Anda di halaman 1dari 189

POWER POINT

Tuntutan Pembuatan Akta


Tanah
Kelompok 1 Kelas F
Dosen Pengampu : Koes Widarbo, S.H., M.Kn., M.M

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PERTANAHAN


TAHUN 2023
NAMA:ADE MASNUGRAHA
NIT:21303866
KELAS:F

8. PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
8 TAHUN
2012
PERUBAHAN ATASPERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR3 TAHUN1997 TENTANG
-KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24TAHUN 1997
TENTANG PENDAFTARAN TANAH
Menjelaskan Untuk meningkatkan Pelayanan pertanahan, penyiapan dan
pembuatan blanko akta Pejabat Pembuatan Akta Tanah dilakukan oleh masing-
masing Pejabat Peuat Akta Tanah, Pejabat Pembuat Akta Tanah Pengganti,
Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara, atau Pejabat Pembuat Kata Tanah
\
Khusus. Berdasarkan pertimbangan tersebut, perlu perubahan atas Peraturan
Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun
1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomr 24 Tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah.
9.PERMEN ATR/KBPN NOMOR 33 TAHUN 2021 :
A. BAHWA UNTUK MENINGKATKAN KEMUDAHAN BERUSAHA DI INDONESIA TERKAIT PENDAFTARAN PROPERTI DIPERLUKAN ADANYA KEJELASAN ATAS BIAYA PERALIHAN
HAK ATAS TANAH.
B. BAHWA UNTUK MEMPERJELAS BIAYA PERALIHAN HAK ATAS TANAH SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM HURUF A DIPERLUKAN PENGATURAN UANG JASA DALAM
RANGKA PEMBUATAN AKTA PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH.
C. BAHWA BERDASARKAN PERTIMBANGAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM HURUF A DAN HURUF B, PERLU MENETAPKAN PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA
RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG UANG JASA PEJABATPEMBUAT AKTA TANAH.

10. PERATURAN PEMERINTAH NO. 21 TAHUN 2021 :


PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 21 TAHUN 2021 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG MERUPAKAN SALAH SATU PERATURAN PELAKSANA DARI
UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA YANG YANG MENJADI SEBUAH LANGKAH STRATEGIS PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN EKOSISTEM
INVESTASI DAN KEGIATAN BERUSAHA DENGAN MENYEDERHANAKAN (STREAMLINING) PROSES PERIZINAN BERUSAHA.

11. KBPN RI 2640 -1261 TAHUN 1989 KEWAJIBAN MEMBUAT LAPORAN BULANAN PPAT
PPAT MEMILIKI PERAN YANG SANGAT PENTING DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT, TERUTAMA BERKAITAN DENGAN TANAH, KARENA PPAT ADALAH YANG BERWENANG
UNTUK MEMBUAT AKTA-AKTA OTENTIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERPINDAHAN HAK ATAS TANAH. DALAM MENJALANKAN TUGASNYA, PPAT BERTANGGUNG
JAWAB ATAS AKTA-AKTA YANG TELAH DIBUATNYA. BENTUK TANGGUNG JAWABDARI TUGAS YANG DIJALANKAN PPAT INI BERUPA PEMBUATAN LAPORAN BULANAN DARI
AKTA-AKTA YANG TELAH DIBUAT KEPADA PIHAK YANG BERKEPENTINGAN. TUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR INI ADALAH MEMAHAMI PEMBUATAN LAPORAN BULANAN
PPAT, KEPADA SIAPA LAPORAN BULANAN DITUJUKAN, SERTA SANKSI KEPADA PPAT YANG MELANGGAR ATURAN MENGENAI LAPORAN BULANAN INI. BERDASARKAN HASIL
PRAKTIK KERJA LAPANGAN, LAPORAN BULANAN YANG DIBUAT OLEH PPAT DITUJUKAN KEPADA KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK, KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK
BUMI DAN BANGUNAN, KEPALA KANTOR PERTANAHAN DAN KEPALA KANTOR WILAYAH. LAPORAN BULANAN TERSEBUT DIKIRIMKAN PALING LAMBAT TANGGAL10 PADA
BULAN BERIKUTNYA. PPAT YANG TIDAK MENYAMPAIKAN LAPORAN BULANAN DAPAT DIKENAKAN SANKSI YANG BERUPA DENDA SAMPAI DIBERHENTIKAN DENGAN
HORMAT DARI JABATANNYA.
12. KBPNRI 2640 - 1262 TAHUN1989 MASALAHKEWAJIBANSERAHTRIMAPROTOKOLPPAT
I. MASALAHPROTOKOL:
A. PROTOKOLPPAT ADALAHSEKUMPULANASLIAKTAPERALIANATAUPEMBEBANAN HAKATAS
TANAHSERTADAFTAR/ARSIPLAIN YANG ADAHUBUNGANNYADENGANPEMBUATANAKTA
TERSEBUT.
B. PROTOKOLPPAT SEBENARNYAMERUPAKANARSIPNEGARA, OLEH KARENAITUWAJIBDIKELOLA
SEBAIKMUNGKINSEHINGGAPENYIMPANANDAN SERAHTERIMANYAPUNWAJIBDILAKUKAN
DENGANTERTIB.
C. PADA DASARNYAKEWAJIBANMENYERAHTERIMAKANPROTOKOLPPAT ADAPADA PPAT YANG
AKANPINDAHDAERAHKERJA, PPAT YANG MOHONBERHENTIATAUPUNAHLIWARISDARIPPAT
YANG MENINGGALDUNIA.
2. SERAHTERIMAPROTOKOL:
A. SERAHTERIMAPROTOKOLPPAT DARIPPAT YANG MEMPUNYAIDAERAHKERJAKURANGDARI1 (SATU) WILAYAH KERJAKANTOR PERTANAHAN
KABUPATEN/KOTAMADYA.
1. PPAT YANG AKANPINDAHDAERAHKERJAATAUMOHONBERHENTI, DIWAJIBKANMENYERAHKANTERIMAKANPROTOKOLPPAT TERSEBUTKEPADAPPAT YANG
NAMANYATERCANTUMDALAMSURAT KEPUTUSAN KEPALABADAN PERTANAHANNASIONAL.
2. TERHADAPPROTOKOLPPAT DARIPPAT YANG MENINGGALDUNIA, MAKASALAH SEORANGAHLI WARISNYA DALAMWAKTU SATUBULANSETELAHPPAT MENINGGAL
DUNIA, WAJIBMENYERAHKANNYAKEPADAKEPALASEKSIPENDAFTARANTANAH PADA KANTOR PERTANAHANKABUPATEN/KOTAMADYASETEMPAT, YANG KEMUDIAN
DISERAHTERIMAKANLAGIKEPADAPPAT YANG NAMANYATERCANTUMDALAMSURAT KEPUTUSAN KEPALABADAN PERTANAHANNASIONAL.
3. KHUSUSBAGICAMATYANG MASIHDAPATBERTINDAKKARENAJABATANNYASEBAGAIPENJABATSEMENTARAPEMBUATAKTATANAH, YANG AKANDIPINDAHKAN
ATAUBERHENTI, MAKASERAHTERIMAPROTOKOLPPAT WAJIBDILAKUKANKEPADACAMATYANG MENGGANTIKANNYAPADA WAKTUPELANTIKANNYASEBAGAICAMAT
SETEMPAT. SERAHTERIMAPROTOKOLPPAT INIDIKETAHUI/DISAKSIKANOLEH KEPALAKANTOR PERTANAHANKABUPATEN/KOTAMADYA.

