Anda di halaman 1dari 4

TUGAS REVIEW

EKONOMI POLITIK MEDIA

“Metodologi Manajemen Media dan Ekonomi”

Disusun Oleh :

Angel Vibra Karamoy

2010862008

Dosen Pengampu :

Muhammad Thaufan, M.A

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2023
Metodologi Manajemen Media dan Ekonomi

A. Manajemen Media

Secara sederhana manajemen dimaknai sebagai getting result through the work of others.
Manajemen mengandung dua pengertian, yaitu POAC (Planning, Organizing, Actuating,
Controlling) dan 6M (Men, Materials, Machine, Methods, Money, Market). Manajemen
merupakan konsekuensi logis dari kepercayaan (responsibility) dan kenyataan (reality) yang
harus dibuktikan melalui struktur organisasi media cetak yang bersifat formal dan kecakapan
yang bersifat fungsional (authority). Manajemen media adalah sebuah ilmu yang mempelajari
bagaimana pengelolaan media dengan prinsip-prinsip dan seluruh proses manajemennya
dilakukan, baik terhadap media sebagai industri yang bersifat komersial maupun sosial.

Dikutip dari Ikhwan (2022), Murschetz dan Tsourvakas dalam bukunya berjudul Media
Management mengemukakan tantangan yang dihadapi dalam manajemen media saat ini, berupa:

1. Media saat ini menawarkan aplikasi dan layanan media sosial berbasis web interaktif.
Sebuah media secara aktif melibatkan konsumen dalam proses komunikasi dan transaksi.
Sehingga, manajer media perlu menekankan hubungan yang solid dan berkelanjutan
dengan audiens mereka yang dapat membantu mencapai peningkatan kelayakan ekonomi
dan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan di pasar digital. Namun, hal ini tidak
begitu mudah karena membutuhkan eksperimen berkelanjutan dalam inovasi model
bisnis dan monetisasi yang dengan sendirinya, bergantung pada keterlibatan audiens dan
kesediaan mereka untuk menyukai (like), berbagi (share), dan membayar (pay) konten.
Model bisnis baru memang berkembang, dan perusahaan mencari sumber pendapatan
baru, sambil juga menggunakan strategi pemotongan biaya sebagai alat untuk mendorong
bisnis mereka menuju inovasi.
2. Konten media memiliki karakteristik produk yang khusus. Beberapa konten media massa
ditawarkan secara gratis (free download) dan ada pula yang berbayar. Beberapa berwujud
(buku) dan ada pula yang tidak berwujud (e-book). Beberapa bersifat komersial (acara
TV) dan ada pula yang tidak mencari keuntungan (media warga), dan lain sebagainya.
3. Produksi media membutuhkan biaya awal dan biaya produksi yang tinggi, juga biaya
distribusi dan pemasaran yang tinggi. Ini mendorong perusahaan media untuk menjadi
lebih besar sehingga skala ekonomi kemudian akan mengarah pada keuntungan dan biaya
yang mahal namun dengan ongkos produksi yang menurun. Ketika ukuran adalah yang
terpenting, maka pesaing yang lebih kecil akan keluar dari persaingan. Akibatnya, pendiri
start-up atau calon pengusaha yang ingin berinovasi produk atau layanan media lebih
siap untuk mempelajari teknik model bisnis media mereka.
4. Perusahaan media kebanyakan beroperasi di pasar persaingan tidak sempurna. Di pasar
seperti ini, kekuatan pasar akan dikuasai oleh beberapa perusahaan besar yang
mendominasi, elastisitas permintaan konsumen yang rendah hingga sedang, kendala yang
tertanam dalam struktur organisasi pasar, dan spesifikasi sisi pelanggan media dapat
menimbulkan ketidaksempurnaan di mana hasil efisiensi tidak berlaku. Selain itu,
perusahaan dominan dapat meningkatkan hambatan masuk pasar atau mencoba untuk
mengontrol pasar melalui cara konsentrasi kepemilikan dan integrasi vertikal. Hal ini
menimbulkan biaya tinggi bagi masyarakat pada umumnya.
5. Orang-orang yang memproduksi konten media (wartawan, seniman, teknisi, komposer,
penulis) adalah orang-orang kreatif. Sebagian besar organisasi media bersifat padat karya.
Karena itu seorang manajer harus mampu mengawasi dan memiliki pengetahuan tentang
cara memotivasi mereka. Hanya dengan mengadopsi kebijakan dan infrastruktur yang
tepat (termasuk pelatihan) potensi karyawan dapat dikembangkan secara maksimal.
6. Media banyak memproduksi live event yang menawarkan keserempakan dan pengalaman
nyata yang saat ini di era digital mendorong keinginan penonton untuk berpartisipasi
dalam proses kreatif. Misalnya, untuk industri musik, penggemar dapat membeli produksi
musik langsung dari penyanyi atau komposer. Di sini, integrasi media sosial dengan
strategi customer relationship management (CRM) menjadi strategi berikutnya bagi
organisasi media yang ingin mengoptimalkan kekuatan interaksi sosial untuk lebih dekat
dengan khalayaknya.
7. Produksi media dicirikan oleh ketidakpastian karena selera konsumen yang heterogen dan
permintaan yang tidak menentu (selalu berubah). Ini berarti bahwa sangat sedikit dari
perusahaan media yang mencapai kesuksesan komersial yang berkelanjutan. Selain itu,
ada kepentingan yang berbeda dan kontradiktif di antara pemangku kepentingan yang
berbeda: artis, manajer, pemilik, pelanggan, regulator, pengiklan, sponsor, dan lain-lain
mengenai produk mana yang akan dibuat dan dipasarkan. Semuanya mengevaluasi secara
berbeda konten mana yang paling sesuai dengan preferensi konsumen. Oleh karena itu,
merumuskan rencana perusahaan yang komprehensif yang mencakup penilaian dan
manajemen risiko sangat penting dilakukan.
8. Pemimpin media harus bisa membuat keputusan yang tepat agar berhasil secara ekonomi.
Seorang manajer mungkin dengan mudah "terjebak di tengah" dengan menawarkan
produk ke pasar tertentu dengan risiko kehilangan keuntungan yang sangat tinggi di
segmen tertentu. Biasanya, ada hubungan linier antara profitabilitas dan kualitas. Sebuah
konten yang menarik dan sukses di pasar, biasanya akan mengorbankan kualitas. Strategi
jangka pendek seperti ini biasanya akan sering dilakukan.

B. Metodologi Manajemen Media dan Ekonomi

Metodologi dalam manajemen media dan ekonomi mengacu pada pendekatan dan teknik
yang digunakan untuk mempelajari dan menganalisis hubungan antara manajemen media dan
prinsip-prinsip ekonomi. Berikut ini beberapa metodologi yang umum digunakan dalam
manajemen media dan ekonomi:
1. Analisis industri media. Metode ini melibatkan analisis struktur industri media,
termasuk klasifikasi industri, tren pertumbuhan, tingkat konsentrasi, dan dinamika
persaingan. Pendekatan ini membantu dalam memahami karakteristik unik dari industri
media dan identifikasi peluang dan risiko yang relevan.
2. Analisis keuangan media. Metode ini mencakup analisis kinerja keuangan perusahaan
media, termasuk laporan keuangan, rasio keuangan, dan analisis laba rugi. Pendekatan ini
membantu dalam memahami kesehatan keuangan perusahaan media, efisiensi
operasional, dan keberlanjutan jangka panjang.
3. Analisis konsumen media. Metode ini melibatkan pemahaman tentang perilaku
konsumen media, preferensi, dan pola konsumsi. Pendekatan ini menggunakan survei,
eksperimen, dan data konsumen untuk memahami keputusan konsumen dalam
mengonsumsi konten media dan membantu perusahaan media dalam pengembangan
strategi pemasaran yang tepat.
4. Analisis ekonomi bisnis media. Metode ini melibatkan penerapan prinsip ekonomi
mikro dan makro untuk menganalisis aspek-aspek bisnis dalam industri media, termasuk
permintaan, penawaran, harga, investasi, dan pengembalian modal. Pendekatan ini
membantu dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ekonomi
perusahaan media dan memprediksi dampak keputusan bisnis.
5. Analisis dampak ekonomi media. Metode ini melibatkan penilaian dampak ekonomi
dari industri media, termasuk kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja,
pendapatan, dan inovasi. Pendekatan ini memungkinkan untuk mengukur nilai ekonomi
dari sektor media dan memahami hubungan antara media dan perekonomian secara
keseluruhan. Metodologi ini digunakan untuk memahami kompleksitas dan dinamika
dalam manajemen media dan ekonomi, serta memberikan kerangka kerja analitis untuk
pengambilan keputusan, perencanaan strategis, dan pengembangan kebijakan yang
berkaitan dengan industri media.

Sumber :

Putri, Astrid Cintika, dkk. (2023). Metodologi Manajemen Media dan Ekonomi. Universitas
Andalas, Padang. Makalah.

Anda mungkin juga menyukai