Anda di halaman 1dari 8

A.

Sejarah Ilmu Ekonomi

Sejarah ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara fenomena ekonomi berubah
dilihat dari sudut pandang historisnya. Analisis dalam sejarah ekonomi dilakukan menggunakan
gabungan metode sejarah, metode statistik dan teori ekonomi terapan sampai peristiwa
bersejarah. Topik ini meliputi sejarah bisnis, sejarah keuangan dan mencakup bidang sejarah
sosial seperti sejarah kependudukan dan sejarah buruh. Sejarah ekonomi kuantitatif
(ekonometrik) juga disebut sebagai kliometrik.

B. Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli

Ilmu ekonomi pertama kali diectuskan oleh Adam Smith pada bukunya yang berjudul The
Wealth of Nations pada tahun 1776. Menurut Adam Smith, pengertian ilmu ekonomi adalah ilmu
sistematis yang mempelajari tingkah laku manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan
sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan tertentu.

Ilmu ekonomi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari produksi, distribusi, dan konsumsi
barang dan jasa. Berikut adalah pengertian ilmu ekonomi menurut beberapa ahli:

1. Adam Smith

Ilmu ekonomi adalah studi tentang cara-cara memperoleh pendapatan dan kekayaan. Ilmu
ekonomi juga menjadi cabang ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam usahanya
mengelola berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Alfred Marshall

Ilmu ekonomi adalah studi tentang manusia, baik secara individu maupun kolektif, dalam
melakukan aktivitas ekonomi dan kaitannya dengan penggunaan barang-barang material.

3. Lionel Robbins

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tindakan manusia dalam memilih serta
memanfaatkan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas.

4. Paul Samuelson

Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana manusia membuat keputusan dalam kondisi
ketidakpastian. Samuelson juga menjelaskan bahwa ilmu ekonomi adalah studi yang
mempelajari bagaimana manusia membuat pilihan dengan menggunakan sumber daya terbatas
yang kemudian diolah untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa untuk didistribusikan
lagi ke berbagai lapisan masyarakat.

5. Milton Friedman

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara manusia mencapai tujuan mereka dengan
menggunakan sumber daya yang terbatas.

6. John Maynard Keynes

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkat kemakmuran suatu negara yang erat
kaitannya dengan bagaimana intervensi pemerintah dapat mempengaruhi kondisi ekonomi
tertentu.

7. John Stuart Mill

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari beragam seluk beluk penagihan dan pengeluaran,
serta membahas tentang kegiatan produksi dan distribusi kekayaan.

sumber daya ekonomi itu terbagi menjadi beberapa macam. Ada Sumber Daya Alam (SDA),
Sumber Daya Manusia (SDM), sumber daya modal, dan sumber daya kewirausahan. Seperti
yang sudah kita ketahui, sumber daya yang tersedia di dunia ini terbatas, sehingga menyebabkan
kelangkaan.

C. Penyebab Kelangkaan Sumber Daya Ekonomi

Kelangkaan (scarcity) dalam ilmu ekonomi adalah kesenjangan antara sumber daya ekonomi
yang terbatas dengan jumlah kebutuhan hidup yang tidak terbatas. Kelangkaan sumber daya
ekonomi dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya yaitu:

1. Perbedaan Letak Geografis

Sadar nggak sih, kamu? Enggak semua wilayah di muka bumi ini memiliki sumber daya alam
yang sama, loh. Ada wilayah yang kaya dengan hasil laut, ada wilayah yang kaya dengan hasil
tambang, ada wilayah yang tanahnya sangat subur, sehingga bisa ditanami berbagai macam
tanaman, tapi ada juga wilayah yang kering dan sulit mendapatkan air. Nah, hal ini menunjukan
bahwa sumber daya alam nggak tersebar secara merata di muka bumi, sehingga menyebabkan
kelangkaan sumber daya.

2. Pertumbuhan Penduduk

Seperti yang sudah kita ketahui, pertumbuhan penduduk terus bertambah. Namun, hal
tersebut nggak diimbangi dengan peningkatan sumber daya alam. Oleh sebab itu, terjadi
kesenjangan antara pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan sumber daya alam yang
tersedia, sehingga terjadilah kelangkaan sumber daya alam.

3. Kemampuan Produksi

Kemampuan produksi dalam proses pembuatan dan pengolahan sumber daya mempunyai
keterbatasan. Contohnya nih gengs, skill yang dimiliki setiap individu itu berbeda-beda, sehingga
menghasilkan output yang berbeda pula. Enggak hanya itu, mesin produksi pun bekerja dengan
kapasitasnya masing-masing dan terbatas. Oleh karena itu terjadilah ketidakseimbangan antara
permintaan dengan ketersediaan sumber daya, sehingga menyebabkan kelangkaan.

4. Perkembangan Teknologi

Pasti kamu pernah kan, pergi ke suatu tempat, terus sinyal internet tiba-tiba menghilang entah
kemana. Eh, pas pindah ke tempat yang lain sinyalnya malah bagus banget. Itu artinya,
perkembangan teknologi belum menyebar secara merata.

Di daerah perkotaan, teknologi berkembang cukup pesat, sedangkan di daerah pedesaan,


perkembangan teknologi masih terbilang lambat. Oleh karena itu, masyarakat yang tinggal di
kota lebih mudah mendapatkan informasi. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas SDM yang
tercipta. Masih ingat dong penjelasan pada poin tiga bahwa kualitas SDM yang nggak merata
dapat menyebabkan kelangkaan sumber daya.

5. Bencana Alam

Gengs, pasti sudah nggak asing lagi dong sama banjir, bencana alam yang paling sering terjadi di
Indonesia.

Selepas banjir, banyak sekali kerusakan yang terjadi. Mulai dari rusaknya bangunan tempat
tinggal, usaha, sampai menimbulkan korban jiwa. Untuk membangun atau mengadakan kembali
sumber daya yang rusak akibat bencana alam tersebut, dibutuhkan waktu yang cukup lama dan
uang yang nggak sedikit, sehingga terjadilah kelangkaan sumber daya.

Dengan adanya kelangkaan terhadap barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup, kita
dituntut untuk membuat skala prioritas. Apa sih skala prioritas itu?

D. Skala Prioritas pada Ilmu Ekonomi

Skala prioritas adalah daftar susunan kebutuhan manusia, dimulai dari kebutuhan yang paling
penting hingga kebutuhan yang dianggap kurang penting. Dengan menyusun skala prioritas, kita
dapat menentukan nih mana kebutuhan yang harus kita penuhi terlebih dahulu dan mana
kebutuhan yang dapat ditunda.

Dalam menyusun skala prioritas kebutuhan, kita dapat menentukan terlebih dahulu sifat
kebutuhannya. Berdasarkan urgensitasnya, kebutuhan dapat dibedakan menjadi empat kategori,
yaitu:

1. Penting dan mendesak (kuadran 1)


2. Penting tapi kurang mendesak (kuadran 2)
3. Kurang penting namun mendesak (kuadran 3)
4. Kurang penting dan kurang mendesak (kuadran 4)

Supaya lebih paham, yuk simak contoh kasus berikut!

Misalnya, kamu mendapatkan uang sebesar Rp700.000 dari orang tua untuk memenuhi
kebutuhan kamu bulan depan. Setelah dirinci, ternyata ada beberapa barang yang kamu
butuhkan, yaitu:

Isi pensil (Rp10.000), karena isi pensil yang kamu miliki tinggal 3 pcs lagi.

Sepatu baru (Rp500.000), karena ada model sepatu yang baru dilaunching dan kamu sukai.

Kuota internet (Rp150.000), karena kuota kamu sudah hampir habis.

Isi binder (Rp25.000), persiapan untuk belajar online bulan depan.

Tas baru (Rp200.000), karena tas sebelumnya rusak.


Ternyata, total dari semua kebutuhanmu adalah Rp885.000. Jumlah tersebut lebih besar dari uang
yang diberikan oleh orang tuamu. Kamu membutuhkan uang sebesar Rp185.000 lagi untuk
memenuhi semua kebutuhanmu. Karena uang yang kamu miliki masih kurang, maka kamu harus
menentukan apa saja yang akan kamu beli terlebih dahulu. Nah, skala prioritas kebutuhanmu
dikelompokan menjadi:

Kuadran 1: kuota internet karena tanpa kuota internet kamu tidak bisa mengikuti kegiatan belajar
online.

Kuadran 2: isi binder dan isi pensil karena kedua barang ini menunjang kegiatan belajar, namun
masih ada stok 3 pcs. Jadi, masuk ke kuadran 2.

Kuadran 3: tas karena saat ini kamu sekolah online, jadi belum membutuhkan tas walaupun tas
kamu sudah rusak.

Kuadran 4: sepatu karena sepatu kamu sebelumnya masih ada dan saat ini sekolah online, jadi
tidak perlu memakai sepatu.

Jadi, kebutuhan yang harus kamu beli terlebih dahulu adalah kuota, lalu isi binder dan isi pensil,
kemudian tas, dan yang terakhir sepatu. Jika uang yang kamu miliki belum memenuhi semua
kebutuhan yang kamu inginkan, maka salah satu alternatifnya adalah menunda untuk membeli
barang pada kuadran 4. Kamu bisa menabung terlebih dahulu dan membeli barang tersebut
ketika uang yang kamu miliki sudah cukup.