B. SERAHTERIMAPROTOKOLPPAT DARI PPAT YANG MEMPUNYAIDAERAHKERJALEBIHDARI 1 (SATU) WILAYAH KERJAKANTOR


PERTANAHANKABUPATEN/KOTAMADYA:
1. PPAT YANG AKANPINDAHDAERAHKERJADAN PPAT YANG MOHON, WAJIBMENYERAHTERIMAKANPROTOKOLPPAT KEPADAPPAT YANG NAMANYATERCANTUM
DALAMSURAT KEPUTUSAN KEPALABADAN PERTANAHANNASIONAL.
2. TERHADAPPROTOKOLPPAT YANG MENINGGALDUNIA, MAKASALAH SEORANGAHLIWARISNYADALAMWAKTUSATUBULANSETELAHPPAT MENINGGALDUNIA,
WAJIBMENYERAHKANNYA KEPADAKEPALASEKSIPENDAFTARANTANAH PADA KANTOR PERTANAHANKABUPATEN/KOTAMADYAMASING-MASING, YANG KEMUDIAN
DISERAHTERIMAKANLAGIKEPADAPPAT YANG NAMANYATERCANTUMDALAMSURAT KEPUTUSAN KEPALABADAN PERTANAHANNASIONAL.
3. KHUSUSTERHADAPPROTOKOLPPAT DARIPPAT (BUKANCAMAT) DI DAERAH KHUSUSIBUKOTAJAKARTA YANG MENINGGALDUNIA, MAKAKEWAJIBAN
MENYERAHKANNYADILAKUKANOLEH SALAH SEORANGAHLIWARISNYAKEPADAKEPALABIDANGPENGUKURANDAN PENDAFTARANTANAH PADA KANTOR WILAYAH
BADAN PERTANAHANNASIONAL DALAMWAKTUSATUBULANSETELAHPPAT MENINGGALDUNIA.
13. KBPNRI2640 -1884 TH2003
1. APABILADI DAERAHSAUDARATERDAPATKELANGKAANBLANKOAKTAPPAT TERTENTU
AGAR SAUDARASEGERAMENERBITKANFOTOCOPYAKTAYANG DISAHKAN
SEBAGAIMANASURATKAMI TERSEBUTDI ATAS. PADA HALAMANPERTAMAAKTA
SEBELAHKIRIATASDITULIS“DISAHKANPENGGUNAANNYA” DAN DITANDATANGANI
OLEH KEPALAKANTOR WILAYAH BPN PROVINSIATAUPEJABATYANG DITUNJUKSERTA
DIBUBUHIPARAFDAN CAP DINASPADA SETIAPHALAMAN.
2. FOTOCOPYBLANKOAKTADIMAKSUDHARUSLAHBERDASARKANSUATUBLANKOAKTA
DENGANNOMORPORPORASITERTENTUYANG DIMILIKIOLEH KEPALAKANTOR WILAYAH
BPN PROVINSIDAN ASLIBLANKONYAMERUPAKANASLIDARISETIAPFOTOCOPYBLANKO
YANG DISERAHKANKEPADAPPAT.
3. PENGGUNAANBLANKOAKTAFOTOCOPYDIMAKSUDANGKA1 DI ATASHANYADALAM
KEADAANTERTENTU, APABILATERJADIKELANGKAANBLANGKOAKTA, SETELAHSAUDARA
TERLEBIHDAHULUMENGADAKANPENGECEKANKEKANTOR POS SETEMPAT
14. KBPNRI2640 -1369 TH2004
1. WILAYAH KERJAPEJABATPEMBUATAKTATANAH (PPAT)SESUAIPERATURANPEMERINTAHNOMOR
37 TAHUN1998 PASAL12 AYAT(1) ADALAHSATUWILAYAH KERJAKANTOR PERTANAHAN
KABUPATEN/KOTA.
2. APABILATERJADIPEMECAHANWILAYAH KABUPATEN/KOTADALAM1 (SATU) TAHUNSEJAKUU
PEMBENTUKANKABUPATEN/KOTA,PPAT YANG BERSANGKUTANHARUSMEMILIHSALAH SATU
WILAYAH KABUPATEN/KOTA, DAN KALAUTIDAKMEMILIHDAERAHKERJANYAHANYAMELIPUTIWILAYAH
KABUPATEN/KOTA YANG LETAKKANTORPPAT YANG BERSANGKUTAN.
3. MENGINGATKANTOR PERTANAHANPERWAKILANTIDAKMEMPUNYAIKEWENANGAN
MENANDATANGANIBUKUTANAH DAN SERTIPIKAT,MAKAPPAT YANG BERSANGKUTANMASIH
DAPATMELAKSANAKANPEMBUATANAKTAMELIPUTIWILAYAH KANTOR PERTANAHANYANG LAMA
SAMPAIDENGANDI WILAYAH PEMEKARANTERSEBUTTERBENTUKKANTOR PERTANAHAN
KABUPATEN/KOTA SEBAGAIMANADIMAKSUDANGKA1.
15. KBPNRI640-206 TH2004
1. BERDASARKAN PERATURANPEMERINTAHNOMOR37 TAHUN1998, PENGAMBILANSUMPAH DAN
PELANTIKANPPAT OLEH KEPALAKANTOR PERTANAHANAN. MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA
BPN.
2. PADA BEBERAPA KANTOR PERTANAHANKABUPATEN/KOTA MASIHTERDAPATKEPALAKANTORNYA
YANG BELUMDIFINITIFDAN MASIHDIJABATOLEH PELAKSANA TUGAS(PLT) ATAUPELAKSANA
HARIAN(PLH).
3. BERDASARKAN SURAT KEPALABADAN KEPEGAWAIANNEGARA NO. K.26-25/V.7-46/99 TANGGAL
1998 PERIHALTATA CARA PENGANGKATANPEGAWAINEGERI SIPILSEBAGAIPELAKSANATUGAS
TELAHDIBERIPENEGASANDENGANSURATMENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALABADAN PERTANAHAN
NASIONAL NOMOR200-3116-D.I TANGGAL31 AGUSTUS1999 AGAR DIPEDOMANIBAHWA
PELAKSANA TUGASTIDAKDIBERIKEWENANGANSECARA DEFINITIFDALAMTUGASJABATANNYA.
4. PENGAMBILANSUMPAH DAN PELANTIKANPPAT KHUSUSNYABAGIKANTOR PERTANAHAN YANG
KEPALAKANTORNYABELUMDEFINITIFDENGANINIKAMI MENUNJUK SAUDARAKEPALAKANTOR
WILAYAH BADAN PERTANAHANNASIONAL ATAUKEPALABIDANGPENGUKURANDAN PENDAFTARAN
UNTUKMELANTIKPPAT YANG BERSANGKUTAN
ALIVIA MARDHATILLA MADINA
21303869/F

PENGERTIAN, TUGAS
DAN WEWENANG
PPAT

Get Started
ALIVIA MARDHATILLA MADINA
21303869

Pengertian PPAT
UU No.4 Tahun 1996 PP No. 24 Tahun 1997 PP No. 37 Tahun 1998
PPAT adalah pejabat PPAT adalah Pejabat PPAT adalah pejabat
umum yang diberi umum yang diberi umum yang diberi
wewenang untuk kewenangan kewenangan untuk
membuat akta untukmembuat akta-akta membuat akta-akta
pemindahan hak atas tanah tertentu otentik mengenai
tanah, akta pembebanan perbuatan hukum tertentu
hak atas tanah dan akta mengenai hak atas tanah
peberian kuasa dan hak Milik Atas Satuan
membebankan Hak PP No. 40 Tahun 1996 Rumah Susun
Tanggangan menurut PPAT adalah Pejabat
peraturan yang berlaku. Umum yang diberi
kewenangan untuk
membuat akta-akta tanah
ALIVIA MARDHATILLA MADINA
21303869

Tugas PPAT
Pasal 2 PP No. 37 Tahun 1998
Jenis Perbuatan
PPAT bertugas pokok melaksanakan sebagian
kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat akta
Hukum
sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum • Jual Beli
• Tukar Menukar
tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik
• Hibah
Atas Satuan Rumah Susun, yang akan dijadikan • Pemasukan kedalam perusahaan
(inbreng)
dasar bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran • Pembagian hak bersama
tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum itu • Pemberian Hak Guna Bangunan/Hak
Pakai atas tanah Hak Milik
• Pemberian Hak Tanggungan
• Pemberian kuasa membebankan Hak
Tanggungan
ALIVIA MARDHATILLA MADINA
21303869

Wewenang PPAT
Pasal 3 PP No. 37 Tahun 1998 Pasal 4 PP No. 37 Tahun 1998
Untuk melaksanakan tugas pokok seorang PPAT PPAT hanya berwenang membuat akta mengenai hak
mempunyai kewenangan membuat akta otentik atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun
mengenai semua perbuatan hukum sebagaimana yang terletak di dalam daerah kerjanya.
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) mengenai hak atas
tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang Akta tukar menukar, akta pemasukan ke dalam
terletak di dalam daerah kerjanya perusahaan dan akta pembagian hak bersama mengenai
beberapa hak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan
PPAT khusus hanya berwenang membuat akta Rumah Susun yang tidak semuanya terletak di dalam
mengenai perbuatan hukum yang disebut secara khusus daerah kerja seorang PPAT dapat dibuat oleh PPAT
dalam penunjukannya. yang daerah kerjanya meliputi salah satu bidang tanah
atau satuan rumah susun yang haknya menjadi obyek
perbuatan hukum dalam akta
TERIMA
KASIH
ALIVIA MARDHATILLA MADINA
21303869
Sekolah Tinggi
Pertanahan Nasional

Macam-Macam
PPAT
ANDI DELLA RAHMA NIT.21303870
Sekolah Tinggi
Pertanahan Nasional

Apa itu PPAT?


Sebagaimana dalam Pasal 1 angka 24 PP
Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah menyatakan PPAT adalah Pejabat
Umum yang diberi kewenangan untuk
membuat akta-akta tertentu yaitu akta
pemindahan dan pembebanan hak atas
tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah
Susun, dan akta pemberian kuasa untuk
membebankan hak tanggungan.
Sekolah Tinggi
Pertanahan Nasional

Peraturan Pemerintah No.10


Tahun 1961

Dalam Peraturan tersebut di sebutkan bahwa PPAT


merupakan pejabat yang berfungsi membuat akta yang
bertugas smemindahkan hak, memberikan hak baru
atau membebankan hak atas tanah.
Sekolah Tinggi
Pertanahan Nasional

Sebagai bentuk implementasi dari


pernyataan tersebut Pemerintah
mengeluarkan lagi
PP No.37 Tahun 1998 tentang
Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat
Akta Tanah
Berdasarkan Ketentuan Pasal 1 dari Peraturan
tersebut disebutkan macam macam PPAT
yang terdiri dari:
Sekolah Tinggi

1. Pejabat Pembuat Akta Pertanahan Nasional

Tanah (PPAT)

PPAT merupakan pejabat umum yang diberi


wewenang untuk membuat akta otentik
mengenai perbuatan hukum tertentu,
mengenai hak atas tanah, dan hak milik
atas satuan rumah susun.
Sekolah Tinggi
Pertanahan Nasional

2. PPAT Sementara
PPAT Sementara merupakan
pejabat pemerintah yang ditunjuk
karena jabatannya untuk
melaksanakan tugas PPAT dengan
membuat akta PPAT ddi daerah
yang belum cukup terdapat PPAT.
Sekolah Tinggi
Pertanahan Nasional

3. PPAT Khusus

PPAT Khusus ialah Pejabat Badan


Pertanahan Nasional yang ditunjuk karena
jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT
dengan membuat akta PPAT tertentu khusus
dalam rangka pelaksanaan program atau
tugas pemerintahan tertentu.
Sekolah Tinggi
Pertanahan Nasional

Kesimpulan

Di Indonesia terdapat 3 macam


PPAT yaitu:
1. PPAT Umum diangkat
2. PPAT Sementara ditunjuk
3. PPAT Khusus ditunjuk
Sekolah Tinggi
Pertanahan Nasional

Terima Kasih!
Bahar Trianindha P
21303872 / F

J a b a t a n
Pejabat Pembuat
Akta Tanah
PPAT
Menurut UU No. 4 Tahun 1996 PPAT adalah pejabat umum yang diberi wewenang
untuk membuat akta pemindahan hak atas tanah, akta pembebanan hak atas
tanah dan akta pemberian kuasa membebankan Hak Tanggungan.
Menurut Pasal 2 PP No. 37 Tahun 1998, tugas PPAT yaitu melaksanakan sebagian
kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat akta tanah sebagai bukti telah
dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik
atas satuan rumah susun yang akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan
data pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum itu.
J e n i s P P A T
1.PPAT 2.PPAT Sementara
pejabat umum yang diberi
pejabat Pemerintah yang ditunjuk
kewenangan untuk membuat akta-
akta otentik mengenai perbuatan karena jabatannya untuk melaksanakan
hukum tertentu mengenai hak tanah tugas PPAT dengan membuat akta PPAT
atau hak milik atas satuan rumah di daerah yang belum cukup terdapat
susun. Daerah kerja meliputi wilayah PPAT. Daerah kerja PPAT Sementara
kerja Kantah Kabupaten/Kota. adalah satu kecamatan.

2.PPAT Khusus
pejabat BPN yang ditunjuk karena
jabatannya untuk melaksanakan tugas
sebagai PPAT dengan membuat akta
tertentu khusus dalam rangka
melaksanakan program pemerintah. Daerah
kerja meliputi wilayah kerja Kantah
Kabupaten/Kota.
d a n K e w e n a
g a s n ga
T u P P A T n

Tugas : Kewenangan :
Membuat akta tanah, meliputi : Membuat akta otentik mengenai
1. Jual Beli benda-benda tetap yang berupa
2. Tukar Menukar Hak Atas Tanah dan Hak Milik
3. Hibah Atas Satuan Rumah Susun
4. Pemasukan kedalam perusahaan
(inbreng)
5. Pembagian hak bersama
6. Pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Notes :
Pakai atas tanah Hak Milik Akta PPAT yang dibuat di salah
7. Pemberian Hak Tanggungan satu wilayah kerja PPAT yang
8. Pemberian kuasa membebankan Hak bersangkutan :
Tanggungan 1. Akta tukar menukar
2. Akta inbreng
3. Akta Pembagian Hak Bersama
(APHB)
Larangan dan Hak PPAT

Hak :
a. Mendapatkan honor setingginya 1% dari harga transaksi
dalam akta, dan wajib memberi jasa pada masyarakat tidak
Larangan : mampu
a. Membuat akta, apabila PPAT sendiri, b. Berhak mengambil cuti bila ada keperluan
suami atau istrinya, keluarga sedarahnya, c. PPAT yang cuti dapat mengusulkan untuk pengangkatan PPAT
menjadi pihak dalam perbuatan hukum pengganti yang memenuhi syarat
yang bersangkutan d. Memperoleh informasi serta perkembangan peraturan
b. Merangkap jabatan sebagai Pengacara, pertanahan
Pegawai Negeri atau pegawai BUMN/BUMD e. Memperoleh kesempatan mengajukan pembelaan diri sebelum
c. Lain-lain jabatan yang dilarang oleh ditetapkannya keputusan pemberhentian sebagai PPAT
peraturan perundang-undangan. f. Boleh merangkap jabatan sebagai notaris, konsultan atau
penasehat hukum
g. Berhak menolak membuat akta bila tanahnya sudah
bersertipikat namun pemilik sertipikat tidak mau menunjukan dan
menyerahkannya kepada PPAT atau sertipikat tidak sesuai
dengan yang ada di Kantor Pertanahan
Syarat menjadi PPAT

Menurut Pasal 6 PP No. 37 Tahun 1998, syarat untuk dapat


diangkat PPAT :
berkewarganegaraan Indonesia
berusia sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun
berkelakuan baik yang dinyatakan dengan surat
keterangan yang dibuat oleh Instansi Kepolisian
setempat
belum pernah dihukum penjara karena melakukan
kejahatan berdasarkan putusan Pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap
sehat jasmani dan rohani
lulusan program pendidikan spesialis notariat atau
program pendidikan khusus PPAT yang diselenggarakan
oleh lembaga pendidikan tinggi
lulus ujian yang diselenggarakan oleh Kantor MNA/BPN
e r h e n t i a n P
m b P A
P e T

Menurut Pasal 10 ayat (1) PP No. 37 Tahun


1998, PPAT diberhentikan dengan hormat dari
jabatannya karena :
permintaan sendiri
tidak lagi mampu menjalankan tugasnya
karena keadaan kesehatan badan atau
kesehatan jiwanya, setelah dinyatakan
oleh tim pemeriksa kesehatan yang
berwenang atas permintaan Menteri atau
pejabat yang ditunjuk
melakukan pelanggaran ringan terhadap
larangan atau kewajiban sebagai PPAT
diangkat sebagai pegawai negeri sipil
atau ABRI.
Terimakasih
BIMO SATRIO WICAKSONO NIT.21303873

PENGERTIAN
AKTA
OTENTIK
BIMO SATRIO WICAKSONO NIT.21303873
BIMO SATRIO WICAKSONO NIT.21303873

AKTA
Akta adalah akta yang diberi tanda
tangan, yang memuat peristiwa yang
menjadi dasar suatu hak atau
perikatan yang dibut sejak semua
dengan sengaja untuk pembukti.
Sudikno Mertokusmo, 2006
BIMO SATRIO WICAKSONO NIT.21303873

AKTA ≠ SURAT
Akta berbeda dengan surat, yaitu suatu tulisan yang
memang dengan sengaja dibuat untuk dijadikan bukti
tentang suatu peristiwa dan ditandatangani

Subekti, 2005
BIMO SATRIO WICAKSONO NIT.21303873

AKTA OTENTIK
Akta otentik merupakan akta yang dibuat
dan diresmikan dalam bentuk hukum oleh
atau dihadapan pejabat umum, yang
berwenang untuk berbuat demikian
ditempat dimana akta itu dibuat

R. Soegondo, 2003
BIMO SATRIO WICAKSONO NIT.21303873

Menurut Pasal 1866 KUHP


Otentik adalah suatu akta yang di dalam
bentuk yang ditentukan oleh UU dibuat oleh
atau dihadapan pegawai-pegawai umum
yang berkuasa untuk itu di temat dimana
akta dibuatnya.

AKTA yang dibuat PPAT


termasuk akta otentik
BIMO SATRIO WICAKSONO NIT.21303873

BENTUK
AKTA
BIMO SATRIO WICAKSONO NIT.21303873
BENTUK AKTA DITETAPKAN BENTUKNYA
OLEH MENTERI ATR/BPN
• Akta PPAT dibuat dengan bentuk yang • Bentuk isi dan carapembuatan akta-akta
ditetapkam oleh Menteri PPAT diatur oleh Menteri (Pasal 38 PP
• (Pasal 21 PP 37/1998) 24/1997)
• Blanko Akta PPAT dibuat dan diterbitkan • Pasal 96 Permen ATR/BPN No. 3 /1997
oleh BPN RI mengatur :
• (Pasal 51 Permen ATR/BPN 24/1997) • Bentuk akta yang dipergunakan dalam
akta
• Pembuatan akta harus dilakukan
dengan formulir yang disediakan
• Pendafatran dan pembuatan akta
pemberian hak tanggungan tidak
dapat dilakukan berdasarkan akta
yang pembuatnya melamggat
ketentuan pada ayat (2)
BIMO SATRIO WICAKSONO NIT.21303873
Akta yang dibuat oleh PPAT yang
tidak sesuai dengan unsur ke
otentik-an menyebabkan aktanya
bersifat akta bawah tanga

Sehingga tidak dapat dijadikan alat


bukti terjadinya pemindahan atau
pembebanan
BIMO SATRIO WICAKSONO NIT.21303873
PERKEMBANGAN TERKINI
PERKABAN No. 8/2012
Penyiapan dan pembuatan akta-akta PPAT dilakukan sendiri oleh
PPAT. Dengan kata lain bahwa sejak berlakunya Perkaban ini
pembuatan akta PPAT sudah tidak menggunakan Blanko akta yang
dicetak oleh BPN tetapi dipersiapkan dan dicetak (print) oleh PPAT
masing-masing yang akan membuat akta,

Jelasnya bahwa saat PPAT akan membuat akta maka PPAT harus
menyiapkan blanko akta yang sudah tersimpan dalam komputernya
lalu mengisi blanko tersebut sesuai dengan data-data yang
seharusnya diisi
BIMO SATRIO WICAKSONO NIT.21303873

PADA INTINYA...
Bentuk akta yang dimaksud pada prinsipnya tidak
berbeda dengan bentuk Blanko akta yang dicetak
oleh BPN (bentuk akta model PMNA/Kepala BPN
No. 3 Tahun 1997) namun hanya disederhanakan
saja.

Sebaiknya PPAT mempelajari dan menghafal


bentuk akta yang dicetak oleh BPN supaya PPAT
dapat mengetahui sejarah dan bentuk awal akta
PPAT yang merupakan dasar dan inspirasi model
akta versi Perkaban No. 8 Tahun 2012
NAMA : DAIVA PRABU YUDHA
KELAS: F
NIT : 21303874
KOMPARISI AKTA
Dalam Komparisi ibarat
pembuatan nyawa dalam
akta salah satu sebuah akta, jika
unsur yang komparisi salah,
wajib adalah maka kebawah
komparisi. akan salah juga.

Jadi dalam
Komparisi penyususannya
berada pada harus benar-
kepala akta. benar diketahui
dan dipahami.
Setiap akta PPAT pasti
Menurut Paulus J.
memuat bagian komparisi
Soepratignja (2012: 43)
akta. Bagian komparisi akta
komparisi umumnya
PPAT terletak pada halaman 1
mempunyai beberapa sapaan
(satu). Komparasi akta berisi
yaitu: Tuan, yang digunakan
tentang identitas dan
untuk setiap ± laki dewasa yang
kewenangan atau kedudukan
belum, sudah menikah atau
penghadap (nama lengkap,
pernah menikah; Nyonya,
tempat dan tanggal lahir,
digunakan untuk setiap Wanita
kewarganegaraan, pekerjaan,
yang bersuami atau pernah
jabatan, kedudukan, tempat
bersuami; Nona, digunakan
tinggal para penghadap
untuk Perempuan yang belum
dan/atau orang yang mereka
bersuami.
wakili)
Menurut I.G.Rai widjaya (2004: 106-107
komparasi mengadung beberapa fungsi
yaitu :
Menerangkan identitas para pihak yang membuat
01 perjanjian/akta;

Menjelaskan dalam kedudukan apa yang bersangkutan


02 bertindak;

03 Menerangkan berdasarkan apa kedudukannya tersebut;

Mengetahu bahwa para pihak mempunyai kecakapan dan


04 kewenangan melakukan Tindakan hukum yang dituangkan
di dalam isi akta;

Yang bersangkutan mempunyai hak untuk melakukan


05 Tindakan yang dinyatakan dalam penulisan akta.
CONTOH 1
Tuan A hadir dihadapan PPAT untuk
menandatangani akta dimana ia bertindak untuk
kepentingan dirinya sendiri dan mewakili
Komparasi yang jelas akan saudara-saudaranya, kadangkala karena kurang
memberikan nilai kejelasan bagi teliti menyebabkan tertulis, “Tuan A bertindak
pihak bertransaksi, komparisi mewakili saudarasaudaranya”. Akibat hukum dari
kesalahan ini adalah bahwa Tuan A tidak
yang tidak jelas dapat
termasuk sebagai pihak dalam akta itu, sehingga
menyebabkan kekaburan Tuan A tidak termasuk yang ikut melakukan
mengenai siapa sebenarnya perbuatan hukum dengan kata lain pihaknya
yang menjadi pihak dalam menjadi tidak lengkap.
transaksi. Ketidak mampuan CONTOH 2
Tuan A hadir dihadapan PPAT untuk
membuat komparisi secara jelas menandatangani akta dimana ia bertindak dalam
dapat menyebabkan kekeliruan jabatannya selaku direksi Perseroan Terbatas
terhadap pihak yang sehingga bertindak untuk dan atas nama
bertransaksi sehingga dapat Perseroan Terbatas, Kadang kala karena kurang
teliti menyebabkan tertulis, “Tuan A adalah direksi
mengakibatkan timbulnya Perseroan Terbatas”. Akibat hukum dari
permintaan pembatalan akta. kesalahan ini adalah bahwa yang menjadi pihak
dalam pembuatan akta tersebut adalah Tuan A,
bukan perseroan terbatas.
Dalam membuat komparisi,
Ppat Harus berhati- hati dan
meneliti secara jelas:

● Siapakah yang akan menjadi pihak dalam transaksi


● Apakah penghadap berhak untuk menandatangani
akta.
● Apakah penghadap sudah menjadi pihak yang utuh
atau masih harus mendapat persetujuan.
● Apakah dokumen-dokumen yang diserahkan betul
dan sah untuk menjadi dasar pembuatan akta.
● Hal-hal lainnya yang perlu diteliti kebenaranya.
TUNTUTAN
PEMBUATAN AKTA
TANAH
DESINTA FITRIA PRAMESTI
F (21303875)
KEDEWASAAN
Bila belum dewasa maka ia dilarang untuk
menandatangani akta. Pelarang ini bukan berarti
bahwa ia tidak boleh memiliki atau membeli hak atas
tanah, pelarangan ini hanya berarti bahwa ia tidak
boleh menandatangani sendiri aktanya karena ia
belum dewasa sehingga ia harus diwakili oleh orang
tua atau walinya.
Yang menentukan bahwa untuk
menjual suatu barang maka Wali
harus terlebih dahulu mendapat ijin
dari pengadilan.

—Pasal 393 KUHPerdata


Saat ini belum ada satu kesatuan pendapat mengenai berapa usia yang
dianggap dewasa, namun secara umum ada dua golongan pendapat yaitu:

Golongan yang Golongan yang


mendasarkan pada usia mendasarkan
dewasa menurut hukum kedewasaan menurut
perdata barat hukum adat bagi golongan
(KUHPerdata) yaitu 21 ini dewasa adalah sudah
tahun atau sudah menikah kuat gawe (mampu untuk
sebelum usia 21. bekerja).
Surat edaran Menteri Negara
Agraria Kepala BPN No.
4/SE/I/2015 tentang Batasan
Usia Dewasa Dalam Rangka
Pelayanan.

Usia dewasa jika seseorang telah


mencapai usia 18 tahun
Thanks!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and


includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Kuasa & Kuasa Mutlak
Tuntutan Pembuatan Akta Tanah
Pengertian
• Surat kuasa tanah adalah
dokumen yang menjelaskan
mengenai penyerahan
wewenang dari satu pihak ke
pihak lain untuk mengurusi
suatu tanah. Mengurusi di
sini bisa berarti melakukan
jual beli tanah, memberikan
wewenang untuk gadai
tanah, melengkapi urusan
administrasi yang kurang,
dan sebagainya. Jadi, bebas
tergantung kebutuhan pihak
yang menyerahkan kuasa.

Logo atau Nama Anda di Sini 2


• Utamanya, fungsi surat ini adalah
sebagai bukti yang sah mengenai
pemindahan hak dan kewajiban
dari satu pihak ke orang lain. Selain
itu, dokumen ini juga menjadi bukti
Fungsi Surat Kuasa Tanah bahwa orang yang diberikan kuasa
mampu melakukan hak dan
kewajiban yang diminta dengan
baik.
Logo atau Nama Anda di Sini 3
• Tak jauh berbeda dengan surat kuasa lainnya, struktur
kuasa tanah juga mirip, yaitu:
• Judul surat kuasa
• Kalimat pembuka
• Identitas pemberi kuasa
• Identitas penerima kuasa
Struktur Surat Kuasa • Pemberian sifat kuasa

Tanah • Perbuatan yang dikuasakan


• Tanda tangan pemberi kuasa (dengan meteraibila
perlu)
Slogan ringkasan atau subjudul • Tanda tangan penerima kuasa
• Penutup

Logo atau Nama Anda di Sini 4


Surat Kuasa Mutlak
Pemberian kuasa mutlak tersebut dalam praktek menjadi suatu klausul dan syarat
yang umumnya dicantumkan dalam akta-akta perjanjian yang dibuat oleh para notaris
sebagai partai akta, salah satu diantaranya adalah akta perjanjian pengikatan jual beli,
dimana dalam prakteknya sering timbul masalah jika kuasa tersebut dilakukan oleh
penjual kepada pembeli, sebagai bagian dari perjanjian pengikatan jual beli itu sendiri.
Adapun pemberian kuasa mutlak khususnya terhadap tanah dalam akta perjanjian
pengikatan jual beli yang pada hakekatnya adalah pengalihan hak tidak bertentangan
dengan Pasal 37 jo Pasal 38 jo Pasal 39 Peraturan Pemerintah 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Peralihan dan Pembebanan Hak. Lebih lanjut kuasa mutlak disebutkan
dalam Instruksi Mendagri Nomor 14 tahun 1982 tanggal 6 Maret 1982.

Logo atau Nama Anda di Sini 5


Surat Kuasa Mutlak
Maksud dan tujuan adanya kuasa mutlak adalah sebagai bentuk persetujuan dengan
mana seorang memberi kekuasaan kepada seseorang lain, yang menerimanya, untuk
atas namanya menyelenggarakan suatu urusan. Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam
Negeri Nomor 14 Tahun 1982, tanggal 6 Maret 1982 tentang larangan penggunaan
kuasa mutlak sebagai pemindahan hak atas tanah, kuasa mutlak itu harus mempunyai
3 unsur yaitu: (1) Objek dari kuasa itu adalah tanah, (2) Kuasa tersebut mengandung
unsur tidak dapat ditarik kembali oleh pemberi kuasa dan (3) Kuasa tersebut
memberikan kewenangan kepada penerima kuasa untuk menguasai dan
menggunakan ta Qa melakukan perbuatan hukum yang menurut hukum hanya dapat
dilakukan oleh pemegang H dan pada hakekatnya merupakan suatu hak atas tanah.
Kedua, Kuasa mutlak sebagai tindak lanjut perjanjian pendahuluan dalam peralihan
hak atas tanah masih dapat diberlakukan karena belum terpenuhinya syarat-syarat
untuk melangsungkan jual beli dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).

