Anda di halaman 1dari 9

MODUL PERKULIAHAN

UNSUR VENUSTAS
DALAM DESAIN
• PENGERTIAN ASPEK VENUSTAS
• TEMA VENUSTAS DALAM DESAIN
• VENUSTAS DAN KECENDERUNGAN ICONIK
• FAKTOR PENDUKUNG ASPEK VENUSTAS

Fakultas Program Studi SESI Kode MK Disusun Oleh


FAKULTAS DESAIN PRODUK 19045 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS.
DESAIN DAN
SENI KREATIF 06
Abstract Kompetensi
Kehadiran unsur venustas dalam desain Peserta perkuliahan memahami aspek venustas
seringkali memposisikan desain menjadi sama dalam desain, aspek keindahan dalam desain,
dengan seni. Seperti sudah di jelaskan pada faktor manusia sebagai target pungguna serta
pembahasan tentang fungsi bahwa desain adalah memahami faktor pendukung dalam aspek
berbeda dengan seni. Keindahan yang dimaksud venustas (symbolic design, design as mnemonic
oleh Vitruvius bukan sekedar keindahan yang device, romanticsm in design dan design as
dibuat sedemikian rupa, tetapi keindahan yang communication device)
tetap merujuk kepada fungsi, misalnya sebuah
desain sebagai sebuah simbolisme atau sebuah
statement. Unsur venustas langsung
berhubungan dengan unsur dan prinsip rupa
dalam desain.
UNSUR VENUSTAS
Pemahaman Venustas Dalam Desain
Dalam pembahasan teorinya Vitruvius menjelaskan bahwa sebuah desain harus memenuhi
tiga kriteria yaitu memenuhi aspek utilitas, aspek venustas dan aspek firmitas. Untuk
memahami setiap aspek tersebut maka masing-masing dari ketiga aspek tersebut akan
dibahas dengan lebih mendalam. Pada sesi kali ini akan dibahas tentang aspek venustas
dalam desain dan faktor yang mendukung aspek tersebut.

Sebuah benda desain harus memenuhi aspek venustas atau dengan kata lain harus
memperhatikan aspek keindahan. Venustas merujuk pada kata venus yang pada mitologi
Yunani Kuno merupakan Dewi Cinta yang merepresentasikan keindahan. Sehingga kata
venustas dalam bidang desain dapat diartikan sebagai unsur keindahan. Venus dalam
Bahasa latin merupakan kata benda umum yang juga memiliki makna pesona atau charm
(McEwen, 2013:203). Sebenarnya banyak kata yang memiliki makna indah dalam Bahasa
latin, misalnya ada kata pulchritudo yang juga berarti indah (cantik), namun Vitruvius tidak
menggunakan kata tersebut. Menurut J.J. Pollit hal itu disebabkan karena kata pulchritude
lebih dekat dengan kata kallos (keindahan yang tak tampak). Kehadiran unsur venustas dalam
desain seringkali memposisikan desain menjadi sama dengan seni, namun seperti sudah di
jelaskan pada pembahasan tentang fungsi bahwa desain berbeda dengan seni. Keindahan
yang dimaksud oleh Vitruvius bukan sekedar keindahan yang dibuat sedemikian rupa, tetapi
keindahan yang tetap merujuk kepada fungsi, misalnya sebuah desain sebagai sebuah
simbolisme atau sebuah statement. Unsur venustas langsung berhubungan dengan unsur
dan prinsip rupa dalam desain.

Dalam keilmuan, istilah keindahan identik dengan estetika. Estetika menurut KBBI adalah
cabang filsafat yang menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan serta tanggapan
manusia. Menurut Alexander Baumgarten, estetika dapat dikategorikan menjadi tiga
berdasarkan adanya tiga kesempurnaan di dunia ini,yaitu: (1) Kebenaran /das Wahre, yang
berarti kesempurnaan yang bisa ditangkap dengan perantaraan rasio; (2) Kebaikan (das
Gute), kesempurnaan yang ditangkap melalui moral atau hati nurani; dan (3) Keindahan (das
Schone), yaitu kesempurnaan yang ditangkap dengan indera. Dari kategori tersebut yang
masuk dalam pembahasan kali ini adalah keindahan yang dapat ditangkap dengan indera.
Jika selama ini keindahan sepertinya hanya diidentikkan dengan pengelihatan (mata) maka
dengan pemahaman Baumgarten membuat pembahasan keindahan menjadi harus
membahas keindahan yang di tangkap indera lainnya.

2014 KAIDAH RANCANG BANGUN


2 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam bidang estetika-pun banyak ditinjau dari berbagai sudut pandang budaya dan
perkembangan zaman. Sebuah bentuk dapat dikatakan indah di sebuah budaya
(komunitas/masyarakat) dan mendapai menilaian sebaliknya di kelompok masyarakat yang
lain. Dengan pemahaman tersebut pembahasan tentang keindahan disini dapat diartikan
sebagai sebuah kepantasan, sebab sesuatu akan muncul keindahanannya bila sesuai
dengan kepantasan dimana benda atau desain itu berada. Dari sini dapat dikembangkan
faktor-faktor yang dapat mendukung aspek venustas dalam sebuah desain misalnya faktor
simbolik, sensasi, dan nostalgia.

Appolonian VS Dyonisian

Manusia memiliki dua kecenderungan dalam dirinya, yaitu kecenderungan yaitu


kecenderungan untuk menggunakan logikanya atau menggunakan perasaannya. Nietzsche
menuangkan pemikirannya yang berhubungan dengan hal ini dengan istilah Dyonisian –
Appolonian. Istilah ini berasal dari mitologi Yunani, yaitu tentang Apollo dan Dionysus. Apollo
adalah dewa matahari yang kategorikan oleh Nietzsche dalam filsafatnya dengan ciri
kekuatan fikiran, rasional, ilmu pengetahuan keteraturan, dan pemikiran logis, sedangkan
Dionysus adalah dewa Anggur yang kategorikan oleh Nietzsche dalam filsafatnya dengan ciri
irasional, emosi, naluri, fantasi, mitos, mimpi dan kekacauan.

Gambar 1
Kecenderungan yang ada pada manusia
yang dipetakan oleh Nietzsche

Apollonian dan Dionysian adalah istilah yang digunakan oleh Nietzsche dalam The Birth of
Tragedy untuk menunjuk dua prinsip utama dalam kebudayaan Yunani. The Apolonian,
menurut Schopenhauer menganut prinsip individuationis ("prinsip individuasi"), adalah dasar
dari semua peikiran analitik. Filosofi Dionysian adalah yang mencakup mistisisme, emosi,
kekacauan, menurut Nietzsche Dionysian adalah bahwa hal itu menyenangkan seperti

2014 KAIDAH RANCANG BANGUN


3 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mabuk. Dalam desain kecenderungan Apollonian menjadi wilayah pembahasan tentang
utilitas, dimana segalanya sangat berhubungan dengan kekuatan logika. Sedangkan
Dyonisian menjadi wilayah pembahasan tentang venustas dimana membahas tentang
sensasi, persasaan, yang tidak cukup ditakar dengan logika.

TEMA VENUSTAS DALAM DESAIN

Unsur venustas dalam desain juga hadir untuk dapat menjawab kebutuhan manusia akan
perasaan dan sensasi serta mampu memenuhi nilai guna / fungsi dari benda desain yang
dimaksud. Ada beberapa tema desain yang dapat dimasukkan dalam pembahasan venustas
yaitu yang desain simbolis (symbolic design), desain sebagai pembangkit ingatan (design as
mnemonic device) dan desain untuk membangkitkan perasaan-perasaan (romanticism in
design). Tema desain tersebut

