Fakultas : Kedokteran
Materi Perkuliahan : Apa itu Filsafat
Pengajar : Yanny Yeski Mokorowu, M. Hum
Tujuan Belajar :
1. Mahasiswa dapat membedakan Rasionalisme dan Empirisisme, dan Kritisisme
Immanuel Kant
2. Mahasiswa dapat memahami Apa itu Positivisme, Verifikasi, dan Falsifikasi
3. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan antara Metode kerja Ilmu empiris
{Positivisme Logis dan Falsifikasi Popperian}
A. Pendahuluan
Revolusi ilmu pengetahuan dalam abad XVII menjungkirbalikkan cara pandang
metafisika dan menggantikannya dengan cara pandang baru yang dikuasai oleh ilmu
pengetahuan empiris. Puncak kekuasaan ilmu pengetahuan empiris tercapai dalam abad 19
dan 20 yakni positivisme yang menekankan bahwa kebenaran pengetahuan didefinisikan
berdasarkan pengalaman nyata (a posteriori), bukan menurut pikiran yang abstrak (a priori).
Penolakan terhadap metafisika sebagai cara pandang dunia yang menguasai percaturan
ilmiah sepanjang abad pertengahan khusunya abad 13 sampai 17 disempurnakan oleh aliran
positivisme yang dikembangkan dalam Lingkaran Wina (Vienna Circle) pada abad 20 sebagai
positivisme logis atau empirisme logis. Positivisme logis menegaskan bahwa hanya
pengalaman empiris yang dapat dijadikan titik tolak untuk memperoleh pengetahuan yang
benar dan ilmiah karena sesuai dengan kenyataan dan dapat dibuktikan. Karena itu
metafisika ditolak sebab titik tolaknya abstrak, ambigu, tidak jelas, dan tidak dapat
dibuktikan sebagai pengetahuan yang benar dan ilmiah.
Referensi:
1. C. Verhaak dan Haryono Imam., Filsafat Ilmu Pengetahuan: Telaah Atas Kerja Ilmu-
ilmu., PT. Gramedia Jakarta, 1989.
2. T. M. Soerjanto Poespowardojo dan Alexander Seran., Filsafat Ilmu Pengetahuan: Hakikat
Ilmu Pengetahuan, Kritik Terhadap Visi Positivisme Logis serta Implikasinya., PT.
Gramedia Jakarta, 2015