Logo atau Nama Anda di Sini 6


Pembuatan Akta
Otentik

Geovani Rivaldi Ansyah/21303878/F


Pengertian Akta Otentik

● Akta adalah akta yang diberi tanda tangan, yang memuat peristiwa yang menjadi dasar suatu hak atau
perikatan, yang dibuat sejak semua dengan sengaja untuk pembuktian (Sudikno Mertokusumo, 2006:
149). Akta berbeda dengan surat, yaitu suatu tulisan yang memang dengan sengaja dibuat untuk dijadikan
bukti tentang suatu peristiwa dan ditandatangani (Subekti, 2005: 25). Sedangkan akta otentik adalah akta
yang dibuat dan diresmikan dalam bentuk hukum, oleh atau dihadapan pejabat umum, yang berwenang
untuk berbuat sedemikian itu, ditempat dimana akta itu dibuat (R. Soegondo, 2003:25).
Bentuk Akta

Akta PPAT sudah ditentukan bentuknya, yaitu bentuk yang ditetapkan oleh Menteri
Negara Agraria/Kepala BPN Republik Indonesia. Penegasan keharusan penggunaan
bentuk akta telah diatur dengan ketentuan sebagai berikut: 1. “akta PPAT dibuat dengan
bentuk yang ditetapkan oleh menteri”, (Pasal 21 ayat (1) PP No. 37 Tahun 1998). 2.
“blanko akta PPAT dibuat dan diterbitkan oleh BPN RI”, (Pasal 51 Peraturan Kepala BPN
No. 23 Tahun 2009). 3. “bentuk isi dan cara pembuatan akta-akta PPAT diatur oleh
Menteri”, (Pasal 38 ayat 2 PP No. 24 Tahun 1997). 4. Pasal 96 Peraturan Menteri Negara
Agraria/Kepala BPN RI No. 3 tahun 1997, dalam ayat (1) Bentuk-bentuk akta yang
dipergunakan di dalam pembuatan akta dan dan cara pengisianya, seperti akta jual beli
(lampiran 1) dan akta hibah (lampiran 2) dan seterusnya; ayat (2) Pembuatan akta harus
dilakukan dengan menggunakan formulir sesuai dengan bentuk yang disediakan; ayat (3)
Pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah dan pembuat akta pemberian hak
tanggungan tidak dapat dilakukan berdasarkan akta yang pembuatnya melanggar
ketentuan pada ayat
Pembuatan Komparisi Akta

Untuk membuat akta secara benar banyak hal yang


harus diperhatikan oleh PPAT, terutama hal-hal yang
berkaitan dengan peraturan jabatan PPAT dan
peraturan mengenai pendaftaran tanah. Di luar itu
masih ada satu hal lagi yang penting untuk dipelajari
dan dimengerti ialah mengenai Pedoman Pengisian
blanko Akta PPAT.
Kedewasaan

Masalah kedewasaan dalam pembuatan akta berkaitan erat dengan pertanyaan,“apakah


ia akan menjadi pihak dalam pembuatan akta memenuhi syarat untuk melakukan
perbuatan hukum agar perbuatannya sah dan mengikat secara hukum.”
Persetujuan

Pihak penjual dalam akta jual beli hak atas tanah


adalah pihak
yang mengalihkan hak atas tanah sehingga ia
akan kehilangan hak.
Pada umumnya masalah-masalah yang timbul
dari pembuatan akta
yang bersifat mengalihkan hak dimunculkan oleh
pihak yang
kehilangan hak atau orang orang lain yang
merasa ikut memiliki hak,
namun tanpa persetujuan ikut kehilangan hak,
oleh karena itu harus
benar-benar dicermati mengenai siapakah
pemilik dari hak atas tanah
yang dialihkan haknya
Kuasa

Akta kuasa sebaiknya dibuat secara Notariil namun bila karena sesuatu hal harus dibuat
dengan surat dibawah tangan maka sebaiknya surat kuasa dibawah tangan tersebut
ditandatangani dihadapan Notaris (di legalisasi oleh Notaris), hal ini erat hubungannya
dengan pembuktian apakah benar surat kuasa tersebut ditandatangani oleh pemberi kuasa
Kuasa Mutlak

Dalam penjelasannya yang di maksud Surat Kuasa Mutlak


adalah pemberian kuasa yang tidak dapat ditarik kembali
oleh pemberi kuasa, sehingga pada hakikatnya merupakan
perbuatan hukum pemindahan hak. Sejarah pelarangan
penggunaan kuasa mutlak, di mulai dengan adanya larangan
penggunaan kuasa mutlak yang dikeluarkan dalam bentuk
Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 14 tahun 1982 tentang
Larangan Penggunaan Kuasa Mutlak sebagai Pemindahan
Hak Atas Tanah, namun bila diteliti maka akan tampak jelas
bahwa yang menerima instruksi adalah pejabat-pejabat
negara, yaitu Gubernur, Bupati, Walikota, Camat, dan Kepala
Desa se Indonesia, buka Notaris atau PPAT
Gladys Ananda Hermawan
21303879
F

Mata Kuliah Akta Tanah

Pajak Penghasilan
Dalam setiap transaksi pengalihan hak atas
tanah atau Hak Milik atas Satuan Rumah
Susun Pajak Penghasilan (PPh) yang harus

Pengertian PPH dibayar atas nama pihak yang mengalihkan


hak atas tanah atau hak milik atas satuan
rumah susun yang diatur dalam PP No. 34
Pajak Penghasilan yang harus Tahun 2016
PPh sudah harus disetor ke kas negara
dibayar akibat adanya
(Kantor Pelayanan Pajak Pratama),
penghasilan/ penerimaan sebelum dilaksanakannya
(misalnya uang) yang berasal dari penandatanganan akta pengalihan hak atas
pengalihan hak atas tanah dan tanah. Kecuali terhadap pengalihan hak
kepada Pemerintah guna pelaksanaan
atau bangunan sesuai dengan
pembangunan untuk kepentingan umum
Pasal 1 PP No. 48 Tahun 1994 maka PPh akan dipungut dan dibayarkan
oleh bendaharawan negara atau pejabat
pemerintah yang berwenang.
Subjek Pajak sesuai Pasal 2 UU No. 17 Tahun 2000
orang pribadi dan termasuk warisan yang belum terbagi sebagai
SUBYEK DAN satu kesatuan, menggantikan yang berhak;
badan;
OBYEK bentuk usaha tetap

Objek PPh adalah


Penjualan tukar menukar perjanjian pemindahan hak pelepasan hak
penyerahan hak lelang, hibah atau cara lain yang disepakati dengan
pihak lain selain pemerintah.
Penjualan tukar menukar pelepasan hal penyerahan hak atau cara
lain yang disepakati dengan pemerintah guna pelaksanaan
pembangunan termasuk pembangunan untuk kepentingan umum
yang tidak memerlukan persyaratan khusus.
cPenjualan tukar menukar pelepasan hak penyerahan hak, lelang,
hibah, atau cara lain yang disepakati dengan pemerintah guna
pelaksanaan pembangunan termasuk pembangunan untuk
kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus.
Terdapat 5 dari 8 akta yang menimbulkan adanya PPh sesuai
dengan PP No. 48 Tahun 1998 :
SUBYEK DAN Akta Jual Beli;
Akta Tukar Menukar;
OBYEK Akta Hibah;
Akta Pemasukan kedalam Perusahaan; 5
Akta Pembagian Hak Bersama

Akta pemberian Hak Tanggungan dan Akta Surat Kuasa membebankan


Hak Tanggungan termasuk jenis akta yang tidak mengalihkan hak atas
tanah, kedua jenis akta ini adalah akta untuk pembebanan hak.
Sedangkan Akta Pemberian HGB/Hak Pakai atas Tanah Hak Milik
sepatutnya digolongkan sebagai jenis akta yang tidak mengalihkan hak.
Namun praktiknya sesuai pada Pasal 120 ayat (1) huruf g PMNA/Kep
BPN No. 3 Tahun 1997 menyebutkan bahwa “bukti pelunasan
pembayaran PPh sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 48 Tahun 1994 dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
1996, dalam hal pajak tersebut terutang”
Tarif dan Pasal
Pengenaan PPh
Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (1) PP No.
71 Tahun 2008 tarif PPh adalah 2,5% dihitung
dalam jumlah bruto Nilai Pengalihan Hak Atas
Tanah dan atau Bangunan. Dasar
penghitungan PPh adalah nilai tertinggi antara
lain berdasarkan akta pengalihan dengan
NJOP dalam surat pemberitahuan pajak
terhutang (SPPT) PBB tahun yang
bersangkutan.
Nilai dasar perhitungan PHTB
Ketentuan lain besaran PPh
Pengecualian Pembayaran PPh
Orang pribadi yang mempunyai penghasilan dibawah PTKP (penghasilan tidak kena pajak) yang memerlukan
pengalihan hak atas tanah dan atau bangungan dengan jumlah bruto pengalihanya kurang dari Rp
60.000.000
Orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan
atau bangunan kepada pemerintah yaitu penjualan tukar menukar pelepasan hak, penyerahan hak atau cara
lain kepada pemerintah guna pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan
persyaratan khusus .
Orang pribadi yang melakukan pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan sehubungan dengan cara hibah
kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan kepada badan keagamaan atau badan
pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi
Badan yang melakukan pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan dengan cara hibah kepada badan
keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi
Pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan sehubungan dengan warisan.
Pajak Bersifat Final
Pajak final atau PPh final merupakan pajak yang dikenakan langsung
saat wajib pajak (WP) menerima penghasilan, artinya penghasilan
harus dipotong saat itu juga. Pajak final biasanya langsung
disetorkan oleh WP. PPh yang dibayar oleh orang pribadi atau
badan hukum yang usaha pokoknya bukan mengalihkan hak atas
tanah bersifat final, sedangkan bagi wajib pajak badan yang usaha
pokoknya mengalihkan hak atas tanah dan atau bangunan kadang
ditentukan bersifat final, kadang bersifat tidak final, tergantung
pada tata cara yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pengembalian Pasal 12
Pemotongan atau pemungutan PPH yang seharusnya tidak