Gambar 2
Tema-tema yang dapat masuk ke dalam
pembahasan venustas dalam desain

Symbolic Design

Istilah "simbolisme" berasal dari kata "simbol" yang berasal dari Bahasa Latin symbolum, yang
berarti simbol iman dan symbolus yang berarti tanda pengakuan. Ada juga yang mengatakan
berasal dari Bahasa Yunani Kuni, symbolon (συμβόλον) yaitu merupakan sebuah benda
pecahan tembikar yang tertulis dan kemudian dipecah menjadi dua bagian yang diberikan
kepada para duta besar dari dua negara kota bersekutu sebagai catatan aliansi. Jadi
symbolon dijadikan tanda persekutuan kota yang bekerja sama.

2014 KAIDAH RANCANG BANGUN


4 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3
Symbolon yang terdapat dalam masyarakat Yunani Kuno
(sumber:google.com)

Dalam desain, simbolisme sebagian besar merupakan reaksi terhadap naturalisme dan
realisme, gaya anti-idealis yang upaya untuk mewakili realitas dalam serpihan kecil, dan untuk
mengangkat nilai sebuah desain diatas standarnya. Desain simbolis umumnya dibicarakan
dalam ranah desain komunikasi visual, misalnya pada desain pictogram, sign sytem atau
desain logo.

Gambar 4
Desain pictogram yang bersifat simbolis untuk toilet
(sumber:pinterest.com)

Jadi symbolism dalam desain ini dapat dipahami bahwa desain hadir sebagai sebuah
representasi dari maksud abstrak dibelakangnya. Dalam penggunaannya ada yang berbeda
antara penerapan desain simbolisme pada ranah Desain Komunikasi Visual dan ranah Desain
Produk. Pada ranah Desain Komunikasi Visual biasanya desain simbolis dipergunakan untuk
menyatakan sebuah konsep yang telah disepakati bersama (konvensi) seperti pada contoh
desain pictogram untuk toilet. Pictogram untuk toilet pria divisualkan lewat bentuk huruf M
yang merupakan kependekkan dari male (pria) dan bila dilihat sekilas seperti gambar
seseorang dengan menggunakan stelan jas berwarna hitam. Sedangkan pada pictogram
untuk toilet wanita divisualkan menggunakan huruf W yang merupakan kependekkan dari
woman (wanita) dan bila dilihat sekilas seperti gambar seseorang dengan menggunakan rok

2014 KAIDAH RANCANG BANGUN


5 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berwarna coklat. Segala usaha yang dilakuakn desainer pada desain tersebut adalah dengan
menggunakan informasi berupa kesepakatan tidak tertulis (konvensi) pada suatu lingkungan
tertentu. Sedangkan penggunaan desain simbolik pada ranah Desain Produk bisa
menggunakan konvensi atau menggunakan simbolisme untuk menyatakan hal yang baru.
Sebagai contoh misalnya pada desain sepatu boot berwarna hitam setinggi dengan tinggi di
bawah lutut dengan menggunakan aksesoris rantai metal dan gambar tengkorak yang
umumnya menyatakan identitas seseorang dengan karakter keras, free.

Gambar 5
Desain sepatu yang mempresentasikan satu identitas tertentu
(sumber:bukalapak.com)

Ada kesepakatan tak tertulis (konvensi) yang ada disatu lingkungan terentu yang menyetujui
bahwa hal tersebut saling berhubungan. Contoh lainnya adalah menggunakan desain
simbolisme untuk menyatakan sesuatu yang baru yang umumnya merujuk kepada
pernyataan suatu identitas tertentu, seperti pada desain jeans.

Gambar 6
Desain Celana Jeans yang mempresentasikan satu identitas tertentu
(sumber:blog.puali.com)

2014 KAIDAH RANCANG BANGUN


6 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Celana jeans dalam perkembangannya mensimbolkan identitas tertentu misalnya pekerja
keras, tangguh dan maskulin. Meskipun demikian hal tersebut dapat saja berubah seiring
perubahan waktu dan nilai-nilai di suatu lingkungan tertentu.

