Anda di halaman 1dari 5

Dengan Mutasi Barunya, Covid19 Kembali Menyerang

Kalian masih ingat kan pada bulan Maret 2020 saat Covid pertama kali muncul di
Indonesia? Dua minggu setelah Covid menyapa penduduk Indonesia, kita semua
dipaksa oleh keadaan supaya melakukan segala kegiatan sosial dari dalam rumah.
Ajaibnya bukan hanya orang Indonesia aja nih yang suffering karna si Covid19 ini,
seluruh dunia pun juga mengalami dampak negatifnya. Tetapi badai dari pandemi
tersebut sudah tertinggal dibelakang, dan sekarang sudah hampir setahun kita bisa
beraktivitas secara normal.

Walaupun pandemi Covid19 sudah ketinggalan dibelakang, tetapi tidak menutup


fakta kalau Covid19 belum seutuhnya hilang. Betul banget, Covid19 muncul lagi
guys, dengan subvarian baru dari Covid Omicron yang diberi nama Arcturus.
Padahal Lebaran udah tinggal hitungan hari, tetapi angka kasus Covid di Indonesia—
diikuti dengan negara lain—malah naik lagi.
Ayo kita bahas lebih lanjut..

Oke, jadi beberapa waktu lalu World Health Organizations a.k.a WHO
mengkonfirmasi kalau Covid varian Omicron kembali bermutasi menjadi satu
subvarian baru. Subvarian Covid Omicron ini udah menyebar ke 20 negara di dunia,
seperti India, Inggris, AS, Singapura dan Malaysia. Dan sedihnya, subvarian si
Omicron ini udah masuk ke Indonesia.

Kapan sih Arcturus ini dateng?


Adapun data yang telah dikumpulkan Kementerian Kesehatan RI, pada 17 April
2023, sudah ada tujuh kasus yang ditemukan dan teredintifikasi positif Covid
Omicron subvarian Arcturus ini. dr. Mohammad Syahril, jubir dari Kementerian
Kesehatan menyampaikan; kasus pertama teridenfikasi pada tanggal 23 Maret
kemarin, di mana orang tersebut baru pulang dari India.

Belum selesai kasus yang diatas, malah ada lagi kasus baru yang terjadi karena
penularan lokal beberapa hari setelahnya. Untuk saat ini mereka berdua sudah
dinyatakan sembuh, tetapi kasus yang disebabkan oleh penularan lokal terus
berkembang dan menyerang dua orang di Surabaya, Jawa Timur dan tiga orang di
Jakarta. Sekarang mereka semua masih dalam perawatan di rumah sakit.

Aman nggak kalau kita mudik?

Kepala Biro Komunikasi dan Penerangan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi,
mengatakan kalau Covid Omicron subvarian Arcturus ini berpotensi menular lebih
cepat dibandingkan subvarian Omicron sebelumnya. Jadi bagi siapapun yang ingin
merayakan lebaran dengan mudik, ya silahkan saja. Lagi pula melonjaknya angka
kasus sekarang itu bukan dikarenakan hari raya, tapi karena subvarian Omicron ini
yang emang gampang banget bertransmisi.
Boleh bukan berarti bebas ya!

Karena adanya peningkatan kasus, maka kita harus lebih aware. Boleh mudik bukan
berarti tidak memperhatikan kebersihan sekitar nih. Wakil ketua MPR RI, Lestari
Moerdijat mengatakan kalau yang bertanggung jawab dalam kebijakan di sekitar
pariwisata harus lebih bersikap bijak dalam mengangani kenaikan kasus ini. Bu Ririe
juga mengatakan; masyarakat kita lebih baik untuk tidak liburan dulu ke negara-
negara yang kasus Covid-nya sedang meningkat kayak Singapura dan Malaysia, alias
liburannya di Indonesia aja guys. Serta pengelola kawasan wisata di Indonesia juga
harus mematuhi prokes supaya peningkatan Covid di Indonesia nggak semakin
meluas.

Kementerian Perhubungan juga berpendapat nih, katanya; Yang penting prokesnya


jangan sampai kendor, masker jangan sampai dilepas, dan Kementerian
Perhubungan juga akan terus melakukan pemantauan terhadap ratusan ribu orang
yang sekarang sedang persiapan mudik.

Gejalanya apa aja sih?

Pada Covid Omicron subvarian Arcturus memiliki gejala yang mirip seperti gejala
subvarian Omicron sebelumnya: batuk, pilek, demam. Tetapi dalam beberapa kasus,
para tenaga kesehatan menemukan adanya gejala baru, seperti yang disampaikan
oleh dokter anak di India kalau gejala Omicron subvarian Arcturus ini ditandai
dengan mata merah, gatal dan lengket yang mereka curigai sebagai tanda-tanda dari
conjunctivitis. Well, conjunctivitis adalah peradangan yang terjadi di selaput mata
yang bisa bikin mata merah, gatal dan lengket yang biasanya menyerang anak-anak.

Nah, kalau temen-temen semua mengalami gejala seperti yang dijelaskan di atas,
disertai dengan demam, batuk, pilek dll, segeralah datang ke fasilitas kesehatan
terdekat.

In conclusion

Dikarenakan melonjaknya angka kasus pada Covid Omicron subvarian Arcturus di


Indonesia, banyak pihak yang mendesak supaya program vaksinasi pada dosis ketiga
dan keempat ditingkatkan lagi. Anggota komisi IX DPR RI, Irma Suryani Chaniago
pun sependapat. Jadilah sekarang tergantung pemerintah kita untuk memastikan
agar booster dosis ketiga dan keempat tersedia bagi masyarakat Indonesia. Jadi
sebelum adanya pemberitahuan dari pemerintah tentang vaksinasi dosis ketiga dan
keempat, sebaiknya kita harus lebih memperhatikan perlindungan diri kita untuk
selalu menggunakan masker di tempat umum.

Penulis:
Armelia Mutiafani Moha (012211070)
Mahasiswa Keperawatan Universitas Binawan

Dosen Pengampu:
Apriani Riyanti, S.Pd., M.Pd

Anda mungkin juga menyukai