Paper Struktur Baja 1
Paper Struktur Baja 1
DOSEN PEMBIMBING :
Iskandar Romey Sitompul, S.T , M.SC
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat merampungkan Paper Baja 1 ini tepat
pada waktunya.
Maksud dan tujuan penyusunan paper ini adalah melengkapi apa yang telah
penulis laksanakan dalam perkuliahan dengan mata kuliah Struktur Baja 1 , serta
untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah Struktur Baja 1.
PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, banyak bangunan yang berdiri megah, kokoh, dan indah. Seiring
berkembangnya zaman, bahan bangunan yang digunakan pada bangunan modern pun semakin
berkembang. Di Indonesia, perkembangan ini sudah sangat terlihat jelas. Seperti rangka atap yang
digunakan pada rumah-rumah modern sudah menggunakan baja dan baja ringan. Baja dan baja
ringan dipilih oleh masyarakat karena di Indonesia sudah sulit ditemukan kayu yang berkualitas
baik. Selain itu, penggunaan baja dan baja ringan ini dapat mengurangi jumlah pohon yang
ditebang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Maka, tak asing bila sekarang di Indonesia mudah
sekali ditemukan toko yang menjual baja dan baja ringan.
Maksud dibuatnya paper ini tidak lain untuk memenuhi tugas mata kuliah Struktur Baja 1
mengenai baja dan baja ringan dan untuk memberikan informasi tentang pembuatan baja untuk
mengetahui kegunaan baja. Kemudian untuk memberi informasi keunggulan baja dan kelemahan
baja.
Tujuannya agar kita mengenal jenis-jenis baja dan baja ringan yang biasa digunakan di
indonesia ini serta mengenal bahan pokok untuk struktur suatu bangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Baja
Baja adalah logam paduan dengan besi (Fe) sebagai unsur dasar dan karbon (C)
sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0,2 %
hingga 2,1 % berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur
pengerasan pada kisi kristal atom besi. Baja karbon adalah baja yang mengandung karbon
lebih kecil 1,7 %, sedangkan besi mempunyai kadar karbon lebih besar dari 1.7 %.
Elemen berikut ini selalu ada dalam baja: karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon,
dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain itu, ada elemen lain yang
ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya:
mangan, nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium. Dengan
memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja
bisa didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Baja karbon ini
dikenal sebagai baja hitam karena berwarna hitam, banyak digunakan untuk peralatan
pertanian misalnya sabit dan cangkul.
Material baja unggul jika ditinjau dari segi kekuatan, kekakuan dan daktilitasnya.
Jadi tidak mengherankan jika di setiap proyek-proyek konstruksi bangunan (jembatan atau
gedung) maka baja selalu ditemukan, meskipun tentu saja volumenya tidak harus
mendominasi. Tinjauan dari segi kekuatan, kekakuan dan daktilitas sangat cocok dipakai
mengevaluasi struktur yang diberi pembebanan. Tetapi perlu diingat bahwa selain kondisi
tadi akan ada pengaruh lingkungan yang mempengaruhi kelangsungan hidup struktur
bangunannya. Jadi pada suatu kondisi tertentu, suatu bangunan bahkan dapat mengalami
kerusakan meskipun tanpa diberikan beban sekalipun (belum berfungsi). Jadi ketahanan
bahan material konstruksi terhadap lingkungan sekitarnya adalah penting untuk diketahui
agar dapat diantisipasi baik.
Di sisi lain karena merupakan hasil produk industri, agar prosesnya menguntungkan
harus diusahakan mencapai kondisi optimum. Untuk itu diperlukan suatu kuantitas tertentu
yang terkesan relatif monoton serta tidak mudah dibuat variasinya. Itulah pentingnya
dibuat standarisasi bentuk profil. Dari tabel profil baja yang ada terlihat banyak sekali
profil yang tersedia, tetapi dalam kenyataannya jika peminatnya relatif sedikit maka profil
yang jarang dipakai tentunya tidak diproduksi banyak. Jadi akhirnya tidak semua profil
pada tabel dapat dipilih. Hanya profil-profil tertentu yang memang umum (banyak)
digunakan. Hal ini perlu diketahui insinyur perencana konstruksi baja, jangan hanya
berpedoman teoritis hitungan, karena kalau sampai mengubah profil rencana dengan profil
tersedia, kemungkinan berubah pula detail sambungan yang dibuat. Jika ini tidak
dipikirkan waktu dapat terbuang sia-sia.Tidak ada jaminan bahwa lokasi pabrik baja akan
berdekatan dengan proyek atau bengkel fabrikasi, sehingga panjang profil baja ditentukan
oleh kemampuan kendaraan transportasi pengangkut (truk atau kapal) dan jalur transportasi
(darat atau air) yang akan dilaluinya.
