Anda di halaman 1dari 30

PERAN GENERASI MILENIAL DAN GEN Z DALAM MEWUJUDKAN

VISI INDONESIA EMAS 2045

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh:

Hesekiel Caniago Sirait (230710101026) (Fakultas Hukum-Ilmu Hukum)

Andini Endah Ratna Fadilah (230710101112) (Fakultas Hukum-Ilmu Hukum)

Farrel Izza Mohammad (230710101321) (Fakultas Hukum-Ilmu Hukum)

Naila Istifadah (230210301049) (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan-Ekonomi)

Muhammad Agil Hibatulloh (232410102024) (Fakultas Ilmu


Komputer-Teknologi Informasi)

Kelas: 07 - Bahasa Indonesia

UNIVERSITAS JEMBER

2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Peran Generasi Milenial dan Gen Z Dalam Mewujudkan Visi Indonesia Emas
2045” tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun
materil sehingga makalah ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini ditujukan
kepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia. atas bimbingannya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari bentuk penyusunan maupun materi. Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan
dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat untuk para pembaca dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.

Jember, 2023

Tim Penulis
Abstrak
Abstract
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Generasi milenial dan gen Z memiliki peran penting dalam mewujudkan


visi Indonesia Emas 2045 di bidang politik, ekonomi, dan teknologi. jumlah
generasi milenial dan gen Z di Indonesia mencapai separuh dari total penduduk
Indonesia. Kedua generasi ini memiliki pandangan politik yang lebih progresif
dan inklusif, serta lebih mendukung isu-isu seperti hak minoritas, hak LGBT, dan
kebijakan lingkungan. Namun, banyak dari mereka yang merasa tidak tertarik atau
tidak yakin dengan proses politik dan pemilu, sehingga cenderung tidak
memberikan suara pada pemilihan. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak
untuk mengedukasi, mengakui peran, dan menyediakan saluran bagi generasi
milenial dan gen Z di bidang politik, terutama dalam Pemilu 2024.

Di bidang ekonomi, generasi milenial dan gen Z juga memiliki peran


penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital dan ekonomi hijau.
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengakselerasi
ekonomi digital Indonesia dan menggapai harapan agar ASEAN menjadi
epicentrum of growth. Salah satunya dengan pengembangan keterampilan digital
pada generasi milenial dan gen Z. generasi muda yang berkualitas tinggi akan
memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia di era Society 5.0.
Pengembangan keterampilan digital diperkirakan akan berkontribusi senilai Rp
4.434 triliun kepada PDB Indonesia di 2030 atau setara dengan 16% dari PDB.
Dalam bidang teknologi, generasi milenial dan gen Z juga memiliki peran penting
dalam pemanfaatan teknologi pada era Society 5.0. Perkembangan teknologi dan
informasi berperan tinggi dalam perubahan terhadap generasi milenial di
Indonesia.

Dalam rangka mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, Pemilu 2024


menjadi momen penting bagi generasi milenial dan gen Z untuk berpartisipasi
dalam proses politik yang demokratis dan memilih pemimpin yang mampu
membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu,
penting bagi generasi milenial dan gen Z untuk meningkatkan literasi politik dan
teknologi, serta memanfaatkan kesempatan yang ada untuk berpartisipasi dalam
proses politik dan ekonomi Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan


partisipasi dari generasi milenial dan gen Z?

2. Bagaimana peran generasi milenial dan gen Z dalam bidang politik pemilu
2024 menuju visi Indonesia Emas 2045?

3. Bagaimana peran generasi milenial dan gen Z dalam bidang perekonomian


di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui cara memanfaatkan teknologi digital untuk


meningkatkan partisipasi dari generasi milenial dan gen Z.

2. Mengetahui peran generasi milenial dan gen z dalam bidang politik pemilu
2024 menuju visi Indonesia Emas 2045.

3. Mengetahui peran generasi milenial dan gen Z dalam bidang


perekonomian di Indonesia.

1.4 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian berbasis kajian pustaka.


Metode kajian pustaka melibatkan langkah-langkah seperti mengumpulkan
sumber-sumber pustaka, membaca dan mencatat informasi, serta mengelola
materi penelitian. Metode ini digunakan untuk mempermudah peneliti tanpa harus
melakukan studi lapang, pengumpulan sampel data dan hanya mengandalkan
analisis literatur bacaan yang menjadi sumber informasi dan referensi pada
kepenulisan ini. Kajian pustaka diperuntukan untuk mengkaji dan menggali
informasi terkait peran generasi milenial dan gen z dalam pemanfaatan teknologi
digital, perkembangan politik saat pemilu 2024, dan perekonomian di Indonesia.
Selain kajian pustaka, penulis juga menggunakan metode penelitian berbasis
pendekatan yuridis normatif yang diuraikan secara deskriptif analitis, dengan
mengadopsi pendekatan perundang-undangan (statutory approach) dan studi
kasus (case approach). Sebagai tahap awal, penelitian ini melibatkan kebijakan
dan undang-undang yang terkait dengan undang-undang pada bidang politik yang
berfokus pada pemilu 2024 yang berlaku di Indonesia saat ini.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Politik

Kata "politik" berasal dari kata "politic" dalam bahasa Inggris, yang
mengacu pada sifat bijaksana atau tindakan yang bijak dan hati-hati. Dalam
kamus, kata ini berarti bertindak atau mengambil keputusan dengan bijak dan
cerdas. Kata "politik" sendiri diambil dari bahasa latin "politicus" atau bahasa
Yunani "politicos" yang berarti terkait dengan warga negara. Sumber lain dari kata
ini adalah "polis," yang berarti kota dalam bahasa Yunani. Istilah "politik"
kemudian diterapkan dalam bahasa Indonesia, mengacu pada semua aspek dan
langkah-langkah terkait dengan pemerintahan suatu negara atau hubungannya
dengan negara lain, termasuk strategi atau taktik cerdik, dan juga digunakan
sebagai istilah untuk disiplin ilmu yang mempelajari hal tersebut, yaitu ilmu
politik.

Teori politik mengacu pada analisis dan pengkajian umum terhadap


fenomena politik. Lebih tepatnya, teori politik adalah pembahasan tentang tujuan
dari aktivitas politik, strategi untuk mencapainya, implikasi dan kebutuhan yang
muncul dari situasi politik tertentu, serta kewajiban yang timbul dari tujuan politik
tersebut. Konsep-konsep yang tercakup dalam teori politik meliputi
elemen-elemen seperti masyarakat, stratifikasi sosial, negara, kekuasaan,
kedaulatan, hak dan kewajiban, kebebasan, lembaga-lembaga pemerintahan,
perubahan sosial, kemajuan politik, modernisasi, dan sebagainya (Budiharjo,
1992:30).

Secara etimologi, istilah "politik" pertama kali muncul dalam buku


"Politeia" oleh Plato, yang juga dikenal sebagai "Republik," dan kemudian dalam
karya "Politeia" oleh Aristoteles. Kedua karya ini dianggap sebagai fondasi bagi
pemikiran politik yang berkembang selanjutnya. Dalam berbagai definisi yang
ada, setidaknya dapat diidentifikasi dua pendekatan dalam mendefinisikan politik.
Pertama, ada pandangan yang menghubungkan politik dengan negara, khususnya
dalam konteks pemerintahan pusat atau daerah. Kedua, ada pandangan yang
mengasosiasikan politik dengan isu-isu kekuasaan, otoritas, atau konflik (Isaac,
1981: 15-16).

2.2 Demokrasi

Demokrasi merupakan sistem pemerintahan di suatu negara yang


bertujuan untuk menegakkan kedaulatan rakyat, dimana kekuasaan dipegang oleh
warga negara dan dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Prinsip trias
politica, yang memisahkan kekuasaan politik negara menjadi tiga cabang
(eksekutif, yudikatif, dan legislatif), merupakan salah satu fondasi utama dari
sistem demokrasi. Prinsip ini diwujudkan melalui tiga lembaga negara yang
berdiri secara independen dan memiliki kedudukan yang setara satu sama lain.
Kemandirian dan kesetaraan dari trias politica sangat penting agar mereka dapat
saling mengawasi dan mengendalikan sesuai dengan prinsip check and balances,

Kata "demokrasi" pertama kali diperkenalkan dalam bahasa Yunani Kuno


di Athena pada abad ke-5 SM. Masa Yunani Kuno sering dianggap sebagai titik
awal dari perkembangan sistem demokrasi yang terkait dengan hukum demokrasi
modern. Seiring berjalannya waktu, istilah ini telah mengalami evolusi, dan
definisi modernnya mulai terbentuk sejak abad ke-18, sejalan dengan munculnya
sistem "demokrasi" di berbagai negara. Asal-usul kata "demokrasi" dapat ditarik
kembali ke bahasa Yunani, dengan "demos" yang merujuk pada rakyat, dan
"kratos/cratein" yang berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi dapat diartikan
sebagai sistem pemerintahan yang bersumber dari kehendak rakyat, atau lebih
dikenal sebagai pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi
telah menjadi fokus sentral dalam kajian politik karena dianggap sebagai standar
untuk menilai kemajuan politik suatu negara.

Aristoteles pertama kali memperkenalkan demokrasi sebagai bentuk


pemerintahan yang kekuasaan berada ditangan rakyat. Seiring berjalannya waktu,
demokrasi telah berkembang menjadi sistem tatanan yang diakui dan diterapkan
hampir di seluruh negara di dunia. Beberapa ciri dari sebuah pemerintahan yang
bersifat demokratis adalah sebagai berikut::

a. Partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan, baik


secara langsung maupun melalui perwakilan, adalah salah satu ciri
utama dari sebuah pemerintahan demokratis.

b. Setiap warga memiliki hak yang sama dalam segalanya yang


memang harus menikmati

c. Setiap warga memiliki hak yang sama dalam segala hal.

d. Kebebasan dan kemerdekaan yang diberikan kepada seluruh warga


negara.

e. Pelaksanaan pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang


akan mewakili mereka di lembaga perwakilan.

Keterlibatan rakyat dalam segala proses sistem demokrasi mengartikan


bahwa kedaulatan rakyat memiliki peran di dalamnya meskipun tidak besar.
Dengan ini masih berakibat pada sebagian yang masih memiliki tingkat pemikiran
tradisional lebih sering mengagungkan tokoh idola sebagai figur impian daripada
mempertimbangkan kualitas sistem pemerintahan yang efektif. Namun, tidak
peduli sebaik apapun seorang pemimpin, masa jabatan akan selalu lebih singkat
dibanding masa keberlangsungan sistem yang terbukti mampu membangun
negara.

2.3 Pemilihan Umum (Pemilu)

Pemilihan umum adalah proses implementasi demokrasi dalam


menentukan calon pemimpin oleh masyarakat (Nasir, 2020), yang menjamin
kebebasan, keadilan, dan kesetaraan bagi setiap individu. Penyelenggaraan pemilu
merupakan bagian dari sejarah yang mencerminkan prinsip demokrasi dalam
pengelolaan suatu negara berbasis sistem demokratis. Partisipasi aktif warga
negara yang telah mencapai usia pemilih penting untuk memahami efisiensi
operasional suatu negara. Ketika masyarakat semakin terlibat dalam pemilihan
umum untuk pemimpin negara tertentu, tantangan dan isu yang membutuhkan
penyelesaian juga akan semakin banyak (Sule & Sambo, 2020).

Pemilihan umum berasal dari prinsip demokrasi yang menjadi dasar sistem
pemerintahan. Prinsip ini mengindikasikan bahwa pemerintahan beroperasi
berdasarkan kehendak dan kepentingan rakyat, dengan kekuasaan utama berada di
tangan mereka. Oleh karena itu, pemilihan umum adalah langkah kunci dalam
mewujudkan kedaulatan rakyat. Pada tahun 2019, Indonesia menggelar pemilu
serentak untuk pertama kalinya, dan proses ini akan diulang pada tahun 2024.
Penyelenggaraan pemilu tahun 2024 akan mengacu pada Undang-Undang Nomor
7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) yang menjadi dasar
penyelenggaraan pemilu tahun 2019. Berdasarkan pengalaman dari pemilu tahun
2019, terdapat beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dan diperbaiki atau
diatur dalam regulasi untuk pemilu tahun 2024. Walaupun demikian, hingga saat
ini belum ada tindakan konkret yang diambil untuk mengantisipasi atau mengatasi
potensi kelemahan dan masalah yang mungkin muncul.

Landasan Yuridis perlu dilaksanakan dalam Pemilu di Indonesia yang


sudah diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi:

1. Pasal 1 ayat (2) UUD NRI 1945 berisi mengenai kedaulatan berada
ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut aturan dalam UUD.

2. Pasal 2 ayat (1) UUD NRI 1945 menjelaskan tentang anggota MPR yang
terdiri dari anggota DPR dan DPD yang dipilih melalui Pemilu dan diatur
oleh UUD.

3. Pasal 6A ayat (1) UUD NRI 1945 menjelaskan tentang sepasang Presiden
dan Wakil Presiden dalam Pemilu dipilih oleh rakyat secara langsung.

4. Pasal 18 ayat (4) UUD NRI 1945 berisi mengenai kepala pemerintah
daerah yaitu Gubernur (provinsi). Bupati (Kabupaten). dan Walikota
(Kota) yang dipilih secara demokratis.
5. Pasal 22E terdiri dari enam ayat yang berkaitan dengan pemilu, yaitu Pasal
22E ayat (1), (2), (3). (4), (5). dan (6).

Sesudah mengalami perubahan, Konstitusi 1945 menetapkan bahwa


lembaga DPR, Presiden, dan Pimpinan Daerah dipilih lewat Pemilu yang
diadakan dengan teratur setiap 5 tahun. Menurut Jimly Asshidiqqie,
keberlangsungan Pemilu secara rutin dianggap penting karena terdapat
alasan-alasan tertentu. Hal ini disebabkan oleh perubahan keadaan dan keperluan
warga dari waktu ke waktu, yang mengakibatkan suara rakyat sebagai yang
memegang kedaulatan paling tinggi pada suatu negara pun mengalami
pertumbuhan.

Namun, ada lebih dari 1 negara demokrasi di tingkat dunia, pemilu adalah
kerangka atau acuan untuk menerapkan demokrasi. Pemilu yang berlandaskan
dengan demokrasi menjadikan sebuah perangkat untuk mewujudkan keinginan
rakyat sebagai seorang pemilih menjadi wakil pemerintahan. Warga sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi dalam suatu negara memiliki hak untuk
menetapkan cara melaksanakan sebuah pemerintahan untuk mencapai tujuan
negara. Maka dari itu, diperkenalkan konsep sistem demokrasi perwakilan atau
juga dikenal sebagai demokrasi tidak langsung (indirect democracy) untuk
memungkinkan rakyat untuk tetap menyuarakan keinginan mereka dengan cara
para wakil yang telah mereka pilih.

2.4 Generasi Milenial

Generasi Langgas, yang juga dikenal sebagai Generasi Y, Netters, atau


Nexters, merupakan kelompok generasi yang tumbuh di era berkembangnya
teknologi informasi. Menurut Horovitz (2012), Generasi Y atau lebih populer
dikenal sebagai Generasi Milenial, adalah kelompok individu muda yang lahir
dari awal tahun 1980-an hingga awal tahun 2000-an. Mereka merasa nyaman
dengan keberagaman, teknologi, dan komunikasi online untuk menjaga hubungan
dengan orang lain atau teman-teman mereka. Generasi Milenial memiliki tingkat
fleksibilitas yang tinggi terhadap hal baru dan potensi perubahan, sehingga sering
dianggap sebagai generasi yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi
terhadap perubahan (Choi et.al. Onibala, 2017).

Generasi Y atau Milenial, yang masa kecilnya dipenuhi dengan berbagai


kegiatan, tumbuh menjadi individu yang cenderung mudah bosan, menyukai
tantangan, tidak suka melakukan banyak hal sekaligus, dan menginginkan
pengakuan terhadap kontribusinya. Mereka besar di era dimana teknologi dan
internet berkembang pesat, juga terpapar beragam acara televisi yang membentuk
kecenderungan mereka untuk selalu mengikuti tren dan menghargai diri sendiri.
Di samping itu, hal ini juga menciptakan kecenderungan generasi millennial untuk
lebih menyukai pembelajaran yang melibatkan pengalaman yang menyenangkan
daripada metode ceramah.

