Anda di halaman 1dari 57

MATERI ASPD IPA

A. PENGUKURAN

1. Pengukuran Massa Benda


Bagian-bagian dari neraca O’Hauss tiga lengan adalah sebagai berikut:
• Lengan depan memiliki skala 0—10 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.
• Lengan tengah berskala mulai 0—500 g, tiap skala sebesar 100 g.
• Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.

Neraca

neraca
Cara menghitung = jumlahkan semuanya
= 20 + 20 + 5+ 1

= 46 g

2. Pengukuran Besaran Waktu


stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki ketelitian cukup baik, yaitu sampai 0,1 s.
3. Pengukuran Besaran Panjang

Contoh pengukuran dengan mistar:

Panjang balok di atas adalah 3,2 cm atau 32 mm.

Jangka sorong

• Digunakan untuk mengetahui panjang bagian luar maupun bagian benda dengan sangat
akurat / teliti
• Mempunyai tingkat ketelitian sampai dengan 0,1 mm

Jangka sorong seperti pada gambar di atas adalah jangka sorong yang skalanya
mudah dibaca. Tetapi jangka sorong yang ada di laboratorium sekolah mempunyai
cara pembacaan skala yang berbeda, dimana ada skala utama dan skala
vernier/nonius.

Cara membaca skala:

Hasil pembacaan =
Skala Utama : 4,7 cm
Skala Nonius : 0,04 cm
Hasil pembacaan = 4,7 cm + 0,04 cm
= 4,74 cm = 47,4 mm
Mikrometer Sekrup

• Digunakan untuk mengetahui ukuran panjang yang sangat kecil

4. Pengukuran Volume Benda yang Berbentuk Tidak Teratur


a. Mengukur Volume Benda Yang Berbentuk Tidak Teratur dengan :
Gelas Ukur :

Volume batu dapat ditentukan dengan persamaan:

V batu = V2 - V1
V batu = 100 ml – 50 ml
V batu = 50 ml

Keterangan :
V1 = Volume air mula-mula
V2 = Volume air+batu
Vbatu = Volume batu

b. Mengukur Volume Benda yang Berbentuk Tidak Teratur dengan Gelas Ukur
dan Gelas Berpancuran

Volume batu = volume air yang tumpah dari gelas


berpancuran ke dalam gelas ukur
5. Membaca Ampermeter

6. Membaca Ampermeter
Berikut cara membaca hasil pengukuran dengan stopwatch dan jam:

Contoh Soal:
1. Perhatikan gambar hasil pengukuran dengan stopwatch ketika dua orang pelari yang berlari
mengelilingi lapangan berikut ini! Selisih waktu yang digunakan dua
orang pelari tersebut untuk mengelilingi lapangan adalah …. .
A. 18 sekon
B. 29 sekon
C. 47 sekon
D. 65
sekon
Jawaban:
B
Pembahasan:
Waktu yang digunakan oleh pelari pertama mengelilingi lapangan adalah 18 sekon (detik).
Waktu yang digunakan oleh pelari kedua mengililingi lapangan adalah 47 sekon (detik). Jadi
selisihnya antara pelari pertama dan kedua adalah 47 sekon – 18 sekon = 29 sekon
2. Berikut ini adalah gambar hasil pengukuran waktu sebelum Jennie melakukan kegiatan dan
sesudah kegiatan.
Berdasarkan hasil pengukuran tersebut dapat diketahui waktu
yang
digunakan Jennie untuk melakukan kegiatan adalah …. .
A. 20 sekon
B. 35 sekon
C. 1327 sekon
D. 1237
sekon
Jawaban: D

Pembahasan:
Pada stopwatch akhir kegiatan diperoleh pengukuran waktu 20 menit 37 sekon. Sesuai dengan
pilihan jawaban, semua hasil dalam satuan sekon, maka 20 menit = 20 x 60 = 1200 sekon. Lalu
ditambah 37 sekon, jadi total waktu kegiatan adalah 1200 sekon + 37 sekon = 1237 sekon.

B. BESARAN POKOK DAN TURUNAN


C. SIFAT ZAT PADAT, CAIR, DAN GAS

D. SIFAT ASAM, BASA, DAN GARAM

PH Meter adalah alat pengukur keasaman atau kebasaan air


dengansatuan pH
1. ASAM
Sifat asam adalah:

a. zat yang dalam air akan melepaskan ion H+. Jadi, pembawa sifat asam
adalah ion H+ (ion hidrogen), sehingga rumus kimia asam selalu mengandung
atom hidrogen.

b. dapat bereaksi dengan berbagai bahan seperti logam, marmer, dan


keramik.

c. Reaksi antara asam dengan logam bersifat korosif. Contohnya, logam besi
dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk Besi (II) klorida
(FeCl2).

d. Rasanya Asam

e. PH kurang dari 7

f. Mengubah kertas lakmus biru menjadi merah

2. BASA
a. zat yang dalam air akan melepaskan ion OH-(hidroksil).

b. Bersifat licin, alkali, dan kaustik

c. Rasanya Pahit

d. PH lebih dari 7

e. Mengubah kertas lakmus merah menjadi biru


Perbedaan Sifat Asam dan Basa

Perbedaan Sifat Asam Basa


3. GARAM
• untuk menetralkan asam lambung (HCl) digunakan antacid. Antacid
mengandung basa yang dapat menetralkan kelebihan asam lambung (HCl).
• Umumnya zat-zat dengan sifat yang berlawanan, seperti asam dan basa
cenderung bereaksi membentuk zat baru. Bila larutan asam direaksikan dengan
larutan basa, maka ion H+ dari asam akan bereaksi dengan ion OH- dari basa
membentuk molekul air.
• H+ (aq) + OH- (aq) —> H2O (ℓ)
• Asam Basa Air
• Karena air bersifat netral, maka reaksi asam dengan basa disebut reaksi
penetralan.
• Ion-ion ini akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Bila
garam yang terbentuk ini mudah larut dalam air, maka ion-ionnya akan tetap
ada di dalam larutan. Tetapi jika garam itu sukar larut dalam air, maka ion-
ionnya akan bergabung membentuk suatu endapan. Jadi, reaksi asam dengan
basa disebut juga reaksi penggaraman karena membentuk senyawa garam.
Mari kita simak contoh reaksi pembentukan garam berikut!
• Asam + Basa —> Garam + Air
• Asam klorida + Natrium hidroksida —> Natrium klorida + air
• HCl (aq) + Na OH (aq) —> Na Cl (aq) + H2O (ℓ)
• Asam Basa Garam Air
• Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil
reaksi (garam) tidak selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari larutan garam
bergantung pada kekuatan asam dan basa penyusunnya.
• Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral, disebut
garam normal, contohnya NaCl dan KNO3. Garam yang berasal dari asam kuat
dan basa lemah bersifat asam dan disebut garam asam, contohnya adalah NH4
Cl. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa dan
disebut garam basa, contohnya adalah CH3COONa.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH,
Ca(OH)2 termasuk basa kuat.
• Tabel beberapa contoh garam
Warna lakmus dalam larutan yang mempunyai sifat asam, basa, dan netral

Lakmus dipakai sebagai indikator asam-basa. Lakmus mempunyai beberapa keunggulan antara lain:
• Lakmus dapat secara cepat mengalami perubahan pada waktu bereaksi dengan asam atau dengan
basa.
• Lamus tidak mudah bereaksi denfan oksigen di udara sehingga bisa tahan lama.
• Lakmus gampang diserap oleh kertas, sehingga dipakai dalam bentuk lakmus kertas.
Selain dengan indikator buatan, dapat juga dipakai indikator yang alami misalnya bunga sepatu, kunyit,
kulit manggis, kubis ungu atau jenis bunga-bungaan yang berwarna.

Perhatikan tabel warna ekstrak kubis ungu di bawah ini dalam larutan asam, basa, dan netral.

Sifat – Sifat Asam, Basa, dan Garam

Sifat Asam
▪ Memiliki rasa asam.
▪ Bersifat korosif (dapat melarutkan berbagai jenis logam).
▪ Dalam sebuah larutan akan terjadi reaksi ionisasi ion H+.
▪ Bisa mengubah warna pada kertas lakmus yang semula biru manjadi merah.

Sifat Basa
▪ Memiliki rasa yang pahit.
▪ Bisa menetralkan sifat asam.
▪ Bisa menghantarkan arus listrik.
▪ Memiliki sifat korosif terhadap logam.

Sifat Garam
▪ Memiliki pH 7.
▪ Jika terbentuk dati asam kuat dan basa lemah maka sifat garam adalah asam.
▪ Jika terbentuk dari asam lemah dan basa kuat maka sifat garam adalah basa.
▪ Apabila terbentuk dari asam dan basa yang sama-sama kuat maka sifat garam adalah netral.
E. ATOM, MOLEKUL UNSUR, MOLEKUL SENYAWA, DAN CAMPURAN
F. PEMISAHAN CAMPURAN

1. Filtrasi

Proses pemisahan campuran dengan cara penyaringan biasanya digunakan


untuk memisahkan campuran yang disusun oleh zat padat yang tidak larut
dalam air dengan zat cair (campuran air dengan tanah), campuran beberapa
zat padat yang memiliki ukuran partikel yang berbeda (campuran pasir
dengan batu), dan campuran zat padat yang memiliki perbedaan sifat
kelarutan (campuran gula dengan tanah).

2. Penyulingan (Destilasi/Distilasi)
Distilasi atau penyulingan adalah proses pemisahan campuran dengan
penguapan yang diikuti pengembunan. Mula-mula campuran yang akan
dipisahkan dipanaskan hingga di atas titik didih zat yang akan dipisahkan.
Oleh karena zat yang akan dipisahkan memiliki titik didih yang lebih rendah
daripada larutan, maka zat tersebut akan menguap terlebih dahulu. Uap
yang terbentuk kemudian didinginkan sehingga menjadi cairan. Cairan
yang dihasilkan selanjutnya ditampung dalam suatu wadah sebagai distilat.

Apakah manfaat prinsip penyulingan dalam kehidupan sehari-hari? Prinsip


penyulingan digunakan di industri minyak untuk memisahkan bensin,
minyak tanah, dan solar dari minyak mentah. Hal ini dapat dilakukan
karena komponen-komponen minyak bumi mempunyai titik didih yang
berbeda-beda. Oleh karena dalam campuran (minyak mentah) terdapat
lebih dari satu komponen yang akan dipisahkan maka harus dilakukan
distilasi bertingkat atau biasa disebut distilasi fraksionasi.

3. Pengkristalan (Kristalisasi)
Kristalisasi dilakukan untuk memisahkan campuran yang disusun oleh materi
yang berbentuk cair dengan materi yang berbentuk padat dan memiliki sifat larut
dalam air. Contoh campuran yang dapat dipisahkan oleh proses kristalisasi
adalah larutan gula dan larutan garam. Jika larutan gula dipanaskan dalam suatu
wadah, maka airnyaakan menguap dan akan tersisa kristal gula pada wadah
tersebut. Cara seperti itu dinamakan kristalisasi. Cobalah kamu lakukan
kristalisasi pada air laut untuk mendapatkan kristal garam!
4. Kromatografi
Kromatografi dilakukan untuk memisahkan campuran warna pada tinta warna.
Teknik yang digunakan adalah teknik kromatografi kertas. Dengan cara
kromatografi, warna-warna penyusun tinta warna dapat dipisahkan. Contohnya
adalah pemisahan warna penyusun tinta hijau. Warna hijau adalah warna
campuran dari warna biru danwarna kuning. Jika tinta hijau kita goreskan pada
kertas, kemudian ujung kertas dicelupkan ke dalam air, maka warna hijau
tersebut akan terurai menjadi warna kuning dan biru. Cara seperti itu adalah
teknik kromatografi kertas.

5. Sublimasi
Teknik sublimasi dilakukan untuk memisahkan campuran zat yang mudah
menyublim dengan pengotornya, seperti kamfer dan iodium. Iodium yang
tercampur dengan pengotor dapat dimurnikan kembali dengan teknik sublimasi.

Kristal yang mengandung iodium dan pengotornya disimpan dalam gelas tertutup
dan di atas tutupnya disimpan es batu sebagai pendingin. Kemudian dipanaskan
sehingga menyublim. Uap iodium yang tidak mengandung kotoran akan
membeku kembali pada bagian tutup dan pengotornya tetap berada di bagian
dasar gelas.

6. Ekstraksi
Ekstrasi merupakan metode pemisahan campuran dengan melarutkan bahan
campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah
perbedaan kelarutan bahan dalam pelarut tertentu. Contoh pemisahan campuran
secara ekstraksi adalah pemi-sahan sari kelapa dari ampasnya dengan
menggunakan pelarut air. Sari kelapa yang akan diambil dari ampasnya
dilarutkan terlebih dahulu dalam air. Pada proses pelarutan, ampas kelapa tidak
ikut larut dalam air. Sehingga setelah pelarutan sari kelapa terpisah dari
ampasnya.

7. Sentrifugasi
Suspensi yang partikel-partikelnya sangat halus tidak bisa dipisahkan dengan
cara filtrasi. Partikel-partikelnya dapat melewati saringan atau bahkan menutupi
lubang pori-pori saringan sehingga cairan tidak dapat lewat. Cara untuk
memisahkan suspensi adalah dengan membiarkannya hingga mengendap.
Setelah beberapa saat, partikelpartikelnya mengendap sehingga cairannya dapat
dituang. Akan tetapi banyak partikel suspense yang terlalu kecil untuk disaring
tetapi juga tidak dapat mengendap. Hal ini karena partikel-partikel padatan
tersebut dipengaruhi oleh gerakan molekul cairan yang sangat cepat.

Suspensi yang sulit dipisahkan ini dapat dipisahkan dengan sentrifugasi. Tabung
sebagai wadah suspensi dikunci pada gagang atau rotor untuk mengitari sebuah
alat atau mesin pemutar. Batang vertikal di tengahnya diputar dengan motor
listrik. Batang itu berputar dengan sangat cepat. Tabung akan mengayun dengan
cepat tetapi mulut tabung tetap menghadap ke tengah. Sentrifugasi yang terkecil
dapat memutar dengan kecepatan 2.000 putaran/menit (rpm). Sentrifugasi dapat
digunakan untuk memisahkan susu menjadi susu krim dan susu skim.
Sentrifugasi juga dapat digunakan untuk memisahkan komponenkomponen
darah.

8. Evaporasi (Penguapan)
Pada proses penguapan, larutan dipanaskan sampai zat pelarutnya (air)
menguap dan meninggalkan zat terlarut (garam). Proses pemisahan dengan cara
penguapan ini dapat terjadi karena zat terlarut (garam) memiliki titik didih yang
lebih tinggi daripada zat pelarutnya (air).
Sublimasi adalah proses pemisahan campuran yang dapat digunakan untuk
memisahkan komponen yang dapat menyublim dari campurannya yang tidak
dapat menyublim. Kapur barus merupakan zat yang dapat menyublim jika
dipanaskan. Nah, jika kapur barus ini bercampur dengan zat pengotor seperti
pasir, untuk memisahkan kapur barus dengan zat pengotor dapat dilakukan
dengan proses sublimasi. Ketika campuran kapur barus dan pasir dipanaskan,
kapur barus akan menguap sedangkan pasir tidak. Uap kapur barus akan segera
mengkristal ketika menemui daerah yang cukup dingin. Dengan demikian kapur
barus murni dapat diperoleh kembali.Proses sublimasi dapat juga digunakan
untuk memisahkan iodin dari zat pengotornya.

9. Dekantasi
Dekantasi dapat digunakan sebagai salah satu alat alternatif selain filtrasi untuk
memisahkan cairan dan padatan. Dekantasi dilakukan dengan cara menuang
cairan secara perlahan-lahan, dengan demikian padatan akan tertinggal di dalam
wadah tersebut. Metode jenis memang terbilang lebih cepat daripada filtrasi,
namun hasilnya masih kurang efektif. Hasil akan menjadi lebih efektif bila ukuran
zat padat jauh lebih besar, misalnya campuran air dengan kerikil.

10. Corong pisah


Campuran dua jenis zat cair yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan
dengan corong pisah lalu didiamkan selama beberapa saat sampai membentuk
dua lapisan terpisah. Contohnya adalah seperti pemisahan air dengan minyak.
11. Rekristalisasi
Kristalisasi ialah pemisahan campuran dengan cara mengkristalkan atau
mengendapkan zat terlarut dalam larutan yang tadinya berupa cairan juga.
Biasanya kristalisasi ini menggunakan suhu rendah untuk membuat cairannya
mengendap. Sedangkan rekristalisasi ialah suatu proses kristalisasi ulang.
misalnya kita mendapatkan kristal, namun kristal tersebut belum murni. untuk
mendapatkan kristal yang lebih murni dilakukan rekristalisasi. rekristalisasi
dilakukan dengan cara melarutkan kristal dalam pelarut kemudian
mengkristalkannya kembali

G. GLB dan GLBB

GAMBAR GLBB DAN GLB PADA TIKER TIMER


GAMBAR GLBB DAN GLB PADA TETESAN OLI

H. HUKUM NEWTON

1. Hukum I Newton

a. Pada saat kita mengerem sepeda motor atau sepeda, tubuh kita akan terdorong ke
depan.
b. Pada saat kita menginjak gas mobil atau memutar gas motor maka tubuh kita akan
terdorong ke belakang.
c. Koin yang diatas kertas yang diletakkan di meja akan tetap, jika kertas ditarik cepat

2. Hukum II Newton
∑F = m.a

Keterangan:
∑F = Resultan Gaya (kg m/s2)
m = Massa Benda (kg)
a = Percepatan (m/s2)

a. Orang mendorong gerobak bakso dengan kekuatan tertentu dan gerobak tersebut
akan berjalan dengan percepatan tertentu.
b. Mobil yang sedang bergerak dengan massa mobil 1 ton kemudian bergerak
dengan percepatan 1 m/s2.
c. Mobil kiri lebih cepat melaju daripada mobil yang sebelah kanan karena bermassa
kecil (sesuai dengan bunyi hukum 2 newton)
d. Mobil yang berjalan di jalan raya akan memperoleh percepatan yang sebanding
dengan gaya dan berbanding terbalik dengan massa mobil itu sendiri.

3. Hukum III Newton


Faksi = F reaksi
a. Saat kita mendayung perahu, kita mendayung ke arah belakang kemudian perahu
tersebut akan bergerak ke depan akibat gaya yang kita berikan kepada air dengan
menggunakan dayung.
b. Pada roket air, tekanan air yang mengandung detergen dalam keadaan tinggi.
Ketika tutup roket air di buka maka air tersebut akan menyembur ke bawah
sehingga mendorong roket ke atas.
c. Bola basket yang dipantulkan ke tanah akan memantul kembali
d. Seseorang yang duduk di atas kursi berat badan mendorong kursi ke bawah
sedangkan kursi mendorong (menahan) badan ke atas.
e. Seseorang yang memakai sepatu roda dan mendorong tubuhnya ke dinding, maka
dingin akan mendorong balik sebesar gaya dorong yang dikeluarkan, sehingga
menjauhi dinding.
f. Adanya gaya magnet, gaya listrik, dan gaya gravitasi juga termasuk contoh hukum
newton 3
g. Aksi = ketika kita berjalan, kak kita akan mendorong lantai ke belakang. Reaksi =
kemudian lantai akan mendorong kita ke arah depan.
h. Pada orang yang start lari 100 meter. Aksi = telapak kaki mendorong papan start
yang arahnya ke belakang. Reaksi = papan start akan mendorong kita ke depan.
i. Peristiwa roket dapat terbang ke atas. Aksi = gas yang mendorong roket bergerak
ke atas. Reaksi = rotek akan terdorong ke atas.
j. Orang yang naik sampan dan mendayungnya. Aksi = orang mendayung dengan
arah ke belakang. Reaksi = air akan memberikan reaksi mendorong sampan ke
arah depan.
k. Orang yang berenang. Aksi = tangan mendorong air ke belakang. Reaksi = air
akan mendorong kita ke depan.
l. Seseorang yang sedang menembak. Aksi = peluru akan mendorong senapan ke
belakang. Reaksi = senapan yang mendorong peluru ke depan.

I. MENGHITUNG PERCEPATAN HUKUM 2 NEWTON

Hitung resultan gaya pada benda. Resultan gaya adalah gaya yang tidak seimbang.
Jika ada dua gaya yang arahnya berlawanan satu sama lain, dan salah satunya lebih
besar daripada yang lain, resultan gaya keduanya akan sama dengan arah gaya yang
lebih besar. [7] Percepatan terjadi bila ada benda mengalami gaya yang tidak seimbang,
sehingga lajunya berubah mendekati gaya yang menarik atau mendorongnya.
• Misalnya: katakanlah Anda dan kakak Anda bermain tarik tambang. Anda menarik tali ke
arah kiri dengan gaya sebesar 5 Newton, sementara kakak Anda menarik tali ke arah
sebaliknya dengan gaya sebesar 7 Newton. Resultan gaya pada tali adalah 2 Newton ke
arah kiri, ke arah kakak Anda.
• Agar dapat memahami satuannya dengan lebih baik, pahamilah bahwa 1 Newton (1 N)
sama dengan 1 kilogram-meter/sekon kuadrat (kg-m/s2).
Ubah persamaan F = ma untuk menyelesaikan soal percepatan. Anda bisa
mengubah susunan rumus tersebut untuk menghitung percepatan, dengan membagi
kedua sisi persamaan dengan massa, sehingga diperoleh persamaan : a = F/m. Untuk
mencari percepatan, Anda hanya perlu membagi gaya dengan massa benda yang
mengalaminya.
• Gaya berbanding lurus dengan percepatan, yang berarti, semakin besar gaya yang
dialami benda, percepatannya pun akan semakin besar.
• Massa berbanding terbalik dengan percepatan, yang berarti, semakin besar massa
benda, percepatannya akan berkurang.

J. ENERGI POTENSIAL DAN KINETIK

EM = EP + EK
EP = m.g.h
EK = ½ m. V2

CONTOH SOAL:
Buah kelapa bermassa 1 kg berada pada tangkai dengan ketinggian 8 meter. Jika
percepatan gravitasi bumi sebesar 10 m/s2, tentukan:
a. energi potensial pada saat itu!
b. kecepatan buah kelapa tepat saat menyentuk tanah!
c. energy kinetic pada ketinggian 5,5 m
d. kecepatan benda ketika pada ketinggian 5,5 m.
jawab

a. di tempat tinggi maksimal:


EP = mgh
EP = 1. 10. 10
EP = 100 joule
Pada saat ketinggian maksimal
Energi Mekanik = EP, karena EK = 0.
dapat diketahui 0 joule karena kecepatannya 0 m/s.
b. ketika benda tepat menyentuh tanah maka
Energi Kinetik = 100 J,
Energi potensial adalah terendah (atau EP = 0 Joule)
c. di tempat ketinggian 5,5 meter
EP = mgh
EP = 1. 10. 5,5
EP = 55 joule
Energi Mekanik dimanapun tempat bendanya maka selalu tetap.
Maka energi kinetiknya adalah
EM = EP + EK
100 = 55 + EK
EK = 100 – 55
EK = 45 joule
d. untuk mencari kecepatan ketika 5,5 m adalah
EK = ½.m.v2
45 = ½.10.v2
v2 = 45/5
v2 = 9
v =√9
v = 3 m/s
USAHA DAN DAYA

A. USAHA
Usaha adalah gaya yang dilakukan untuk melakukan perpindahan. Di dalam fisika, jika
benda tersebut bergerak namun tidak berpindah dikatakan tidak melakukan usaha. Misalnya,
kita mendorong mobil di tanjakan, kemudian kita tidak kuat mendorongnya. Ketika sudah
sampai beberapa meter mendorongnya, tiba-tiba mobilnya balik lagi ke tempat semula.
Walaupun kita sudah bersusah payah mengeluarkan keringat itu dikatakan tidak melakukan
usaha. Kenapa demikian? Karena mobil yang kita dorong tidak berpindah dari tempatnya.