E. Literasi Keuangan

Berdasrkan laman Investopedia, financial literacy atau literasi keuangan adalah pengetahuan
dan juga keterampilan masyarakat yang mampu memberikan keyakinan terkait lembaga
keuangan dan berbagai produk di dalamnya dalam parameter ukuran indeks.

Namun, beberapa ahli dalam bidang ekonomi memiliki pandangannya sendiri


terkait financial literacy. Manurung menjelaskan bahwa literasi keuangan adalah seperangkat
pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam membuat keputusan dan kebijakan yang efektif
dengan memanfaatkan seluruh sumber daya keuangan yang dimilikinya.

Sedangkan Mitchell berpendapat bahwa financial literacy adalah cara mengukur


kemampuan setiap orang dalam menjalani berbagai informasi ekonomi yang didapatkannya.
Sehingga memungkinkan mereka untuk mampu mengambil keputusan dalam membuat
perencanaan keuangan, akumulasi keuangan, hutang dan dana pensiunnya.

Namun, indikator financial literacy nyatanya tidak bisa dibuat baku, karena layanan jasa
keuangan biasanya mempunyai indikatornya sendiri untuk menilai kemampuan setiap
nasabahnya. Tapi, contoh sederhana nya bisa diperhatikan dari perspektif setiap individu.

F. Manfaat Literasi Keuangan

Literasi keuangan yang baik mempunyai manfaat jangka panjang untuk setiap individu.
Tercatat ada dua manfaat jangka panjang yang bisa didapatkan, yakni meningkatkan literasi yang
dimiliki sebelumnya atau less literate menjadi well literate, serta meningkatkan jumlah
penggunaan produk atau layanan jasa keuangan.

Literasi keuangan juga mampu membuat seseorang mengelola dan juga mengambil setiap
peluang untuk bisa mendapatkan kehidupan yang lebih sejahtera di masa depan. Selain
itu, financial literacy pun mampu membantu setiap individu dalam membuat keputusan
utamanya yang berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk berinvestasi ataupun menabung.

Jadi, berdasarkan manfaat tersebut, masyarakat secara individu terbukti mampu menunjukkan
layanan jasa keuangan dan produk di dalamnya yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Nantinya, masyarakat juga akan memahami manfaat dan juga risiko yang terjadi dalam
memanfaatkan jasa keuangan.

G. Tingkat Literasi Keuangan

Terdapat berbagai tingkatan dalam financial literacy untuk menilai seberapa baik financial
literacy yang dikuasai oleh seseorang. Berikut ini adalah 4 tingkatan literasi keuangan
berdasarkan yang dikeluarkan oleh OJK.

1. Well Literate

Apabila ada seseorang yang berada pada tingkatan ini, maka orang tersebut berarti mempunyai
pengetahuan dan juga keyakinan terkait lembaga jasa keuangan. Selain itu, orang tersebut juga
sudah mengenal akan produk dan jasa keuangan di dalamnya.
Jadi, orang tersebut paham betul akan fitur, manfaat, risiko, hak dan kewajiban terkait produk
dan jasa keuangan. Mereka juga mempunyai kemampuan yang baik dalam memanfaatkan
produk serta jasa keuangan.

2. Sufficient Literate

Dalam tingkatan ini, seseorang mempunyai pengetahuan dan juga keyakinan terkait lembaga jasa
keuangan dan produk dari jasa keuangan. Selain itu, orang tersebut juga sudah mengenal fitur,
manfaat, risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan.

3. Less Literate

Mereka yang berada pada tingkatan ini memiliki pengetahuan terkait lembaga jasa keuangan dan
produk serta jasa keuangan saja, tidak lebih.

4. Not Literate

Mereka yang tergolong pada tingkatan ini dinilai tidak mempunyai pengetahuan yang baik serta
keyakinan terhadap lembaga jasa keuangan dan produk serta jasa keuangan.

H. Penerapan Literasi Keuangan

Dalam negara maju seperti halnya Amerika, pihak pemerintah turut serta dalam
mengimplementasikan pendidikan literasi keuangan dari mulai anak-anak sekolah dasar.

Jadi, anak-anak tersebut akan diberikan panduan terkait cara mengelola uang yang sudah mereka
terima dari uang sakunya masing-masing. Lantas, mereka akan diarahkan untuk selalu mampu
menyimpannya pada berbagai kas yang berbeda, seperti kas membeli mainan, kas membeli
makanan dan minuman, atau kas tabungan.

Dengan adanya tingkat disiplin yang tinggi dan administrasi yang tertib, anak-anak di atas tidak
akan lagi membelanjakan uang yang ada di dalam salah satu kasnya untuk keperluan yang diluar
dari kotak kas tersebut

Referensi:
Nurcahyaningtyas. (2009) Ekonomi untuk kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.

Bambang Widjajanta, B. and Widyaningsih, A. (2009) Mengasah kemampuan ekonomi. Jakarta:


Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai