Anda di halaman 1dari 1

Nama : Deklin Frantius

NIM : 2208939
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Tugas : Pertemuan II
Tanggal : 13 September 2022

ILMU DAN FILSAFAT ILMU


Manusia adalah mahluk ciptaan yang dibekali akal pikiran. Kemampuan menggunakan akal
pikiran ini melahirkan proses berpikir. Rasa penasaran dan ingin tahu terhadap entitas alam
semesta mendorong manusia berusaha memahami segala sesuatu yang terjadi. Hal ini
mendasari manusia untuk berfilsafat yaitu berpikir secara logis, sistematis, teliti, tanpa
kepentingan menyeluruh, mendasar, dan spekulatif. Untuk memuaskan keingintahuan,
manusia melakukan pengamatan dan mengonstruksi ke dalam benaknya. Aktivitas pemuasan
rasa ingin tahu ini menghasilkan pengetahuan. Dengan kata lain, pengetahuan adalah hasil
naluri ingin tahu. Lebih jauh, Hasrat keingintahuan manusia semakin mendalam. Ada
keinginan untuk melakukan verifikasi dan validasi terhadap pengetahuan yang diperoleh. Hal
ini menyebabkan lahirnya “kriteria kebenaran” suatu pengetahuan yakni ditunjang oleh fakta-
fakta empiris (korespondensi), konsisten dengan pandangan sebelumnya (koherensi), dan
memiliki nilai praktis (pragmatisme). Lebih jauh lagi, pengetahuan-pengetahuan disusun
secara terstruktur, terorganisir, dan tertata ke dalam konstruksi yang logis dan sistematis
untuk satu bidang. Kerangka tersebut menghasilkan ilmu pada kajian disiplin tertentu. Ilmu-
ilmu yang diperoleh bisa saja memiliki karakteristik yang berbeda meskipun diperoleh dari
objek penelitian yang sama. Hal ini tergantung pada objek ilmu. Sasaran penelitian disebut
sebagai objek material sedangkan sudut pandang, pendekatan, maupun metode yang khas
dikategorikan sebagai objek formal. Dengan kata lain, kajian dari objek yang sama (objek
material) bisa saja menghasilkan ilmu yang berbeda jika ilmu tersebut pendekatan penelitian
(objek formal) yang diterapkan berbeda. Pada awal perkembangan ilmu, filsuf juga
dipandang sebagai ilmuwan. Seiring perkembangannya, disiplin-disiplin ilmu menjadi
terpisah dengan filsafat seiring dengan landasan yang mendasari keduanya. Ilmu dilandasi
prinsip empirik sedangkan filsafat lebih bersifat spekulatif. Meskipun ada perbedaan, filsafat
memiliki fungsi sebagai sudut pandang untuk menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu,
baik ditinjau dari sudut ontologi (objek), epistemologi (cara), dan aksiologi (terapan). Dalam
hal ini, filsafat memposisikan diri sebagai filsafat ilmu. Pada bidang ilmu sains, dapat
dikatakan bahwa filsafat bertindak sebagai filsafat sains. Kajian atau subject matter filsafat
sains merupakan problem mendasar yaitu hakikat sains, metode ilmiah, kebenaran ilmiah,
penalaran ilmiah, eksplanasi ilmiah, teori ilmiah, revolusi pengetahuan ilmiah, realisme sains,
keterbatasan sains, dan implikasi moral etis.

Anda mungkin juga menyukai