Contoh:

❖ Jika kita mendorong mobil, kemudian sudah sampai di atas, kita tidak kuat mendorong
lagi akhirnya mobil tersebut kembali ke bawah keposisi semula. Itulah dikatakan
usahanya bernilai NOL (0).

❖ Sebuah mobil di titik A, kemudian kita dorong sampai ke titik B yang jaraknya 5 meter.
Jadi disini ada perpindahan sebesar 5 meter. Kita yang sudah keluar keringat dalam
fisika baru bisa dikatakan melakukan usaha. Usahanya adalah benda atau mobil
bergerak sejauh 5 meter.

Berdasarkan pengertian usaha di atas, kita bisa merumuskan bawah:

W=Fxs
Penjelasan:
W = usaha (joule atau J)
F = gaya yang dilakukan (Newton atau N)
s = perpindahan (meter atau m)

Contoh melakukan usaha dalam kehidupan sehari-hari


• Mendorong meja dari pojokan rumah sampai ke tengah rumah. Artinya meja yang kita
dorong ada perpindahan.
• Mengayuh becak sampai beberapa meter
• Mengayuh sepeda dari rumah sampai ke sekolah

Usaha dapat bernilai positif, negatif, dan nol (0). Berikut penjelasannya!
1. Usaha positif
Usaha yang bernilai positif jika gaya yang dikerjakan searah dengan perpindahan benda.
Misalnya kita mendorong meja ke arah kanan, maka meja yang didorong berpindah ke arah
kanan juga..

2. Usaha negatif
Usaha yang bernilai negatif apabila gaya yang dikerjakan pada benda tidak searah dengan
gerak benda. Contohnya apabila kita menarik gerobak di tanjakan. Karena kita capek atau lelah
akhirnya gerobaknya turun ke bawah karena kita sudah tidak kuat lagi menahan gerobaknya.

3. Usaha bernilai nol


Kalau usaha bernilai nol ini artinya tidak ada perpindahan. Bisa dikatakan pula gayanya tegak
lurus dengan perpindahan. Contohnya apabila kita mendorong tembok, tembok tidak bergerak
atau bergeser.
Contoh soal usaha dan penyelesaiannya
1. Mono mendorong sebuah meja dengan gaya 80 N dan meja berpindah sejauh 3 meter.
Berapakah usaha yang dilakukan Mono?
Jawab :
Diketahui:
F = 80 N
S=3m
W=Fxs
W = 80 x 3 = 240 joule

2. Perhatikan gambar di bawah ini !


Dua buah gaya masing-masing F1 = 5 N dan F2 = 10 N bekerja pada sebuah benda yang
terletak pada suatu permukaan lantai. Jika benda berpindah ke kanan sejauh 6 meter,
tentukan usaha yang dilakukan pada benda oleh kedua gaya tersebut!

Pembahasan
Diketahui :
F1 = 5 N F2= 10 N
F=F1+F2
F= 5 N + 10 N F= 15 N
S=6m
W=Fxs
W = (F1 + F2) x S
W = (10 + 5) x 6
W = 15 x 6
W = 80 joule

3. Usaha total yang dilakukan oleh dua buah gaya F1 dan F2 pada sebuah benda adalah 120
joule. Perhatikan gambar berikut

Jika perpindahan benda adalah 5 meter, tentukan besarnya gaya F2!


Pembahasan
W = (F1 − F2) x S
120 = (36 − F2) x 5
120 / 5 = 36 − F2
24 = 36 − F2
F2 = 36 − 24
F2 = 12 Newton
B. DAYA
Daya adalah besarnya usaha yang telah dilakukan dalam satuan waktu.
Persamaan Daya
Secara matematis, definisi ini dapat ditulis sebagai berikut:

dengan:
P = daya (watt, W)
W = usaha (Joule, J)
t = waktu (sekon, s)
Contoh Soal
1. Sebuah mobil yang mogok didorong oleh beberapa orang dengan gaya sebesar 100
N. Jika mobil tersebut berpindah sejauh 4 meter dalam waktu 20 detik, berapakah
daya dari pendorong tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: F = 100 N ; t =20 s ; s = 4 m
Ditanya: P ?
Jawab:
W=Fxs
W= 100 N × 4 m = 400 J

400 J
P=
20 s
P =20 J/s = 20 watt
Jadi, daya pendorong itu adalah 20 watt.

2. Seorang anak melakukan usaha sebesar 750 J untuk memindahkan balok selama 5
menit. Berapakah daya anak tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
W = 750 J
t = 5 menit = 5 × 60 s = 300 s
Ditanyakan: P = . . .?
Jawab:
P = W/t
P = 750/300
P = 2,5 watt
Jadi, daya yang dipunyai oleh anak tersebut yaitu sebesar 2,5 watt.
3. Dalam waktu 5 sekon sebuah lampu mengeluarkan daya sebesar 45 watt, maka
usaha atau energi lampu adalah....

Penyelesaian:
Diketahui:
P = 45 watt
t=5s
Ditanyakan: W = . . .?
Jawab:
W=Pxt
W = 45 watt x 5 sekon
W = 225 J
Jadi, usaha atau energi yang dikeluarkan lampu selama 5 detik adalah 225 Joule

K. PESAWAT SEDERHANA

Jenis Pesawat Sederhana

1. Tuas / Pengungkit
Tuas/pengungkit ini memiliki fungsi untuk mengungkit, mencabut ataupun mengangkat
suatu beban yang berat.
Dengan penggunaan pengungkit yang benar maka benda yang berat tersebut akan
terasa lebih ringan.

T = titik poros atau tumpu


A = titik kuasa
B = titik beban
F = gaya kuasa (N)
W = lengan kuasa (N)
Tuas memiliki beberapa jenis dilihat dari titik tumpu yang digunakan :
a. Tuas Jenis Pertama
Tuas jenis ini adalah tuas yang titik tumpunya berada di tengah atau diantara titik
beban dan tituk kuasa.
Contoh : pemotong kuku, gunting, jepitanjemuran, tang, jungkat jungkit dan lainnya
b. Tuas Jenis Kedua
Tuas jenis ini memiliki titik tumpu yang diletakkan di salah satu ujungnya. Susunan
dari tuas jenis kedua ialah titik tumpu, beban, baru kuasa.
Contoh : gerobak beroda satu, alat pemotong kertas, pembuka botol. Pemecah
kemiri, dll
c. Tuas Jenis Ketiga
Tuas ini memiliki bentuk yang mirip dengan tuas jenis dua dimana titik tumpu berada
pada salahsatu ujungnya yang membedakan ialah susunannya. Susunan tuas ini
adalah titik tumpu, kuasa, dan beban.
Contoh : sekop, sendok, garpu, dll

2. Bidang Miring
Bidang miring merupakan jenis pesawat sederhana yang memanfaatkan alas yang
berupa miring untuk memudahkan penggeseran benda atau mengangkat benda yang
berat.
s : jarak lintasan (m)
F : gaya (N)
W : berat beban (N)
h : tinggi lintasan (m)
Keuntungan yang dihasilkan dari bidang miring ialah semakin landau bidang miring maka
gaya yang diperlukan untuk memindahkan benda akan lebih ringan.
Semakin besar sudut kemiringannya berarti semakin besargaya yang diperlukan untuk
memindahkan benda tersebut.

3. Katrol
Katrol merupakan roda berputar pada porosnya. Katrol juga memiliki tali atau rantai
sebagai penghubunga antar katrol maupun dengan beban.
Katrol sendiri dapat kita golongkan menjadi tiga jenisantara lain:

a. Katrol Tetap
Katrol tetap merupakan jeniskatrol yang posisinya tidak dapat berpindah pindah.
Contoh : katrol timbangan sumur, tiang bendera
b. Katrol Bebas
Katrol ini memiliki konsep dapat bergerak dan salah satu ujung tali yang dipasang
tetap.
Contoh : katrol pada flayingfox, katrol pada gondola
c. Katrol Majemuk
Katrol ini terdiri dari dua katrol atau lebih. Dimana terdapat lebih dari satu katrol salah
satunya dipasang tetap.
Contoh : katrol pada roda berporos.

Rumus Pesawat Sederhana

Rumus Tuas/pengungkit
W Lbeban = F Lkuasa
W x Lb = F x Lk

Rumus Keuntungan Mekanis Tuas


KM = W/F atau KM = Lk/Lb

Rumus Keuntungan Mekanis Bidang Miring


KM = s/h

Rumus Katrol Tunggal


F=W KM=1
Rumus Katrol Bergerak
F = ½ W KM=2

Rumus Katrol Majemuk


F = W/jumlah katrol KM=JUMLAH KATROL YANG MENGGANTUNG

Keterangan:
W = beban (N)
L = panjangan dari poros (m)
F = gaya kuasa (N)
K = kemiringan bidang (derajat)
h = tinggi bidang miring (m)
s = jarak bidang miring (m)

L. BIMETAL
Pengertian bimetal adalah dua keping logam yang memiliki koefisien yang berbeda dan
saling menempel dengan cara di keling.

Sifat-sifat bimetal atau cara kerja bimetal :


1. Jika bimetal dipanaskan, maka bimetal akan melengkung ke arah logam yang
memiliki koefisien muainya lebih kecil.
2. Sebaliknya, jika bimetal didinginkan, maka bimetal akan melengkung ke arah
logam yang memiliki koefisien muainya lebih besar.

Alat yang menggunakan prinsip bimetal :


1. Sakelar termal atau sakelar suhu
2. Termometer bimetal (termometer ini digunakan untuk mengukur suhu yang sangat
tinggi >100 derajat)
3. Termosfat bimetal (termosfat biasa dimanfaatkan pada mesin penetas telur secara
atomatis, dimanfaatkan juga pada setrika listrik)
4. Lampu sen atau tanda arah pada mobil jaman dulu.
5. Sakelar Otomatis pada Setrika Otomatis
6. Alat Pemberitahu Kebakaran

Contoh soal bimetal


1. Perhatikan gambar berikut ini. jika ada dua jenis logam tembaga dan besi yang
masing-masing memiliki koefisien muai 17 x 10-6/0C dan 12 x 10-6/0C. Yang
manakah logam tembaga dan besi?

jawab :
Kita menggunakan kedua prinsi kerja bimetal di atas. Prinsip kerjanya adalah jika
dipanaskan, bimetal akan melengkung ke arah koefisien muai yang lebih kecil.
Perhatikan gambar di atas! Logam tersebut melengkung ke arah logam B. Jadi
logam B itu memiliki koefisien muai yang lebih kecil. Sedangkan logam B memiliki
koefisien muai yang lebih besar daripada logam A.
Jadi jawabannya adalah Logam A sebagai besi yang memiliki koefisien muai 12 x
10-6/0C. Logam A sebagai tembaga yang memiliki koefisien muai 17 x 10-6/0C.

Contoh soal 1 :
Perhatikan gambar pemasangan kawat telepon berikut !

Mengapa kawat telepon dipasang demikian?

Pembahasan :
Biasanya kabel/kawat telepon/listrik dipasang saat siang hari, maka dengan
mempertimbangkan faktor pemuaian (pertambahan ukuran) kawat saat siang hari
dan penyusutan (pemendekan) kawat saat malam hari, kawat/kabel dipasang
kendor saat siang hari sehingga saat malam hari ketika menyusut (memendek) tidak
putus.
Jadi : kawat telepon atau kawat listrik dipasang kendor pada suhu normal untuk
menghindarkan dari kemungkinan putus akibat penyusutan saat suhu dingin.

Contoh soal 2 :
Perhatikan gambar berikut !

Jika koefisien muai panjang logam A 0,00019/C dan koefisien muai panjang logam B
0,00012/C, kemana arah keping akan melengkung?
Pembahasan :
Keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang mempunyai koefisien muai
lebih kecil.
Berdasarkan gambar di atas dan pernyataan dalam kalimat soal, koefisien muai
logam A lebih kecil daripada logam B dengan demikian keping bimetal akan
melengkung ke arah logam A, atau ke arah atas.

Contoh soal 3 :
Perhatikan gambar berikut !

Berdasarkan gambar di samping, agar saklar berfungsi sebagaimana mestinya yaitu


membunyikan alarm saat keping panas, dan mematikan alarm saat keping dingin,
bagaimana pengaturan keping yang benar?
Pembahasan: :
Saklar alarm menurut gambar di atas akan membunyikan alarm saat melengkung ke
bawah dan mematikan alarm jika lurus atau melengkung ke atas. Agar bimetal yang
digunakan sebagai skalar otomatis ini dapat berfungsi dengan benar maka koefisien
muai keping B harus lebih kecil daripada koefisien muai keping A, dengan demikian
saat dipanaskan keping akan melengkung ke bawah dan alarm berbunyi.

M. SUHU CAMPURAN
Contoh soal
1. Sebuah gelas berisi air dingin dengan massa 100 gram pada suhu 40 derajat celcius
dicampurkan dengan air panas bermassa 400 gram pada 90 derajat celcius. Jika gelas
dianggap tidak menerima kalor berapakah suhu campuran dari air panas dan air dingin
tersebut?

Jawaban:
Diketahui
m1 = 100 gr m2 = 400 gr
t1 = 40 ºC t2 = 90 ºC
tc = ?

Q dilepaskan = Q diterima
m1 c (tc - t1) = m2 c (t2 - tc)
100 (t - 40) = 400 (90 - t)
100t - 4000 = 36000 - 400t
500t = 40000
.t = 80 ºC

2. Sebuah gelas berisi air dingin dengan massa 200 gram pada suhu 20 derajat celcius
dicampurkan dengan air panas bermassa100 gram pada 80 derajat celcius. Jika gelas
dianggap tidak menerima kalor berapakah suhu campuran dari air panas dan air dingin
tersebut?

Notes: perlu diperhatikan bahwa yang melepaskan kalor adalah zat dengan suhu lebih
tinggi dalam hal ini air panas, dan yang menerima kalor adalah zat dengan suhu lebih
rendah yaitu air dingin.
Dik:
m air dingin = 200 gram
T air dingin = 20 derajat celcius
m air panas = 100 gram
T air panas = 80 derajat celcius
c air panas = c air dingin = 1 kal/gr c

Dit:
Suhu Campuran (Tc) = ... ?

Jawab:

Sehingga Tc (suhu akhir campuran) adalah 40 derajat celcius.


N. KALOR

Perpindahan Kalor
Kalor berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. Bagaimanakah
caranya?

1. Konduksi
Saat kamu menyetrika, setrika yang panas bersentuhan dengan kain yang kamu setrika.
Kalor berpindah dari setrika ke kain. Perpindahan kalor seperti ini disebut konduksi.
Konduksi merupakan perpindahan panas melalui bahan tanpa disertai perpindahan
partikel-partikel bahan itu.
Benda yang jenisnya berbeda memiliki kemampuan menghantarkan panas secara
konduksi (konduktivitas) yang berbeda pula. Bahan yang mampu menghantarkan panas
dengan baik disebut konduktor. Konduktor buruk disebut isolator. Seperti hasil
percobaanmu, logam termasuk konduktor. Kayu dan plastik termasuk isolator. Berbagai
peralatan rumah tangga memanfaatkan sifat konduktivitas bahan. Peralatan memasak
yang bersentuhan dengan api menggunakan konduktor yang baik, sedangkan
pegangannya menggunakan isolator yang baik. Panas kopi dapat bertahan cukup lama di
gelas kaca karena gelas merupakan isolator yang baik. aat udara dingin, kamu bergelung
di dalam selimut. Selimut terbuat dari serat wool atau kapas yang bersifat isolator.

2. Konveksi

Air merupakan konduktor yang buruk. Namun, ketika air bagian bawah dipanaskan,
ternyata air bagian atas juga ikut panas. Berarti, ada cara perpindahan panas yang lain
pada air tersebut, yaitu konveksi. Saat air bagian bawah mendapatkan kalor dari
pemanas, air memuai sehingga menjadi lebih ringan dan bergerak naik dan digantikan
dengan air dingin dari bagian atas. Dengan cara ini, panas dari air bagian bawah
berpindah bersama aliran air menuju bagian atas. Proses ini disebut konveksi. Pola aliran
air membentuk arus konveksi.
Konveksi adalah perpindahan kalor dari satu tempat ke tempat lain bersama dengan
gerak partikel-partikel bendanya. Elemen pemanas oven, pemanggang roti, magic jar,dan
lain-lain biasanya terletak di bagian bawah. Saat difungsikan, udara bagian bawah akan
menjadi lebih panas dan bergerak naik, sedangkan udara bagian atas yang lebih dingin
akan bergerak turun. Pada peralatan tertentu seperti pengering rambut (hair dryer), aliran
konveksi dibantu (atau dipaksa) dengan menggunakan kipas.
3. Radiasi

Bayangkan saat kamu berjalan di tengah hari yang cerah. Kamu merasakan
panasnya matahari pada mukamu. Bagaimana kalor dari matahari dapat sampai ke
wajahmu? Bagaimana kalor dapat melalui jarak berjuta-juta kilometer dan melewati ruang
hampa? Dalam ruang hampa tidak ada materi yang memindahkan kalor secara konduksi
dan konveksi. Jadi perpindahan kalor dari matahari sampai ke bumi dengan cara lain.
Cara tersebut adalah radiasi. Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan
medium. Kamu juga merasakan akibat radiasi kalor saat menghadapkan telapak
tanganmu pada bola lampu yang menyala, atau saat kamu duduk di dekat api unggun.
Udara merupakan konduktor buruk, dan udara panas api unggun bergerak ke atas.
Namun, kamu yang berada di samping api unggun dapat merasakan panas. Setiap benda
dapat memancarkan dan menyerap radiasi kalor, yang besarnya antara lain bergantung
pada suhu benda dan warna benda.

Kamu dapat menyimpulkan: Makin luas permukaan benda panas, makin besar pula kalor
yang diradiasikan ke lingkungannya. Makin panas benda dibandingkan dengan panas
lingkungan sekitar, makin besar pula kalor yang diradiasikan ke lingkungannya. Kamu
dapat menyimpulkan: Makin luas permukaan benda dingin, makin besar pula kalor yang
diterima dari lingkungannya. Makin rendah suhu benda, makin besar pula kalor yang
diterima dari lingkungannya. Saat kamu menjemur dua kaos basah yang warnanya
berbeda, kamu mendapatkan bahwa kaos yang berwarna lebih gelap ternyata lebih cepat
kering. Kamu dapat menyimpulkan: Makin gelap benda panas, makin besar pula kalor
yang diradiasikan kelingkungannya. Makin gelap benda dingin, makin besar pula kalor
yang diterima dari lingkungannya.
O. KONVERSI BESARAN PADA TERMOMETER

KONVERSI SUHU DENGAN RUMUS YANG LEBIH MUDAH :

TA1-TB1 = TA2 – TB2

TA1 – Tdiket = TA2 - TX


Keterangan :

TA1 : Suhu pada titik tetap atas pada termometer 1(0C)


0
TB1 : Suhu pada titik tetap bawah pada termometer 1( C)
0
Tdiket : Suhu yang diketahui pada termometer 1( C)
0
TA2 : Suhu pada titik tetap atas pada termometer 2 ( C)
0
TB2 : Suhu pada titik tetap bawah pada termometer 2 ( C)
0
TX : Suhu yang ditanyakan pada termometer 2 ( C)
Contoh Soal:

Penyelesaian:

100 – 0 = 200 – 50

100 – 75 = 200 – x

100 / 25 = 150 / 200 – x

4 = 150 / 200 – x

200 – x = 150 / 4

200 – x = 37,5

200-37,5 = x

X = 162,5 0C

Contoh Soal :

Penyelesaian:

100 – 0 = 85 – 25

100 – 55 85 – x

100 / 45 = 60 / 85 – x
100 (85 – x) = 45 x 60
8500 – 100x = 2700
8500 – 2700 = 100x
5800 = 100X
X = 5800/100
X = 58 0C
P. CAHAYA
KELAINAN PADA MATA

1. Rabun Dekat (Hipermetropi)


Rabun dekat atau Hipermetropi terjadi karena lensa mata yang terlalu pipih, hal ini
mengakibatkan mata enggak bisa melihat benda dari jarak dekat dengan jelas.
Penglihatan orang yang mengalami rabun dekat bisa diperbaiki dengan
menggunakan kacamata berlensa cembung atau (+).

2. Rabun Jauh (Miopi)


Kebalikan dengan rabun dekat, rabun jauh atau miopi merupakan keadaan di
mana mata enggak bisa melihat dari jarak jauh dengan jelas. Penyebabnya adalah
kelainan pada lensa mata di mana bayangan benda terbentuk di depan retina. Hal
ini dapat diatasi dengan menggunakan kacamata berlensa cekung atau (-).

3. Buta Warna
Buta warna merupakan suatu kelainan pada mata.
Penyebab buta warna adalah sel-sel kerucut mata enggak bisa menangkap suatu
spektrum warna sehingga mata sulit untuk membedakan warna tertentu.

4. Rabun Jauh-Dekat/ Rabun Tua (Presbiopi)


Rabun tua atau presbiopi umumnya dialami oleh seorang usia lanjut. Pada
presbiopi, gangguan pada lensa mata terjadi karena faktor usia.
Hal ini mengakibatkan seseorang enggak bisa melihat benda dengan jelas dari
jarak jauh maupun dekat.

5. Astigmatisma (Silinder)
Astigmatisma atau mata silinder merupakan suatu kondisi penglihatan mata
manusia yang menjadi kabur.
Astigmatisma terjadi karena adanya bentuk penyimpangan dalam pembentukan
bayangan pada lensa. Penglihatan seseorang yang mengalami astigmatisma dapat
dibantu dengan kacamata berlensa silinder.
Q. TEKANAN
1. Jika massa jenis air 1000 kg/m3 dan percepatan gravitasi bumi adalah 10 m/s2, tentukan
tekanan hidrostatis yang dialami ikan?

Diketahui:
h = 14 cm – 4 cm = 10 cm = 0,1 meter
ρ = 1000 kg/m3
g = 10 m/s2
Ditanya:
P… ............... ?
Jawab :
P=ρ.g.h
P = 1000...10 . 0,1
P = 1000 N/m2 (Pa)

2. Ikan berenang pada kedalaman 15 m di bawah permukaan air laut . Tentukan tekanan
hidrostatis ikan jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 dan ika massa jenis air laut adalah
1.000 kg/m3 !
Diketahui:
h = 15 m
g = 10 m/s2
ρ = 1000 k g/m3
Ditanyakan:
ph ….?
Jawab:
P= ρ. g . h
P = 1000 . 10 . 15
P= 150000 N/m2

3. Seorang penyelam berada pada 1000 m di bawah permukaan


air. Jika massa jenis air sebesar 1,03 x 103 kg/m3 dan percepatan gravitasi bumi dit empat
itu 10 m/s2. Tentukan tekanan hidrostatis penyelam jika tekanan udara di atas permukaan
air 105 Pa !
Diketahui :
h = 1000 m
ρ = 1,03 x 103 kg/m3
P0 = 105 Pa
Ditanya :
P ...... ?
Jawab :
P = P0 + ρgh
P = 105 Pa + (1,03 x 103 kg/m3) (10 m/s2) (100 m)
P = 105 Pa + 10,3 x105
P = 11,3 x 105 Pa
P = 1,13 x 106 Pa

4. Sebuah botol di isi air sampai dengan ketinggian 50 cm dari dasar botol. jika botol
dilubangi 10cm dari dasar botol, tentukan tekanan hidrostatis pada lubang jika percepatan
gravitasi bumi 10 m/s² dan dan massa jenis air 4200 kg/m3 !
Diketahui :
h : 50 cm – 10 cm = 40 cm = 0.4 m
ρ air = 4200 kg/m3
g = 10 m/s2
ditanya :
P ........?
Jawab :
P=ρ×g×h
P = 4200 × 10 × 0.4
P = 16.800 Pa

5. Perhatikan gambar di bawah ini!. Terdapat emat ekor ikan di dalam air. Ikan yang manakah
yang menerima tekanan hidrostatis yang paling besar dan yang paling kecil?

