Bab Iv 1
Bab Iv 1
BAB IV
adapun daun mimba diperoleh dari toko online. Hasil determinasi menunjukkan
rebusan daun mimba sebagai langkah awal untuk mengetahui komponen bioaktif yang
terkadung, sehingga dapat dimanfaatkan lebih lanjut (Dian Puspitasari, 2018). Uji
fitokimia dilakukan dengan metode tetes yang meliputi uji alkaloida, uji flavonoida,
uji terpenoid, uji steroid, uji saponim, uji tannin, uji minyak atsiri, uji glikosida, dan
uji fenos.
Senyawa fitokimia yang terdeteksi pada rebusan daun mimba meliputi uji
alkaloida, uji flavonoida, uji terpenoid, uji steroid, uji saponim, uji tannin, uji minyak
atsiri, uji glikosida, dan uji fenos. Rudiana (2018) menjelaskan bahwasannya ekstrak
fenolik, tanin dan polifenol positif terkadnung pada ekstrak metanol daun C. odollam.
Adapun hasil uji fitokimia dari rebusan daun mimba (Azadirachtas indica A. Juss)
Tabel 4.1 : Hasil Uji Kandungan Senyawa Metabolit Sekunder Rebusan Daun Mimba
(Azadirachta indica.A. Juss.)
Larutan Larutan
berwarna berwarna
1 Uji Alkaloid
kuning tanpa merah bata -
endapan tanpa
endapan
Kuning Kuning
2 Uji Flavonoida
pudar intensif +
Larutan
Uji Berbentuk
berwarna
3
Triterpenoid kuning tanpa
cincin
kecoklatan
+
cincin
kecoklatan
Larutan
berwarna Tanpa
4 Uji Steroid kuning tanpa berbentuk -
berbentuk cincin merah
cincin merah
Larutan Larutan
5 Uji Saponin berwarna
kuning tanpa
berwarna
kuning pudar
+
buih buih
16
Larutan Larutan
6 Uji Tanin berwarna
kuning
berwarna
kehijauan
+
Berbentuk
Larutan
cincin
8 Uji Glikosida berwarna
kuning
berwarna +
hitam
Larutan
Larutan
berwarna
9 Uji Fenol berwarna
kuning
hijau +
kehitaman
Keterangan : + = Positif
- = Negatif
1. Pengujian Alkaloida
Penambahan HCI bertujuan agar terbentuk garam alkaloid yang mudah larut
dalam air, sehingga mampu bereaksi dengan pereaksi Drangendroff dan Mayer
(Wahidah, 2018). Hasil yang diperoleh dalam reaksi ini negatif mengandung
endapan, sedangkan setelah ada campuran larutan akan berubah berwarna merah
16
bata tanpa endapan, hal tersebut diprediksi karena senyawa alkaloid yang terdapat
dalam rebusan daun mimba (Azadirachta indica A. Juss.) telah rusak pada suhu
100oC.
penyusun peptidogikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak
2. Pengujian Flavonoida
warna yang lebih intensif setelah diuapi amoniak, hal tersebut dikarenakan
pengujian berwarna kuning intensif. Hasil uji kandungan (Jannah et al., 2017)
senyawa flavonoida pada rebusan daun mimba terbukti positif ditandai dengan
asetatan hidrida dan asam sulfat pekat. Menurut (Yuliastuti et al., 2019) reduksi
dalam menangkal radikal bebas terhadap kerusakan sel dan jaringan jenis
pertumbuhan fungi dan mikroba seperti Lactobacillus sp. Serta adanya senyawa
3. Pengujian Terpenoid
Pengujian senyawa terpenoid pada ekstrak air dan etanol daun mimba
terpenoid membentuk warna oleh H2SO4 pekat dalam pelarut asam klorida
(Ergina et al., 2014). Hasil uji kandungan senyawa terpenoid pada rebusan daun
bentuk cincin kecoklatan. Menurut Sanggi hasil positif diberikan pada sampel
yang membentuk warna merah jingga pada senya terpenoid (Malangngi et al.,
2012).
alkaloid, tannim, saponim, fenolik dan triter ponoid. Senyawa tersebut berfungsi
pencernaan pada hama dan serangga. Tanaman mimba baik biji dan daun,adalah
tehadap serangga dan kutu kebul (Rukmana, 2002). Terpen atau terpenoid aktif
HIV. Mekanisme kerja terpen belum diketahui dengan baik dan dispekulasi
16
terlibat dalam perusakan membran sel oleh senyawa lipofilik (Setiawan &
Supriyadi, 2014).
4. Pengujian Steroid
Pengujian senyawa streroid pada ekstrak air dan etanol daun mimba yaitu
warna oleh H2SO4 pekat dalam pelarut asam klorida (Ergina et al., 2014). Hasil
uji kandungan senyawa steroid pada rebusan daun mimba menghasilkan nilai
negatif dimana larutan yang awalnya berwarna kuning tanpa adanya bentuk
cincin merah, begitu juga setelah dicampurnya larutan masih tetap seperti
semula yaitu tanpa adanya bentuk cincin merah. Hasil ini di identifikasi
fitokimia melalui tes biokimia kualitatif senyawa aktif steroid memiliki hasil
sampai 89,9% pada tanaman nilam (Merdana et al., 2020). Biji dan
daun mimba mengandung empat senyawa kimia alami yang aktif sebagai
bunga dan biji mimba dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis
hama, misalnya kepik pengisap buah, ulat jengkal, kutu kebul, kutu aphis,
5. Pengujian Saponin
Sedangkan etanol dan methanol adalah pelarut semi polar sehingga saponin
kandungan senyawa saponin pada rebusan daun mimba terbukti positif ditandai
dengan adanya perubahan yang sebelumnya larutan berwarna kuning tanpa buih
selanjutnya larutan berwarna kuning pudar buih. Saponin adalah senyawa aktif
permukaan yang kuat dan menimbulkan busa, jika dikocok dengan air.
glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu
(glikon) dan non-gula (aglikon). Saponin ini terdiri dari dua kelompok yaitu
Saponin triterpenoid dan saponin steroid. Kedua jenis saponin ini larut dalam air
flavonoid yang terkandung paling banyak pada daun mimba adalah quercetin
tanaman, hewan laut tingkat rendah dan beberapa bakteri (Robinson, 1995).
6. Pengujian Tannin
16
Pengujian senyawa tannin akan mudah larut dalam air dan tahan terhadap
positif pada senyawa tanin. Hasil uji kandungan senyawa tannin pada rebusan
al., 2021) dengan diteteskan 4 tetes larutan ferric chloride pada 1 ml ekstrak
daun mimba, dan ditunggu hasilnya apabila terbentuk warna hijau ataubiru
mimba pada fraksi etil asetat memiliki fraksi teraktif antibakteri terhadap
flavonoid, tanin dan saponin, dan belum ada penelitian tentang apakah senyawa
tannin dalam daun mimba dapat digunakan sebagai antibakteri. Ekstrak daun
alkaloid, saponin dan terpenoid yang terkandung didalam daun. Tannin akan
yang telah dikeringkan dan dihaluskan dimasukkan sebanyak 300 gr dan 100 gr
ke dalam labu alas bulat. Labu alas bulat tersebut kemudian diisi aquadest lalu
dipanaskan menggunakan mantel hot dengan suhu 80ºC selama 5 jam. Minyak
atsiri yang diperoleh masih tercampur dengan air sehingga dilakukan pemisahan
dengan menggunakan corong pisah (Wati et al., 2015). Hasil uji kandungan
minyak atsiri pada rebusan daun mimba terbukti positif ditandai dengan adanya
metabolit sekunder dan memiliki sifat antibiosis sehingga akan berpengaruh buruk
kepada hama atau serangga. Daun mimba selain mengandung senyawa bioktif
(Sumaryono et al., 2013) bahwa senyawa dari kandungan daun mimba tidak
8. Pengujian Glikosida
dalam air, dan dapat dijadikan insektisida dengan cara kerja mengganggu
senyawa glikosida pada rebusan daun mimba terbukti positif ditandai dengan
yang terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa lainnya. glikosida yang bersifat
menyerupai sabun (basa), larut dalam air, dan dapat dijadikan insektisida
enzim. Untuk mengetahui golongan glikosida perlu dilakukan dengan cara uji
terutama oleh tanaman, hewan laut tingkat rendah dan beberapa bakteri. Hasil
dikendalikan dengan pengaplikasian pestisida ini ialah ulat daun, ulat grayak,
kutu daun, kutu kebul, thrips serta penyakit yang disebabkan oleh jamur
9. Pengujian Fenol
Pengujian senyawa fenol dapat dilakukan dari daun mimba sebagai jenis
terpenoid, fenol, flavonoid, dan saponin, Hasil uji kandungan senyawa fenol
pada rebusan daun mimba terbukti positif ditandai dengan adanya perubahan,
merupakan metabolid sekunder terbesar pada tanaman, yang terdiri dari sebuah
cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksil. Senyawa fenol tersebut
16
berbentuk sederhana hingga struktur kompleks yang rumit seperti tanin dan
lignin flavonoid.
metabolit sekunder alkaloid dan fenol. Namun, ada perbedaan terkatia jumlah
mimba banyak terdapat pada biji mimba. Didalam bagian akar, batang, biji,
bunga dan buah sebagian tanaman banyak mengandung senyawa bioaktif seperti
Desa Sidamukti. Penelitian ini dilakukan terhadap 2 kelompok kontrol (Penelitian ini
dilakukan terhadap 2 kelompok kontrol (control sehat dan kontrol positif ) dan 3
kelompok perlakuan (PI, PII, dan PIII), dimana pada setiap kelompok perlakukan dan
kelompok kontrol dilakukan replikasi sebanyak 3x. Jumlah kutu kebul pada masing-
masing wadah sebanyak. Uji efektivitas terlihat dari penurunan aktivitas makan dan
Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada hama kutu kebul, terlihat
dari aktivitas makan yang dilakukan guna untuk mengetahui palatabilitas ulay
ditandai dengan bobot daun yang habis dimakan oleh kutu kebul, selanjutnya