Anda di halaman 1dari 7

TRIANGLE DIAMONDS: STRATEGI EKONOMI PARIWISATA KABUPATEN

BANYUWANGI DALAM MENYAMBUT BONUS DEMOGRAFI

Arif Saputra
Universitas Negeri Jember
arif.saputra969@yahoo.com

Bonus demografi dapat diartikan sebagai peningkatan jumlah penduduk


usia produktif, (berusia 15-64 tahun) lebih banyak, atau lebih besar
dibanding dengan dengan usia kurang produktif, (berusia dibawah 15
tahun dan diatas 64 tahun). Pada masa ini suatu negara akan mendapat
bonus jumlah penduduk produktif yang lebih tinggi. Dampaknya akan
mendorong perekonomian suatu negara, Menuju ke percepatan
pembangunan jika dapat di kelola dengan baik. bonus demografi tidak serta
merta membawa suatu negara mengalami pertubuhan ekonomi yang baik,
namun harus di iringi dengan berbagai kesiapan pemerintah, dalam
menghadapi masa tersebut. Indonesia sebagai negara kepulauan yang
memiliki beraneka ragam suku, ras, agama dan budaya, akan mengalami
bonus demografi pada tahun 2030-2040 menurut Kementerian
PPN/Bappenas pada siaran persnya. Menurut siaran pers tersebut,
penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen, dari total jumlah
penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa [1]. Penambahan
penduduk produktif inilah yang nantinya, akan menjadi tugas Pemerintah
Pusat maupun Daerah dalam meningkatkan sektor ekonomi.

Ekonomi menjadi dampak dari adanya Bonus Demografi, memberikan


peluang bagi banyak daerah di Indonesia dalam mengembangkan
potensinya masing-masing. Kabupaten Banyuwangi misalnya, secara
geografis menurut data kependudukan Kabupaten Banyuwangi tahun 2019,
Banyuwangi berada pada posisi paling ujung timur Pulau Jawa dan
memiliki luas 5,782.50 km2. Penduduk Kabupaten Banyuwangi sebanyak
1.745.675 jiwa, dengan jumlah penduduk produktif sebesar 1.221.474 jiwa

1
Kementrian PPN/Bappenas “Bonus Demografi 2030-2040: Strategi Indonesia Terkait
Ketatanegaraan Dan Pendidikan”, diakses dari https://www.bappenas.go.id, pada tanggal
10 juni 2010 pukul 10:14
dan jumlah penduduk kurang produktif sebesar 524.201 jiwa. Hal tersebut
menandakan bahwa Kabupaten Banyuwangi, memiliki potensi sumber daya
manusia produktif yang begitu besar[2]. Selain itu Banyuwangi memiliki
banyak destinasi wisata. Potensi wisatanya sangat besar, tak heran jika
Banyuwangi jadi salah satu destinasi favorit di Jawa Timur. Banyuwangi
memilki wilayah yang sangat strategis, di wilayah timur banyuwangi
berbatasan dengan Selat Bali, yang memilki potensi wisata lautnya, dan di
wilayah barat berbatasan dengan pegunungan yang memilki potensi wisata
bukitnya. Kabupaten Banyuwangi memiliki jumlah destinasi wisata
sebanyak 62 destinasi, diantaranya adalah 47 wisata alam dan 15 wisata
buatan3. Dari 62 destinasi tersebut, terdapat 3 destinasi wisata terbaik yang
memiliki potensi dalam pembangunan ekonomi dan pemberdayaan
manusia. Ketiga destinasi wisata tersebut adalah Kawah Ijen, Pantai
Pelengkung di Taman Nasional Alas Purwo, dan Pantai Sukomade di Taman
Nasional Meru Betiri.

Ketiga destinasi wisata tersebut, diberi nama Triangel Diamonds,


Triangel Diamonds berasal dari bahasa inggris, Triangel berarti Segitiga dan
Diamonds berarti Berlian yang memiliki makna Segitiga Berlian. Segitiga
Berlian ini dimaksudkan pada tiga tempat destinasi wisata Banyuwangi,
yang sangat Populer di kunjungi oleh para wisatawan domestik maupun
wisatawan mancanegara. Ketiga destinasi tersebut dapat menarik para
wisatawan karena keindahan dan potensinya. Yang pertama adalah Kawah
Ijen. Gunung yang memiliki ketinggian 2.386 mdpl tersebut dapat
memperlihatkan keindahan kawahnya, tidak hanya itu, namun juga dapat
mengeluarkan fenomena blue fire atau api biru, fenomena tersebut hanya
ada dua di dunia salah satunya ada di Kawah Ijen, keindahan dan
fenomena tersebutlah yang membuat ijen banyak di kunjungi wisatawan.

2
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi “Data Persebaran Penduduk”, diakses dari
https://www.banyuwangikab.go.id/profil/kependudukan-dan -naker.html, pada tanggal
12 juni 2020 pukul 12:50
3
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi “Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata”, diakses dari
https://www.banyuwangikab.go.id/profil/dinas/kebudayaan/pariwisata. html, pada
tanggal 16 juni 2020, pukul 7:38

3
Gambar 1: Kawah ijen (sumber : google.com)

kedua adalah Pantai Pelengkung, merupakan pantai yang berada di


Taman Nasional Alas Purwo, tidak hanya keindahan pantainya, namun
Pantai Pelengkung juga memiliki kualitas ombak terbaik kedua di dunia
setalah Hawai. Dan hal tersebutlah membuat pantai pelengkung memilki
banyak event di dalamnya seperti Da Hui Pro Surfing world Championship
Seri III dan Banyuwangi G-Land International Team Challenge, selain itu,
pada tahun 2016 pantai yang sering di sebut G-Land ini berasil meraih
penghargaan Anugrah Pesona Indonesia sebagai Most Popular Surfing Spot
di Indonesia[4].

Gambar 2 : pantai pelengkung (sumber : google.com)

ketiga adalah Pantai Sukomade, yang memiliki julukan Pantai Penyu


Sukomade Tour, merupakan habitat penyu-penyu raksasa. Di kawasan
Sukomade juga terdapat tempat penetasan telur penyu yang sudah di
kumpulkan oleh petugas. Di pantai ini pengunjung dapat melihat langsung
penyu bertelur, penangkaran penyu serta mengikuti kegiatan pelepasan
tukik (anak penyu) ke laut. Dari adanya program tersebut, wisatawan dapat
tertarik untuk mempelajari penyu di alam liar. Inovasi pengembangan
4
INDONESIA.GO.ID, “Pantai Pelengkung Spot Surfing Kelas Dunia yang Tersembunyi di
Banyuwangi” , diakses dari https://www.indonesia.go.id/ragam/pariwisata, pada tanggal
16 juni 2020 pukul 9:34
pariwisata Banyuwangi, kembali menorehkan prestasi internasional, daerah
berjuluk The Sunrise of Java tersebut menyabet penghargaan tertinggi
bidang pariwisata tingkat Asia Tenggara, yaitu ASEAN Tourism Standard
Award (ASEAN)[5].

Gambar 3: Pantai Sukomade (sumber : google.com)

Pariwisata di Kabupaten Banyuwangi menggeser angka pengangguran


terbuka yang turun 50% di kisaran angka 3,07%. Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Banyuwangi naik menjadi 115,4% yakni
sekitar Rp 69,9 Triliun6. Pada tahun 2019 jumlah kunjungan Wisatawan
Domestik Sebesar 5.307.054 orang pertahun, sedangkan pada tahun 2010
hanya 654.602 Orang pertahun, yang membuktikan bahwa wisatawan
domestik mulai dari tahun 2010 sampai 2019 mengalami peningkatan yang
signifikan. Pada wisatawan mancanegara, jumlah kunjungan tertinggi
berada pada Tahun 2018 yakni 127,420 orang per tahun. Wisatawan
Mancanegara mampu membelanjakan uangnya hingga Rp2,7 juta per
perjalanan, dan wisatawan Domestik dapat membelanjakan Rp1,54 juta per
perjalanan. Belanja dari Wisatawan Domestik maupun Mancanegara dapat
membuat perputaran sekitar Rp7,7 Triliun pertahun. Pariwisata di
Kabupaten Banyuwangi menjadi penyumbang terbesar PDRB dalam tiga
tahun terakhir, dan rata-rata Pariwisata memberikan sumbangsih sebesar
10,3%[7].
5
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, “Wakil Indonesia, Banyuwangi Sabet Penghargaan
Pariwisata ASEAN”, diakses dari https://www.banyuwangikab.go.id, diakses pada tanggal
16 Juni 2020 pukul 10:13
6
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi “Profil Ekonomi”, diakses dari
https://www.banyuwangikab.go.id/profil/ekonomi.html , pada tanggal 12 Juni 2020 pukul
12:58
7
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi “Data Pariwisata” diakses dari
https://www.banyuwangikab.go.id/profil/pariwisata.html, pada tanggal 12 juni 2020
pukul 13.09
Peningkatan perekonomian Kabupaten Banyuwangi melalui pariwisata
cukup baik sekali, langkah selanjutnya adalah mengadakan pembangunan
pada triangel diamonds sebagai wisata terbaik, untuk mempersiapkan
pertumbuhan perekonomian Kabupaten Banyuwangi pada masa bonus
demografi ke depan. Terdapat tiga langkah dalam mengembangkan Triangel
Diamons, yakni adalah:

a. Pembangunan infrastruktur wilayah triangel diamonds


b. Pembangunan kualitas SDM triangel diamonds
c. Promosi destinasi wisata triangel diamonds

Ketiga langkah tersebut perlu di terapkan, untuk mengembangkan


triangel diamonds dalam menyambut perekonomian pada masa bonus
demografi kedepan. Pembangunan infrastruktur di wilayah triangel
diamonds perlu untuk diadakan. Adanya akses jalan dan fasilitas publik
yang memadai, membuat wisatawan merasa nyaman pada perjalanannya.
Hal tersebut di buktikan dengan pembangunan bandara kelas internasional
di Kecamatan Blimbingsa, Dengan adanya akses bandara tersebut, para
wisatawan domestik atau mancanegara dapat dengan mudah mengunjungi
banyuwangi. Selanjutnya adalah dari pembangunan kualitas SDM-nya,
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam menghadapi masa bonus
demografi ke depan, perlu meningkatkan kualitas SDMnya seperti
mengadakan pelatihan kerja tourguide, pengembangan UMKM, pelatihan
perhotelan, dan jasa perjalanan . Tanpa adanya kualitas SDM yang
memadai pada masa bonus demografi, maka akan mengakibatkan
permasalahan sosial ke depan. Langkah terakhir adalah promosi triangel
diamonds. Demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi, perlu untuk mempromosikan triangel diamonds
sebagai wisata kelas internasional. promosi tersebut diadakan ada saat
adanya Event internasional di Banyuwangi seperti gandrung sewu, BEC
(Banyuwangi Ethno Carnaval) dan festival ngopi sepuluh ewu. Hal tersebut
bertujuan agar wisatawan domestik maupun internasional dapat
berkunjung di triangel diamonds.
Tiga langkah pengembangan triangel diamonds tersebut tidak bisa
dilakukan sendiri, namun Pemerintah Kabupaten Kanyuwangi harus
menggandeng dua elemen penting lainya, yakni masyarakat dan swasta.
Hubungan antar stakeholders dapat memberikan inovasi baru dalam
mengembangkan triangel diamonds sebagai wisata berkelas. Koordinasi dan
kerjasama yang kuat antara Pemerintah Daerah, masyarakat, dan swasta
sebagai pelaku pembangunan daerah. peran Pemerintah Kabupaten adalah
membentuk kebijakan, sedangkan masyarakat melaksanakan kebijakan,
dan swasta meningkatkan produktivitas sesuai kompetensinya. Pemerintah
Daerah bukanlah penentu utama arah pembangunan, yang paling
mengetahui dan berhak menentukan arah pembangunan . Namun kedepan
peran swasta dan masyarakat dapat di harapkan semakin luas. Sedang
Pemerintah Daerah lebih bersifat koordinatif, fasilitatif, administrative
sebagai stimulan Pembangunan Daerah[8]. Pengembangan triangel
diamonds sebagai langkah awal dalam meningkatkan pertumbuhan
perekonomian Kabupaten Banyuwangi dalam mengahadapi masa bonus
demografi kedepan. Hubungan tersebut dapat di gambarkan sebagai
berikut:

PEMERINTAH

SWASTA MASYARAKAT

Bagan 1. Hubungan upaya pengembangan triangel diamonds

Dampak atau output yang di berikan, dengan adanya pengembangan


strategi triangel diamonds, dalam mengahadapi perekonomian Kabupaten
Banyuwangi pada masa bonus demografi kedepan adalah:

1. Meningkatnya pendapatan Daerah Kabupaten Banyuwangi.

8
Azwar Anas, “Bupati Optimis Pengembangan Perekonomian Berbasis Keunggulan Lokal”,
diakses dari https://www.banyuwangikab.go.id, pada tanggal 17 juni 2020 pukul 0:24
2. Meningkatnya perekonomian Kabupaten Banyuwangi.
3. Meningkatnya industri kreatif lokal di Kabupaten Banyuwangi.
4. Meningkatnya jumlah UMKM di Kabupaten Banyuwangi.
5. Banyaknya investor yang berinvestasi di Kabupaten Banyuwangi
6. Banyaknya lapangan pekerjaan di Banyuwangi.
7. Banyaknya SDM yang berkualitas.
8. Mengurangi pengangguran di Kabupaten Banyuwangi.
9. Meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat di
kawasan triangel dimonds

Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi pariwisata dalam mendorong


perekonomiannya. hal tersebut di buktikan dengan sektor pariwisata yang
menyumbang 10,3% pada pendapatan daerah. Triangel diamonds
menjadikan potensi Banyuwangi, sebagai kota wisata kelas internasional,
yang menjadikan kekayaan alam dan kearifan lokal nya, sebagai destinasi
wisata. Pemerintah daerah diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan
swasta dan masyarakat dalam mengembangkan triangel diamods. Dengan
mengembangkan triangle diamonds, di harapkan kabupaten banyuwangi
mampu menghadapi perekonomian pada masa bonus demografi kedepan.

Anda mungkin juga menyukai