Pembahasan :
Tekanan hidrostatis tergantung dari kedalaman suatu benda. Jika semakin dalam benda,
maka tekanan hidrostatis yang diterima semakin besar. Demikian juga jika letak benda
semakin dekat dengan permukaan air, maka tekanan hidrostatisnya semakin kecil.
Pada soal ini, ikan yang paling dalam adalah ikan Z sehingga tekanan hidrostatis yang
diterima ikan Z paling besar.
Ikan yang mengalami tekanan hidrostatis paling kecil adalah ikan W karena terletak paling
dekat dengan permukaan air.
6. Perhatikan gambar berikut!. Jika kedalaman airnya 100 cm dan letak mulut ikan dari
dasar kolam adalah 15 cm. Tentukanlah tekanan hidrostatis pada mulut ikan! Jika massa
jenis air = 1 g/cm3, g = 10 m/s2.

Pembahasan :
Diketahui : ketinggian dihitung dari permukaan air sehingga:
h = 100 cm – 15 cm = 85 cm = 0,5 m
ρ = 1 g/cm3 = 1000 kg/m3, g = 10 m/s2
Ph = ρ.g.h
Ph = 1000 x 10 x 0,85
Ph = 8500 Pa.
Jadi tekanan hidrostatis yang diterima oleh ikan itu 8500 pascal.
7. Terdapat seekor ikan pada akuarium seperti gambar bariku!
Jika diketahui massa jenis air 1000 kg/m3 dan percepatan gravitasi buminya 10 m/s2.
Berapakah tekanan hidrostatis yang diterima oleh ikan di titik Q?

Pembahasan :
Diketahui : ketinggian dihitung dari permukaan air sehingga:
h = 80 cm = 0,8 m
ρ = 1000 kg/m3, g = 10 m/s2
Ph = ρ.g.h
Ph = 1000 x 10 x 0,8
Ph = 8000 Pa.
Jadi tekanan hidrostatis yang diterima oleh ikan dititik Q adalah 8000 pascal.

LISTRIK STATIS DAN DINAMIS


1. Cara membuat benda bermuatan listrik:
Suatu benda dapat dimuati listrik dengan cara Menggosok. Contohnya:
a. Menggosok penggaris plastik dengan kain wool --> Penggaris menjadi bermuatan
listrik jenis negatif.
Jika kain wool digosokkan pada plastik, maka elektron-elektron kain wool akan
berpindah menuju plastik, sehingga plastik menjadi bermuataan negatif. sementara
itu kain wool menjadi bermuatan positif karena kehilangan elektron-elektronnya.
b. Menggosok kaca dengan kain sutera --> Kaca menjadi bermuatan listrik jenis positif.
Jika kain sutera digosokkan pada kaca, maka elektron-elektron kaca akan berpindah
menuju sutera, sehingga kaca menjadi bermuataan positif. sementara itu kain sutera
menjadi bermuatan negatif karena mendapat tambahan elektron.
2. Benda dapat bermuatan listrik karena setiap benda terdiri dari atom-atom, atom terdiri dari
bagian elektron (bermuatan negatif), proton (bermuatan positif), dan neutron (bermuatan
netral).

Jenis muatan suatu atom ditentukan oleh jumlah proton dan jumlah elektron dalam atom
tersebut, sehingga jenis atom dapat dibedakan sebagai berikut :
➢ Atom bermuatan positif , jika jumlah proton lebih banyak dari jumlah electron
(kekurangan elektron ).
➢ Atom bermuatan negatif, jika jumlah elektron lebih banyak dari pada jumlah proton
(kelebihan eletron).
➢ Atom tidak bermuatan (netral) jika jumlah proton sama dengan jumlah elektron.

Benda tersusun atas atom-atom. Karena suatu sebab, benda dapat bermuatan listrik.
Penentuan muatan suatu benda sama dengan muatan pada atom. Benda bermuatan listrik
positif jika kekurangan elektron. Dan benda bermuatan listrik negatif jika kelebihan elektron.
Ciri benda bermuatan listrik yaitu dapat menarik benda-benda ringan didekatnya.

Cara memberi muatan listrik statis :

a.Penggosokkan
Beberapa benda dapat menjadi bermuatan listrik jika digosok dengan benda lain. Berikut
adalah contoh benda yang bermuatan listrik karena digosok dengan benda lain :

Proses terjadinya benda bermuatan listrik.Penggaris plastik yang semula netral, setelah
digosok dengan kain wol menjadi bermuatan listrik negatif karena elektron-elektron dari kain
wol berpindah ke penggaris plastik sehinggapenggaris plastik menjadi kelebihan elektron
(bermuatan negatif). Sepotong kaca yang digosok dengan kain sutra menjadi bermuatan
listrik positif karena elektron-elektron dari kaca berpindah ke kain sutra, sehigga kaca
kekurangan elektron(bermuatan listrik positif).

b. Induksi listrik (influensi)


Induksi listrik adalah peristiwa pemisahan muatan listrik di dalam penghantar karena
penghantar itu didekatkan (tanpa menyentuh) dengan benda lain yang bermuatan
listrik.Peristiwa ini dapat diamati pada alat elektroskop.

Elektroskop adalah alat yang digunakan untuk :


Mengetahui apakah suatu benda bermuatan listrik atau tidak
Mengetahui jenis muatan listrik pada suatu benda

Prinsip kerja elektroskop

· Elektroskop netral didekati benda bermuatan listrik negatif.


Kepala elektroskop bermuatan positif karena elektron-elektron dari kepala elektroskop
ditolak oleh benda menuju ke plat logam dan daun/ foil, plat dan daun menjadi bermuatan
negatif sehingga daun mekar.

· Elektroskop netral didekati benda bermuatan listrik positif


Kepala elektroskop akan bermuatan negatif karena elektron-elektronnya ditarik oleh benda
pindah ke kepala elektroskop, plat dan daun menjadi bermuatan positif sehingga daun
mekar.

Elektroskop netral bisa menjadi bermuatan listrik dengan cara induksi. Muatan listrik yang
diperoleh dengan cara induksi listrik akan berbeda jenis dengan muatan listrik benda yang
digunakan untuk menginduksi.
Untuk menentukan jenis muatan listrik suatu benda harus menggunakan elektroskop yang
telah bermuatan listrik dan diketahui jenis muatannya. Jika benda yang didekatkan pada
elektroskop berakibat daun lebih mekar maka benda tersebut bermuatan sejenis dengan
muatan listrik elektroskop. Sebaliknya jika lebih kuncup berati benda yang didekatkan
bermuatan tidak sejenis dengan muatan elektroskop.

3.
Elektroskop
Berikut ilustrasi saat sebuah elektroskop netral di dekati oleh benda bermuatan negatif.

Ilustrasi saat sebuah elektroskop masih netral, intinya adalah jumlah muatan positif sama
dengan jumlah muatan negatif, baik di kepala (atas) maupun di daun kaki (bawah).

Sebuah benda bermuatan negatif kemudian didekatkan ke elektroskop.

Muatan negatif dari benda akan tolak menolak dengan muatan negatif dari kepala elektroskop,
sehingga muatan negatif di kepala elektroskop kemudian menjauh jalan-jalan ke bawah /kaki.
Akibatnya, daun kaki yang tadinya netral, seimbang jumlah plus minusnya, sekarang menjadi
menjadi lebih banyak muatan negatifnya, akhirnya kaki elektroskop akan terbuka akibat gaya
tolak menolak muatan negatif di kaki kiri dan kanan elektroskop.
Bagamana jika elektroskop kondisi awalnya tidak netral, tapi sudah bermuatan positif
atau negatif terlebih dahulu?

4. Hukum Coulomb adalah hukum yang menjelaskan hubungan antara gaya yang timbul
antara dua titik muatan, yang terpisahkan jarak tertentu, dengan nilai muatan dan jarak
pisah keduanya.

“Gaya tarik menarik atau gaya tolak menolak antara dua muatan listrik sebanding
dengan muatan-muatannya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang
memisahkan kedua muatan tersebut.”

Berdasarkan hukum Coulomb:


a. gaya listrik pada dua benda makin besar bila muatan listrik keduanya makin besar
atau jarak keduanya makin kecil. Sebaliknya, gaya listrik pada dua benda makin
kecil bila muatan listriknya makin kecil atau jarak keduanya makin besar.
b. Bila dua benda yang muatannya tertentu didekatkan sehingga jarak keduanya
menjadi setengah kali jaraknya semula, maka gaya listrik menjadi empat kali
gaya semula. Sebaliknya bila dua muatan tersebut dijauhkan sehingga jarak
keduanya menjadi dua kali jarak semula, maka gaya listrik menjadi seperempat
kali gaya listrik semula.
Jika r=2 maka f=1/4

dengan
F = gaya tarik manarik/tolak menolak (newton)
q = muatan listrik (coulomb)
r = jarak antara kedua muatan
k = konstanta = 1/4πεo = 9 x 109 N.m2/C2

Soal No. 1
Dua buah muatan masing-masing q1 = 6 x 10−6 C
dan q2 = 12 x 10−6 C terpisah sejauh 30 cm. Tentukan besar gaya yang terjadi antara dua
buah muatan tersebut, gunakan tetapan k = 9 x 109 dalam satuan standar!

Pembahasan
Data dari soal:
q1 = 6 x 10−6 C
q2 = 12 x 10−6 C
r = 30 cm = 0,3 m = 3 x 10−1 meter
F = ....?
Dari rumus gaya coulomb didapatkan

Dua muatan disusun seperti pada gambar di bawah ini. Muatan di A adalah +8 mikro Coulomb
dan muatan di B adalah -5 mikro Coulomb. Besar gaya listrik yang bekerja pada kedua muatan
adalah… (k = 9 x 109 Nm2C−2, 1 mikro Coulomb = 10−6 C)
Pembahasan
Diketahui :

Ditanya : Besar gaya listrik yang bekerja pada kedua muatan


Jawab :
Rumus hukum Coulomb :

Besar gaya listrik yang bekerja pada kedua muatan :

5. Konsep Kuat arus Listrik


➢ Arus listrik adalah aliran muatan listrik setiap selang waktu tertentu. Dalam suatu
penghantar, muatan yang mengalir adalah elektron- elektron yang bebas bergerak.
➢ arah arus listrik berlawanan dengan arah gerak elektron
➢ Kuat arus listrik (I) didefìnisikan sebagai banyaknya muatan listrik yang mengalir
dalam suatu penghantar setiap satu satuan waktu. Secara maternatis, dituliskan
sebagai berikut.
I = q/t

6. Menghitung hambatn pengganti


a. Rangkaian seri
Contoh Soal
Sobat punya empat buah hambatan yang masing-masing bernilai 50 ohm dan dirangkai
secara seri. Kemudian pada ujung-ujungnya dihubungkan dengan sumber tegangan 30
Volt. Tentukanlah kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut!

Jawab
Pada rangkaian seri besarnya kuat arus pada tiap-tiap hambatan adalah sama besar. Jadi
sobat tentukan nilai hambatan pengganti.
Rs = R1 + R2 + R3 + R4
Rs = 50 + 50 + 50 + 50
Rs = 200 ohm

b. Rangkaian paralel
Perhatikan gambar susunan tiga hambatan berikut ini!

Tentukan hambatan pengganti (hambatan total) antara titik A dan B dari gambar
rangkaian di atas!
Pembahasan
Rangkaian di atas berupa paralel murni sehingga :

c. Rangkaian campuran
Perbedaan Rangkaian atau Susunan Hambatan Seri dan Pararel
Aspek Susunan Seri Susunan Pararel
Hambatan Rs = R1 + R2 + R3 +
Pengganti R4 + R5 + …. + Rn
Kuat Arus
I1 = I 2 = I3 = I 4 = … = Is Ip = I1 + I 2 + I3 + I 4 + … + I n
Pengganti
Tegangan Vs = V1 + V2 + V3 +
Pengganti V4 + … + Vn Vp = V1 = V2 = V3 = …. = V4

memperbesar
Fungsi memperkecil hambatan dan membagi
hambatan dan
Susunan arus
membagi tegangan
Soal No. 3
10 buah hambatan identik masing-masing sebesar 10 Ω disusun seperti gambar berikut!

Tentukan hambatan pengganti (hambatan total) antara titik A dan B dari gambar rangkaian di
atas!

Pembahasan
Seri antara R2 dan R3 , namakan R23 :

Seri antara R4, R5 dan R6 namakan R46 :

Seri antara R7 , R8 , R9 dan R10 namakan R710

Paralel antara R1, R23, R46 dan R710 menghasilkan RAB:

1/RAB = 1/10 + 1/20 + 1/30 + 1/40


1/RAB = 12/120 + 6/120 + 4/120 + 3/120
RAB = 120 / 25 = 4,8 Ohm
Soal No. 4
10 buah hambatan listrik disusun seperti gambar berikut! Masing-masing hambatan adalah
identik dan besarnya 120 Ω .

Tentukan hambatan pengganti (hambatan total) antara titik A dan B dari gambar rangkaiandi
atas!

Pembahasan
Paralel antara R2 dan R3 namakan R23 sebesar 60 Ω
Paralel antara R4 , R5 dan R6 namakan R46 sebesar 40 Ω
Paralel antara R7 , R8 , R9 dan R10 namakan R710 sebesar 30 Ω
Seri antara R1 , R23 , R46 dan R710 menghasilkan RAB

RAB = 120 + 60 + 40 + 30 = 250 Ω

Soal No. 5
8 buah hambatan dengan nilai masing masing :
R1 = 10 Ω
R2 = 2 Ω
R3 = 3 Ω
R4 = 17 Ω
R5 = 20 Ω
R6 = 20 Ω
R7 = 8 Ω
R8 = 10 Ω

Tentukan hambatan pengganti (hambatan total) antara titik A dan B dari gambar rangkaian di
atas!
Pembahasan
→ Seri R3 dan R4 namakan R34
R34 = R3 + R4 = 3 + 17 = 20 Ω
→ Paralel antara R5 dan R34 namakan R35
R35 = 10 Ω
→ Seri antara R2, R35 dan R7 namakan R27
R27 = 2 + 10 + 8 = 20 Ω
→ Paralel antara R27 dan R6 namakan R276
R276 = 10 Ω
→ Seri antara R1 , R276 dan R8 menghasilkan RAB

RAB = 10 + 10 + 10 = 30 Ω
7. HUKUM OHM
Bunyi dari Hukum Ohm adalah :
“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan
berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan
berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”.
Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan seperti dibawah ini
:
V=IxR
I=V/R
R=V/I
Dimana :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω)

Contoh soal:
Arus listrik 2A mengalir melalui seutas kawat penghantar ketika beda potensial 12 V
diberikan pada ujung-ujungnya. Tentukan hambatan listrik pada kawat tersebut!
Jawab :
Diketahui
i = 2A R= V/I
V= 12 V = 12/ 2
ditanya R ? = 6 ohm

Perhatikan gambar rangkaian listrik di samping ini!


Jika R1 = R2 = 10 Ω
R3 = R4 = 8 Ω

Berapakah besarnya kuat arus (I) yang mengalir?

Pembahasan
Tentukan hambatan pengganti atau hambatan totalnya terlebih dulu:
R1 dan R2 susunan seri, tinggal dijumlahkan saja
R12=Rs = 10 + 10 = 20 Ω

R3 dan R4 susunan paralel, pakai seper-seper terus dibalik:


1
/R34= 1/Rp = 1/8 + 1/8 = 2/8
R34= Rp = 8/2 = 4 Ω

R12 dan R34 lantas diseri lagi biar jadi Rtotal


Rtotal = 20 + 4 = 24 Ω

Terakhir menghitung arus rangkaian:


I = V/R = 12/24 = 0,5 A
8. Menentukan hambatan pada kawat penghantar
Hambatan Listrik pada Kawat Penghantar
Suatu kawat pengantar juga memiliki nilai hambatan, yang mempengaruhi suatu kawat
penghantar memiliki hambatan atau nilai resistansi (R) adalah :
l = Panjang pengantar (m)
A = Luas penampang kawat (m2)
ρ = Hambatan jenis kawat (Ωmm2/m)
maka diperoleh rumus :

9. Bunyi Hukum Kirchhoff 1


Hukum Kirchhoff 1 merupakan Hukum Kirchhoff yang berkaitan dengan dengan arah arus
dalam menghadapi titik percabangan. Hukum Kirchhoff 1 ini sering disebut juga dengan
Hukum Arus Kirchhoff atau Kirchhoff’s Current Law (KCL).
Bunyi Hukum Kirchhoff 1 adalah sebagai berikut :
“Arus Total yang masuk melalui suatu titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama
dengan arus total yang keluar dari titik percabangan tersebut.”
Untuk lebih jelas mengenai Bunyi Hukum Kicrhhoff 1, silakan lihat rumus dan rangkaian

sederhana dibawah ini :


Berdasarkan Rangkaian diatas, dapat dirumuskan bahwa :
I1 + I2 + I3 = I4 + I5 + I6

Contoh Soal Hukum Kirchhoff 1


Dari rangkaian diatas, diketahui bahwa
I1 = 5A
I2 = 1A
I3 = 2A
Berapakah I4 (arus yang mengalir pada AB) ?
Penyelesaian :
Dari gambar rangkaian yang diberikan diatas, belum diketahui apakah arus I4
adalah arus masuk atau keluar. Oleh karena itu, kita perlu membuat asumsi awal,
misalnya kita mengasumsikan arus pada I4 adalah arus keluar.
Jadi arus yang masuk adalah :
I2 + I3 = 1 + 2 = 3A
Arus yang keluar adalah :
I1 + I4 = 5 + I4
3 = 5 + I4
I4 = 3 – 5
I4 = -2
Karena nilai yang didapatkan adalah nilai negatif, ini berbeda dengan asumsi kita
sebelumnya, berarti arus I4 yang sebenarnya adalah arus masuk.
Contoh Soal

Perhatikan gambar di atas, pada titik P dari sebuah rangkaian listrik ada 4 cabang, 2 cabang
masuk dan 2 cabang keluar. Jika diketahui besarnya I1 = 6 A, I2 = 3 A, dan I3 = 7 A, tentukan
berapa besar nilai dari I4?
Jawab
Diketahui
I1 = 6A
I2 = 3 A
I3 = 7 A
Ditanya I4 = …?
Hukum Kirchoff I
ΣImasuk = ΣIkeluar
I1 + I2 = I3 + I4
6 + 3 = 7 + I4
9 = 7 + I4
I4 = 9-7 = 2A

10. GGL dengan tegangan jepit menimbulkan adanya kerugian tegangan. Baterai atau sumber
arus listrik lainnya memiliki hambatan dalam. Dalam suatu rangkaian, hambatan dalam (r)
selalu tersusun seri dengan hambatan luar (R).

Hambatan dalam
Berdasarkan gambar, rumus Hukum Ohm dapat ditulis sebagai berikut.

Etotal = E1 + E2 +…+En = nE
rtotal = r1 + r2 +…rn = nr
Sehingga

Untuk beberapa elemen yang dipasang secara paralel berlaku


Etotal = E1 = E2 = En = E

Sehingga

Keberadaan hambatan dalam itulah yang menyebabkan menyebabkan kerugian tegangan.


Kerugian tegangan dilambangkan dengan U satuannya volt. Hubungan antara GGL, tegangan
jepit, dan kerugian tegangan dirumuskan.
E=V+U
dengan:
E = gaya gerak listrik satuannya volt (V)
V = tegangan jepit satuannya volt (V)
U = kerugian tegangan satuannya volt (V)
Contoh Soal :
Dua baterai masing mempunyai tegangan 1,5 V dengan hambatan dalam 0,5
Ω dihubungkan ke hambatan 14 Ω . Berapakah tegangan jepitnya jika kedua baterai
dipasang seri?

Kemagnetan
Kemampuan suatu benda menarik benda lain yang berada didekatnya
disebutkemagnetan. Berdasarkan kemampuan benda menarik benda lain dibedakan menjadi
dua, yaitu benda magnet dan benda bukan magnet. Namun, tidak semua benda yang berada
di dekat magnet dapat ditarik. Benda yang dapat ditarik magnet disebut benda magnetik.
Benda yang tidak dapat ditarik magnet disebut benda nonmagnetik.
Benda yang dapat ditarik magnet ada yang dapat ditarik kuat, dan ada yang ditarik
secara lemah. Oleh karena itu, benda dikelompokkan menjadi tiga, yaitu benda feromagnetik,
benda paramagnetik, dan benda diamagnetik. Benda yang ditarik kuat oleh magnet disebut
benda feromagnetik. Contohnya besi, baja, nikel, dan kobalt. Benda yang ditarik lemah oleh
magnet disebut benda paramagnetik. Contohnya platina, tembaga, dan garam. Benda yang
ditolak oleh magnet dengan lemah disebut benda diamagnetik. Contohnya timah, aluminium,
emas, dan bismuth.
Benda-benda magnetik yang bukan magnet dapat dijadikan magnet. Benda itu ada
yang mudah dan ada yang sulit dijadikan magnet. Baja sulit untuk dibuat magnet, tetapi
setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya tidak mudah hilang, maka baja digunakan untuk
membuat magnet tetap (magnet permanen). Besi mudah untuk dibuat magnet, tetapi jika
setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya mudah hilang. Jadi, besi digunakan untuk
membuat magnet sementara (magnet remanen).
Setiap benda magnetik pada dasarnya terdiri magnet-magnet kecil yang disebut
magnet elementer. Oleh sebab itu, prinsip membuat magnet adalah mengubah susunan
magnet elementer yang tidak beraturan menjadi searah dan teratur. Ada tiga cara membuat
magnet, yaitu menggosok, induksi, dan arus listrik
Menggosok Cara ini dapat dilakukan dengan
menggosokkan bahan itu ke magnet dalam
satu arah. Kutub magnet yang dihasilkan
bahan akan berlawanan arah dengan kutub
magnet yang digunakan untuk menggosok.

Induksi Cara ini dapat dilakukan dengan


mendekatkan bahan magnet pada suatu
magnet kuat (tanpa menyentuhkannya).
Ujung bahan magnet yang didekatkan ke
ujung magnet utama akan menjadi kutub
yang berlawanan dengan kutub magnet
utama yang terdekat.

