Anda di halaman 1dari 1

Nama : Deklin Frantius

NIM : 2208939
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Tugas : Pertemuan V
Tanggal : 4 Oktober 2022

EKSPLANASI DAN REVOLUSI ILMIAH


Salah satu fungsi pengetahuan ilmiah adalah memberikan landasan bagi upaya
manusia untuk menjelaskan secara ilmiah terhadap fenomena-fenomena alam. Penjelasan
yang ingin digali oleh manusia terhadap peristiwa yang terjadi di alam semesta mengarah
kepada eksplanasi ilmiah. Eksplanasi adalah jawaban-jawaban yang diberikan terhadap rasa
penasaran manusia. Setiap eksplanasi melibatkan dua unsur esensial yaitu eksplanans dan
eksplanandum. Eksplanans merujuk pada perkara yang menjelaskan dan ekspalandum adalah
perkara yang dijelaskan. Eksplanasi dibagi dalam dua model. Pertama, model Hempel-
Oppenheim, yang mendefinisikan bahwa eksplanans adalah satu atau beberapa pernyataan
umum yang dianggap benar dan pernyataan yang membatasi lingkup pernyataan tersebut.
Kedua, eksplanasi probabilitas. Jika hukum-hukum empirik yang bersifat statistik digunakan
untuk menjelaskan peristiwa statistik, eksplanasi masih dapat disebut sebagai eksplanasi
deduktif. Namun, jika hukum statistik digunakan untuk menjelaskan peristiwa khusus,
ekplanasi termasuk ekplanasi Inductive-Statistical (I-S) karena berlandaskan argumen
induktif (probabilistik) yang berlandaskan pada generalisasi statistik. Dalam lingkup ilmiah,
ekplanasi merujuk pada penjelasan kausalitas (hubungan antara sebab dan akibat). Suatu
peristiwa bisa terjadi karena peristiwa lainnya. Fenomena yang terjadi di alam bisa muncul
karena ada prinsip yang melatarbelakanginya. Prinsip ini menjadi landasan rasional yang
dimiliki oleh manusia. Prinsip ilmiah ini pula yang selalu menjadi pemicu bagi kemajuan
ilmu pengetahuan. Pengetahuan ilmiah yang diyakini dan dimiliki manusia akan selalu
berkembang, seiring dengan ditemukannya bukti-bukti baru. Sains akan terus mengalami
kemajuan yang mengarah kepada nilai kebenaran atas peristiwa alam itu sendiri. Sejarah
memperlihatkan bahwa sains berkembang pesat sejak kelahirannya pada abad-abad
pertengahan hingga saat ini. Pengetahuan ilmiah tumbuh bagai deret ukur. Pertumbuhannya
semakin lama semakin cepat. Thomas Kuhn memandang bahwa perkembangan sains tidak
linear melainkan melalui proses revolusi. Perubahan yang terjadi bukan pada arah garis lurus
atau meluas tetapi fundamental yakni memunculkan teori baru yang radikal. Konsep kunci
dalam pandangan revolusi keilmuan Thomas Kuhn adalah paradigma keilmuan yaitu
pendekatan dominan yang dilakukan oleh komunitas keilmuan dalam memecah masalah
dalam bidang-bidang keilmuan pada periode tertentu. Revolusi keilmuan terjadi hanya jika
paradigma baru dapat menyelesaikan secara lebih baik terhadap anomali-anomali yang
diamati. Revolusi keilmuan tidak akan bisa terjadi jika sebagian besar aktifitas sains hanya
melakukan sains normal bukan mengarah pada penemuan kebenaran yang absolut.

Anda mungkin juga menyukai