Anda di halaman 1dari 12

Fenomena

peristiwa yang dapat dilihat

Fenomena (bahasa Yunani: φαινόμενον,


translit. phainómenon, har. 'hal yang
muncul untuk dilihat'; jamak
phenomena)[1] adalah suatu fakta atau
peristiwa yang dapat diamati.[2] Istilah ini
mulai digunakan dalam filsafat modern
oleh Immanuel Kant, yang
membedakannya dengan noumena,
sesuatu yang tidak dapat diamati secara
langsung. Dalam hal ini, Kant sangat
dipengaruhi oleh Gottfried Wilhelm
Leibniz, yang membedakan fenomena
dan noumena sebagai istilah teknis yang
saling terkait. Jauh sebelum ini, filsuf
Pyrrhonisme Yunani kuno Sextus
Empiricus juga menggunakan istilah
fenomena dan noumenon sebagai istilah
teknis yang saling terkait.

Pembakaran korek api adalah


kejadian atau peristiwa yang dapat
diamati. Oleh sebab itu, ini disebut
fenomena.
Peristilahan
Fenomena dari bahasa Yunani;
phainomenon, "apa yang terlihat".

Kata turunan kata sifat, fenomenal,


berarti: "sesuatu yang luar biasa".

Penggunaan umum
Dalam penggunaan populer, fenomena
sering merujuk pada peristiwa yang luar
biasa. Istilah ini paling sering digunakan
untuk merujuk pada kejadian yang pada
awalnya bertentangan dengan
penjelasan atau membingungkan
pengamat. Menurut Kamus Wacana
Tampak:[1]
Dalam bahasa biasa,
'fenomena' merujuk pada
setiap kejadian yang patut
dicatat dan diselidiki, biasanya
peristiwa yang tidak terduga
atau tidak biasa, orang, atau
fakta yang mempunyai
keberartian khusus atau
sebaliknya.

Filsafat
Dalam penggunaan filsafati modern,
istilah fenomena berarti 'apa yang dialami
berdasarkan kenyataan'. Dalam disertasi
perdana yang berjudul Tentang Bentuk
dan Prinsip Dunia yang Masuk Akal dan
Dapat Dipahami, Immanuel Kant (1770)
berteori bahwa pikiran manusia terbatas
pada dunia logis. Dengan demikian,
pikiran manusia hanya dapat
menafsirkan dan memahami kejadian
sesuai dengan penampilan fisiknya. Dia
menulis bahwa manusia dapat
menyimpulkan sebanyak yang dapat
ditangkap indra, tetapi tidak mengalami
atau merasakan objek itu sendiri.[3] Ini
mungkin masuk akal dari segi saluran
komunikasi (epistemologi) yang berasal
dari kumpulan input kenyataan
(ensemble of reality-inputs) (ontologi),
tetapi bukan dalam arti menerapkan
imajinasi yang bijak (a-la Albert Einstein,
untuk keberhasilan sebagian). Dengan
demikian, istilah fenomena mengacu
pada setiap kejadian yang patut diperiksa
dan diselidiki, terutama proses dan
peristiwa yang sangat tidak biasa atau
mempunyai keberartian khusus.[1]

Sains

Perbandingan antara nyala lilin di


Bumi (kiri) dan di lingkungan
bergravitasi kecil, seperti yang
terdapat pada Stasiun Luar Angkasa
Internasional (kanan).
Fenomena pembakaran yang sama
teramati, tetapi bentuk nyala api dan
fenomena perwarnaan yang berbeda
juga teramati.
Fenomena Kamar Kabut. Para
ilmuwan menggunakan fenomena
untuk memperbaiki beberapa
hipotesis dan kadang kala untuk
membuktikan bahwa sebuah teori itu
salah. Lihat juga versi animasi.

Dalam penggunaan ilmiah, fenomena


adalah setiap peristiwa yang dapat
diamati, termasuk penggunaan
instrumen untuk mengamati, mencatat,
atau menyusun data. Kajian tentang
suatu fenomena khususnya dalam fisika
dapat digambarkan sebagai pengukuran
yang berkaitan dengan materi, energi,
atau waktu, seperti pengamatan Isaac
Newton tentang orbit bulan dan gravitasi
atau pengamatan Galileo Galilei tentang
gerakan bandul.[4]
Dalam ilmu alam, fenomena adalah
kejadian atau peristiwa yang dapat
diamati. Istilah ini sering kali digunakan
tanpa mempertimbangkan penyebab
peristiwa tertentu. Contoh fenomena fisik
adalah fenomena orbit bulan atau
fenomena ayunan bandul.[4]

Fenomena mekanis adalah fenomena


yang berkaitan dengan kesetimbangan
atau gerakan benda.[5] Beberapa contoh
fenomena ini adalah Ayunan Newton,
mesin, dan bandul ganda.

Sosiologi
Fenomena kelompok menyangkut
perilaku kelompok entitas individu
tertentu, biasanya organisme dan
terutama orang. Perilaku individu sering
berubah dalam latar belakang kelompok
dengan berbagai cara. Sebuah kelompok
mungkin mempunyai perilaku sendiri
yang tidak mungkin dilakukan oleh
seorang individu karena mentalitas
gerombolan.

Fenomena sosial berlaku terutama pada


organisme dan orang dalam keadaan
subjektif yang tersirat dalam istilah
tersebut. Sikap dan peristiwa tertentu
pada suatu kelompok mungkin
mempunyai efek di luar kelompok dan
dapat disesuaikan oleh masyarakat yang
lebih besar atau dilihat sebagai
penyimpangan dari kebiasaan, yang
dihukum atau dijauhi.

Lihat pula
Fenomena Padangisasi

Rujukan
1. "Phenomenon/Phenomena" (http://www.c
redoreference.com/entry/ashgtvd/pheno
menon_phenomena) . Dictionary of Visual
Discourse: A Dialectical Lexicon of Terms.
2011.

2. "Phenomenon" (http://www.credoreferenc
e.com/entry/columency/phenomenon) .
The Columbia Encyclopedia. 2008.

3. Kant, Immanuel. [1770] 2019. On the Form


and Principles of the Sensible and
Intelligible World, translated by W. J.
Eckoff (1894). – via Wikisource.

4. Bernstein, Jeremy (1996). A Theory for


Everything (https://archive.org/details/the
oryforeveryth00bern) . New York:
Copernicus.

5. "Mechanical Phenomenon" (http://www.a


udioenglish.net/dictionary/mechanical_ph
enomenon.htm) . AudioEnglish.org.
Tudorancea Media Network. Diarsipkan (h
ttps://web.archive.org/web/20110723022
250/http://www.audioenglish.net/dictiona
ry/mechanical_phenomenon.htm) dari
versi asli tanggal 2011-07-23. Diakses
tanggal 23 May 2011.

Pranala luar
Definisi kamus fenomena di Wiktionary
Kutipan tentang Fenomena di
Wikiquote
Media terkait Fenomena di Wikimedia
Commons

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Fenomena&oldid=24215307"

Halaman ini terakhir diubah pada 14 September


2023, pukul 03.23. •
Konten tersedia di bawah CC BY-SA 4.0 kecuali
dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai