Anda di halaman 1dari 2

Artikel

Begini Awal Penyakit 'Manusia Kayu' yang Diderita


Sulami
TEMPO.CO, Sragen – Tubuh Sulami, yang kurus kering,
terbujur kaku di atas dipan yang sederhana. Tubuhnya
nyaris tidak bergerak, hanya matanya yang terlihat masih
terbuka dan berusaha melihat ke sekelilingnya. Meski
masih bisa berbicara, suaranya tidak begitu jelas lantaran
gerak rahangnya tidak begitu bebas.
Selama belasan tahun, wanita berusia 35 tahun ini
menjalani kehidupannya dengan tubuh kaku, yang
dikenal sebagai penyakit punggung kayu, tanpa bisa
bergerak. Tubuhnya hanya bisa lurus tanpa bisa ditekuk
untuk membungkuk maupun duduk. Meski masih bisa
berjalan—dengan bantuan orang lain—Sulami lebih
banyak menghabiskan hidupnya di atas tempat tidur.
Penyakit yang tidak lazim itu dirasakan oleh Sulami sejak
masih berusia sekolah dasar. Saat itu, dia merasakan
sebuah benjolan di lehernya. “Benjolan itu lama-lama
menjadi luka karena sering digaruk,” kata Sulami, Jumat,
20 Januari 2017. Bersamaan dengan itu, tubuhnya satu per
satu menjadi kaku. “Pada awalnya hanya bagian jari,”
katanya. Lama-kelamaan, anggota tubuh yang lain
mengalami hal yang sama, seperti tangan, kaki,
punggung, dan leher.

Penyakit itu mencapai puncaknya sejak 12 tahun silam. Hampir semua


tubuhnya kaku dalam kondisi membujur lurus tanpa bisa ditekuk. Selain
itu, terdapat luka di kedua kakinya yang tidak kunjung sembuh selama
bertahun-tahun. Untuk bisa berdiri, Sulami harus diangkat dan diturunkan
dalam posisi berdiri. Sebenarnya, dia masih bisa sedikit berjalan dengan
bantuan tongkat. Namun luka di kaki mengganggu aktivitasnya itu.
Kondisi itu membuat warga Desa Mojokerto, Kecamatan Kedawung,
Sragen, itu lebih banyak berdiam di kamar. Dari keterangan dokter yang
diperolehnya, Sulami mengatakan penyakit yang dideritanya merupakan
pengapuran sendi dan tulang. Penyakit itu membuat semua tulang dan
sendinya menyatu sehingga tidak bisa ditekuk.

Pertanyaan
1. Berdasarkan artikel kasus di atas,
sulami mendirita penyakit apa?
Penyakit tersebut di sebabkan oleh
apa, Jelaskan!
2. Walaupun sulami mengalami kekakuan
persendian seluruh tubuhnya, mengapa
masih sedikit bisa digerakkan?
Jelaskan!
3. Dari penyakit yang di derita sulami, apa
hubungan dengan radang sendi!
4. Apakah karena faktor genetik
kekauan pada persendian itu?
Jelaskan!

DIKERJAKAN PADA LEMBAR YANG SUDAH DISEDIAKAN DAN


DIKERJAKAN MENGGUNAKAN BOLPOINT
JAWABAN

1. Berdasarkan artikel tersebut, Sulami menderita penyakit


yang dikenal sebagai "penyakit punggung kayu" atau
ankylosing spondylitis. Penyakit ini ditandai dengan
kekakuan persendian tulang belakang dan sendi-sendi
lainnya. Penyebab penyakit ini tidak sepenuhnya diketahui,
tetapi dikaitkan dengan faktor genetik. Terdapat suatu
kelainan genetik yang disebut HLA-B27 yang diyakini
menjadi faktor risiko dalam mengembangkan ankylosing
spondylitis. Selain itu, sistem kekebalan tubuh yang
menjadi terlalu aktif dan menyerang jaringan sendi juga
berperan dalam perkembangan penyakit ini.
2. Meskipun Sulami mengalami kekakuan persendian seluruh
tubuhnya, masih ada sedikit gerakan yang bisa dilakukan.
Hal ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa kekakuan
persendian tidak selalu bersifat total pada setiap individu
yang mengidap ankylosing spondylitis. Ada tingkat
kekakuan yang berbeda-beda antara satu individu dengan
individu lainnya. Selain itu, kegiatan fisik dan terapi yang
tepat juga dapat membantu mempertahankan sedikit
fleksibilitas dan gerakan pada persendian.
3. Ankylosing spondylitis merupakan jenis penyakit radang
sendi yang kronis. Radang sendi terjadi ketika sistem
kekebalan tubuh menyerang sendi-sendi, termasuk
persendian tulang belakang, yang menyebabkan
peradangan dan kekakuan. Dalam kasus Sulami,
pengapuran sendi dan tulang yang terjadi akibat penyakit
ini mengakibatkan penyatuannya dan kehilangan
fleksibilitas
4. Faktor genetik, seperti kelainan genetik HLA-B27, diketahui
memiliki kaitan dengan ankylosing spondylitis. Namun,
tidak semua individu yang memiliki faktor genetik ini akan
mengembangkan penyakit ini. Ada kemungkinan bahwa
faktor lingkungan atau pemicu lainnya juga berperan dalam
perkembangan penyakit tersebut. Oleh karena itu, selain
faktor genetik, terdapat faktor lain yang dapat
mempengaruhi kekakuan persendian pada ankylosing
spondylitis, seperti peradangan dan pengapuran sendi yang
terjadi akibat respon kekebalan tubuh yang berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai