Anda di halaman 1dari 2

Intimate Circle: Ngobrol dari hati ke hati seputar bisnis

Tema Acara : Seni Bercerita dalam Strategi Branding


Pengisi Acara : Kang Nurman
Waktu Pelaksanaan : Jumat, 27 Oktober 2023

Storytelling is a key, setiap nama produk di bikin ceritanya biar setiap produk punya
nyawanya masing-masing. Di bulan pertama pake strategi media buying, sebar press rilis dan
akhirnya jadi attention baru dari situ sandiaga uno dan influencer pada ngontak minta product
hasilnya impactful bisa sampe 10x lipat gara gara canvassing sebar sepatu ke influencer
konsisten bisa selama setaun. Ketika melonjak sempet engga siap dengan infrastruktur dan
nyoba ningkatin terus gara gara pandemi dari 2021 itu mulai kerjasama B2B sama astra, KAI,
bank mandiri dan BUMN lainnya gacuma sepatu tapi berbahan ceker ayam. Awal produksinya
di rumah, di moh toha. Pindah product karena di industri sebelumnya bisa perang harga, sampe
sekarang engga pernah perang harga dan banting harga. Gimana caranya kita membangun
trust market dengan product yang kita punya jadi media buying, influencer, ikut kompetisi dan
dengan cara itu bisa masuk ke market dan percaya sama kita. Ceker ayam engga ada selain di
hirka akhirnya itu jadi value dan bikin orang proud untuk pakenya karena kulit buaya kulit ular
udah biasa.
Strategi 5 tahun kedepan sudah dibuat dan dipersimple ke per tahun dan setiap bulan
udah ada program misal kolabs sama tiga brand multinasional. Ada regular product ada
seasonal product (bisa dijual dengan harga lebih dari 1 juta) karena marginnya tebel jadi cukup
dengan omzet 100-200 juta. Durability product bisa sampe dua tahun. Maintenance semua jenis
kulit kalo pengolahannya sama itu maintenancenya sama. Dari setiap boxnya udah dikasih
petunjuk perawatan. Bikin multiverse buat branding, di tahun depan bakal ngeluarin 3
multiverse, sesimple pengen bercerita kalo indonesia luas dengan budayanya yang banyak
akhirnya diimplementasikan ke product dan dibuat story. Diambil benang merahnya, product
seperti apa yang pengen kita bikin. Nentuin temanya itu ada orang khusus yang jobdesknya
untuk bercerita tentang product. Salah satu jurus andalan itu kan restoran fast food engga
jualan ceker ayam nah ceker ayamnya kemanain? Sampe pernah kolabs sama KFC dan bikin
edisi khusus cuma 100 pasang. Hirka filosofinya itu artinya dicintai. Strategi media buying saya
pakenya yang local pride. Sampe sekarang belum ada kompetitor. Butuh energi untuk fokus di
industri yang sekarang makanya engga kefikiran buat bikin sister brand karena mencoba
membangun hirka untuk jangka panjang (10-20 tahun kedepan) goalsnya pengen jadi luxury
brand dan selama ini engga pernah pake jalan pintas selalu berusaha konsisten dalam
membuat karya dan melewati setiap fasenya. Industri kreatif biasanya susah untuk konsisten.
Dulu masih idealis jadi kepemilikan 100% masih milik sendiri kalo sekarang jadi realistis. Idealis
itu penting untuk sebuah bisnis karena kalo engga ada idealis itu jadinya dagang tapi idealis itu
engga menghasilkan uang jadi idealis dan komersil harus tetep ada. Visinya ingin jadi brand
luxury pertama yang lahir di indonesia. Behavior customer/user di Indonesia beli barang dengan
angka dua juta tuh pasti brand luar, behavior orang yang punya duit buat fashion mayoritas
pasti kiblatnya keluar. Penjualan paling banyak dari website. Secara kapasitas kurang lebih 1
ton ceker per minggu. Project B2B dalam setahun itu bisa 7 project dengan minimum order 100
pasang. Retail sebulan 100-200 pasang. 1 kilo menghasilkan 25 ceker ayam. Dalam kompetisi
itu exposure dan networking yang dikejar. Benefit dari kompetisi itu bisa dapet client. Awalnya
idealis pengen jual diatas 1 juta tapi ternyata market belum siap akhirnya diturunin harganya
sesuai brand local pada masanya benchmarking ke Brodo makanya diambil pricing 490 ribuan.
Research selama 4 tahun itu habis hampir 300 juta. Engga mau ada dualisme makanya brand
sebelumnya ditinggalin. Untuk tahun depan lagi mempersiapkan menjual raw material, udah
dicoba tahun ini cuma ternyata butuh persiapannya lebih lanjut. Bisnis modelnya juga berbeda
perlu sistem yang baru antara jual product sama jual raw material. Kalo kollabs kita bikin
product baru. Pricing strategi awal di 1 juta karena ternyata kalo dijual 2 juta tuh sebenernya
bisa laku tapi ketika masuk ke brand yang lebih besar itu gabisa akhirnya gara gara itu jadi tau
kesimpulannya. Banyak variabel lain yang kita coba riset juga. Bikin blueprint awal ada tapi
coba rubah dengan alesan mau coba market baru dan duit yang cukup lumayan cuma gabisa
akhirnya pake blueprint awal dengan adjustment tambahan knowledge selama kita jalanin 4
taun ini kita langsung buat proyeksi untuk 20 tahun kedepan. Support system yang baik itu
penting untuk memulai bisnis. Benchmarking ke brand luar negeri. Membangun market di
indonesia itu sangat tricky. Kunci repeat order itu ada di kualitas product, buat repeat ordernya
kalo di fashion bikin offline aktivasi lewat event friend and family. Kita jual experience ke user
ketika unboxing itu wangi dan bisa jadi value. Gimana caranya kita naro value 2 juta tapi orang
cuma spending 500 ribu. Kebanyakan orang indonesia lebih interest dan proud ketika beli
product dari luar, kalo hirka memilih tidak melakukan hal itu sehingga kita membentuk
ekosistem sendiri yang kita bangun. Perlu media dan platform untuk menyuarakan visi dan misi
yang kita punya. Berkaca dari samsung yang awalnya bukan market leader di korea tapi
mereka bisa kasih statement beli product mereka dengan harga mahal tapi bisa di pake dalam
beberapa tahun nah journey itu yang hirka bangun. Beli sepatu hirka 2 taun yang lalu pengen
ganti insolenya kiri kanan beda itu bisa. Nikmati aja prosesnya karena segalanya gaada yang
instant. Begitupun dengan bisnis pasti banyak positif negatifnya tinggal gimana caranya kita
merespon, menikmati dan mensyukuri setiap prosesnya

Anda mungkin juga menyukai