Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PERTEMUAN 2

MATA KULIAH

STATISTIKA DASAR
Dr. Sholkan, S.Si., M.Pd.

OLEH:
METARIS KILA PUTRI
220401140014

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PGRI KANJURUHAN MALANG
TAHUN 2023
Contoh Pendekatan Berdasarkan Skala Pengukurannya
1. Skala Nominal.
Skala nominal adalah salah satu dari empat jenis skala pengukuran dalam statistik.
Pada skala ini, data dikelompokkan ke dalam kategori atau kelompok tanpa adanya
urutan atau hierarki yang melekat pada kategori tersebut. Dengan kata lain, dalam
skala nominal, Anda hanya dapat mengidentifikasi dan mengkategorikan objek atau
data ke dalam berbagai kelompok, tetapi Anda tidak dapat mengatakan bahwa satu
kelompok lebih tinggi, lebih rendah, atau lebih penting daripada yang lain. Kategori
dalam skala nominal biasanya adalah eksklusif dan bersifat mutual exclusivity (tidak
ada overlap atau perpotongan antara kategori-kategori tersebut).
Contoh skala Nominal:
 Jenis Kelamin: Dalam pengukuran jenis kelamin, kita memiliki dua kategori,
yaitu "Laki-laki" dan "Perempuan". Ini adalah contoh klasifikasi nominal, di
mana individu dapat dikategorikan dalam salah satu dari dua kelompok ini.
 Agama: Agama juga dapat diukur dengan skala nominal. Misalnya, kita dapat
mengkategorikan individu sebagai "Islam," "Kristen," "Buddha," "Hindu," dan
sebagainya. Tidak ada urutan atau peringkat tertentu yang melekat pada
kategori-kategori ini.
 Warna Mata: Ketika mengukur warna mata seseorang, kita dapat
menggunakan skala nominal dengan kategori seperti "Coklat," "Biru,"
"Hijau," "Hitam," dan seterusnya. Warna mata ini hanya mengidentifikasi
kelompok warna mata seseorang tanpa ada urutan yang jelas.
 Status Pernikahan: Kategori dalam status pernikahan seperti "Lajang,"
"Menikah," "Cerai," atau "Duda/Janda" dapat dianggap sebagai skala nominal,
di mana individu dikategorikan ke dalam kelompok-kelompok ini tanpa ada
urutan yang melekat.
 Jenis Kendaraan: Misalnya, dalam mengklasifikasikan jenis kendaraan,
seperti "Mobil," "Sepeda," "Motor," dan "Truk," kita menggunakan skala
nominal untuk mengkategorikan jenis kendaraan tanpa urutan tertentu.
2. Skala Ordinal.
Skala ordinal adalah salah satu jenis skala pengukuran yang digunakan dalam
penelitian sosial, statistik, dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Skala ini digunakan
untuk mengukur dan mengklasifikasikan objek atau individu ke dalam kelompok-
kelompok dengan urutan atau tingkatan yang jelas, tetapi jarak antara kelompok-
kelompok ini tidak selalu konstan. Dalam skala ordinal, objek atau individu diberi
peringkat atau diklasifikasikan berdasarkan atribut atau karakteristik tertentu, tetapi
peringkat ini tidak menyiratkan informasi tentang seberapa besar perbedaan antara
satu peringkat dengan peringkat lainnya.
Contoh Skala Ordinal:
 Skala Kepuasan Pelanggan: Dalam survei kepuasan pelanggan, responden
mungkin diminta untuk menilai kepuasan mereka dengan layanan atau produk
tertentu menggunakan skala seperti "sangat puas," "puas," "cukup puas,"
"tidak puas," dan "sangat tidak puas."
 Peringkat Keberhasilan Olahraga: Dalam penilaian olahraga seperti lomba
renang, lari, atau seni bela diri, peserta diberi peringkat berdasarkan
penampilan mereka. Misalnya, peserta dapat diberi peringkat pertama, kedua,
ketiga, dan seterusnya.
 Skala Kecemasan: Dalam penelitian psikologi atau kesehatan mental, skala
kecemasan dapat digunakan dengan pernyataan seperti "sangat cemas,"
"cemas," "cukup cemas," "tidak cemas," dan "sangat tidak cemas."
 Skala Perilaku Konsumen: Dalam penelitian pasar, responden dapat diminta
untuk memeringkat preferensi produk atau merek tertentu, misalnya, "sangat
sering membeli," "sering membeli," "kadang-kadang membeli," "jarang
membeli," dan "tidak pernah membeli."
 Evaluasi Kualitas Layanan: Dalam konteks layanan pelanggan, skala ordinal
digunakan untuk menilai kualitas layanan, dengan pernyataan seperti "sangat
baik," "baik," "cukup," "kurang baik," dan "sangat buruk."
 Skala Kebijakan Sosial: Dalam penelitian sosial atau politik, responden
dapat diminta untuk memeringkat sejauh mana mereka setuju atau tidak setuju
dengan pernyataan kebijakan tertentu, seperti "sangat setuju," "setuju," "cukup
setuju," "tidak setuju," dan "sangat tidak setuju."
3. Skala Interval.