Kelebihan material baja dibandingkan material beton atau kayu adalah karena
buatan pabrik, yang tentunya mempunyai kontrol mutu yang baik. Oleh karena itu dapat
dipahami bahwa kualitas material baja yang dihasilkannya relatif homogen dan konsisten
dibanding material lain, yang berarti juga lebih dapat diandalkan mutunya.
1. Kekuatan Tinggi
Kekuatan yang tinggi dari baja per satuan berat mempunyai konsekuensi bahwa beban mati
akan kecil. Hal ini sangat penting untuk jembatan bentang panjang, bangunan tinggi, dan
bangunan dengan kondisi tanah yang buruk.
2. Keseragaman
Sifat baja tidak berubah banyak terhadap waktu, tidak seperti halnya pada struktur beton
bertulang.
3. Elastisitas
Baja berperilaku mendekati asumsi perancang teknik dibandingkan dengan material lain
karena baja mengikuti hukum Hooke hingga mencapai tegangan yang cukup tinggi.
Momen inersia untuk penampang baja dapat ditentukan dengan pasti dibandingkan dengan
penampang beton bertulang.
4. Permanen
Portal baja yang mendapat perawatan baik akan berumur sangat panjang, bahkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu baja tidak memerlukan perawatan
pengecatan sama sekali.
5. Daktilitas
Daktilitas didefinisikan sebagai sifat material untuk menahan deformasi yang besar tanpa
keruntuhan terhadap beban tarik. Suatu elemen baja yang diuji terhadap tarik akan
mengalami pengurangan luas penampang dan akan terjadi perpanjangan sebelum terjadi
keruntuhan. Sebaliknya pada material keras dan getas (brittle) akan hancur terhadap beban
kejut. SNI 03-1729-2002 mendefinisikan daktilitas sebagai kemampuan struktur atau
komponennya untuk melakukan deformasi inelastis bolak-balik berulang (siklis) di luar
batas titik leleh pertama, sambil mempertahankan sejumlah besar kemampuan daya dukung
bebannya. Beban normal yang bekerja pada suatu elemen struktur akan mengakibatkan
konsentrasi tegangan yang tinggi pada beberapa titik. Sifat daktil baja memungkinkan
terjadinya leleh lokal pada titik-titik tersebut sehingga dapat mencegah keruntuhan
prematur. Keuntungan lain dari material daktil adalah jika elemen struktur baja mendapat
beban cukup maka akan terjadi defleksi yang cukup jelas sehingga dapat digunakan
sebagai tanda keruntuhan.
6. Liat (Toughness)
Baja strukur merupakan material yang liat artinya memiliki kekuatan dan daktilitas. Suatu
elemen baja masih dapat terus memikul beban dengan deformasi yang cukup besar. Ini
merupakan sifat material yang penting karena dengan sifat ini elemen baja bisa menerima
deformasi yang besar selama pabrikasi, pengangkutan, dan pelaksanaan tanpa
menimbulkan kehancuran. Dengan demikian pada baja struktur dapat diberikan lenturan,
diberikan beban kejut, geser, dan dilubangi tanpa memperlihatkan kerusakan. Kemampuan
material untuk menyerap energi dalam jumlah yang cukup besar disebut toughness.
7. Tambahan pada Struktur yang Telah Ada
Struktur baja sangat sesuai untuk penambahan struktur. Baik sebagian bentang baru
maupun seluruh sayap dapat ditambahkan pada portal yang telah ada, bahkan jembatan
baja seringkali diperlebar, dll.
Kelebihan lain dari materia baja struktur adalah:
• kemudahan penyambungan baik dengan baut, paku keling maupun las,
• cepat dalam pemasangan,
• dapat dibentuk menjadi profil yang diinginkan,
• kekuatan terhadap fatik,
• kemungkinan untuk penggunaan kembali setelah pembongkaran,
• masih bernilai meskipun tidak digunakan kembali sebagai elemen struktur,
• adaptif terhadap prefabrikasi.
