Anda di halaman 1dari 2

Nama : Gita Novianti

Nim : F2161211015
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Tugas : Ringkasan dan Tanggapan 4 dari Buku “The Story of Philosophy”
Dosen Pengampu : Dr. A. Totok Priyadi, M.Pd.

PEMAHAMAN BARU TENTANG ILMU


Studi tentang alam, melihat melampaui kosmos yang tertutup, gagasan tentang kesadaran, dan
apresiasi terhadap individualitas hurnan, semua ini mulai salah dalam Renaisans pada periode
Baroque berikutnya, mereka diperbesar dan menjadi daging keluar dan di atas segalanya,
ditempatkan di atas fondasi baru. Alam sekarang datang untuk dipelajari. Sangat berhasil dengan
metode kuantitatif dalam eksperimen berdasarkan hipotesis berorientasi matematis. Model lama
kosmos dengan bumi yang diam di pusatnya sekarang sudah pasti usang, dan model baru tata
surya secara bertahap diterima begitu saja oleh semua orang yang menikmati hak istimewa
pendidikan. Pemikir rasional yang sadar tidak lagi melihat manusia sebagai menempati posisi
khusus dalam sejarah penciptaan, melainkan sebagai spesies tertentu dengan reaksi afektif
tertentu dan dengan kecenderungan bawaan untuk membangun bentuk-bentuk kehidupan sosial.
Dan kesadaran menjadi konsep filosofis tempat pemikiran murni yang bertentangan dengan
dunia benda. mencari prinsip-prinsip pengetahuan itu sendiri, untuk membawa kesatuan
sistematis ke dalam massa dari apa yang ada untuk dieksplorasi.

RASIONALISME
Esai Michel de Montaigne, yang diterbitkan pada tahun 1580, meresmikan genre sastra baru.
Kata dalam bahasa Prancis berarti upaya dan esai adalah upaya mengeksplorasi tema melalui
presentasi pemikiran dan ide yang cerdas. Mengingat konsekuensi dari sikap religius yang kaku,
ia mencari sendiri sudut pandang subjektif yang menghasilkan ketenangan emosional dari ironi
diri yang sadar akan sifat fana hal-hal, dan sikap diam terhadap struktur rasional yang diduga
objektif. Karena kaum Empiris tentu saja tidak berdebat secara irasional, penggunaan akal
bukanlah ciri yang membedakan mereka dari kaum Rasionalis. Istilah Rasionalisme telah
diterapkan pada sikap ini pada abad 16 dan 17. Namun, istilah yang berlawanan biasanya bukan
Skeptisisme tetapi Empirisme, yang mengacu pada filsafat yang dibangun di atas pengalaman
indrawi (dari pengalaman empiris Yunani). Bagaimanapun sering ditemukan bersekutu dengan
Rasionalisme, misalnya ketika mereka hanya mengakui "fenomena- apa yang tampak bagi kita
tanpa menarik kesimpulan apa pun tentang keberadaan objektif.”

TANGGAPAN
Ilmu pengetahuan adalah usaha-usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi
agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi
lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan
sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan
teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang
diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia
berusaha berpikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah
produk dari epistemologi, dengan kata lain ilmu terbentuk dari 3 cabang filsafat yakni ontologi,
epistemologi dan aksiologi, jika ketiga cabang itu terpenuhi berarti sah dan diakui sebagai
sebuah ilmu. Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan
bahwa kebenaran haruslah ditentukan atau didapatkan melalui pembuktian, logika, dan analisis
yang berdasarkan fakta, bukan berasal dari pengalaman inderawi. Rasionalisme menentang
paham empirisme, karena kaum rasionalis berpendapat bahwa ada kebenaran yang secara
langsung dapat dipahami. Dengan kata lain, orang-orang yang menganut paham rasionalis ini
menegaskan bahwa beberapa prinsip rasional yang ada dalam logika, matematika, etika, dan
metafisika pada dasarnya benar.

Anda mungkin juga menyukai