HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISIi
KATA PENGANTARii
BAB I PENDAHULUAN1
A. Latar Belakang1
B. Rumusan Masalah3
C. Tujuan Masalah4
BAB II PEMBAHASAN6
A. Pengertian Pengertian DME6
B. Prinsip dari DME7
C. Sistem Penempatan DME 8
D. Pengembangan Pengunaan DME 11
BAB III PENUTUP14
A. Kesimpulan14
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “DME (DISTANCE
MEASURING EQUIPMEN”.
Akhirnya hanya kepada-Nya penulis memohon balasan atas amal baik semua
pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Dan dengan penuh harapan
semoga tulisan ini dapat bermanfaat, sekecil apapun bagi nusa, bangsa dan agama.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Navigasi merupakan hal yang sangat penting dalam lalu lintas udara, tidak seperti
lalu lintas di darat yang sudah tersedia jalurnya. Dalam praktiknya, sebuah pesawat
sangat membutuhkan petunjuk navigasi untuk mengarahkan pesawatnya dari tempat asal
ke tempat tujuan agar tidak keluar dari jalur lalu lintasnya dan memperkecil resiko
kecelakaan pesawat.
Salah satu peralatan navigasi penerbangan tersebut yang akan penulis bahas yaitu
VOR/DME (VHF Omni-Directional Range/Distance Measuring Equipment). Secara garis
besar, VOR adalah alat bantu navigasi penerbangan yang memancarkan sinyal radio
gabungan, termasuk kode morse dan data yang memungkinkan peralatan receiver pada
pesawat untuk memperoleh magnetic bearing dari station ke pesawat terbang. Dengan
pertimbangan pada hal yang dijelaskan diatas, penulis melakukan penelitian untuk
membuat pemodelan dan simulasi peralatan navigasi udara VOR/DME untuk
memberikan sarana bagi mereka yang berminat mempelajari dan ingin memahami cara
kerja VOR/DME sebagai alat navigasi udara.
Rekayasa perangkat lunak adalah satu bidang profesi yang mendalami cara-cara
pengembangan perangkat lunak termasuk pembuatan, pemeliharaan, manajemen
organisasi pengembanganan perangkat lunak dan manajemen kualitas.. Rekayasa
perangkat lunak adalah disiplin teknologi yang menggabungkan konsep ilmu komputer,
ekonomi, kemampuan komunikasi dan ilmu manajemen dengan pendekatan pemecahan
masalah dari teknik.
Navigasi berasal dari bahasa latin navis dan agere. Navis diartikan kapal, dan
agree diartikan sebagai pekerjaan memindahkan atau menjalankan. Dengan itu navigasi
pada umumnya diartikan sebagai "pengetahuan sekaligus seni memindahkan kapal dari
satu tempat ke tempat lain di muka bumi, sesuai rencana" (disarikan dari beberapa
ensiklopedia).
B. Rumusan Masalah
1. Jelaksan Pengertian DME ?
2. Bagaaimana Prinsip dari DME?
3. Bagaimana Sistem Penempatan DME?
4. Bagaimana Pengembangan Pengunaan DME?
C. Tujuan Permasalahan
1. Untuk Mengetahui Pengertian DME
2. Untuk Mengetahui Prinsip dari DME
3. Untuk Mengetahui Sistem Penempatan DME
4. Untuk Mengetahui Pengembangan Pengunaan DME
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian DME
DME memiliki beberapa fungsi, yaitu DME biasanya digunakan bersama dengan
VOR (Very High Frequency Omni Range) untuk saling melengkapi dalam memberikan
informasi pada pesawat mengenai jarak terhadap stasiun DME/VOR di darat. VOR
memberikan sudut/ arah dalamderajat, sedangkan DME memberikan informasi jarak
dalam Nautical Miles/NM. DME dapat dipergunakan secara bersamaan pada fasilitas
navigasi ILS (Instrument Landing System), yang berguna untuk memberikan informasi
jarak secara terus menerus kepada penerbang pada saat melakukan
pendekatan/pendaratan di suatu Bandara.
Prinsip kerja DME yaitu Sepasang pulsa dengan panjang pulsa tertentu
dipancarkan oleh transmitter dari pesawat terbang, yang disebut sinyal Interogator
menujuke penerima DME di darat (transponder) yang kemudian diterima untuk
diproses.Setelah sepasang pulsa tersebut diproses oleh stasiun DME di darat
(transponder) sehingga menjadi sepasangsinyal pulsa(sinyal reply), kemudian secara
otomatis stasiun DME didarat memancarkan kembali sepasang pulsa jawaban tersebut
sebagai sinyal jawaban ke pesawat terbang tetapi dengan frekuensi yang berbeda.
DME pesawat terbang untuk selanjutnya diproses menjadi bentuk jarak dalam
Nautical Miles (1 NM = 1850 meter) dari pesawat terbang ke stasiun DME di
daratSebelum sinyal jawaban dikirimkan kembali oleh stasiun DME di darat
(transponder) menuju ke penerima DME pesawat terbang, maka telah terjadi penundaan
singkat pengiriman sinyal jawaban (reply signal delay) yang besarnya 50µs di stasiun
DME darat guna proses pengolahan sinyal interrogator yang diterima dari pemancar
DME pesawat terbang yang diubah menjadi bentuk sinyal jawaban.
Untuk itu dilakukan pengetesan pada kedua komponen tersebut guna memastikan
penyebab pasti terjadinya display off. Untuk pengetesan DME diperlukan alat pengetesan
berupa test bench. Troubleshooting Pada Main Board A2 Untuk melakukan pengetesan
pada main board A2 terlebih dahulu dilakukan pelepasan, Main board A2 merupakan
card yang secara garis besar berfungsi sebagai pengatur display karena terdapat beberapa
integrated circuit driver yang menuju pada display board assembly A1 yang terdapat
seven segmen.
Pada main board A2 terdapat empat buah IC yang berfungsi sebagai display driver
yang mempunyai input power sebesar 90 Vdc. Masing-masing IC tersebut memiliki tipe
yang berbeda Troubleshooting Pada Display Board A1 Display board A1 merupakan card
yang didalamnya terdapat seven segment sebagai display penunjukkan pada DME
Indikator IND-42. Setelah dilakukan beberapa pengetesan didapatkan hasil bahwa
perkiraan terjadinya kerusakan tidak terletak pada IC driver. Kemudian pengetesan ini
dilakukan untuk memastikan bahwa kerusakan terletak pada seven segment yang terdapat
pada display board A1. Untuk melakukan pengetesan pada display board A1 diperlukan
sebuah multimeter. Penyelesaian Masalah Setelah diketahui permasalahan display off
maka perlu dilakukan penyelesaian masalah.
DME sendiri memiliki kandungan panas (calorific value) sebesar 7.749 Kcal/Kg,
smentara kandungan panas LPG senilai 12.076 Kcal/Kg. Kendati begitu, DME memiliki
massa jenis yang lebih tinggi sehingga kalau dalam perbandingan kalori antara DME
dengan LPG sekitar 1 : 1,6. Pemilihan DME untuk subtitusi sumber energi bagi
Pemerintah mempertimbangkan pada dampak lingkungan. DME dinilai mudah terurai di
udara sehingga tidak merusak ozon dan meminimalisir gas rumah kaca hingga 20 persen.
Kalau LPG per tahun menghasilkan emisi 930 kg CO2, nanti dengan DME hitungannya
akan berkurang menjadi 745 kg CO2.
Di samping itu, kualitas nyala api yang dihasilkan DME lebih biru dan stabil,
tidak menghasilkan partikulat matter (pm) dan NOx, serta tidak mengandung sulfur.
DME merupakan senyawa eter paling sederhana mengandung oksigen dengan rumus
kimia CH3OCH3 yang berwujud gas sehingga proses pembakarannya berlangsung lebih
cepat dibandingkan LPG. Dadan juga menyinggung potensi bahan baku DME yang lebih
variatif di dapat di dalam negeri.
Selain bisa dihasilkan dari batubara, DME juga bisa didapat dari gas bumi,
biomassa, limbah dan Coal Bed Methane (CBM). Meningkatkn basis energi yang
sumber bahan bakunya itu ada di dalam negeri. Jadi, ada multiplier effect yang bisa kita
dapat secara nasional. Industrinya ada di kita, nilai tambahnya dapat, terjadi penyerapan
tenaga kerja baru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DME merupakan senyawa ether sederhana yang dapat diproduksi dari berbagai
sumber bahan baku seperti gas bumi, batubara, serta biomasa, dan mempunyai angka
cetan yang tinggi, dan sifat yang mendekati LPG seperti viskositas, titik didik dan
tekanan, sehingga sangat penting untuk dikaji kemungkinan pemanfaatan DME untuk
menggantikan atau mengurangi penggunaan minyak solar maupun LPG di Indonesia.
DME selain dapat dimanfaatkan di Industri dan transportasi serta pembangkit listrik
sebagai substitusi minyak solar, juga berpeluang untuk menggantikan LPG sebagai bahan
bakar di sektor rumah tangga, komersial dan industri, yang saat ini sebagian besar
diimpor.
B. Saran
Aries, R.S., and Newton, R.D. 1955. “Chemical Engineerin Cost estimation”,
McGraw Hill Book
Company, New York Agra, S. W., 1985, Ringkasan Reaktor Kimia, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta
Coulson, J.M., and Richardson, J.F. 2005. “Chemical Engineering”, 4th ed, vol. 6,
Pergamon Press, Oxford ENN Group. 2010. “International DME
Seader, J.D., and Henley, Ernest J. 2005. “Separation Process Principle second
edtition”, John Wiley and Sons, Inc, New York Smith, J.M and Van Ness,
H.C, “Introduction to Chemical Engineering Thermodinamic’s“, 2nd ed,
Mc GrawHill Book Co.
Ltd., New York Song, Daesung., et al. 2008. “Numerical Analysis of a Pilot-Scale
Fixed-Bed Reactor for Dimethyl Ether (DME) Synthesis”, American
Chemical Society
Sularso dan Haruo T. 2000. “Pompa dan Kompresor, Pemilihan, Pemakaian dan
Pemeliharaan”, Jakarta: PT Pradnya Paramita
Prentice Hall, United States Yaws, C.L. 1999. "Chemical Properties Handbook",
Mc Graw Hill Handbooks, New York
Zamani, H.S. 1998. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Badan Penerbit IPWI,
Jakarta