Anda di halaman 1dari 34

Sejarah Penemuan Virus Tumbuhan

Virus bhs Romawi Racun


Istilah virus diperkenalkan bunga tulip
(1576)
Bunga tulip
terinfeksi virus

Beraneka gejala

Varietas yg
spesial
TAHUN 1714 Lawrence penularan virus
dengan penyambungan (grafting) tan.
melati berhasil membuktikan ada
sesuatu dalam sap (cairan yg berasal dari
jaringan) tan. Sakit yg dapat menular ke
tanaman sehat.
(Percobaan yang tidak tertulis)
Tahun 1886 ADOLF MAYER melaporkan:
♣ Penyakit mosaik tembakau
(Mosaikkrankheit )
♣ Dapat ditularkan dengan cairan
tan. terinfeksi injeksi tulang
daun
♣ Pemanasan sap tan. sakit dapat
menginaktifkan agen infektif
tersebut
♣ Menyimpulkan disebabkan bakteri
Tahun 1892 D. IVANOWSKI (RUSIA) memperkuat
penemuan Mayer bahwa
Agens infektif tsb dapat melewati filter bakteri
filter bakteri yang berpori sangat kecil
 Filtratnya tetap infektif setelah disimpan bbrp bln

Tahun 1898 MARTINUS W. BEIJERICK (Bapak Virologi)


♦ Penyakit mosaik tembakau
♦ sap tan. sakit disaring dengan filter porselen
ternyata dapat berdifusi melalui agar
♦ Agens (patogen) tidak mati bila dimasukkan
dalam alkohol) Bakteri akan mati
♦ Bukan bakteri tapi agen penular yang bersifat
cair dan hidup (contangium vivum fluidum)
Banyak orang meneliti agens penyebab mosaik pada
tembakau yang selanjutnya dikenal sebagai
Virus mosaik tembakau (tobacco mosaic virus, TMV).

Pada tahun 1904, E. Baur


Penyebab variegasi (belang-belang) yang infektif
pada Abutilon sp. dapat ditularkan melalui
penyambungan, tetapi tidak dapat ditularkan
dengan cara mekanik.

Akhirnya, Beijerinck dan Baur memberi nama "virus",


untuk membedakan agens penyebab yang infektif ini
dengan bakteri, meskipun pada awalnya masih banyak
peneliti yang tetap menggunakan istilah bakteri untuk
virus.
Pada akhir abad ke XIX timbul dugaan bahwa
penyakit yang infektif ini disebabkan oleh
mikroba.

Ditemukan suatu filter yang dapat menahan


bakteri patogen sehingga nama agens penyebab
yang belum banyak dikenal ini diubah menjadi
“virus yang dapat Melalui filter"
(filterable viruses).

Antara tahun 1900 dan 1935 mulai banyak diteliti


penyakit tumbuhan filterable viruses, tetapi
hasilnya masih rancu karena belum tersedia
metode yang dapat membedakan virus dengan
penyebab lain.
kriteria umum, yang dipakai adalah agens infektif
Ini mampu melewati filter dengan pori berukuran
sangat kecil untuk dapat menahan agens seluler.

Ternyata filterable viruses ini tidak berasosiasi


dengan agens patogenik lain yang dapat dilihat
dengan mikroskop cahaya. Selanjutnya diketahui
bahwa di antara agens ini ada yang tidak dapat
ditularkan melalui cara mekanik sehingga kriteria
filterable tidak dapat digunakan lagi.
Hashimoto (1894) menemukan:
Adanya hubungan antara penyakit kerdil
(Dwarf disease) pada padi dan serangga wereng
(Nephotettix apicalis var. cincticeps)

I. O. Kunkel (1922) menemukan


Agens infektif dapat ditularkan oleh insekta
dari golongan wereng (leafhopper dan planthopper)
(vektor virus).
F.O. Holmes (1929) orang I melaporkan
☻Daun Nicotiana glutinosa diinokulasi secara
mekanik dengan virus mosaik (TMV) akan
menimbulkan Lesio lokal (lesio, lesion,
becak kecil)
☻Jumlah lesio menunjukkan konsentrasi virus
di dalam inokulum.
☻Perlakuan ini dapat digunakan untuk menghitung
pengujian infektivitas virus secara kuantitatif
dengan cepat.
Pada awal tahun 1930-an, peneliti dari beberapa
negara mulai berusaha untuk mengisolasi dan
memurnikan isolat virus atau kornponennya dari
turnbuhan.

Stanley (1933) Hadiah Nobel 1936


 Orang pertama yang mengkristalkan virus TMV.
 TMV menyerupai bentukan kristalin dan
terdiri atas globulin yang tidak mengandung
gugus fosfor.
F.C. Bawden dan N.W. Pirie (1937)
 Orang pertama yang melaporkan bahwa partikel
virus terdiri asam nukleat dan protein
 As. Nukleat sama dengan yang ditemukan pada
khamir (yeast) Ribonucleic acid (RNA)
RNA 5%
Protein 95%

Beale (1928), Gratia (1933) dan Chester (1935;1936)


 Menemukan teknik untuk membedakan jenis
virus dengan uji serologi
 TMV dapat dibedakan dengan PVX masing-
masing mengandung antigen berupa protein
yang spesifik
Virus tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya,
tetapi berkat kemajuan ilmu di bidang optik,
bentuk partikel virus pun dapat diketahui.

Pada tahun 1939, mikroskop elektron (ME) yang pertama


dibuat oleh Kausche, Pfankuch dan Ruska.

Dengan ditemukannya ME dapat mengetahui


partikel TMV: berbentuk batang (rod) 16 x 300 nm.

Pada tahun 1939, Bawden dan Pirie pun menemukan


partikel tomato bushy stunt virus berbentuk kristal
dalam tiga dimensi.
T. Fukushi (1940) membuktikan bahwa rice
dwarf virus dapat ditularkan secara vertikal
sampai beberapa generasi melalui telur
vektornya yaitu wereng hijau (leafhopper).

Hal ini menunjukkan bahwa selain pada


tumbuhan, virus juga mampu memperbanyak
diri dalam vektornya.
DEFINISI VIRUS

Pada awalnya virus didefinisikan:


• Agens infektif yang dapat melalui filter
bakteri berukuran pori sangat kecil,

• Tidak dapat diamati dengan mikroskop


cahaya.
Definisi virus ini kemudian berubah dengan
ditemukannya temuan-temuan baru.

Berikut ini adalah perkembangan definisi


virus:
1. Bawden (1950)
- Patogen parasitik yang bersifat obligat
- Berukuran kurang dari 200 nm.
(Catatan: ternyata sekarang diketahui bahwa
ada anggota Fitoplasma yang mempunyai
kisaran ukuran yang sama dengan virus
tertentu).
2. Luria (1953, ahli penyakit hewan)
suatu kesatuan submikroskopis yang memiliki
kemampuan untuk masuk ke dalam sel secara
spesifik dan memperbanyak diri di dalamnya.

3. Lwoff (1957)
a. Suatu kesatuan genetik yang patogenik
b. Bersifat intraseluler,
c. Memiliki satu jenis asam nukleat,
d. Memperbanyak diri dalam bentuk bahan
genetiknya
e. Tidak melakukan pembelahan binair
karena tidak mempunyai sistem Lypmann
yaitu sistem enzim pembangkit energi.
4. Luria dan Darnel (1957)
a. Satu kesatuan genom yang penyusunnya berupa
asam nukleat
b. As. Nukleat digunakan untuk replikasi dirinya
di dalam sel hidup melalui mekanisme
pensintesis dari sel inangnya
c. Mampu mempengaruhi kehidupan sel inang
untuk membentuk elemen (pesusun) khusus
agar dapat mentransferkan genomnya ke sel lain
5. Luria (1959)
a. Virus adalah elemen bahan genetik yang
dapat menentukan serangkaian reaksi
biosintesis dalam sel inang untuk
membentuk sejumlah kopi dirinya
a. Menggunakan dan energi inang untuk untuk
dapat berpindah dari sel ke sel.
6. Lwoff dan Tournier (1966)
Ada lima sifat yang ada pada semua virus
dan tidak ada pada yang bukan virus.

Sifat-sifat virus tersebut adalah:


a. Memiliki hanya satu asam nukleat, DNA atau
RNA
b. Memproduksi diri dari asam nukleatnya sendiri
c Tidak dapat tumbuh dan membelah diri secara binair
d. Tidak memiliki sistem penghasil energi dengan
potensi tinggi
e. Menjadikan ribosom sel inang untuk melaksanakan
replikasi dirinya
7. Fraenkel-Conrat (1969)
 Menganggap virus adalah sebagai
partikel yang terdiri dari satu atau beberapa
molekul DNA atau RNA
 Biasanya terselubung oleh protein
 Mampu menularkan as nukleatnya dari satu
sel inang ke sel lainnya
 Menggunakan enzim sel inang untuk replikasi
dirinya melalui pelepasan informasi dirinya
terhadap sel inang.
8. Matthews (1970)
Memodifikasi definisi Lwoff dan Tournier (1960).
virus adalah:
a. Memiliki hanya satu asam nukleat (DNA/RNA)
sebagai bahan genetik.
b. Bahan genetik dapat terdiri dari satu atau lebih
molekul asam nukleat yang terbungkus dalam
selubung protein, tiap molekul asam nukleat
dapat berada dalam mantel yang terpisah atau
semua molekul asam nukleat terbungkus dalam
satu partikel yang sama.
c. Dapat mereplikasi diri hanya dengan kehadiran
ribosom, RNA transfer dan sistem pembangkit
energi dari sel inang yang sesuai
d. Dapat menyebabkan penyakit, paling tidak pada
satu inang di bawah kondisi lingkungan yang sesuai
9. Matthews (1991) (Pengetahui lebih modern).
Serangkaian satu atau lebih molekul genom
asam nukleat yang dilindungi oleh protein mantel
(lipoprotein), dan komplemen asam nukleat ini secara
langsung dapat bertindak sebagai mRNA
(sebagai replika untuk memperbanyak dirinya bila
berada dalam sel organisme hidup yang sesuai).

Di dalam sel inang yang hidup:


1) Replikasi virus bergantung pada fungsi mesin
pensintesis asam amino dan protein milik
organisme inang
2) keturunannya (progeni) berasal dari material yang
diorganisasi oleh replika virus. Meskipun bukan
berasal dari pembelahan biner, progeni virus
mempunyai sifat yang identik dengan generasi
asalnya
3) Virus terletak di tempat yang tidak terpisahkan
oleh membran lipoprotein berlapis ganda
di dalam sel inang, jadi bersatu dengan
komponen sel inang
4) Replikasi terjadi di daerah sumber penghasil
energi dan asam amino (protein) sel inang.
Hull (2002) melanjutkan Matthews (1991)
 Serangkaian molekul asam nukleat (RNA/DNA),
 Dilindungi oleh protein mantel (membran
lipoprotein) yang berfungsi sebagai amplop
 Mampu mengorganisasi dirinya untuk melakukan
replikasi di dalam sel inang yang sesuai.
 Ditularkan secara honizontal di antara pertanaman
inang.
 Dapat ditularkan dan menyebabkan penyakit
paling tidak pada satu jenis inang, kecuali anggota
Grup Cryptovirus (kurang mudah dideteksi secara
makroskopis, hanya ditularkan melalui biji dan polen).
Di dalam sel inang:
1) Replikasi virus bergantung pada kemampuan
elemen dan ribosom inang sebagai mesin
pensintesis asam amino dan protein
2) Replikasi virus diorganisasi dari sumber bahan
genetik dasar tersedia yang diperlukannya, dan
progeninya mempunyai sifat yang identik dengan
tetuanya, tetapi bukan berasal dari pembelahan biner
3) Replikasi virus terjadi di daerah sumber-sumber
penghasil energi dan asam amino (protein) sel inang
4) Virus adalah agens parasitik yang selalu berada
dalam sitoplasma sehingga selama infeksi, replikasi
dan multiplikasinya, virus tidak pernah membentuk
membran lipoprotein berlapis ganda yang berfungsi
untuk memisahkan sitoplasma inang dengan dirinya
sebagai agens parasitik,
5) dalam kehidupannya, virus terus membentuk varian
baru melalui suatu perubahan susunan nukleotida,
dalam asam nukleatnya, dan perubahan ini terjadi
sebagai akibat dari cekaman oleh faktor lingkungan,
vektor dan tumbuhan inang.
SIFAT VIRUS

Berdasarkan sifat virus maka ilmuwan:


• Kelompok biologi mikroorganisme
• Kelompok biokimia molekul.
•Berdasarkan perbedaan karakteristik dan
sifat dasar virus dua teori
1. Teori molekuler
2. Teori organisme.
1. Teori Molekuler
Virus bukanlah sel karena:
 Tidak memiliki nukleus, sitoplasma atau membran
pembatas.
 Memiliki ukuran, bentuk, komposisi kimia yang
seragam, dan dapat mengkristal

kesemuanya merupakan sifat-sifat molekul.

☻ Ukuran antara molekul protein dan asam nukleat.


☻ Kehomogenan kimia dan fisika virus sebanding
dengan kehomogenan molekul-molekul protein.
Keberatan terhadap teori ini adalah “Reproduksi Virus”.

Pendukung teori molekuler menduga virus adalah


autokatalis yang meningkat pada sel-sel yang rentan
melalui pengaktifan prekursor-prekursor yang sudah
ada.

Tetapi dugaan ini terbantahkan dengan dua kenyataan


bahwa sel-sel sehat tidak memiliki prekursor seperti itu
dan yang lebih penting, sintesis asam nukleat virus
dan proteinnya terjadi secara tepat sama sebagaimana
sintesis asam nukleat dan protein-protein sel.
2. Teori Organisme

Para ahli biologi memandang virus sebagai:


mikroorganisme atas dasar tiga hal:
1. Virus mampu berreproduksi,
2. Melakukan mutasi (strain baru),
3. Memiliki kelangsungan genetik
Setiap partikel virus memiliki turunan genetik
dari partikel yang serupa dan tiap partikel
benar-benar keturunan dari jenisnya

“Sifat dasar semua organisme hidup”.

Pendukung teori ini Barnet (1945).

Anda mungkin juga menyukai