Skala interval adalah salah satu jenis skala pengukuran yang digunakan dalam
statistik dan ilmu sosial. Skala ini memiliki ciri-ciri seperti tingkatan yang jelas dan
konstan, tetapi tidak memiliki titik nol yang mutlak. Ini berarti bahwa dalam skala
interval, perbedaan antara dua nilai memiliki arti yang jelas, tetapi tidak ada titik nol
yang berarti bahwa suatu nilai adalah "nol" secara mutlak atau tidak ada. Oleh karena
itu, operasi matematika seperti penambahan dan pengurangan memiliki makna, tetapi
perbandingan rasio tidak.
Contoh Skala Interval:
 Skala Suhu Celsius: Skala ini digunakan untuk mengukur suhu dalam derajat
Celsius. Perbedaan antara 10°C dan 20°C memiliki arti yang jelas, tetapi nilai
0°C pada skala Celsius tidak berarti bahwa tidak ada suhu atau "nol suhu"
secara mutlak.
 Skala Suhu Fahrenheit: Skala Fahrenheit adalah skala suhu lain yang mirip
dengan Celsius, tetapi memiliki titik nol yang berbeda. Perbedaan antara 10°F
dan 20°F memiliki arti yang jelas, tetapi 0°F tidak berarti tidak ada suhu.
 Skala IQ: Skala IQ adalah contoh lain dari skala interval. Perbedaan antara IQ
110 dan IQ 120 memiliki arti yang jelas, tetapi tidak ada titik nol yang berarti
"nol kecerdasan."
 Skala Waktu dalam Jam: Skala waktu dalam jam (misalnya, 1 jam, 2 jam, 3
jam) adalah skala interval. Anda dapat mengatakan bahwa 2 jam lebih lama
dari 1 jam, tetapi tidak ada waktu yang dapat dianggap sebagai "nol waktu"
secara mutlak.
 Skala Penilaian Kepuasan dengan 1-10: Ketika seseorang diminta untuk
memberikan penilaian kepuasan dalam rentang 1 hingga 10, ini adalah contoh
skala interval. Anda dapat mengatakan bahwa nilai 8 adalah lebih tinggi
daripada nilai 5, tetapi 0 tidak berarti "nol kepuasan."
4. Skala Rasio.
Skala rasio adalah jenis skala pengukuran yang memiliki semua karakteristik dari
skala pengukuran lainnya, yaitu tingkatan yang jelas, jarak antara nilai yang
konsisten, serta titik nol yang mutlak. Dalam skala rasio, nol yang ada adalah nol
yang benar-benar mutlak, sehingga kita dapat melakukan perbandingan rasio yang
signifikan antara nilai-nilai yang diukur. Dengan kata lain, kita dapat mengatakan
bahwa satu nilai adalah dua kali lipat atau tiga kali lebih besar daripada yang lain
dalam skala ini.
Contoh Skala Rasio:
 Berat Badan: Ketika berat badan seseorang diukur dalam kilogram atau
pound, itu adalah contoh skala rasio. Misalnya, jika seseorang memiliki berat
badan 70 kg dan yang lain memiliki berat badan 35 kg, kita dapat mengatakan
bahwa berat badan yang pertama adalah dua kali lipat dari yang kedua.
 Panjang Badan: Pengukuran panjang badan dalam sentimeter atau inci
adalah contoh skala rasio. Jika seseorang memiliki tinggi badan 180 cm dan
yang lain memiliki tinggi badan 90 cm, maka kita dapat mengatakan bahwa
tinggi badan yang pertama adalah dua kali lipat dari yang kedua.
 Usia dalam Tahun: Ketika usia seseorang diukur dalam tahun, itu adalah
skala rasio. Jika seseorang berusia 30 tahun dan yang lain berusia 15 tahun,
kita dapat mengatakan bahwa usia yang pertama adalah dua kali lipat dari
yang kedua.
 Pendapatan: Pengukuran pendapatan dalam mata uang adalah contoh skala
rasio. Misalnya, jika seseorang memiliki pendapatan tahunan sebesar 50.000
dolar dan yang lain memiliki pendapatan sebesar 25.000 dolar, kita dapat
mengatakan bahwa pendapatan yang pertama adalah dua kali lipat dari yang
kedua.
 Kecepatan Mobil: Ketika kecepatan sebuah mobil diukur dalam kilometer
per jam (km/jam) atau mil per jam (mph), itu adalah contoh skala rasio. Jika
sebuah mobil sedang berjalan dengan kecepatan 120 km/jam dan mobil lain
sedang berjalan dengan kecepatan 60 km/jam, kita dapat mengatakan bahwa
mobil pertama bergerak dua kali lebih cepat dari yang kedua.
 Volume Cairan: Volume cairan, seperti liter (L) atau galon (gal), juga dapat
diukur dengan skala rasio. Misalnya, jika suatu wadah berisi 10 liter air dan
yang lain berisi 5 liter air, kita dapat mengatakan bahwa yang pertama berisi
dua kali lipat dari yang kedua.
 Waktu dalam Detik: Ketika waktu diukur dalam detik, itu adalah skala rasio.
Misalnya, jika suatu peristiwa berlangsung selama 60 detik dan peristiwa lain
hanya selama 30 detik, kita dapat mengatakan bahwa peristiwa pertama
berlangsung dua kali lebih lama dari yang kedua.

Anda mungkin juga menyukai