A. Definisi Fidyah
bagian. Pertama, fidyah senilai satu mud. Kedua, fidyah senilai dua mud. Ketiga,
fidyah dengan menyembelih dam (binatang) (Syekh Ahmad bin Muhammad Abu
Dalam tulisan ini penulis akan fokus kepada fidyah yang berkaitan dengan
pembahasan ini masuk kategori pertama, yaitu fidyah senilai satu mud.
Kakek atau nenek tua renta yang tidak sanggup lagi menjalankan
membayar fidyah satu mud makanan untuk setiap hari puasa yang
memperbolehkan tayamum. Orang dalam jenis kategori ini juga tidak terkena
Orang sakit parah yang tidak ada harapan sembuh dan ia tidak
Sebagai gantinya, ia wajib membayar fidyah. Seperti orang tua renta, batasan
tidak mampu berpuasa bagi orang sakit parah adalah sekiranya mengalami
kewajiban puasa, baik ada’ (dalam bulan Ramadhan) maupun qadha’ (di luar
sebagai berikut:
4. Orang mati
Dalam fiqih Syafi’i, orang mati yang meninggalkan utang puasa dibagi
menjadi dua:
mengqadha, semisal sakitnya berlanjut sampai mati. Tidak ada kewajiban apa
pun bagi ahli waris perihal puasa yang ditinggalkan mayit, baik berupa fidyah
atau puasa.
puasa tanpa uzur atau karena uzur namun ia menemukan waktu yang
Imam Syafi’i), wajib bagi ahli waris/wali mengeluarkan fidyah untuk mayit
sebesar satu mud makanan pokok untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan.
Syafi’i), wali/ahli waris boleh memilih di antara dua opsi, membayar fidyah
atau berpuasa untuk mayit. Qaul qadim dalam permasalahan ini lebih unggul
daripada qaul jadid, bahkan lebih sering difatwakan ulama, sebab didukung
oleh banyak ulama ahli tarjih.Ketentuan di atas berlaku apabila tirkah (harta
tirkah tidak memenuhi atau mayit tidak meninggalkan harta sama sekali,
maka tidak ada kewajiban apa pun bagi wali/ahli waris, baik berpuasa untuk
mayit atau membayar fidyah, namun hukumnya sunah (Syekh Nawawi al-
berikutnya, maka ia berdosa dan wajib membayar fidyah satu mud makanan
pokok untuk per hari puasa yang ditinggalkan. Fidyah ini diwajibkan sebagai
mengqadha puasa.
(حتى دخل رمضان آخر لزمه مع القضاء لكل ي وم.(ومن أخر قضاء رمضان مع إمكانه) بأن كان مقيما صحيحا
ب أن، أما من لم يمكنه القضاء،مد) وأثم كما ذكره في شرح المهذب وذكر فيه أنه يلزم المد بمجرد دخول رمضان
ألن ت أخير األداء به ذا الع ذر ج ائز فت أخير،استمر مسافرا أو مريضا حتى دخل رمضان فال شيء عليه بالتأخير
.القضاء أولى بالجواز
“Orang yang mengakhirkan qadha Ramadhan padahal imkan (ada
kesempatan), sekira ia mukim dan sehat, hingga masuk Ramadhan yang lain, maka
selain qadha ia wajib membayar satu mud makanan setiap hari puasa yang
ditinggalkan, dan orang tersebut berdosa seperti yang disebutkan al-Imam al-Nawawi
dalam Syarh al-Muhadzab. Di dalam kitab tersebut, beliau juga menyebut bahwa satu
mud makanan diwajibkan dengan masuknya bulan Ramadhan. Adapun orang yang
tidak imkan mengqadha, semisal ia senantiasa bepergian atau sakit hingga masuk
beberapa tahun. Menurut pendapat kedua, tidak menjadi berlipat ganda, maksudnya
cukup membayar satu mud dari beberapa tahun yang terlewat”. (Syekh Jalaluddin
Kadar dan jenis fidyah yang ditunaikan adalah satu mud makanan pokok
untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan. Makanan pokok bagi mayoritas
hitungan gram adalah 675 gram atau 6,75 ons. Hal ini berpijak pada hitungan
D. Alokasi Fidyah
untuk golongan mustahiq zakat yang lain, terlebih kepada orang kaya. Alokasi
fidyah berbeda dengan zakat, karena nash Al-Qur’an dalam konteks fidyah hanya
menyebut miskin “fa fidyatun tha‘âmu miskin” (QS al-Baqarah ayat 184).
Sedangkan fakir dianalogikan dengan miskin dengan pola qiyas aulawi (qiyas
yang lebih utama), sebab kondisi fakir lebih parah daripada miskin (Syekh
Per satu mud untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan merupakan ibadah
beberapa mud untuk beberapa puasa yang ditinggalkan kepada satu orang
fakir/miskin. Semisal fidyah puasa orang mati 10 hari, maka 10 mud semuanya
Berbeda halnya dengan satu mud untuk jatah pembayaran fidyah sehari,
tidak diperbolehkan diberikan kepada dua orang atau lebih. Semisal fidyah puasa
wanita menyusui 1 hari, maka satu mud fidyah tidak boleh dibagi dua untuk
diberikan kepada dua orang fakir. Begitu juga, fidyah puasa ibu hamil 2 hari tidak
بخالف الم د، فاألم داد بمنزل ة الكف ارات،(وله صرف أمداد) من الفدية (إلى شخص واحد) ألن كل ي وم عب ادة مس تقلة
وق د أوجب هللا تع الى ص رف الفدي ة إلى الواح د فال،الواحد فإنه ال يجوز صرفه إلى شخصين؛ ألن كل م د فدي ة تام ة
ينقص عنها
“Boleh mengalokasikan beberapa mud dari fidyah kepada satu orang, sebab masing-
masing hari adalah ibadah yang menyendiri, maka beberapa mud diposisikan seperti
beberapa kafarat, berbeda dengan satu mud (untuk sehari), maka tidak boleh diberikan
kepada dua orang, sebab setiap mud adalah fidyah yang sempurna. Allah telah
mewajibkan alokasi fidyah kepada satu orang, sehingga tidak boleh kurang dari jumlah
(سئل) هل يلزم الشيخ الهرم إذا عجز عن الصوم وأخرج الفدية النية أم ال
“Imam al-Ramli ditanya, apakah orang tua renta yang lemah berpuasa dan
(فأجاب) بأنه تلزمه النية ألن الفدية عبادة مالية كالزكاة والكفارة فينوي بها الفدية لفطره
“Imam al-Ramli menjawab bahwa ia wajib niat fidyah, sebab fidyah adalah ibadah
harta seperti zakat dan kafarat, maka niatkanlah mengeluarkan fidyah karena tidak
berpuasa Ramadhan” (Syekh Muhammad al-Ramli, Fatawa al-Ramli, juz 2, hal. 74).
1. Contoh niat fidyah puasa bagi orang sakit keras dan orang tua renta:
َنَو ْيُت َأْن ُأْخ ِر َج َهِذِه اْلِفْد َيَة ِإل ْفَطاِر َص ْو ِم َر َم َض اَن َفْر ًضا ِهلِل َتَع اَلى
“Saya niat mengeluarkan fidyah ini karena berbuka puasa di bulan Ramadhan,
َنَو ْيُت َأْن ُأْخ ِر َج َهِذِه اْلِفْد َيَة َع ْن ِإْفَطاِر َص ْو ِم َر َم َض اَن ِلْلَخ ْو ِف َع َلى َو َلِد ْي على َفْر ًضا ِهلِل َتَع اَلى
“Aku niat mengeluarkan fidyah ini dari tanggungan berbuka puasa
3. Contoh niat fidyah puasa orang mati (dilakukan oleh wali/ahli waris):
َنَو ْيُت َأْن ُأْخ ِر َج َهِذِه اْلِفْد َيَة َع ْن َص ْو ِم َر َم َض اِن ُفاَل ِن ْبِن ُفاَل ٍن َفْر ًضا ِهلِل َتَع اَلى
“Aku niat mengeluarkan fidyah ini dari tanggungan puasa Ramadhan untuk
َنَو ْيُت َأْن ُأْخ ِر َج َهِذِه اْلِفْد َيَة َع ْن َتْأِخ ْيِر َقَض اِء َص ْو ِم َر َم َض اَن َفْر ًضا ِهلِل َتَع اَلى
ditunaikan sebagai fidyah. Hal ini sebagaimana ketentuan dalam bab zakat.
Fidyah puasa untuk orang mati diperbolehkan dilakukan kapan saja, tidak
ada ketentuan waktu khusus dalam fiqih turats. Sedangkan fidyah puasa bagi
orang sakit keras, tua renta dan ibu hamil/menyusui diperbolehkan dikeluarkan
setelah subuh untuk setiap hari puasa, boleh juga setelah terbenamnya matahari
sebelum memasuki waktu maghrib untuk setiap hari puasa. Ringkasnya, waktu
matahari) untuk setiap hari puasa, boleh juga dilakukan setelah waktu tersebut.
Al-Imam Muhammad al-Ramli pernah ditanya perihal tata cara niat fidyah bagi
وما كيفيتها وما كيفية إخراج الفدية هل يتعين إخراج فدية كل يوم فيه أو يجوز إخراج فدية جمي ع رمض ان دفع ة س واء
كان في أوله أو في وسطه أو ال؟
menjadi keharusan mengeluarkan fidyah setiap hari di dalam hari tersebut? Apakah boleh
ويتخير في إخراجها بين تأخيرها وبين إخراج فدية كل يوم فيه أو بعد فراغه وال يجوز تعجيل شيء منها لما في ه من
.تقديمها على وجوبه ألنه فطرة
Ia (orang tua renta) diperkenankan memilih antara mengakhirkan penunaian
fidyah dan mengeluarkan fidyah di setiap harinya, di dalam hari tersebut atau setelah
sebab terdapat unsur mendahulukan fidyah dari kewajibannya seseorang, yaitu berbuka
(وال يجوز) للهرم والزمن ومسن اشتدت مشقة الصوم عليه وللحامل والمرضع (تعجيل المد قبل رمضان) ب ل ال يج وز
ب ل، (ويجوز) التعجيل (بعد فجر كل يوم) من رمضان. كما ال يجوز تعجيل الزكاة لعامين،تعجی ل فدية يوم قبل دخول ليلته
يجوز بعد غروب الشمس في ليلة كل يوم بل يندب في أول ليلة
“Tidak boleh bagi orang sangat tua, orang pincang, orang berumur yang
mengalami kepayahan berpuasa, ibu hamil dan ibu menyusui, mempercepat penunaian
fidyah satu mud sebelum Ramadhan, bahkan tidak boleh mempercepat fidyah untuk hari
zakat untuk masa dua tahun. Boleh mempercepat fidyah setelah terbitnya fajar pada
masing-masing hari dari bulan Ramadhan, bahkan boleh mempercepat fidyah setelah
terbenamnya matahari di waktu malam untuk setiap harinya, bahkan sunah ditunaikan di
permulaan malam”. (Syekh Nawawi al-Bantani, Qut al-Habib al-Gharib, hal. 223).
harta jenis lain yang bukan merupakan makanan pokok, semisal uang, daging,
tempe, dan lain-lain. Ini adalah pendapat mayorits ulama mazhab empat, yaitu
syariat yang secara tegas memerintahkan untuk memberi makanan pokok kepada
fakir/miskin, bukan memberi jenis lain (Syekh Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqih al-
boleh ditunaikan dalam bentuk qimah (nominal) yang setara dengan makanan
yang dijelaskan dalam nash Al-Qur’an atau hadits, misalnya ditunaikan dalam
(nominal harta) yang sebanding dengan makanan. (Syekh Wahbah al-Zuhaili, al-
pada jenis-jenis makanan yang tercantum secara eksplisit dalam hadits Nabi,
masing. Adapun kadarnya adalah satu sha’ untuk jenis kurma, jerawut, dan
Sedangkan gandum atau tepungnya adalah setengah sha’ untuk setiap hari puasa
yang ditinggalkan.
dalam fidyah menurut perspektif Hanafiyah sama dengan ketentuan dalam bab
‘ala Maraqil Falah, hal. 688). Ukuran satu sha’ menurut Hanafiyyah menurut
hitungan versi Syekh Ali Jum’ah dan Muhammad Hasan adalah 3,25 kg, berarti
setengah sha’ adalah 1,625 kg. Sedangkan menurut hitungan versi Syekh Wahbah
al-Zuhaili dalam al-Fiqih al-Islami adalah 3,8 kg, berarti setengah sha’ adalah 1,9
kg.
adalah nominal uang yang sebanding dengan harga kurma, anggur atau jerawut,
seberat satu sha’ (3,8 kg atau 3,25 kg) untuk per hari puasa yang ditinggalkan,
nominal gandum atau tepungnya seberat setengah sha’ (1,9 kg atau 1,625 kg)
untuk per hari puasa yang ditinggalkan, selebihnya berlaku kelipatan puasa yang
ditinggalkan.