Arus Listrik Untuk membuat magnet dengan cara ini,


bahan magnet harus dialiri arus. Arus listrik
ini dialirkan searah melalui kawat yang
dililitkan pada bahan magnet. Magnet yang
dibuat dengan cara ini dinamakan magnet
listrik atau elektromagnet. Untuk menentukan
kutub-kutub magnetnya, digunakan kaidah
tangan kanan

IBU JARI KUTUB UTARA


Agar sifat kemagnetan sebuah magnet dapat tahan lama, maka dalam menyimpan magnet
diperlukan angker (sepotong besi) yang dipasang pada kutub magnet. Pemasangan angker
bertujuan untuk mengarahkan magnet elementer hingga membentuk rantai tertutup.

Selain itu, magnet juga dapat dihilangkan kemagnetannya. Sebuah magnet akan hilang
sifat kemagnetannya jika magnet dipanaskan, dipukul-pukul, dan dialiri arus listrik bolak-balik.
Magnet yang mengalami pemanasan dan pemukulan akan menyebabkan perubahan susunan
magnet elementernya. Akibat pemanasan dan pemukulan magnet elementer menjadi tidak
teratur dan tidak searah. Penggunaan arus AC menyebabkan arah arus listrik yang selalu
berubah-ubah. Perubahan arah arus listrik memengaruhi letak dan arah magnet elementer.
Apabila letak dan arah magnet elementer berubah, sifat kemagnetannya hilang.

Gambar : Cara menghilangkan sifat kemagnetan dengan a) dipukul-pukul, b) dipanaskan, dan


c) dialiri arus listrik AC

Kutub-Kutub Magnet
Kutub-kutub magnet adalah bagian ujung magnet yang memiliki kekuatan paling besar
untuk menarik partikel besi dibandingkan bagian magnet yang lain. Setiap magnet memiliki dua
buah kutub, yaitu kutub selatan dan kutub utara. Garis lurus yang menghubungkan kedua
kutub ini disebut sumbu magnet. Jika kita menggantungkan sebuah magnet dan
mendiamkannya, arah memanjang magnet selalu mengarah ke arah utara-selatan. Sementara
itu, jika sebuah magnet dipotong, maka setiap potongan tersebut akan tetap memiliki dua kutub
dan menjadi sebuah magnet yang baru.
Jika kamu mendekatkan kutub-kutub magnet yang sejenis langsung dengan tanganmu,
maka kamu dapat melihat bahwa kedua kutub tersebut akan sangat sulit disatukan. Makin kuat
usaha yang kamu berikan, makin kuat magnet tersebut melawan usahamu. Jika kamu
mencoba mendekatkan dua kutub magnet yang sejenis di atas meja dengan sedikit
menyentuhnya, maka makin dekat kamu mengarahkan kedua kutub magnet itu, sehingga
salah satu magnet akan berputar dan memberikan kutub yang berlawanan jenis untuk menyatu
dengan kutub yang lain. Ini terjadi karena kutub-kutub magnet memiliki sifat tertentu, yaitu:
a) Dua kutub magnet yang sejenis bila didekatkan akan saling tolak menolak.
b) Dua kutub magnet yang berlawanan jenis bila didekatkan akan saling tarik-menarik.

Medan Magnet
Medan magnet adalah daerah sekitar magnet yang pada daerah itu magnet lain masih
dipengaruhi oleh gaya magnetik jika diletakkan di atasnya. Jika di daerah tersebut ditaburkan
serbuk besi, maka serbuk besi akan ditarik oleh kutub magnet dan membentuk pola garis,
disebut garis gaya magnet. Garis tersebut menggambarkan pola medan magnet yang tidak
pernah berpotongan satu sama lainnya. Sifat-sifat dari garis gaya magnet adalah:
a) garis gaya magnet keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub selatan,
b) garis gaya magnet tidak pernah berpotongan,
c) tempat yang mempunyai garis gaya magnet rapat menunjukkan medan magnet yang kuat.
Sebaliknya, tempat yang mempunyai garis gaya magnet renggang menunjukkan medan
magnet yang lemah.
II. Kemagnetan Bumi
Kita sudah mengetahui bahwa di planet bumi ini terdapat daerah yang disebut kutub
selatan dan kutub utara. Menurutmu, adakah hubungan antara penamaan daerah ini dengan
kutub-kutub magnet? Ya, tentunya ada karena Tuhan telah menjadikan bumi memiliki sifat
magnetik. Bumi dapat kita pandang sebagai magnet batang yang sangat besar sehingga
memiliki kutub utara dan kutub selatan.
Sesuai namanya, kutub utara bumi yang selama ini kita kenal merupakan kutub utara
dari magnet bumi. Begitupun dengan kutub selatan. Kutub selatan yang selama ini kita lihat di
peta merupakan kutub selatan magnet bumi. Namun demikian, kutub magnet bumi tidak
berimpit dengan kutub bumi secara geografis. Di antara keduanya terdapat sudut yang
menyebabkan garis-garis gaya magnet bumi tidak tepat berada di kutub utara dan selatan bumi
secara geografis, tetapi sedikit menyimpang. Garis gaya magnet bumi ini tidak selalu sejajar
dengan permukaan bumi. Ketidaksejajaran ini membentuk sudut yang disebutsudut inklinasi.
Dengan kata lain, sudut inklinasi dapat diartikan sebagai sudut yang dibentuk oleh medan
magnet bumi dengan garis horizontal. Besarnya sudut inklinasi di setiap permukaan bumi
memiliki besar yang berbeda-beda. Dan sudut inklinasi terbesar berada di daerah kutub utara
dan kutub selatan bumi.
Pernahkah kamu memperhatikan arah jarum pada kompas (alat penunjuk arah)? Jika
kita perhatikan dengan teliti, dapat kita lihat bahwa arah yang ditunjukkan jarum kompas
bukanlah arah kutub utara dan selatan geografis bumi yang sebenarnya, melainkan arah utara
dan selatan kutub-kutub magnet bumi. Jarum kompas itu akan membentuk sudut yang
dinamakan sudut deklinasi, yaitu sudut antara jarum kompas dengan arah utara-selatan
geografis bumi yang sebenarnya.

III. MEDAN MAGNET DI SEKITAR ARUS LISTRIK


Di sekitar kawat yang dialiri arus listrik terdapat medan magnet. Hal ini ditemukan oleh
Hans Cristian Oersted berdasarkan hasil percobaannya.

1. Percobaan Oersted
Berdasarkan namanya, percobaan ini dilakukan oleh seorang fisikawan bernama Hans
Cristian Oersted (1777-1851). Percobaan yang dilakukan pada 1819 ini berhasil menunjukkan
bahwa terdapat medan magnet di sekitar kawat yang berarus listrik. Pada percobaannya,
Oersted membuat kesimpulan sebagai berikut:
a) Di sekitar kawat (penghantar) yang dialiri arus listrik terdapat atau timbul medan magnet.
b) Arah gaya magnet yang menyimpangkan jarum kompas bergantung pada arah arus listrik yang
mengalir dalam penghantar.
c) Besarnya medan magnet di sekitar kawat berarus listrik bergantung pada kuat arus listrik dan
jaraknya terhadap kawat.

Untuk menunjukkan arah medan magnet di sekitar kawat lurus berarus listrik, genggamlah
kawat dengan tangan kananmu. Sesuai dengan kaidah tangan kanan, arah ibu jari
menunjukkan arah arus, sedangkan arah keempat jari yang lain menunjukkan arah medan
magnet.Kaidah tangan kanan pun dapat digunakan untuk menentukan arah medan magnet
pada kawat melingkar berarus listrik. Berbeda dengan kaidah tangan kanan yang berlaku pada
kawat lurus, pada kawat melingkar yangberarus ini ibu jari menunjukkan arah medan magnet
sementara keempat jari yang lain menunjukkan arah arus listrik.
Untuk membuat medan magnet yang lebih kuat di sekitar arus listrik, dapat dibuat lilitan
kawat membentuk kumparan. Kumparan yang seperti ini disebut solenoida. Solenoida memiliki
sifat yang sama dengan magnet batang, yaitu mempunyai kutub utara dan kutub selatan. Jika
kita menggenggam solenoida dengan tangan kanan, maka ibu jari akan mengarah pada ujung
yang merupakan kutub utara dan keempat jari lain menunjukkan arah arus listrik. Dengan
demikian, kita telah menerapkan kaidah tangan kanan untuk menentukan arah arus dan medan
magnet yang terjadi.

2. Elektromagnet
Elektromagnet adalah kumparan berarus listrik yang disisipi inti besi sehingga
menghasilkan sebuah medan magnet yang kuat. Untuk memperkuat medan magnet yang
dihasilkan oleh kumparan, dapat dilakukan beberapa cara berikut ini:
a) Menyisipkan kumparan dengan inti besi yang lebih bersifat magnetik.
b) Memperbanyak lilitan kumparan.
c) Memperbesar arus listrik.
Prinsip elektromagnetik digunakan untuk menarik logam yang berat dan sebagai dasar
kerja dari peralatan listrik, seperti bel listrik, relai, dan pesawat telepon.

3. Gaya Lorentz
Gaya yang muncul akibat adanya arus listrik pada penghantar di dalam medan magnet
disebut gaya Lorentz atau gaya magnet. Dengan menggunakan kaidah tangan, kita dapat
menentukan arah dari gaya magnet ini. Bila tangan kanan terbuka dengan ibu jari
menunjukkan arah arus I dan keempat jari lain yang dirapatkan menunjukkan arah garis gaya
B, arah gaya magnet F adalah ke atas , tegak lurus terhadap permukaan tangan kanan. Besar
gaya magnet (F) ini dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
1) Besarnya kuat arus yang dialirkan pada kawat. (I)
2) Kuatnya medan magnet di sekitar kawat. (B)
3) Panjang kawat penghantar.(l)
4) Arah garis gaya magnet terhadap arus.
Dengan perumusan besarnya dituliskan dalam rumus : F=BxIXl
Prinsip gaya magnet ini menjadi inspirasi dari pembuatan alat-alat listrik seperti motor
listrik, alat ukur listrik, dan kipas angin.

III. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK


Induksi elektromagnetik adalah proses pembuatan arus listrik dengan cara
mendekatkan sumber listrik pada sebuah magnet.

1. Proses Terjadinya Induksi Elektromagnetik

Induksi elektromgnetik pertama kali diteliti oleh Michael Faraday (Inggris) dan Joseph
Henry (Amerika). Dari percobaan yang dilakukan secara terpisah pada tahun 1831 oleh dua
ilmuwan tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa arus listrik dapat dimunculkan dari sebuah
magnet dengan cara menggerak-gerakkan sebuah kawat pada medan magnetnya atau dengan
cara memasukkan dan mengeluarkan magnet ke dalam suatu kumparan kawat.
Setelah itu, Faraday menukar benda yang digerakkan. Ia mencoba menggerakkan kawat
melingkar dan memegang sebuah magnet di tengah-tengah lingkaran tersebut. Pada
percobaan ini pun Faraday menemukan bahwa arus kembali diinduksi karena jarum
amperemeter bergerak.
Ketika arus dihasilkan, maka saat itu akan terdapat beda potensial atau tegangan antara
ujung-ujung kumparan yang diinduksi. Tegangan yang demikian disebut dengan tegangan
induksi. Dalam percobaan Faraday, ia menemukan bahwa besarnya tegangan induksi ini
bergantung pada tiga faktor lain, yaitu:
a) Jumlah lilitan kumparan. Makin banyak lilitan kumparan, makin besar tegangan induksi
yang dihasilkan.
b) Kecepatan gerakan magnet. Makin cepat gerakan magnet, makin besar pula tegangan
induksi yang dihasilkan.
c) Jumlah garis gaya magnet. Makin banyak garis gaya magnet, makin besar tegangan
induksi yang dihasilkan.
Jika magnet pada kumparan tersebut terus digerakkan, maka arus yang melewati
kumparan akan berubah-ubah arah sesuai dengan gerakan magnetnya. Arus yang demikian
disebut dengan arus bolak-balik (AC = alternating curent). Beberapa alat yang menggunakan
prinsip kerja hasil percobaan Faraday, di antaranya adalah generator dan transformator.