Istilah "Generasi Y" juga dikenal sebagai Generasi Milenial atau


milenium, pertama kali muncul dalam sebuah editorial di surat kabar terkemuka di
Amerika Serikat pada bulan Agustus 1993. Mereka cenderung mengandalkan
teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, pesan instan, dan platform media
sosial seperti Facebook dan Twitter telah menjadi ciri khas generasi Y. Dengan
kata lain, generasi Y adalah kelompok yang besar di era kemunculan internet yang
pesat. Sifat-sifat individu dalam generasi Y dapat beragam tergantung pada latar
belakang, lingkungan keluarga, status ekonomi, dan dinamika sosial di sekitar
mereka selama masa tumbuh kembang mereka. Generasi ini memiliki
kecenderungan untuk berkomunikasi lebih terbuka dibandingkan dengan generasi
sebelumnya. Mereka aktif di media sosial, dan kehidupan mereka sangat
dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Mereka juga lebih menerima terhadap
berbagai pandangan politik dan ekonomi, sehingga respon mereka terhadap
perubahan di sekitar mereka cenderung kuat.

2.5 Generasi Z (Gen Z)

Menurut Schmidt (2000), generasi merupakan sekelompok individu yang


mengenali diri mereka dengan mengacu pada tahun kelahiran, tempat tinggal,
usia, dan peristiwa penting dalam kehidupan mereka yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan mereka. Menurut teori generasi yang
dikemukakan oleh Codrington et al. (2004), manusia dibagi menjadi lima
kelompok berdasarkan tahun kelahiran, yaitu: Generasi baby boomer dilahirkan
antara tahun 1946-1964, generasi X lahir antara tahun 1965-1980, generasi Y atau
sering disebut sebagai generasi milenial lahir antara tahun 1981-1994, generasi Z
atau sering dikenal generasi internet yang lahir antara tahun 1995-2010, dan
generasi alpha lahir antara tahun 2011-2025. Setiap kelompok ini mengalami
perkembangan kepribadian yang berbeda.

Menurut Tapscott (2008: 13), generasi Z merupakan kelompok individu


yang terlahir antara tahun 1995 hingga 2010, dan mereka dikenal sebagai generasi
yang erat kaitannya dengan teknologi. Mereka sudah terbiasa berinteraksi dengan
internet dan web sejak usia dini, bahkan sebelum mereka mampu berbicara. Orang
tua dari generasi Z juga mengajari mereka untuk menggunakan teknologi.
Generasi Z, yang merupakan generasi termuda yang baru memasuki pasar kerja,
juga dikenal dengan sebutan Generation. Mereka berbagi kesamaan dengan
generasi Y, tetapi generasi Z memiliki kemampuan untuk melakukan banyak
aktivitas secara bersamaan (multitasking). Di Indonesia, generasi Z, terutama di
golongan pengajar, dikuasai oleh mahasiswa diploma dan sarjana. Generasi Z,
yang bisa dikatakan sebagai generasi yang tumbuh dalam era digital, memiliki
ciri-ciri berikut. Pertama, mereka mempunyai langkah cepat pada informasi dari
bermacam sumber. Kedua, mereka mampu melakukan beberapa tugas sekaligus
(multitasking). Ketiga, mereka lebih cenderung menyukai hal-hal yang
menggunakan media multimedia. Keempat, mereka lebih suka berkomunikasi
melalui platform internet dan media sosial seperti Facebook, Twitter, Yahoo
Messenger, dan BBM. Kelima, dalam konteks pembelajaran, mereka lebih
memilih hal-hal yang praktis dan menghibur (Susana sebagaimana dikutip dalam
Amaliyah, 2017: 67).

Generasi Z, sering disebut juga sebagai generasi digital, merupakan


kelompok muda yang membesar dan mengalami perkembangan dengan
ketergantungan yang besar pada teknologi digital (Helen seperti yang disebutkan
dalam Amaliyah, 2017: 67). Orang-orang yang lahir dalam generasi ini bahkan
sejak masa sekolah dasar sudah memiliki kemampuan untuk menggunakan
komputer, melakukan pencarian informasi melalui mesin pencari dan internet,
serta berbagi berita melalui media sosial dan email. Cara mereka melakukan
pencarian informasi sudah terhitung teliti. Dalam proses mencari informasi,
mereka akan membuat rencana langkah-langkah, mulai dari mencari kosakata dan
kueri, menggunakan ponsel pintar dan internet, menganalisis sumber-sumber
informasi yang ditemukan, dan akhirnya mengevaluasi informasi sebelum
menggunakannya (Atmi, 2014: 104).

Generasi Z mempunyai persamaan dengan generasi Y, tetapi generasi Z


memiliki kemampuan untuk melakukan berbagai kegiatan secara bersamaan
seperti mengirim tweet menggunakan ponsel, menjelajah internet dengan
perangkat seluler, dan mendengarkan musik dengan headset. Sebagian besar dari
kegiatan mereka terkait dengan dunia digital. Pendidikan Kewarganegaraan
adalah salah satu subjek yang wajib diikuti dari tingkat sekolah dasar hingga
perguruan tinggi. Sasarannya adalah untuk membentuk nilai-nilai, moral, dan
perilaku peserta didik. Pada masa remaja ini, generasi Z digolongkan sebagai usia
yang mengalami perubahan cepat dalam aspek fisik, emosional, sosial, moral, dan
kecerdasan. Remaja dibagi menjadi tiga tahap, yakni awal remaja (12-15 tahun),
pertengahan remaja (15-18 tahun), dan akhir remaja (18-21 tahun) (Monks, dkk.
2002). Oleh karena itu, perubahan yang dialami generasi Z tergolong pesat
membuat generasi ini cenderung memilih lingkungan kerja yang memberikan
fleksibilitas, memiliki sedikit aturan ketat, dan memberikan wewenang tinggi
dalam proses pengambilan keputusan dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

2.6 Teknologi

Teknologi merujuk pada segala alat dan sarana yang digunakan untuk
menyediakan keperluan dan kenyamanan dalam kehidupan manusia. Manusia
pertama kali memanfaatkan teknologi dengan mengubah sumber daya alam
menjadi alat-alat sederhana. Penemuan kuno seperti kemampuan mengendalikan
api telah meningkatkan ketersediaan makanan, sementara penciptaan roda
membantu dalam transportasi dan mengelola lingkungan sekitar. Kemajuan
teknologi terbaru, seperti mesin cetak, telepon, dan Internet, telah mengurangi
hambatan fisik dalam komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi
secara global. Namun, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai.
Sejarah mencatat pengembangan senjata penghancur yang semakin canggih, mulai
dari alat pertarungan tradisional hingga senjata nuklir.

Menurut O'Brien (2006), teknologi sebagai sistem komputer yang terdiri


dari berbagai komponen untuk memproses informasi, menggunakan berbagai
jenis perangkat keras, perangkat lunak, manajemen data, dan teknologi jaringan
informasi. Teknologi adalah penerapan pengetahuan untuk menjalankan tugas atau
kegiatan dengan lebih efisien. Rosenzweig (2000) mengartikan teknologi sebagai
organisasi dan aplikasi pengetahuan untuk mencapai tujuan praktis, mencakup
tidak hanya perangkat fisik seperti alat dan mesin, tetapi juga teknik dan proses
intelektual untuk memecahkan masalah dan mencapai hasil yang diinginkan.
Manuel Castells, seorang ahli sosiologi, juga memandang teknologi sebagai
himpunan alat, aturan, dan prosedur yang menerapkan pengetahuan ilmiah pada
suatu pekerjaan tertentu dengan cara yang memungkinkan pengulangan (Castells,
2004).

Selama lebih dari 200 tahun terakhir, konsep 'teknologi' (dikenal dalam
bahasa Inggris sebagai "Technology") telah mengalami perubahan yang
signifikan. Sebelum abad ke-20, istilah ini tidak umum digunakan dalam bahasa
Inggris dan umumnya mengacu pada representasi atau studi seni terapan.
Penggunaan istilah ini sering terkait dengan pendidikan teknik, seperti yang
terjadi di Institut Teknologi Massachusetts yang didirikan pada tahun 1861. Secara
umum, teknologi mengacu pada pengembangan dan implementasi berbagai alat
atau sistem untuk memecahkan masalah sehari-hari yang dihadapi manusia.
Dalam konteks harian, istilah 'teknologi' sering memiliki makna yang serupa
dengan tata cara.
Teknologi adalah produk dari pemikiran manusia untuk merancang
prosedur atau sistem khusus, lalu menerapkannya untuk menyelesaikan masalah
dalam kehidupannya. Sebagai contoh, seorang anak yang terpisah dari
orangtuanya dapat menyampaikan rasa rindunya dengan mengirimkan pesan
melalui surat, SMS, telegram, telepon, atau mengirim email melalui internet. Jadi,
anak tersebut sebenarnya telah mengadopsi teknologi dalam hal informasi dan
komunikasi.

2.6.1 Teknologi Digital

Teknologi digital adalah suatu perangkat yang beroperasi tanpa


memerlukan campur tangan manusia dan cenderung menuju sistem yang dapat
terhubung secara otomatis dengan seluruh komputer. Kemahiran dalam teknologi
digital juga membawa implikasi penting terkait kesadaran penggunaannya,
termasuk dampak sosial yang mungkin terjadi karena teknologi digital mampu
menciptakan komunitas virtual dan memungkinkan transmisi informasi yang
cepat. Hampir setiap hari, manusia berinteraksi dengan berbagai jenis teknologi
digital, mulai dari internet hingga smartphone. Kemajuan teknologi digital juga
mempermudah masyarakat untuk mengakses berbagai informasi terkait
pembayaran secara online.

Teknologi digital memfasilitasi komunikasi dan pencarian informasi


dengan kecepatan lebih tinggi bagi semua orang. Peran teknologi menjadi sangat
krusial karena kemajuan teknologi mendorong aktivitas pemasaran secara daring.
Teknologi adalah metode yang berbasis pada logika dan bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi setiap tindakan manusia. Aspek digital merupakan
pendekatan yang kompleks dan dapat disesuaikan untuk membuat sesuatu
menjadi inti dari kehidupan manusia. Digital memiliki keterkaitan yang erat
dengan media karena ia adalah perangkat elektronik yang mampu menampilkan
gambar visual.

Pada era 5.0 teknologi sangat dibutuhkan oleh banyak orang khususnya
tidak akan terlepas dari kehidupan sehari-hari. Dimana, generasi milenial dan gen
Z sangat ketergantungan mengenai kecanggihan dari teknologi digital. Teknologi
dapat dimanfaatkan menjadi sarana pemasaran dan pekerjaan yang akan
membantu salah satu sektor dalam mewujudkan visi Indonesia emas 2045.
Teknologi digital memungkinkan orang untuk bekerja dengan lebih fleksibel,
dimanapun dan kapanpun diperlukan. Ada beberapa cara di mana teknologi digital
digunakan untuk mempermudah tugas-tugas, seperti pengiriman pesan melalui
email, transfer data, pencarian informasi, serta penyimpanan dan presentasi
informasi.

Melalui fungsi dan peran teknologi digital yang disebutkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa teknologi digital memiliki peranan penting dalam
penggalangan dana zakat, infak, dan sedekah. Teknologi digital menjadi alat yang
memudahkan muzakki (orang yang memberikan zakat) untuk menyampaikan
zakat, infak, dan sedekah tanpa perlu datang secara fisik ke kantor. Teknologi
digital juga menjadi alat yang efektif untuk memperkenalkan lembaga tersebut
kepada masyarakat secara luas.

Fungsi dan peran teknologi digital akan menghasilkan sebuah dampak


baik positif maupun negatif yang dijelaskan bahwa dampak positifnya meliputi,
kemudahan dalam memperoleh sebuah informasi dengan jangka waktu tergolong
singkat, lebih mudah dan efisien dalam mengirim suatu data maupun informasi,
sebagai sebuah media komunikasi jarak jauh dan jangkauan yang luas, dan
menjadi salah satu sumber penghasilan untuk seseorang. Tidak hanya dampak
positif yang didapatkan, ada pula dampak negatif yang diperoleh dari penggunaan
teknologi digital

2.7 Perekonomi

Secara umum, ekonomi didefinisikan sebagai cabang ilmu sosial yang


mengkaji aktivitas manusia yang terkait dengan produksi, distribusi, dan
konsumsi barang serta jasa. Ilmu ekonomi seringkali diasosiasikan dengan
manajemen keuangan rumah tangga. Kata "ekonomi" memiliki akar kata dalam
bahasa Yunani, yakni "oikos" yang merujuk kepada keluarga atau rumah tangga,
dan "nomos" yang mengacu kepada peraturan, aturan, dan hukum. Abraham
Maslow berpendapat bahwa ekonomi adalah disiplin ilmu yang dapat
memecahkan masalah kehidupan manusia dengan mengalokasikan sumber daya
ekonomi yang ada berdasarkan teori dan prinsip sistem ekonomi yang dianggap
efisien dan efektif.

Menurut Robbins, definisi ekonomi adalah studi mengenai bagaimana


manusia mengelola sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuannya dalam
menghadapi keterbatasan sumber daya. Dengan demikian, ekonomi rumah tangga
mencakup analisis tentang bagaimana individu bertanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan dan mencari kebahagiaan dalam kehidupannya melalui
kegiatan-kegiatan tertentu. Fungsi ekonomi juga terkait dengan upaya untuk
mengatasi kemiskinan dengan menjaga stabilitas atau bahkan meningkatkan
tingkat perekonomian. Dengan perekonomian yang stabil atau bahkan meningkat,
individu memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mencapai kehidupan yang
lebih sejahtera dan damai. Dengan kata lain, kestabilan ekonomi berperan penting
dalam membebaskan manusia dari beban kemiskinan dan memberikan
kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Cara Memanfaatkan Teknologi Digital Untuk Meningkatkan Partisipasi


dari Generasi Milenial dan Gen Z

Generasi Y (Milenial) dan Gen Z merupakan generasi yang berada di usia


produktif. Dimana usia produktif ini masa-masa regenerasi dalam segala hal yang
dapat membantu mewujudkan impian di masa mendatang. Generasi Milenial dan
Gen Z memiliki peran penting dalam proses pembangunan Indonesia, khususnya
dalam mewujudkan impian Indonesia Emas 2045. Dengan gagasan. energi, dan
pemahaman terkait teknologi dan perubahan sosial, kedua generasi tersebut dapat
membawa inovasi serta perspektif baru dalam proses pemanfaatan teknologi
digital yang lebih baik untuk pembangunan negara dalam segala sektor,

Generasi Milenial tumbuh dalam era dimulainya teknologi digital dan


globalisasi yang dapat membawa kontribusi penting dalam memanfaatkan
teknologi untuk meningkatkan transparansi, partisipasi publik, dan efisiensi sistem
politik. Generasi ini cenderung terbuka terhadap gagasan progresif dan inklusif
dalam tata kelola negara. Sementara itu, Generasi Z dengan keahlian teknologi
yang lebih, dapat memainkan peran dalam mobilisasi pemilih muda dan
menyuarakan isu-isu yang fokus kepada kepentingan masa depan negara. Gen Z
cenderung memegang nilai-nilai keberagaman, keadilan, dan keberlanjutan yang
lebih kuat.

Kolaborasi antara Generasi Milenial dan Gen Z dapat menciptakan sebuah


momentum positif guna perubahan yang lebih baik kedepannya. Melakukan
secara bersama-sama, dapat membuat pemanfaatan teknologi digital berjalan
sukses dan dapat mewujudkan satu persatu visi Indonesia Emas 2045 melalui
proses yang telah disiapkan sedemikian rupa. Dengan partisipasi aktif dari
Generasi Milenial dan Gen Z diharapkan dapat terbentuk pemerintahan yang
responsif, inklusif, dan mampu menghadapi tantangan kompleks di masa depan.
Adapun beberapa peran yang dapat dilakukan oleh Generasi Milenial dan
Gen Z dalam pemanfaatan teknologi dgital untuk mewujudkan Indonesia Emas
2045, sebagai berikut:

1. Menjadi pemilih yang cerdas dan kritis khususnya memahami berbagai


isu, politik dan ekonomi yang sedang berjalan melalui media sosial dan
platform lainnya.

2. Mendukung berkembangnya berbagai sektor di Indonesia dalam


mewujudkan sebuah visi Indonesia Emas 2045, salah satunya sektor
perekonomian Indonesia.

3. Mendorong partisipasi politik generasi muda dengan mengedukasi tentang


pentingnya berpartisipasi dalam aspek Pemilu yang akan datang untuk
masa depan negara Indonesia melalui teknologi digital.

4. Menjadi agen perubahan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan positif untuk


membangun Indonesia yang lebih baik melalui persebaran dengan
teknologi digital yang semakin berkembang.

Dengan adanya pemanfaatan teknologi digital membuat langkah awal


generasi milenial dan gen Z dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 yang
dimulai lebih awal. Harapan pemanfaatan teknologi digital yang semakin pesat
akan membawa dampak positif untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Karena teknologi digital merupakan salah satu tonggak perubahan yang dapat
dengan mudah diadaptasi oleh generasi milenial terutama gen Z yang lahir pada
era kemajuan teknologi yang semakin pesat. Kedua generasi tersebut dapat
memanfaatkan segala kemudahan para era 4.0 menuju 5.0 dalam pemanfaatan
teknologi digital untuk dampak positif bersama dan mewujudkan cita-cita negara
terkait visi Indonesia Emas 2045.
3.2 Peran Generasi Milenial dan Gen Z Dalam Bidang Politik Pemilu 2024
Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Pemilu serentak tahun 2024 memiliki peran utama dalam mencapai


aspirasi dan menghadapi tantangan yang dihadapi Indonesia pada tahun 2045.
Generasi milenial dan generasi Z memegang peran kunci dalam perjalanan negara
dan persatuan nasional. Dalam rangka mencapai target "Indonesia Emas 2045,"
Pemerintah perlu berkomitmen kuat untuk mewujudkan visi yang telah dirancang
melalui pemilihan pemimpin negara yang akan dilakukan secara serentak oleh
masyarakat pada tahun 2024. Generasi milenial dipandang memiliki peran penting
dalam mewujudkan "Indonesia Emas 2045" dengan memberikan inovasi dan
kontribusi positif dalam berbagai sektor. Namun, seiring berjalannya waktu,
Pemilu serentak 2024 dan seterusnya harus melibatkan tidak hanya generasi
milenial, tetapi juga generasi Z (Gen Z). Keduanya perlu bekerja sama dalam
konteks sistem Pemilu demokratis yang terus berkembang di Indonesia, yang
menjadi peluang untuk memperkuat demokrasi negara.

Selama pelaksanaan Pemilu serentak 2024 dan pemilihan-pemilihan di


masa depan, penting untuk menjalankan proses demokratis, transparan, dan jujur.
Hal ini sangat penting agar calon pemimpin mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat, terutama generasi Z yang memiliki pengaruh besar dalam pemilihan.
Kepercayaan ini diperlukan untuk mewujudkan visi "Indonesia Emas 2045" dan
membangun masa depan negara, serta memperkuat demokrasi di Indonesia.
Melalui pelaksanaan Pemilu serentak 2024, diharapkan generasi milenial dan gen
Z akan memainkan peran penting dalam perubahan di Indonesia dan akan
membantu memilih pemimpin negara yang mampu mengatasi berbagai tantangan
demi mencapai tujuan "Indonesia Emas 2045."

Adapun beberapa peran yang dapat dilakukan oleh Generasi Milenial dan
Gen Z dalam Pemilu Serentak 2024 untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,
sebagai berikut:
1. Menjadi pemilih yang cerdas dan kritis khususnya memahami berbagai isu
politik dan berbagai kasus yang terjadi di Indonesia.

2. Mendukung kandidat pemimpin negara dengan visi dan misi yang dapat
mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dan dipertanggungjawabkan
kedepannya.

3. Mendorong partisipasi politik generasi muda dengan mengedukasi tentang


pentingnya berpartisipasi dalam Pemilu.

4. Menjadi agen perubahan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan positif untuk


membangun Indonesia yang lebih baik.

5. Menjadi pemuda yang akan melek akan segala informasi mengenai pemilu
yang akan membantu menyebarluaskan.

6. Generasi milenial dan gen Z memiliki kesempatan untuk berpartisipasi


dalam berbagai bentuk, seperti menjadi anggota PPK, PPS, PPLN, KPPS,
KPPSLN, atau petugas pemutakhiran data pemilih.

7. Generasi milenial dan gen Z dapat terlibat dalam kegiatan seperti liputan,
jurnalistik, atau publikasi, serta melakukan penelitian atau studi terkait
pemilihan. Selain itu, pemilih muda dapat ikut serta dalam kegiatan
pemantauan selama proses pemilihan berlangsung.

Peran generasi milenial dan gen Z tidaknya hanya sebatas 7 peran yang
harus dilakukan namun, masih banyak peran yang harus dua generasi tersebut
lakukan. Tujuan dari peran ini adalah untuk memastikan bahwa demokrasi di
Indonesia berjalan dengan baik, dan salah satu aspek pentingnya adalah partisipasi
aktif dari seluruh warga negara, termasuk pemilih muda. Pada akhirnya, berikan
kontribusi positif untuk kemajuan bangsa ini, seberapapun kecil peranmu,
setidaknya jangan absen dalam pemilihan. Dengan, lebih peduli akan pemilu yang
akan segera dilakukan membuat generasi milenial dan gen Z bisa mengetahui hal
baru dan dengan cepat dapat menyebarluaskan kepada khalayak umum.
3.3 Peran Generasi Milenial dan Gen Z Dalam Bidang Perekonomian di
Indonesia

Generasi milenial dan gen Z memegang peranan penting dalam


mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 di sektor ekonomi. Temuan menunjukkan
beberapa peran vital dalam konteks perekonomian, antara lain: mendorong
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, generasi milenial dan gen Z memiliki
potensi untuk memajukan dan mendukung perkembangan ekonomi berkelanjutan,
yang merupakan kunci untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Menciptakan
ide-ide dan inovasi baru, dua generasi tersebut dapat berperan dalam menciptakan
ide-ide inovatif yang berkualitas tinggi, memajukan industri di Indonesia. Ikut
serta dalam program-program pembangunan ekonomi, generasi milenial dan gen
Z dapat berpartisipasi dalam program-program pembangunan ekonomi yang
dicanangkan oleh pemerintah atau sektor swasta, termasuk program
kewirausahaan atau pelatihan kerja. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
generasi milenial dan gen Z memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia di Indonesia dengan mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan era digital.

Untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 dalam aspek ekonomi,


keterlibatan generasi milenial dan gen Z adalah kunci. Mereka dapat berkontribusi
dalam membangun sektor ekonomi berkelanjutan, menghasilkan gagasan dan
inovasi baru, serta aktif dalam program-program pembangunan ekonomi, juga
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta memperluas konsumsi
produk dan jasa. Dengan demikian, generasi milenial dan gen Z memiliki
kapasitas untuk berpartisipasi dalam program-program pembangunan ekonomi
yang dicanangkan oleh pemerintah atau sektor swasta. Generasi milenial dan gen
Z memiliki peran yang signifikan dalam mencapai Indonesia Emas 2045 di sektor
ekonomi. Berikut adalah beberapa kontribusi generasi milenial dan gen Z dalam
mencapai visi tersebut:
1. Mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan: Generasi milenial dan
gen Z dapat memajukan dan memfasilitasi perkembangan ekonomi
berkelanjutan, yang merupakan kunci untuk membangun Indonesia Emas
2045.

2. Menghasilkan ide dan inovasi baru: Generasi milenial dan gen Z dapat
berperan dalam menciptakan ide-ide inovatif yang berkualitas tinggi,
memajukan industri di Indonesia.

3. Terlibat dalam program-program pembangunan ekonomi: Generasi


milenial dan gen Z dapat aktif dalam program-program pembangunan
ekonomi yang dicanangkan oleh pemerintah atau sektor swasta, termasuk
program kewirausahaan atau pelatihan kerja.

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia: Generasi milenial dan gen Z


memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
Indonesia dengan mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang
sesuai dengan tuntutan era digital.

5. Konsumsi: Generasi milenial dan gen Z merupakan konsumen potensial


yang memiliki pengaruh besar terhadap tren konsumsi. Oleh karena itu,
mereka dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui
konsumsi produk dan jasa.

Dalam mencapai visi Indonesia 2045 sebagai negara yang maju dalam
sektor ekonomi, tindakan nyata dari generasi milenial dan gen Z, serta seluruh
masyarakat Indonesia, diperlukan. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk
meningkatkan keterampilan dan kompetensi yang sesuai, membangun jaringan
dan kolaborasi dengan sesama generasi milenial dan gen Z, serta pihak-pihak
yang memiliki kepentingan serupa, serta terlibat dalam program dan inisiatif yang
mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan, kolaborasi yang dilakukan
dapat membawa dampak baik juga untuk segala sektor pendukung dalam
mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 yang akan terus berproses setiap
tahunnya.
BAB IV

PENUTUPAN
DAFTAR PUSTAKA

Labolo, Muhadam, and Teguh Ilham. Partai politik dan sistem pemilihan umum di
Indonesia: teori, konsep, dan isu strategis. PT. RajaGrafindo, Divisi Buku
Perguruan Tinggi, 2015.

Haq, Muhammad Rijalul. Efektivitas Pemanfaatan Teknologi dalam


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah
Al-Irsyad Kota Madiun. Diss. Universitas Muhammadiyah Surabaya,
2016.

Zulfikar, Achmad. "Pemuda, Politik dan Masa Depan Indonesia 2045." (2019).

Telaumbanua, Dalinama, et al. "Peran pemilih muda dalam meningkatkan


partisipasi masyarakat pada penyelenggaraan pemilu." HAGA: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat 1.2 (2022): 115-122.

Peneliti, B. Kehadiran. "A. Pendekatan dan Jenis Penelitian." PENGELOLAAN


PERPUSTAKAAN DI MAN 6 ACEH BESAR (2022): 38.

Fathurahman, Ferdiyan. Politik Pendidikan Paulo Freire dan Kaitannya dengan


Pendidikan di Indonesia (Studi Analisis Dialektis Paulo Freire). Diss.
IAIN Syekh Nurjati, 2021.

Arikarani, Yesi, and Muhammad Faizul Amirudin. "Pemanfaatan media dan


teknologi digital dalam mengatasi masalah pembelajaran di masa
pandemi." Edification Journal: Pendidikan Agama Islam 4.1 (2021):
93-116.

“Generasi Milenial, Z, dan Pembangunan Indonesia.” Republika.id, 24 January


2021,

“Generasi Muda yang Berkualitas Tinggi Berperan Penting dalam Pertumbuhan


Ekonomi di Era Society 5.0.” Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian, 12 March 2022,
“Generasi Z Berperan Penting Bagi Indonesia.” DPR RI, 1 November 2020,

“Gen Z dan Gagasan Indonesia Emas 2045.” Publika, 8 July 2023,


https://publika.rmol.id/read/2023/07/08/580622/gen-z-dan-gagasan-indone
sia-emas-2045.

“Indonesia Emas 2045 Diwujudkan Oleh Generasi Muda | Kementerian


Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.” Kemenko
PMK, 6 October 2022.

“Milenial dan Gen Z jadi aktor utama pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.”
ANTARA News Kupang, Nusa Tenggara Timur, 9 June 2023.

“39 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Perekonomian Definisi ekonomi


secara umum adalah salah satu ilmu sosial yang mempelajari.”UIN SMH
Banten Institutional Repository”

“3 Tantangan Besar Orang Muda Menuju Indonesia Emas 2045.” NU Online, 15


August 2023.

Anda mungkin juga menyukai