Pajak yang dipotong atau dipingut

Pasal 13 ayat 1

Seharusnya Tidak Dalam hak terjadi kesalahan pemotongan atau pemungutan


pajak terkit dengan PPH, pajak yang seharunsya tidak

Terutang dipotong atau dipungut tersebut dapat diminta kembali


oleh wajib pajak yang dipotong atau dipungut dengan
mengajukan permohonan

Pengembalian pajak merupakans alah Pasal 14 ayat 4


satu prosedur yag dapat dilakukan jika Permohonan pengembalian sebagaimana dimaksud dalam
wajib pajak memilik kelebihan Pasal 13 ayat 1, 2 dan 3 harus dilampiri dokumen berupa
a. asli bukti pemotongan atau pemutungan pajak, atau
pembayaran pajak atau pembayaran faktur pajak atau dokumen lain yang dipersamakan dengan
pajak yang tidak sesuai dengan faktur pajak
b. Perhitungan pajak yang seharusnya tidak terhutang
pemerintahan yang berlaku. Diatu dalam c. Alasan permohonan pengembalian atas kelebihan
Permenkeu No 187/PMK.03/2015 pembayaran pajak yang seharusnya tidak terhutang
TERIMA
KASIH
Pajak-Pajak PPh dan
BPHTB Pengalihan Hak
Atas Tanah
“Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan”

S T P N
--------------------------------
Dosen Pengampu Disusun Oleh

Bapak Koes Widarbo, S.H., M.Kn., M.M Hanan Elbar


Dosen Mata Kuliah Akta Tanah Taruna DIV-Pertanahan Tingkat II Kelas F
NIT. 21303881
Pengertian Bea
Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan
(BPHTB)
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

Menurut ketentuan Pasal 1 angka 41 UU No. 28 Tahun 2009

BPHTB adalah pajak atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan
(untuk singkatnya perkataan “hak atas tanah” untuk selanjutnya
disingkat menjadi “tanah”) menurut ketentuan ini semua perolehan atas
tanah atau perolehan atas tanah dan bangungan saja tanpa tanah harus
membayar bea (pajak) menurut ketentuan yang diatur dalam UU No. 28
tahun 2009.
Definisi : Dasar Hukum :
Peraturan tentang BPHTB yang berlaku saat ini adalah
BPHTB adalah bea (pajak) UU No. 28 Tahun 2009 yaitu UU tentang Pajak Daerah dan
yang harus dibayar oleh Retribusi Daerah
setiap orang
atau badan hukum yang
mendapat/memperoleh hak Hak ;
atas tanah dan atau hak milik, hak guna usaha, hak
bangunan termasuk disini guna bangunan, hak pakai, hak
adalah memperoleh hak milik milik satuan rumah susun, hak
atas pengolahan
satuan rumah susun
Objek yang tidak dikenakan BPHTB :
Subjek :
wakaf, diplomatik, penggunaan oleh orang / badan
negara, kepentingan ibadah yang memperoleh
hak

Dasar pengenaan :
Nilai pasar. Jika nilai pasar lebih kecil dari NJOP
maka yang digunakan adalah NJOP
Objek BPHTB
BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas TANAH dan BANGUNAN

Perolehan Hak Pemberian Hak Baru


Jual Beli Tukar Menukar Kelanjutan pelepasan hak, yaitu
pemberian hak baru dari negara atas
Hibah Hibah Wasiat tanah yang berasal dari pelepasan hak.
Waris Pemisahan Hak Diluar pelepasan hak, yaitu pemberian hak
baru dari negara atau dari pemegang hak
Putusan Hakim Hadiah milik berdasarkan undang-undang.

Pemasukan dalam Perseroan


Penggabungan/Peleburan Usaha
Objek BPHTB
Hak Atas Tanah yang menjadi Objek
BPHTB diatur dalam :

Pasal 85 ayat 3 UU - Hak Milik


No. 28 Tahun 2009 - Hak Guna Usaha
- Hak Guna Bangunan
- Hak Pakai
Yaitu : - Hak Milik Atas Satuan
Rumah Susun
- Hak Pengelolaan
Subjek dan Jenis Perolehan Hak BPHTB
Subjek BPHTB adalah orang pribadi atau yang memperoleh hak
atas tanah dan atau bangunan sebagai berikut :

Hak Milik
Hak Guna Usaha
Hak Guna Bangunan
Hak Pakai
Hak Milik atas Satuan Rumah Susun
Hak Pengelolaan
BPHTB
• 5 % dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
• DPP = Nilai Perolehan Objek Kena Pajak (NPOPKP)
• NPOPKP = Nilai perolehan setelah dikurangi dengan nilai perolehan objek pajak tidak
kena pajak
- Ditetapkan regional maksimal 60 juta
- Khusus untuk hibah wasiat NPOPTKP maksimal 300 juta
• Saat pada saat terjadinya perolehan hak
• Tempat terutang di DATI II atau DATI I
• Surat Tagihan BPHTB dikeluarkan jika pajak kurang bayar sanksi 2% per bulan maks 24
bulan
• SKPKB dapat diterbitkan dalam jangka waktu lima tahun, berdasarkan hasil pemeriksaan
Tarif dan Perhitungan BPHTB
Tarif BPHTB adalah 5%

Total NPOP AAA

NPOPTKP (maks. 60.000.000) BBB

NPOP Kena Pajak (A-B) CCC

BPHTB terutang (5% x C) DDD


NJOP Tidak Kena Pajak
NPOPTKP ditetapkan maksimal Rp 60.000.000,-
Dan untuk waris/hibah wasiat maksimal Rp 300.000.000,-

Ditetapkan secara regional oleh kabupaten/kota


Kecuali DKI Jakarta ditetapkan oleh Provinsi

Untuk waris/hibah wasiat, BPHTB dibayar 50% dari BPHTB


terhutang
Nilai Perolehan Objek Pajak
• Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak (NPOPKP) dihitung berdasarkan:
NPOP – NPOPTKP.
• Nilai NPOP (Lihat Pasal 6 UU BPHTB):
- Harga transaksi
- Nilai pasar
- Harga transaksi yang tercantum pada risalah lelang.
• Jika NPOP tidak diketahui/ lebih rendah dari NJOP PBB pada tahun perolehan
maka DPPnya adalah NJOP PBB.
• NPOPTKP: maksimum Rp 60juta
• NPOPTKP untuk perolehan karena waris/hibah wasiat: maksimum Rp 300
juta hub. Sedarah dalam garis lurus satu derajat ke atas/ bawah dengan
pemberi hibah, termasuk suami/istri.
Dasar Pengenaan BPHTB
Dasar pengenaan BPHTB adalah Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP), NPOP ditentukan
sebesar:
• Harga transaksi, dalam hal jual beli.
• Harga pasar, dalam hal:
1. Tukar menukar.
2. Hibah.
3. Hibah wasiat.
4. Waris.
5. Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya.
6. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan hak.
7. Peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim yang memiliki kekuatan
hukum tetap.
8. Penggabungan usaha.
9. Peleburan/pemekaran usaha.
10. Hadiah.
BPHTB karena Waris/Hibah Wasiat

Perolehan hak karena waris


adalah perolehan hak atas BPHTB yang dibayar atas perolehan
tanah dan atau bangunan waris dan hibah wasiat adalah 50%
dari BPHTB yang seharusnya
oleh ahli waris dari
terutang.
pewaris, yang berlaku Perolehan hak karena hibah
setelah pewaris meninggal wasiat adalah peroleh hak atas
dunia. tanah dan atau bangunan oleh
orang pribadi atau badan dari
pemberi hibah wasiat, yang
berlaku setelah pemberi hibah
wasiat meninggal dunia.
Terimakasih
Maturnuwun
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
BAB III
PAJAK-PAJAK PPH DAN BPHTB
PENGALIHAN HAK ATAS
TANAH
HARSINI
F_21303882
PAJAK-PAJAK
PPh Pajak penghasilan (PPh)
yang dimaksud disini adalah
Pajak Penghasilan yang
harus dibayar akibat adanya
penghasilan/penerimaan
(misalnya uang) yang
berasal dari pengalihan hak
atas tanah dan atau
bangunan.

PAJAK
BPHTB BPHTB adalah bea (pajak)
yang harus dibayar oleh
setiap orang atau badan
hukum yang
mendapat/memperoleh hak
atas tanah dan atau
bangunan termasuk disini
adalah memperoleh hak milik
atas satuan rumah susun.
Dasar hukum PPh adalah UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan. UU ini mengalami empat kali perubahan, yakni:

UU No. 7 Tahun 1991 UU No. 10 Tahun 1994


tentang Perubahan tentang Perubahan
Atas UU No. 7 Tahun Kedua UU No. 7
1983 tentang Pajak Tahun 1983 tentang
Penghasilan. Pajak Penghasilan.
UU No. 17 Tahun
2000 tentang UU No. 36 Tahun 2008
Perubahan Ketiga UU tentang Perubahan
No. 7 Tahun 1983 Keempat UU No. 7 Tahun
tentang Pajak 1983 tentang Pajak
Penghasilan. Penghasilan.
Pajak penghasilan adalah pajak yang harus
dibayar oleh orang yang mengalihkan
sebidang atau beberapa bidang tanah yang
nilainya diatas Rp 60 juta, sedangkan BPHTB
adalah pajak yang harus dibayar oleh
pembeli dan besarnya 5% dari nilai tanah
setelah dikurangi NPOPTKP. Ada
pengecualian yang menentukan bahwa
obyek pajak yang yang tidak dikenakan
BPHB, diantaranya wakaf dan tidak ada
perubahan subyek hak. Misalnya peningkatan
HGB menjadi hak milik.
Transaksi HAT atau SARUSUN

Pajak Penghasilan (PPh) Bea Perolehan Hak atas Tanah


yang harus dibayar atas nama pihak yang
dan Bangunan (BPHTB)
mengalihkan hak atas tanah atau hak milik yang harus dibayar atas nama
atas satuan rumah susun yang diatur dalam PP penerima/yang memperoleh hak atas tanah
No. 48 Tahun 1994 tentang Pembayaran Pajak atau hak milik atas satuan rumah susun,
Penghasilan atas penghasilan dari pengalihan yang diatur dalam UU No. 28 Tahun 2009
hak atas tanah dan atau bangunan diubah yaitu Undang-Undang tentang Pajak
dengan PP No. 27 Tahun 1996, diubah lagi Daerah dan Retribusi Daerah Khusus
dengan PP No. 79 Tahun 1999 diubah dengan tentang BPHTB diatur dalam Pasal 85
PP No. 71 Tahun 2008, dan PP No. 34 Tahun sampai Pasal 93 yang mulai berlaku sejak
2016 tanggal 1 Januari 2010.
Subjek Pajak adalah a) orang pribadi dan
termasuk warisan yang belum terbagi
sebagai satu kesatuan, menggantikan yang
berhak; b) badan; c) bentuk usaha tetap
(Pasal 2 UU No. 17 Tahun 2000)

Subyek hukum wajib membayar PPh adalah


orang pribadi atau badan hukum yang
menerima penghasilan dari pengalihan hak
atas tanah dan atau bangunan termasuk hak
milik atas satuan rumah susun.
Obyek PPh berdasarkan PP No. 48 Tahun 1994

01 02 03
Akta Jual Beli Akta Tukar Menukar Akta Hibah

04 05
Akta Pemasukan Akta Pembagian Hak
kedalam Perusahaan Bersama
—Pajak Bersifat Final
Pajak final atau PPh final merupakan pajak
yang dikenakan langsung saat wajib pajak
(WP) menerima penghasilan, artinya
penghasilan harus dipotong saat itu juga.
Pasal 8 PP No. 71 Tahun 2008 menentukan
bahwa semua pembayaran PPh bersifat
final sehingga Badan Hukum yang usaha
pokoknya mengalihkan hak atas tanah dan
atau bangunan harus membayar PPh
terhutang sebelum dilaksanakannya
penandatanganan Akta Pengalihan Hak
(Akta Jual Beli).
Penghitungan dan pembayaran BPHTB mengenal
suatu nilai tidak kena pajak disebut Nilai Perolehan
Obyek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP) yang
ditentukan berdasarkan Perda masing masing
pemerintah daerah yaitu Rp 60 juta dan Rp 300 jt untuk
warisan. Dalam Undang-Undang BPHTB menentukan
atas permohonan wajib pajak dapat diberikan
pengurangan pajak karena kondisi keuangan dan
sebab-sebab tertentu serta untuk kepentingan sosial.
Subyek dan Obyek BPHTB

Subyek Obyek
Subyek pajak yang Obyek BPHTB
wajib membayar adalah setiap
BPHTB adalah perolehan hak atas
orang pribadi atau tanah dan atau
badan yang bangunan.
memperoleh suatu
hak atas tanah dan
atau bangunan.
THANKS!
Akta hibah
Ihsan mahendra 21303883_F_KELOMPOK1
PENGERTIAN
• Hibah menurut bahasa adalah menyedekahkan atau memberi sesuatu, baik berbentuk harta
maupun selain itu kepada orang lain. Menurut istilah syar’i, hibah adalah suatu akad yang
mengakibatkan berpindahnya kepemilikan harta dari seseorang kepada orang lain dengan
tanpa balasan, dan dilakukan selama masih hidup (Syiah Khosyi’ah, 2010: 239).
• Hibah merupakan sebuah pemberian seseorang kepada pihak lain yang biasanya dilakukan
ketika pemberi maupun penerima masih hidup (Eman Suparman, 1995: 73).
• Unsur penting yang terdapat di • Cuma-cuma berarti tidak adanya
dalam perjanjian hibah adalah pembayaran, sehingga dalam akta
“murah hati” dan “tanpa pamrih” hibah tidak ada isian tentang harga
(Tan Thong Kie, 2011: 579). seperti yang terdapat dalam akta
• Akta hibah dibuat oleh PPAT Jual Beli.
manakala terjadi perbuatan hukum • Guna menghindari tuntutan hokum
dimana Pihak Pertama memberi dari ahli waris,maka sebaiknya
sesuatu hak atas tanah kepada Pihak pembuatan akta PPAT ada
Kedua secara cuma-cuma. tambahan persyaratan berupa surat
pernyataan dari calon ahli waris
sehingga tidak ada tuntutan di
kemudian hari.
• Beberapa Kantor Pertanahan juga • Syarat ini seharusnya tidak berlaku
menerapkan syarat tambahan yang umum namun hanya berlaku untuk
berupa Surat Pernyataan dari perorangan yang tunduk atau
Pemberi Hibah bahwa nilai hibah menganut agama islam, karena
tersebut tidak lebih dari 1/3 ketentuan yang demikian ini hanya
(sepertiga) dari hartanya. pada Hukum Islam, sehingga syarat
ini tidak perlu diterapkan kepada
mereka yang tidak beragama Islam.
Obyek Pemindahan Hak
• Obyek akta hibah adalah hak atas tanah dan hak milik • Di Indonesia dikenal adanya asas pemisahan
atas satuan rumah susun. Hak atas tanah yang horizontal, sehingga dimungkinkan adanya hibah atas
dimaksudkan dapat berupa sebidang tanah kosong tanah saja (walaupun ada bangunan diatasnya)
namun dapat juga berikut dengan bangunan yang
• hibah hak atas tanah berikut bangunan diatasnya
berdiri di atasnya.
dibuat dengan akta PPAT PP Nomor 24 Tahun
• Jenis hak atas tanah yang dapat dibuatkan akta hibah
1997. namun bila yang dihibahkan hanya bangunanya
oleh PPAT adalah Hak Milik, Hak Guna Bangunan,
saja maka tidak dibuat dengan akta PPAT, melainkan
Hak Pakai, Hak Guna.
dengan akta dibawah tangan atau dengan akta notaris.
TERIMAKASIH
Akta Jual
Beli
Indah Mawardika

21303884
Pengertian
Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
menyerah suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. (
Pasal 1457 KUHPerdata )

Wujud dari hukum jual-beli ialah rangkaian hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari kedua belah
pihak yang saling berjanji, yaitu si penjual dan si pembeli. (Wirjono Prodjodikoro (1961: 21)

Sejak ditandatanganinya akta jual beli, maka :


Akta Jual beli Kesepakatan 2 pihak Hak atas tanah menjadi milik pembeli dan uang yang
dibuat PPAT, akan dibayarkan oleh pembeli menjadi milik penjual.
Jika : Boleh mengajukan Ijin mendirikan bangunan (IMB)
Unsur esensial Boleh menjaminkan HAT
(pertukaran uang dan
barang) Indah Mawardika

21303884
Jual Beli Hukum Adat
Boedi Harsono (2007: 317)
1. Harus bersifat tunai, artinya harga yang disetujui bersama dibayar
penuh pada saat dilakukan jual beli yang bersangkutan
2. Harus bersifat terang, artinya pemindahan hak tersebut dilakukan
dihadapan PPAT yang berwenang atas obyek perbuatan hukum
3. Bersifat riil atau nyata, artinya dengan ditandatangani akta
pemindahan hak tersebut maka akta tersebut menunjukkan secara
nyata dan sebagai bukti dilakukan perbuatan hukum tersebut.
Indah Mawardika

21303884
Objek Akta Jual Beli

hak milik, hak guna Hak Milik atas satuan


bangunan, hak rumah susun
pakai dan hak guna usaha. Indah Mawardika

21303884
Ijin Pemindahan Hak
ketentuan Pasal 98 PMNA/Kepala BPN No. 3 Tahun 1997 :
1. Jual beli atas tanah atau Hak Milik atas Satuan Rumah Susun yang
di dalam sertipikatnya dicantumkan tanda yang menyatakan
bahwa hak tersebut hanya boleh dipindah tangankan apabila telah
diperoleh ijin dari instansi berwenang;
2. Jual beli hak pakai atas tanah negara. Ijin dari Kepala Kantor
Pertanahan setempat dimana tanah itu berada.

Indah Mawardika

21303884
Akta Jual Beli

Akta Otentik karena Akta PPAT Partij Acte karena dibuat oleh para pihak
dihadapan PPAT

PPAT wajib meneliti :


Mencocokan semua foto copy dokumen
Bukti kepemilikannya ( Sertpikat Asli) yang diterima PPAT dengan aslinya.

Mengecek bahwa benar tanah tak Menganalisa apakah penghadap adalah


bersengketa benar orang yang dimaksud dalam
identitas (KTP

Memastikan jual beli lunas Indah Mawardika

21303884
Skema Tahapan Persiapan dan
Pembuatan Akta
Mengumpulkan PPAT melakukan
Pemohon membayar
syarat pembuatan pengecekan sertipikat
PPh dan BPHTB
Akta ke Kantor Pertanahan

1. KTP suami dan istri penjual dan


pembeli.
2. Akta nikah bagi yang telah menikah. PPAT mendaftarkan AJB Pembuatan dan
3. Kartu keluarga penjual dan pembeli.
ke kantor pertanahan penandatanganan
4. PBB dan bukti pembayaran (Kantor
Pajak meminta bukti bayar PBB lima paling lambat 7 hari kerja. Akta
tahun terakhir)
5. Sertipikat asli (untuk pengecekan).
6. NPWP penjual dan pembeli.
7. Syarat-syarat lain yang diperlukan
misalnya surat kuasamenjual surat Permohonan peralihan
kuasa membeli (bila dikuasakan).
8. Ijin pemindahan hak (bila diperlukan).
hak untuk balik nama
9. Ijin klarifikasi/ijin penggunaan tanah
(bila diperlukan misalnyapembelinya Indah Mawardika
adalah (badan hukum).
21303884
Terima
Kasih
Oleh Kelompok 3

Universitas Larana
Jihan Khansa S
21303885 / F

Tukar Menukar
AKTA TANAH
INTRODUCTION
NAMA Jihan Khansa Salsabila
NIT/NO 21303885 / 21
KELAS F
PRODI Diploma IV Pertanahan
DASAR
HUKUM
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 128 tahun 2015
2. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010
Definisi
subjek hukum dalam perjanjian tukar menukar adalah pihak pertama dan juga
pihak kedua. objek tukar menukar adalah semua barang, baik barang bergerak
maupun barang yang tidak bergerak.
Pasal 1542 KUH Perdata

Definisinya adalah suatu perjanjian yang dibuat antara pihak yang satu dengan
pihak lainnya, dalam perjanjian itu pihak yang satu berkewajiban menyerahkan
hak atas tanah yang ditukar, begitu pula pihak lainnya yang berhak menerima
hak atas tanah yang ditukar.
Pengertian
PERSYARATAN
Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani pemohon atau
kuasanya di atas materai cukup.
Surat Kuasa apabila dikuasakan.
Fotocopy identitas pemohon/para ahli waris (KTP, KK) dan kuasa apabila
dikuasakan, yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket.
Fotocopy Akta Pendirian dan Pengesahan Badan Hukum yang telah
dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket.
Sertipikat asli.
Akta Tukar Menukar dari PPAT .
Ijin Pemindahan Hak apabila di dalam sertipikat/keputusannya
dicantumkan tanda yang menyatakan bahwa hak tersebut hanya boleh
dipindahtangankan jika telah diperoleh ijin dari instansi yang
berwenang.
Foto copy SPPT PBB tahun berjalan yang telah dicocokkan dengan aslinya
oleh petugas loket.
Penyerahan bukti SSB (BPHTB) dan bukti SSP/PPH untuk perolehan tanah
lebih dari 60 Juta Rupiah
CONTOH
KASUS
TUGAS AKTA TANAH
AKTA PEMBAGIAN HARTA
BERSAMA

Nama : Kevin Ichsan Himawan


NIT : 21303886
Kelas : F
Mata Kuliah : Akta Tanah
Pengertian Akta Pembagian Harta
Bersama (APHB)
 Akta Pembagian Hak Bersama adalah suatu akta yang dibuat oleh Pejabat
Pembuat Akta Tanah untuk membuktikan kesepakatan antara pemegang hak
bersama mengenai pembagian hak bersama tersebut.
 Akta Pembagian Hak Bersama adalah suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh
pemegang hak bersama, atas tanah agar supaya menjadi hak masing-masing
pemegang hak bersama tersebut berdasarkan Akta Pembagian Hak Bersama
Dasar Hukum Akta Pembagian Harta
Bersama
 Hukum yang mendasari pembuatan surat APHB adalah pasal 111 Ayat 3, Ayat 4
dan Ayat 5 PMA/KBPN (Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional) Nomor 3 Tahun 1997)
Objek APHB

 Obyek APHB adalah hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah
susun. Hak atas tanah yang dimaksud dapat berupa sebidang tanah
kosong namun dapat juga berikut dengan bangunan yang terdiri di
atasnya sesuai dengan asas pemisahan horizontal
Manfaat Akta Pembagian Harta
Bersama
 APHB memiliki manfaat kalau ada ahli waris mengingkari terhadap akta yang telah
dibuat, mereka dapat harus membuktikan sendiri terhadap ketidakbenaran akta
tersebut.
 dapat digunakan sebagai alat bukti terkuat dan terpenuh yang mempunyai peranan
penting dalam setiap hubungan hukum dalam masyarakat.
Kesimpulan

 Pembagian Hak Bersama tidak selalu diikuti dengan pemecahan bidang


tanah melainkan menerima bidang tanah hasil warisan secara Bersama-
sama bisa 2 subjek atau lebih dari jumlah ahli waris tersebut sesuai dengan
kesepakatan.
Akta Pemasukan Ke Dalam
Perusahaan (APDP)
Oleh : Melati Dwi Jaya M.R
NIT:21303888
Kelas: F
Pengertian APDP
(APDP) memuat pertanyaan mengenai berapa lembar
saham yang akan didapatkan oleh orang yang
menyerahkan hak atas tanah kepada Perseroan Terbatas

Jadi yang disetorkan untuk menjadi milik PT bukanlah uang,


melainkan adalah hak atas tanah sedangkan penyetor/yang
menyerahkan hak atas tanah akan mendapatkan saham yang
dikeluarkan dari portofolio PT, bukan dari saham yang telah dimiliki
pemilik/pemegang saham.
cara untuk
mendapatkan saham
1. Dengan cara membeli saham-saham tersebut dari salah
seorang
(atau lebih) pemilik saham PT Herlina Jaya.
2. Dengan cara menyetor sejumlah uang ke dalam kas PT
sehingga PT mengeluarkan saham dari portofolionya untuk
dimiliki Tuan Johan.
3. Dengan cara menyerahkan sebidang (atau lebih) tanah
miliknya kepada PT untuk menjadi milik PT.
Obyek APDP

Obyek APDP adalah hak atas tanah dan


hak milik atas satuan
rumah susun. Hak Atas Tanah yang
dimaksud dapat berupa sebidang
tanah kosong namun dapat juga berikut
dengan bangunan yang berdiri
diatasnya.
Jenis Hak atas tanah yang bisa dibuatkan APDP oleh
PPAT

a. Hak Milik

b. Hak Guna Bangunan

c. Hak Pakai
Pemasukan kedalam perusahaan mengenai hak pakai harus
mengikuti ketentuan Pasal 43 UUPA yang pada intinya:

a. Hak pakai tanah yang dikuasai langsung oleh negara hanya


dapat dialihkan dengan mendapat ijin dari pejabat yang
berwenang, dalam hal ini adalah Kepala Kantor Pertanahan
setempat. Ijin yang dimaksud harus sudah didapatkan lebih
dahulu sebelum akta tukar menukar ditandatangani maka
PPAT dilarang membuatkan aktanya sebelum ijin didapatkan

b. Hak pakai atas tanah hak milik hanya dapat dialihkan jika hal
itu diperjanjikan dalam perjanjian pemberian hak pakai.
Terima Kasih
Muhammad Ghiyats Ammar
21303891/F

AKTA-AKTA YANG DIBUAT


OLEH PPAT
8 Akta-Akta yang dibuat Oleh PPAT
> 01. > 05.
Akta Jual Beli Akta Pemberian HGB/Hak Pakai Atas
Tanah Hak Milik

> 02. > 06.


Akta Hibah Akta Pemasukan ke dalam
Perusahaan
>
03. >
07.
Akta Tukar Menukar Akta Pemberian Hak Tanggungan

>
04. >
08.
Akta Pembagian Hak Surat Kuasa Membebankan Hak
Bersama (APHB) Tanggungan (SKMHT)
01
Jual beli adalah suatu persetujuan
dengan mana pihak yang satu
mengikatkan dirinya dan
menyerahkan suatu kebendaan
dan pihak yang lain membayar
yang telah dijanjikan (Pasal 1457
KUHPerdata).
Akta Hibah dibuat oleh PPAT karena
terjadi perbuatan hukum dimana
pihak pertama memberi suatu hak atas 02
tanah kepada pihak kedua secara
cuma-Cuma. Sebagian orang
berpendapat akta hibah rawan
tuntutan di kemudian hari, terutama
dari ahli warisnya.
03
Menurut Pasal 1541 KUHPerdata, tukar
menukar adalah persetujuan dengan
mana kedua pihak mengikatkan dirinya
untuk saling memberikan sesuatu barang
secara bertimbal balik sebagai gantinya
barang lain. Akta tukar menukar dapat
terjadi antara kedua belah pihak
walaupun tidak dalam satu wilayah kerja
PPAT
Akta Pembagian Harta Bersama dibuat
manakala ada sebidang tanah yang
kepemilikannya bersama dan akan
dibuat milik satu orang atau lebih
(jumlah pemiliknya menjadi lebih
sedikit dari pemilik semula). Hal ini
04
dapat terjadi karena pewarisan atau
sengaja milik bersama karena membeli
dengan cara patungan.
HGB adalah hak untuk mendirikan
sebuah bangunan di atas tanah yang

05 bukan miliknya. Bisa diatas tanah


negara, Hak Pengelolaan dan hak
milik kepunyaan orang lain.Akta ini
dibuat karena ada kehendak dari
seseorang pemilik tanah untuk
memberikan HGB atau hak pakai.
Perusahaan adalah Perseroan Terbatas
(PT), yang menjual beberapa lembar
saham dan disetorkan tanah kepada
Perseroan Terbatas sebagai penyertaan
06
modal. Badan hukum yang memiliki
saham hanyalah Perseroan Terbatas,
sehingga Koperasi dan Yayasan tidak
bisa sebagai badan hukum yang
menerima hak atas tanah.
APHT adalah perjanjian tambahan
terhadap perjanjian pokok, sehingga
perjanjian pemberian Hak Tanggungan

07
tidak selalu harus ada, tergantung pada
kebutuhan Kreditur, apabila Kreditur
mengharuskan adanya APHT dan
debiturnya setuju maka APHT
dibuatkan, maka tidak perlu APHT.
Surat Kuasa Membebankan Hak
Tanggungan (SKMHT) adalah akta
08
pemberian kuasa khusus untuk
membuat APHT. SKMHT
memberikan kedudukan yang kuat
kepada kreditur, karena SKMHT tidak
dapat ditarik kembali dan tidak dapat
berakhir karena sebab apapun, kecuali
karena telah dipergunakan atau
karena telah habis jangka waktunya.

Anda mungkin juga menyukai