2. Generator
Generator adalah mesin yang mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Untuk
mengenal bentuk nyata dari generator, akan lebih mudah jika kita mengunjungi wilayah
pembangkit listrik karena di sana generator banyak digunakan.
Terdapat dua jenis generator, yaitu generator arus bolak-balik dan generator arus searah.
Pada generator arus bolak-balik, kumparan yang diletakkan pada batang diputar dalam medan
magnet yang diam sehingga menghasilkan tegangan induksi. Melalui sikat-sikat karbon yang
dihubungkan dengan cincin-cincin generator, tegangan yang dihasilkan dapat menyalakan
sebuah lampu. Generator ini dinamakan generator arus bolak-balik karena arah arus induksi
berlawanan dengan arah putaran kumparan. Bagian generator yang berputar disebut rotor,
sedangkan bagian yang diam disebut stator.
Pada dasarnya, prinsip kerja generator arus bolak-balik dan generator arus searah adalah
sama. Hanya saja pada generator arus searah, cincin yang digunakan adalah cincin belah.
Cincin ini bekerja sebagai komutator yang mengubah arus listrik yang dikeluarkan generator.
Dengan demikian, arus listrik yang awalnya merupakan arus bolak-balik pada kumparan,
dalam rangkaian di luar kumparan menjadi arus searah. Dapat dilakukan beberapa cara untuk
memperbesar tegangan dan arus induksi, yaitu:
1) Mempercepat putaran rotor.
2) Memperbanyak lilitan pada kumparan.
3) Menggunakkan magnet yang lebih kuat.
4) Memasukkan inti besi lunak ke dalam kumparan.

Dalam kehidupan sehari-hari, generator arus bolak-balik ini dapat kita temukan pada
sepeda yang berlampu. Untuk menyalakan lampu tersebut, generator dipasang pada roda.
Kayuhan yang dilakukan telah mengubah energi dalam tubuhmu menjadi energi mekanis pada
gerak roda. Gerak roda ini kemudian menghasilkan tegangan listrik yang dapat menyalakan
lampu. Sedangkan, generator arus searah dapat kita jumpai pada alat-alat pemanas.
Listrik yang kita gunakan sehari-hari berasal dari PLN merupakan listrik yang berasal dari
generator arus bolak-balik. Generator ini menghasilkan arus yang sangat besar sehingga
susunannya lebih rumit daripada generator serupa yang digunakan untuk menyalakan lampu
sepeda. Pada generator ini, energi mekanis diperoleh dari gerakan benda yang disebut turbin.
Turbin adalah roda besar yang diputar oleh dorongan air, angin, atau uap, bahkan nuklir.
Secara umum, cara menghasilkan arus induksi pada generator ini hampir sama dengan
generator sederhana. Hanya saja, arus induksi yang dihasilkan akan diproses terlebih dahulu
sebelum akhirnya sampai ke rumah-rumah untuk digunakan. Salah satu alat yang digunakan
pada proses ini adalah transformator.

3. Transformator (Trafo)
Transformator adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan
bolak-balik. Alat ini terdiri dari dua buah kumparan. Arus pada salah satu kumparan akan
menghasilkan medan magnet yang akan menginduksi arus pada kumparan lain. Kumparan
yang pertama disebut kumparan primer, sementara kumparan yang kedua, yaitu kumparan
yang menghasilkan arus induksi disebut kumparan sekunder.
Jumlah lilitan pada kumparan primer dan sekunder suatu transformator dapat berbeda
atau sama. Perbandingan antara kumparan sekunder dengan kumparan primer disebut dengan
perbandingan transformator, dinotasikan:
Ns/Np
Np = jumlah lilitan pada kumparan primer
Ns = jumlah lilitan pada kumparan sekunder

Pada awal pembahasan subbab induksi elektromagnetik telah disebutkan bahwa besar
tegangan induksi sebanding dengan jumlah lilitan sehingga berlaku persamaan:
Ns/Np=Vs/Vp

Vp = tegangan kumparan primer (tegangan primer)


Vs = tegangan kumparan sekunder (tegangan sekunder)

Berdasarkan Hukum Ohm yang menyebutkan bahwa tegangan berbanding terbalik dengan
arusnya, maka perbandingan arus dapat dihitung dengan persamaan:
Ip/Is = Vs/Vp
Ip = kuat arus primer
Is = kuat arus sekunder

Dari ketiga perbandingan di atas, dapat diperoleh satu persamaan, yaitu:


Ns/Np=Vs/Vp=Ip/Is

a. Jenis-Jenis Transformator
Berdasarkan fungsinya, transformator dikelompokkan menjadi dua, yaitu transformator
step-up dan transformator step-down.
1) Transformator step-up
Transformator step-up adalah jenis transformator yang berfungsi untuk menaikkan tegangan
induksi. Pada transformator ini, jumlah lilitan pada kumparan primer lebih sedikit daripada
jumlah lilitan kumparan sekunder (ingat bahwa tegangan induksi sebanding dengan jumlah
lilitan) sehingga arus induksi yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan lebih besar
daripada arus pada kumparan primer. Dengan demikian, tegangan induksi pun akan naik.
Transformator ini digunakan pada televisi untuk menaikkan tegangan 220 V menjadi 20.000 V.
2) Transformator step-down
Transformator step-down adalah jenis transformator yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan induksi. Sesuai tujuannya, jumlah lilitan kumparan sekunder pada transformator ini
dibuat lebih sedikit daripada jumlah lilitan pada kumparan primer. Transformator ini banyak
digunakan pada radio, tape recorder, dan komputer.
Secara bersamaan, kedua transformator ini digunakan pada penyaluran listrik dari
pembangkit listrik menuju pelanggan. Pembangkit listrik yang biasanya terletak cukup jauh dari
tempat pelanggan, dapat kehilangan energi yang cukup banyak pada proses penyalurannya.
Faktor utama penyebabnya adalah tegangan dan arus yang dihasilkan generator relatif kecil.
Untuk itu, dalam jarak yang cukup dekat dari sumber pembangkit listrik, digunakan
transformator step-up sehingga tegangan akan membesar dan energi yang hilang selama
penyaluran listrik akan lebih kecil. Sebelum sampai ke pelanggan, tegangan tinggi yang
berbahaya ini kemudian diturunkan lagi menggunakan transformator step-down yang biasa
tersimpan pada tiang listrik di dekat rumah pelanggan. Selain dapat meminimalisir kehilangan
energi, pemanfaatan transformator ini pun berfungsi untuk menjaga keamanan dan
keselamatan pelanggan dari bahaya tegangan tinggi.

b. Efisiensi Transformator
Ketika kita menggunakan transformator, kita akan merasakan panas di sekitar transformator
tersebut. Panas yang timbul pada transformator ini merupakan energi yang dihasilkan oleh inti
besi dan kumparan yang telah mengubah sebagian energi listrik yang dihasilkan menjadi
energi panas. Akibatnya, jumlah energi listrik yang dihasilkan kumparan primer ketika
dipindahkan ke kumparan sekunder akan berkurang. Kondisi ini merugikan karena telah
mengurangi hasil kerja transformator tersebut. Kerugian ini dapat dihitung dari selisih daya
pada kumparan primer dengan kumparan sekunder. Persentase dari perbandingan daya pada
kumparan sekunder dan kumparan primer disebut sebagai efisiensi transformator (η),
dirumuskan:
η=(Ps/Pp)x100%
η = efisiensi transformator
Ps = daya kumparan sekunder
Pp = daya kumparan primer

TATA SURYA

GERHANA MATAHARI
Gerhana matahari adalah fenomena alam ketika Bulan menutupi Matahari. Gerhana matahari terjadi
ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari, sehinga terlihat menutupi sebagian atau
seluruh cahaya Matahari. Gerhana matahari terjadi pada siang hari ketika bulan baru atau bulan mati.
Jenis-jenis gerhana matahari terbagi menjadi:
1. Gerhana matahari total Gerhana matahari total adalah fenomena alam ketika Matahari ditutupi
sepenuhnya oleh Bulan. Hal ini dikarenakan Bulan berada di dekat Bumi dalam orbit bujurnya.
Gerhana matahari total hanya dapat dilihat dari daerah permukaan Bumi yang terkena bayangan
umbra. Gerhana matahari total sangat jarang terjadi. Mungkin kita dapat melihatnya sekali dalam
seumur hidup. Gerhana matahari total merupakan sebuah fenomena yang indah, tetapi
membahayakan mata jika kita melihatnya dengan mata telanjang. Gerhana matahari total aman
dilihat menggunakan kacamata atau melihatnya melalui siaran TV.
2. Gerhana matahari sebagian Gerhana matahari sebagian juga biasa disebut dengan gerhana
matahari parsial. Gerhana matahari sebagian adalah fenomena alam ketika sebagian Matahari
tertutupi oleh Bulan. Gerhana ini terjadi di area yang terkena penumbra Bulan Gerhana matahari
sebagian tidak membahayakan mata kita jadi kita bisa melihatnya langsung tanpa pelindung
mata.
3. Gerhana matahari cincin Gerhana matahari cincin adalah fenomena alam ketika Bulan berada
pada titik terjauh dari Bumi. Bulatan Bulan hanya menutupi bagian tengah bulatan Matahari.

GERHANA BULAN

BENTUK-BENTUK BULAN

Gerhana bulan adalah suatu fenomena alam yang diakibatkan oleh kedudukan Bulan, Bumi dan
Matahari membentuk garis lurus. Kedudukan Bumi berada di antara Bulan dan Matahari. Pada saat
gerhana bulan, cahaya Matahari yang seharusnya di terima Bulan terhalangi oleh Bumi. Bulan berada
dalam bayang-bayang Bumi. Bayang-bayang Bumi ada dua macam, yaitu umbra dan penumbra.

Jenis-jenis gerhana bulan terbagi menjadi tiga, yaitu:


1. Gerhana bulan total
Gerhana bulan total adalah fenomena alam ketika Bulan, Bumi, dan Matahari berada pada satu
garis lurus dan bulan berada tepat pada umbra Bumi, sehingga tidak ada sinar Matahari yang
dapat dipantulkan ke Bulan. Gerhana bulan total biasa disebut dengan blood moon (bulan
darah), karena warna kemerahan. Warna tersebut merupakan akibat dari cahaya Matahari yang
terbias oleh atmosfer Bumi dan mencapai permukaan Bulan.
2. Gerhana bulan sebagian
Gerhana bulan sebagian disebut juga sebagai gerhana bulan parsial. Gerhana bulan sebagian
terjadi ketika Bumi tidak seluruhnya menghalangi Bulan dari sinar Matahari. Sebagian
permukaan Bulan masuk ke daerah penumbra, sehingga Matahari masih bisa menyinari
sebagian permukaan Bulan.
3. Gerhana bulan penumbra
Gerhana bulan penumbra terjadi ketika seluruh bagian Bulan berada pada penumbra Bumi,
sehingga Bulan masih bisa terlihat dengan warna yang suram atau tidak cerah.

Proses terjadinya gerhana bulan Proses terjadinya gerhana bulan dimulai ketika Bulan yang
bersinar terang tiba-tiba tertutup sedikit demi sedikit oleh bayangan Bumi. Setelah itu lama-
kelamaan Bulan yang bulat akan tertutup sebagian dan semakin lama Bumi akan terlihat menyabit.
Setelah bumi menyabit Bulan akan menghilang karena tertutup bayangan Bumi, saat inilah Bulan
terlihat seperti menghilang. Kemudian kita akan menyaksikan Bulan kembali muncul dari arah
pertama kali Bulan menghilang. Munculnya Bulan dimulai dari bentuk bulan sabit, kemudian akan
terlihat setengah dan lama-kelamaan akan terlihat utuh sehingga tampak bulat seperti semula.
Proses gerhana bulan ini lebih lama jika dibandingkan dengan gerhana matahari.

Anda mungkin juga menyukai