1. Biaya Pemeliharaan
Umumnya material baja sangat rentan terhadap korosi jika dibiarkan terjadi kontak dengan
udara dan air sehingga perlu dicat secara periodik.
2. Biaya Perlindungan Terhadap Kebakaran
Meskipun baja tidak mudah terbakar tetapi kekuatannya menurun drastis jika terjadi
kebakaran. Selain itu baja juga merupakan konduktor panas yang baik sehingga dapat
menjadi pemicu kebakaran pada komponen lain. Akibatnya, portal dengan kemungkinan
kebakaran tinggi perlu diberi pelindung. Ketahanan material baja terhadap api
dipersyaratkan dalam Pasal 14 SNI 03-1729-2002.
3. Rentan Terhadap Buckling
Semakin langsung suatu elemen tekan, semakin besar pula bahaya terhadap buckling
(tekuk). Sebagaimana telah disebutkan bahwa baja mempunyai kekuatan yang tinggi per
satuan berat dan jika digunakan sebagai kolom seringkali tidak ekonomis karena banyak
material yang perlu digunakan untuk memperkuat kolom terhadap buckling.
4. Fatik
Kekuatan baja akan menurun jika mendapat beban siklis. Dalam perancangan perlu
dilakukan pengurangan kekuatan jika pada elemen struktur akan terjadi beban siklis.
5. Keruntuhan Getas
Pada kondisi tertentu baja akan kehilangan daktilitasnya dan keruntuhan getas dapat terjadi
pada tempat dengan konsentrasi tegangan tinggi. Jenis beban fatik dan temperatur yang
sangat rendah akan memperbesar kemungkinan keruntuhan getas (ini yang terjadi pada
kapal Titanic).
C. Klasifikasi Baja
1. Baja karbon rendah (low carbon steel) è machine, machinery dan mild steel
• 0,05 % – 0,30% C. Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin. Penggunaannya:
Selain itu baja paduan dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus (special
alloy steel) dan high speed steel.
• Baja Paduan Khusus (special alloy steel)
Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel, chromium,
manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan logam tersebut
ke dalam baja maka baja paduan tersebut akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya
seperti menjadi lebih keras, kuat dan ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon
steel).
• High Speed Steel (HSS) è Self Hardening Steel
Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat potong
seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters. Disebut High
Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan
dua kali lebih cepat dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya
dua sampai empat kali daripada carbon steel.
Kelompok dari tool steel berdasarkan unsur paduan dan proses pengerjaan panas yang
diberikan antara lain:
1. Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W oleh AISI), Shock
resisting (Tipe S), memiliki sifat kuat dan ulet dan tahan terhadap beban kejut dan
repeat loading. Banyak dipakai untuk pahat, palu dan pisau.
2. Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening dengan pendinginan yang
berbeda-beda. Tipe O dijelaskan dengan mendinginkan pada minyak sedangkan
tipe A dan D didinginkan di udara.
3. Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300 – 500) ºC dan
didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak mengandung tungsten dan
molybdenum sehingga sifatnya keras.
4. High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja dengan tungsten dan
molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang tidak mudah tumpul dan
tahan panas tetapi tidak tahan kejut.
5. Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah keras tapi tidak tahan aus dan
tidak cocok untuk beban dinamis serta untuk pemakaian pada temperatur tinggi.
Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia
maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:
1. Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
2. Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
3. Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
4. Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
5. Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)
• Wide Flange ( WF )
Besi WF biasa digunakan untuk: balok, kolom, tiang pancang, top & bottom chord member pada
truss, composite beam atau column, kantilever kanopi, dll. Istilah lain: IWF, WF, H-Beam, UB, UC,
balok H, balok I, balok W.
Penggunaan UNP hampir sama dengan WF, kecuali untuk kolom jarang digunakan karena relatif
lebih mudah mengalami tekuk.Istilah lain: Kanal U, U-channel, Profil U
Biasa digunakan untuk: purlin (balok dudukan penutup atap), girts (elemen yang memegang
penutup dinding misalnya metal sheet, dll), member pada truss, rangka komponen arsitektural.
Istilah lain: balok purlin, kanal C, C-channel, profil C
Pengunaan: komponen rangka arsitektural (ceiling, partisi gipsum, dll), rangka dan support
ornamen-ornamen non struktural. Istilah lain : besi hollow (istilah pasar), profil persegi, profil
• Steel Pipe ( Pipa Baja, Pipa Hitam, Pipa Galvanis, Pipa Seamless, Pipa Welded )
Penggunaan : bracing (horizontal dan vertikal), secondary beam (biasanya pada rangka atap),
kolom arsitektural, support komponen arsitektural (biasanya eksposed, karena bentuknya yang
silinder mempunyai nilai artistik) Istilah lain : steel tube, pipa hitam, pipa galvanis.
E. Sifat Baja
Sifat baja pun berbeda-beda sesuai dengan hasil baja yang dibuat dan dibentuk. Dalam
penggunaannya, baja mencapai 90% lebih dengan campuran untuk tujuan khusus.
Baja dibuat dalam perbandingan (prosentase) zat arang yang berlainan.semakin tinggi
prosentase zat arangnya,maka baja menjadi :
Baja mudah sekali berkarat oleh panas maupun lembab. Maka baja untuk transmisi harus dilapisi
untuk menahan karat. Untuk pemeriksaan kawat dimasukkan ke dalam oksida tembaga di atas.
Karena baja tidak memiliki daya hantar yang baik, maka untuk kabel transmisi di atas tanah
biasanya hanya berfungsi sebagai penguat.Selain sifat ini adapun sifat khas baja:
Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun cair,
besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses pembuatan baja antara lain
:
1) Proses Konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap ke samping. Sistem
kerjanya adalah sebagai berikut:
• Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C,
• Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)
• Kembali ditegakkan.
• Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
• Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengeluarkan hasilnya.
• Proses Bassemer (asam)
Lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung kwarsa asam atau aksid asam
(SiO2), Bahan yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi
dengan SiO2, SiO2 + CaO CaSiO3
• Proses Thomas (basa)
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit [ kalsium karbonat dan
magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 –
2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor
(P2O5), untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO)
3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)
• Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan besi kasar dalam
cawan,
• Kemudian dapur ditutup rapat.
• Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam
cawan akan mencair.
• Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan menambahkan
unsur-unsur paduan yang diperlukan
BAB III
BAJA RINGAN
* Galvanis ,Kuat, murah dan biasa digunakan untuk bahan atap logam tradisional.
* Alumunium, Walaupun tahan karat, tetapi alumunium memiliki kelemahan yaitu
harga yang sangat mahal, sehingga tidak cocok untuk dijadikan bahan baku atap logam.
* Zincalume adalah campuran dari Seng dan Alumunium, bahan baku jenis ini yang
sering digunakan untuk pembuatan metal roof
sangat rendah jika ingin membentuk profil secara masal, karena prosess untuk pembuatan
satu bentuk harus diulang-ulang tekukannya.
Roll Forming
Proses roll forming dilakukan dengan melewatkan pelat baja ke dalam serangkaian roll
hingga produk yang diinginkan tercapai. Mesin roll forming yang baru sudah
terkomputerisasi sehingga dapat melubangi, dan mencetak label di ujung proses setelah
profil terbentuk.
Produktivitas proses roll forming sangatlah tinggi sehingga dalam waktu singkat profil
dapat segera terbentuk, itulah kelebihannya.Namun kekurangannya adalah satu mesin
dengan roll set yang telah disiapkan hanya dapat membuat satu bentuk yang telah
ditetapkan sehingga harus memesan mesin baru jika menginginkan bentuk baru meski
hanya sekedar menambah tekukan atau lipatan.
Punching
Proses ketiga adalah proses pembentukan dengan menggunakan mesin punch atau mesin
pons. Pelat baja disimpan di atas die-set dan kemudian proses punching dengan tekanan
tinggi akan melubangi dan membentuk pelat baja tersebut. Proses ini biasa dilakukan pada
pembuatan aksesoris atau komponen-komponen kecil dari baja ringan. Proses
pembentukan suatu aksesoris biasanya akan melibatkan beberapa tahapan proses punching,
sehingga untuk mempercepat prosesnya biasanya dibuatkan sistem progressive. Dengan
cara ini proses punching akan berjalan secara berurutan melakukan berbagai tahapan
pembentukan dengan die-set yang sudah tersusun secara berurutan juga.
Tips memilih rangka atap baja ringan yang baik, harus berpatokan pada banyak hal dan
ketelitian sebelum membeli sangat diperlukan. Carilah informasi sebanyak-banyaknya atau
paling tidak mampu memberi pertimbangan kuat sebelum memutuskan pilhan.
Perhatikan dengan seksama produsennya. Apakah kredibel dalam menyediakan jasa
pemasangan rangka atap baja ringan.
Mintalah informasi ukuran/dimensi Rangka utama/”C channel” dan bahan reng yang
akan dipasang. Semakin besar/tebal Reng dan C channel , semakin besar pula beban yang
dapat ditanggung oleh rangka tersebut. Semakin kecil dan tipis ukuran/dimensi C channel,
semakin kecil pula kesanggupan rangka untuk menanggung total beban penutup atap.
Mintalah Informasi ketebalan lapisan anti karat yang di gunakan. Harus sesuai
dengan ketentuan yg berlaku:Galvanis: yaitu pelapisan dengan dengan Zinc (seng) saja
dengan minimum pelapisan 180gr/m2. Misal produk dari produsen essar truss dan karang
pilang truss mempunyai pelapisan 220 gr/m2. Berarti sudah sudah diatas ambang batas yg
disyaratkan .Galvalum: yaitu pelapisan dengan dengan Zinc dan aluminium saja dengan
minimum pelapisan 150gr/m2. komposisinya tergantung dari produsen yg
memproduksinya.
Periksa apakah software desain memiliki sertifikasi / rekomendasi dari badan
konsultan atau lembaga konstruksi terpercaya tertentu.
Tanyakan dan periksa kualifikasi tukang pemasang.
Minta rekomendasi dari pihak-pihak yang mengerti industri konstruksi.
Pemasangan kuda-kuda baja ringan diatas kedua tumpuannya dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu:
Dipasang langsung diatas ring balok.
Dipasang diatas ring balok dengan perantara wall-plate. Penggunaan sistem tumpuan
dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari, karena tumpuan dengan wall-plate
hanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalok, jika ring balk tidak rata.
Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman dynaboltyang tertanam didalam ring balk
menjadi berkurang. Selain itu, juga terdapat ruang kosong didalam wall-plate yang dapat
mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi kurang stabil.
Bentuk
No Produk Harga per 6m Keterangan
Profil
Tebal 0,65mm,
tinggi 7,5mm, lebar
3,2cm
3 Truss Baja C Rp. 76.000 Tebal 0,75mm,
Ringan taso tinggi 7,5mm, lebar
Rp. 86.000 3,5cm
Rp. 118.000 Tebal 80mm, tinggi
7,5mm, lebar 3,5cm
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa baja memiliki bermacam-
macam jenis dan kegunaannya di dalam kontruksi bangunan, oleh karena itu banyak yang
mengunakan baja tersebut karena dapat memudahkan pekerjaan, anti rayap, anti jamur, anti
karat, tahan cuaca, tanpa pengelasan, design fleksibel dan, bebas biaya pemeliharaan serta
mempunyai ketahanan terhadap tarik yang tinggi, disamping mempunyai ketahanan gaya
tarik, juga tahan terhadap gaya desak.
B. Saran
Perkembangan zaman mempengaruhi perkembangan manusia untuk perkembangan
kearah yang lebih baik dan menuntut setiap bangsa untuk berusaha maju.begitu pula pada
perkembangan baja, dimana penggunaan baja mempengaruhi pada konstruksi bangunan
disetiap pelosok. Oleh sebab itu, gunakanlah baja untuk konstruksi bangunan dan lain-lain,
karena dengan menggunakan baja pekerjaan lebih cepat dan praktis.
Baja dan Besi sampai saat ini menduduki peringkat pertama logam yang paling
banyak penggunaanya, besi dan baja mempunyai kandungan unsur utama yang sama yaitu
Fe, hanya kadar karbon lah yang membedakan besi dan baja, penggunaan besi dan baja
dewasa ini sangat luas mulai dari perlatan yang sepele seperti jarum, peniti sampai dengan
alat – alat dan mesin berat.
DAFTAR PUSTAKA
https://trisrhmd.wordpress.com/2013/02/07/klasifikasi-baja/
civilization14.blogspot.com/2017/01/definisi-jenis-dan-sifat-baja.html?m=1
https://forum.teropong.id/2017/08/04/pengertian-baja-serta-kelebihan-dan-kekurangan-
baja-sebagai-material-struktur/