Anda di halaman 1dari 2

Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh, tinggi rendahnya tingkat pengangguran


menentukan besarnya jumlah uang beredar (kebijakan moneter) di Indonesia. Kebijakan
moneter (uang beredar) berdampak negatif dan signifikan terhadap pengangguran. Hal ini
berarti semakin besar variabel jumlah uang beredar, maka pengangguran akan semakin
berkurang. Peningkatan jumlah uang beredar yang berlebihan dapat mendorong peningkatan
harga melebihi tingkat yangdiharapkan sehingga dalam jangka panjang dapat mengangu
pertumbuhanekonomi (Suseno, 2022)
Inflasi secara parsial juga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengangguran
di Indonesia artinya jika variabel inflasi meningkat akan berdampak terhadap pengangguran
di Indonesia. Hal ini sesuai dengan penjelasan teori A.W Philips dalam Nanga (2005:256),
yang dapat disimpulkan bahwa terdapat trade off atau hubungan negatif antara inflasi dan
tingkat pengangguran. Apabila inflasi mengalami peningkatan maka tingkat pengangguran
akan mengalami penurunandansebaliknya penurunan inflasi akan meningkatkan tingkat
pengangguran. Namun teori A.W Philips tidak berlaku dalam perekonomian Indonesiakarena
inflasi yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh kenaikan harga bahanbakar minyak (BBM),
bukan karena tingginya permintaan terhadap output barang dan jasa, sehingga secara
langsung inflasi tidak berpengaruh terhadappengangguran di Indonesia. Hal itu sesuai dengan
hasil penelitianyangdilakukan Amir (2006) bahwa inflasi di Indonesia disebabkan
adanyakenaikan harga-harga produksi seperti naiknya harga bahan bakar minyak(BBM).
Tingginya jumlah uang beredar (kebijakan moneter) akan mempengaruhi tingkat
inflasi, karena semakin banyak uang yang dipegang masyarakat dapat mendorongterjadinya
inflasi. Permintaan uang akan memiliki hubungan negatif terhadapoutput, meningkatnya
permintaan uang akan berdampak pada peningkatantingkat suku bunga dan pada akhirnya
berakibat penurunan output danberpengaruh pada permintaan terhadap tenaga kerja yang
mendorongbertambahnya pengangguran. Menurut Menurut Samuelson (2004:387), pengaruh
inflasi terhadap perekonomian adalah : bahwa inflasi berpengaruhterhadap distribusi
pendapatan dan kekayaan, karena perbedaandankewajiban yang dimiliki. Tingkat suku bunga
digunakan pemerintah untuk mengendalikantingkat harga, ketika tingkat harga tinggi (inflasi)
akan diantisipasi pemerintah dengan menetapkan suku bunga yang tinggi. Suku
bungaberhubungan negatif dengan inflasi dimana jika suku bunga naik maka inflasi turun dan
tabungan meningkat, turunya suku bunga mendorong investasi, jika suku bunga turun
mendorong terjadinya inflasi, menurut Sunaryah(2004:81) fungsi suku bunga diantaranya :
suku bunga merupakan alat moneter dalam mengendalikan penawaran dan permintaan uang
yang beredar dalam suatu perekonomian, dan suku bunga merupakan tolak ukur kegiatan

Saran
1. Untuk menekan laju inflasi agar tidak terlampau tinggi diharapan pemerintah
mengeluarkan atau melakukan kebijakan operasi pasar khusus pada saat hari
hari besar keagamaan.
2. Inflasi dan pengangguran dapat diatasi oleh pemerintah dengan cara menaikkan
kapasitas produksi, mengawasi tingkat harga dan menekan tingkat upah. Disamping
itu mata rantai pendistribusian barang hendaknya dapat diperpendek dari
produsen langsung ke konsumen atau dari pemerintah langsung ke konsumen.
3. Lapangan kerja baru dapat diciptakan guna mengatasi pengangguran dengan
memperbanyak jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dapat
menyerap tenaga kerja serta menurunkan tingkat suku bunga pinjaman bagi
pemilik modal UMKM. Bank Indonesia sebagai regulator perlu menurunkan
tingkat suku bunga sampai zero interest guna mendorong pertumbuhan sektor riil
dan investasi

Anda mungkin juga menyukai