Romanticism Design (Design as Mnemonic Device)


Menurut Britanica.com Romantisisme adalah sikap atau orientasi intelektual yang mencirikan
banyak karya sastra, melukis, musik, arsitektur, kritik, dan historiografi di peradaban Barat
dalam kurun waktu dari akhir abad 18 hingga pertengahan abad ke-19. Romantisisme dapat
dilihat sebagai penolakan terhadap tatanan ketertiban, ketenangan, harmoni, keseimbangan,
idealisasi, dan rasionalitas yang melambangkan Klasisisme pada umumnya dan
Neoklasikisme abad ke-18 pada khususnya. Itu juga sampai batas tertentu merupakan reaksi
melawan Pencerahan dan melawan rasionalisme dan materialisme abad ke-18 pada
umumnya. Romantisisme menekankan individu, subjektif, irasional, imajinatif, pribadi,
spontan, emosional, visioner, dan transendental. Gerakan romantis yang baru akan
mendukung dan memvalidasi emosi yang kuat sebagai sumber pengalaman estetika yang
otentik, memberikan penekanan baru pada keadaan mental seperti ketakutan, ngeri dan teror
- ketika mengalami saat menghadapi kekuatan mematikan dan keindahan alam liar yang tidak
tergoyahkan. Menurut Charles baudelaire Romantisme justru terletak tidak dalam pilihan
subjek atau kebenaran yang pasti, tapi di jalan perasaan.

Sehingga romantisme dalam desain dapat dipahami sebagai sebuah cara untuk
membangkitkan kenagan kenangan masa lalu yang dikenal dengan istilah design as
mnemonic device. Desain hadir sebagai sebuah cara untuk membangkitkan ingatan-ingatan
di masa lalu dalam hal ini yang bersifat massal. Sebagai contoh misalnya desain camera Fuji
Film type XT-2 ini.

Gambar 7
Desain sepatu yang mempresentasikan satu identitas tertentu
(sumber:kenrockwell.com)

2014 KAIDAH RANCANG BANGUN


7 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kamera tersebut di desain dengan tampilan yang membawa penggunanya pada satu masa
tertentu dimasa lalu, walaupun tidak benar-benar sama karena sistem yang bekerja
didalamnya bukan lagi sistem analog melainkan tipe digital. Upaya membangkitkan kenangan
masa lalu pun disuahakan bahkan sampai tataran elemen, misalnya pada pemilihan warna,
tekstur pada material pemilihan bentuk tombol operasional bahkan pada pilihan suara shutter.
Contoh lainnya dapat dilihat juga pada desain teko berikut.

Gambar 8
Desain teko yang membawa sesuatu dari masa lalu ke dalam desainnya
(sumber:google.com)

Secara bentuk teko tersebut mirip dengan desain teko milik nenek kita, namun sebenarnya
desain teko ini adalah produk yang dioperasikan dengan menggunakan listrik, bukan dengan
cara di bakar di atas nyala api.

2014 KAIDAH RANCANG BANGUN


8 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Amrose, Gavin. And Paul Harris.(2010).Design Thinking. Ava Publishing. San Antonio
Chapman, Jonathan. (2005).Emotionally Durable Design. Cromwell Press. Trowbridge.
Mallgrave, Harry Francis (ed). (2005). An Anthology from Vitruvius to 1870. Blackwell
Publishing.
Mijksenaar, Paul. Visual Function. 010 Publishers. Rotterdam, 1997
Norman, Donald A. (1988).Design of Everyday Things. Curency Dobleday. New York.
Slack, Laura. (2006).What is Product Design?. Page One Publishing Private Limited.
Singapore.
Ware, Colin. (2008).Visual Thinking for Design. Elsevier Inc. Burlington.

2014 KAIDAH RANCANG BANGUN


9 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai