suatu dasar yang pokok dalam
menjatuhkan pidana orang yang telah melakukan perbuatan pidana atas dasar
pertanggung jawaban seseorang atas perbuatan yang telah dilakukannya.
Keterkaitan Tindak Pidana dengan Pelanggaran
HAM

Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 adalah sebagai upaya


penerapan hukum bagi setiap masyarakat Indonesia serta penerapan hukum
pidana bagi orang yang melakukan suatu tindak pidana sesuai asas legalitas
yang dianut sistem hukum Indonesia, yang pada dasarnya mengacu kepada Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Penting untuk menegakkan hukum dan menghukum pelaku kejahatan dengan
menghargai dan menghormati prinsip HAM . Pelanggaran terhadap HAM dalam
konteks tindak pidana bisa memiliki konsekuensi serius karena penghormatan terhadap
HAM adalah landasan dari sistem peradilan pidana yang adil dan berkeadilan.
Kronologi pelanggaran HAM dalam kasus
Kerangkeng Bupati Langkat

Penetapan Tersangka Proyek Infrastruktur Korupsi Pernyataan BNN


20 JANUARI 2023 Langkat Kontraktor yang ingin menang Badan Narkotika Nasional (BNN)
Terbit bersama saudara proyek diduga harus memberikan sebagai lembaga yang berwenang
Bupati Langkat ditetapkan kandungnya, Iskandar PA, fee sebanyak 15 persen dari nilai dalam program rehabilitasi
sebagai tersangka oleh mengatur pelaksanaan proyek proyek kepada Terbit dan Iskandar, narkoba menyatakan kerangkeng
Komisi Pemberantasan pekerjaan infrastruktur di Langkat. dan fee sebesar 16,5 persen bila tersebut bukan tempat rehabilitasi
Korupsi (KPK) setelah Terbit memerintahkan pelaksana proyek menggunakan mekanisme pengguna narkoba. Kerangkeng
tertangkap pada Operasi tugas Kepala Dinas PUPR penunjukan langsung. Muara tersebut tidak memenuhi standar
Tangkap Tangan (OTT) Kabupaten Langkat dan Kepala Perangin-angin merupakan dan persyaratan rehabilitasi medis
sehari sebelumnya. Bagian Pengadaan Barang dan kontraktor yang memenangkan yang terdapat dalam Permenkes
terkait pekerjaan pengadaan Jasa Langkat untuk berkoordinasi proyek senilai 4,3 milyar rupiah. No. 2415 Tahun 2011 tentang
barang dan jasa tahun 2020- dengan Iskandar dan memilih KPK menduga fee yang diberikan Rehabilitasi Medis Pecandu,
2022 di Kabupaten Langkat, kontraktor yang akan menjadi Muara kepada Terbit sebesar 786 Penyalahgunaan, dan Korban
Sumatera Utara. pemenang proyek tersebut di juta rupiah. Penyalahgunaan Narkotika.
Dinas PUPR.
Kronologi pelanggaran HAM dalam kasus
Kerangkeng Bupati Langkat

Penyelidikan Kekerasan dan penyiksaan


Kepolisian Daerah Sumatera Utara Para korban juga mendapatkan
melakukan proses penyelidikan untuk kekerasan dan penyiksaan yang kejam.
mengungkap dugaan telah terjadinya praktik Menurut pengakuan mereka, terdapat
perbudakan manusia mengingat penghuni sebuah sistem hukuman dengan
kerangkeng setiap pagi diminta bekerja di kekerasan dan penyiksaan yang tidak
kebun milik Bupati Langkat. Sore hari selesai wajar, seperti dipukuli, ditendang,
bekerja kembali masuk ke dalam kerangkeng. ditempeleng, diceburkan, direndam,
Mereka tidak dibayar dengan dalih memberi disuruh bergelantungan seperti monyet,
dicambuk disundut rokok, dan
keahlian untuk para 'warga binaan' sebagai
sebagainya. Ditemukan pula alat-alat
bekal bagi mereka selepas keluar dari
yang mendukung tindak kekerasan keji
tempat tersebut. Mereka hanya mendapat
tersebut terjadi, seperti adanya cambuk,
makanan ringan setelah melakukan
selang, tali, besi, alat setrum, dan lain-
pekerjaannya.
lain.
Tindak Pidana dalam Kasus Kerangkeng Bupati Langkat
Sesuai dengan hukum pidana dan aturan yang berlaku, tersangka dikenakan
pasal berlapis. Tersangka dianggap melanggar :
1. Pasal 2, Pasal 7, Pasal 10
2. Undang-undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana.
Perdagangan Orang, yakni tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan,
pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman
kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan,
penipuan, penyalahgunaan kekuasaan.
3. Pasal 351 KUHP ayat (3) tentang penganiayaan yang berisi : “(3) Jika
mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun”.
4. Pasal 333 KUHP, Pasal 352 dan Pasal 353 atas penganiayaan berat serta
pasal 170 KUHP yang berisi tentang pengeroyokan dan ancaman.
Kesimpulan
Banyak terjadi pelanggaran HAM di kasus kerangkeng manusia Langkat, Sumatera Utara.
Dimana korban dijadikan perdagangan budak dan korban dipaksa untuk melakukan suatu
aktivitas dibawah tekanan verbal dan fisik. Kerangkeng manusia awalnya dijadikan untuk
tempat rehabilitasi sebagai penyandang narkoba, namun sampai kasus terkuak pun tidak
ditemukan adanya tanda-tanda untuk rehabilitasi di tempat tersebut. Komnas HAM
menemukan berbagai alat yang digunakan untuk menyiksa para korban. Korban pun dipaksa
untuk bekerja dan tidak diberi upah. Hal tersebut menyebabkan kesehatan korban sangat
memprihatinkan, mereka juga tidak mendapatkan hak hak yang seharusnya, hingga kasus ini
pun harus diakhiri dengan tindak pidana dan hukuman berlaqpis-lapis yang pantas
didapatkan para pelaku kejahatan.
ADA YANG INGIN
DITANYAKAN?
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai