Anda di halaman 1dari 34

DETEKSI BAKTERI Escherichia coli PADA MINUMAN SUSU KEDELAI

DENGAN METODE MPN (Most Probable Number) YANG DIJUAL DI


PASAR KOTA MANADO BAGIAN UTARA

Usulan Penelitian Karya Tulis Ilmiah


Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan
Pendidikan Diploma 3 Farmasi

Diajukan Oleh:

I WAYAN EKA WILIYANA


NIRM. 2003071

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO
2022
HALAMAN JUDUL

DETEKSI BAKTERI Escherichia coli PADA MINUMAN SUSU KEDELAI


DENGAN METODE MPN (Most Probable Number) YANG DIJUAL DI
PASAR KOTA MANADO BAGIAN UTARA

Usulan Penelitian Karya Tulis Ilmiah


Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan
Pendidikan Diploma 3 Farmasi

Diajukan Oleh:

I WAYAN EKA WILIYANA


NIRM. 2003071

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO
2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN

DETEKSI BAKTERI Escherichia coli PADA MINUMAN SUSU KEDELAI


DENGAN METODE MPN (Most Probable Number) YANG DIJUAL DI
PASAR KOTA MANADO BAGIAN UTARA

Diajukan Oleh:

I WAYAN EKA WILIYANA


NIRM. 2003071

Pembimbing I

apt, Hamidah Sri Supriati, S.Farm., M.Si


NIDN. 09 041080 01 Tanggal,

Pembimbing II

M. Fathurrachman Mantali, S.Farm.,M.Farm Tanggal,


NIDN. 09 271096 01

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 3
1.4.1 Manfaat Teoritis……………………………………………………….. 3
1.4.2 Manfaat Praktis………………………………………………………... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5


2.1 Tinjauan Tentang Kedelai ............................................................................. 5
2.2 Susu Kedelai ................................................................................................. 5
2.3 Bakteri Escherichia coli ................................................................................ 7
2.3.1 Klasifikasi bakteri Escherichia coli…………………………………. 8
2.4 Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri Escherichia coli ............................ 9
2.5 Sifat pertumbuhan bakteri Escherichia coli ................................................ 11
2.6 Bakteri Gram Positif ................................................................................... 11
2.7 Bakteri Gram Negatif .................................................................................. 12
2.8 MPN (Most Probable Number)................................................................... 13
2.8.1 Prinsip Metode Most Probable Number(MPN) 14
2.8.2 Tiga Tahapan pada metode Most Probable Number (MPN) 16

BAB III METODELOGI PENELITIAN .......................................................... 19


3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................ 19
3.2 Desain Penelitian ......................................................................................... 20
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 20
3.4 Variabel Penelitian ...................................................................................... 20

iii
3.5 Definisi Operasional.................................................................................... 20
3.6 Populasi ....................................................................................................... 21
3.7 Sampel ......................................................................................................... 21
3.8 Instrumen Penelitian.................................................................................... 21
3.8.1 Alat…………………………………………………………………… 21
3.8.2 Bahan………………………………………………………………….21
3.9 Prosedur Kerja ............................................................................................. 21
3.9.1 Sterilisasi Alat………………………………………………………... 21
3.9.2 Pembuatan Media…………………………………………………….. 22
3.9.3 Pengambilan Sampel…………………………………………………. 22
3.9.4 Penyiapan Sampel……………………………………………………. 23
3.9.5 Pengujian MPN (Most Probable Number)…………………………… 23
3.10 Analisis Data ............................................................................................. 24
3.11 Tabel MPN (Most Probable Number) ...................................................... 24
3.12 Perhitungan MPN (Most Probable Number)……………………………..26
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..……….27

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Tabel MPN Untuk 3 seri tabung………………………………………17

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tanaman kacang kedelai...…………………………………………...5


Gambar 2.2. Bubuk susu kedelai…………………………………………………...6
Gambar 2.3. Bakteri Escherichia coli……………………………………………...8
Gambar 2.4. Hasil uji praduga adanya gas dan timbulnya kekeruhan…………….16
Gambar 2.5. Hasil uji penegasan…………………………………………………16
Gambar 2.6. Hasil uji pelengkap………………………………………………….17
Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian………………………………………...18

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Susu kedelai adalah minuman yang diperoleh dari sari kedelai, yang kaya akan

nutrisi. Susu kedelai bukan suatu obat, tetapi minuman tambahan yang dapat

menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat sehingga tidak mudah terserang penyakit.

Bahan baku yang digunakan adalah biji kedelai, dan sebagai tambahannya

digunakan pemanis dan pengaroma. Protein susu kedelai memiliki susunan asam

amino yang hampir sama dengan susu sapi sehingga susu kedelai dapat digunakan

sebagai pengganti susu sapi bagi orang yang alergi terhadap protein hewani

(Cahyadi, 2007).

Saat ini banyak beredar minuman susu kedelai kemasan plastik di pasaran. Pada

umumnya pedagang menggunakan kemasan plastik karena murah dan praktis.

Minuman susu kedelai kemasan plastik tidak terdaftar di BPOM sehingga belum

diketahui apakah sudah memenuhi SNI atau belum. Berdasarkan SNI 01-3830-

1995 tentang susu kedelai meliputi penyesuaian pH, sifat organoleptik, kadar

protein, dan total mikroba. Berdasarkan SNI 7388:2009 tentang susu kedelai batas

maksimum cemaran Escherichia coli pada susu kedelai yaitu < 3/ml. Beredarnya

susu kedelai yang melewati batas maksimum cemaran bakteri yang dijual dan tidak

memenuhi nutrisi dan keamanan akan dapat merugikan konsumen (Alfiyah, 2016).

Salah satu kontaminan biologi yang paling sering dijumpai pada makanan

adalah bakteri golongan koliform, yaitu Escherichia coli. Escherichia coli

merupakan bakteri yang bersifat patogen penyebab gejala diare, demam, kram perut

dan muntah-muntah. Para penjual yang menjajakan makanan mungkin saja tidak

memiliki latar belakang pendidikan yang memadai terutama dalam hal higienis dan

1
2

sanitasi pengolahan makanan. Pengetahuan pedagang makanan tentang higienis

dan sanitasi pengolahan makanan akan sangat mempengaruhi kualitas makanan

yang disajikan kepada konsumen. (Lestari, 2021).

Penelitian Balia (2010) dengan menggunakan medium cair menunjukkan

bahwa susu kedelai dari pengolahan rumah tangga di Lembang Bandung

mengandung bakteri total pada susu kedelai adalah 3,70x106 CFU/ml, sedangkan

dari susu kedelai tanpa lebel di pedagang kaki lima diperoleh jumlah bakteri total

3,45x106 CFU/ml. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri total pada susu kedelai

ternyata melebihi batas maksimum cemaran yang ditetapkan oleh SNI 01-3830-

1995 yaitu 1x106 CFU/ml baik dari pengolahan rakyat skala industri rumah tangga

maupun dari pedagang kaki lima. Penelitian lain yang dilakukan oleh Helpida.,dkk

(2013) dengan menggunakan medium cair menunjukkan bahwa susu kedelai

produk rumah tangga yang dijual di Gedung Olahraga Haji Agus Salim Padang,

dari 5 sampel susu kedelai yang diperiksa hanya 40% yang layak untuk diminum

sedangkan 60% tidak layak untuk diminum, disebabkan karena susu kedelai

tersebut mengandung bakteri Escherichia coli. Menurut Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan

Kualitas Air, yaitu kandungan Escherichia coli dan total koliform sebesar 0/100 ml

sampel. Sedangkan salah satu syarat susu yang aman untuk dikonsumsi yakni

mengandung kontaminasi Escherichia coli < 3/ml (SNI 7388:2009).

Metode MPN adalah singkatan dari Most Probable Number yaitu jumlah

perkiraan terdekat. Pemerikasaan bakteri pada metode ini menggunakan media cair

dalam tabung reaksi, di mana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung

yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah diinkubasi pada suhu dan
3

waktu tertentu. Ditandai oleh timbulnya kekeruhan, dan terbentuknya gas. Metode

MPN memiliki kelebihan antara lain akurasi lebih tepat dengan memperbanyak

tabung yang digunakan setiap pengencerannya, ukuran (volume) sampel yang

cukup besar dibanding plate count, sensitivitas umumnya cenderung lebih baik

pada konsentrasi mikroorganisme yang sedikit dari pada plate count, jika medium

spesifik yang sesuai dengan pertumbuhan bakteri target dapat dibuat maka

perhitungan perkiraan perhitungan MPN dapat dilakukan berdasarkan medium

tersebut (Dhafin, 2017).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian yang

berjudul “Deteksi bakteri Escherichia coli pada minuman susu kedelai dengan

metode MPN (Most Probable Number) yang dijual di pasar Kota Manado bagian

utara”.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah terdapat cemaran bakteri Escherichia coli pada susu kedelai yang dijual

di pasar Kota Manado bagian utara?

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui ada atau tidaknya cemaran bakteri Escherichia coli pada

susu kedelai yang dijual di pasar Kota Manado bagian utara.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber kajian pengetahuan

mengenai setiap tahap proses identifikasi bakteri Escherichia coli pada susu kedelai

yang dapat menyebabkan penyakit seperti diare.


4

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Instansi Kesehatan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi tenaga

kesehatan dalam pengembangan ilmiah tentang deteksi cemaran bakteri

Escherichia coli pada minuman susu kedelai yang dapat menyebabkan

penyakit.

2. Bagi Instansi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta dapat

menambah referensi bagi pelajar tentang deteksi cemaran bakteri

Escherichia coli pada minuman susu kedelai yang dapat menyebabkan

penyakit.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan peneliti dapat memperdalam pengetahuan tentang

setiap tahap proses identifikasi bakteri Escherichia coli pada minuman susu

kedelai yang dapat menyebabkan penyakit.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Kedelai

Tanaman kedelai diduga berasal dari dataran Cina. Tanaman kedelai tumbuh di

daerah pegunungan Cina bagian tengah dan barat, serta dataran rendah sekitarnya.

Kedelai di Indonesia mulai dibudidayakan pada abad ke-17 sebagai tanaman

makanan. Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari daerah

Manshukuo menyebar ke daerah Mansyuria dan Jepang (Asia Timur) serta negara-

negara lain di Amerika dan Afrika (Monica, 2015).

Gambar 2.1 Tanaman kacang kedelai (Monica, 2015).

Kedelai yang masih merupakan tanaman palawijaya ini memiliki manfaat yang

sangat kompleks, untuk tubuh (kesehatan) dan untuk industri. Kedelai adalah bahan

dasar dari pembuatan tahu, tempe kedelai dan diolah menjadi susu bubuk,

kandungan yang tersedia pun hampir mencakupi kebutuhan kandungan gizi yang

diberikan (Amanda, 2008).

2.2 Susu Kedelai


Susu kedelai disebut juga sari kedelai atau minuman kedelai adalah minuman

yang terbuat dari fermentasi kacang kedelai. Susu kedelai adalah emulsi yang stabil,

yang dianggap sebagai makanan pokok Asia. Kacang kedelai yang direndam

5
6

semalaman dilumatkan dengan air dan disaring untuk mendapatkan susu

kedelainya. Minuman ini merupakan cairan pucat yang kaya akan protein dan

nutrisi dengan atau tanpa menambahkan bahan tambahan lainnya. Salah satu

keunggulan susu kedelai dibandingkan susu sapi adalah susu ini tidak mengandung

laktosa (Banerjee, 2019).

Gambar 2.2 Bubuk susu kedelai (Erfandi, 2018)

Susu kedelai kaya akan vitamin dan mineral, juga sangat ekonomis, bebas

laktosa dan sangat mudah dicerna. Susu kedelai bebas kolesterol dengan kandungan

lemak yang sangat rendah dan kaya akan asam lemak tak jenuh fosfolipid, terutama

lesitin dan asam linolenat. Selain itu, susu kedelai juga mengandung lemak,

karbohidrat, fosfor, zat besi, provitamin A, vitamin B kompleks kecuali B12 (Nisaa,

2020).

Susu kedelai yang diproses dengan benar dan turunannya menawarkan banyak

manfaat kesehatan. Pada tahun 1999, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

menyetujui klaim kesehatan untuk efek penurun kolesterol dari protein kedelai,

sebagian besar didasarkan pada meta-analisis dari 38 uji klinis yang melaporkan

penurunan yang signifikan dalam kolesterol total (Mazumder, 2016).

Proses pembuatan susu kedelai yaitu kacang kedelai direndam semalaman

selama 18 jam dalam air hangat untuk menghasilkan rasio kacang:air (1:3). Selama
7

perendaman kacang kedelai pada suhu kamar, larutan natrium bikarbonat 0,5-1%

juga digunakan. Kacang kemudian dikeringkan, dibilas dengan air minum dan

direbus selama 5 menit dalam air mendidih. Kacang dikeringkan, dikupas kulitnya

dan digiling dengan air minum dalam blender. Bubur yang dihasilkan disaring

melalui kain muslin dan ekstrak (susu) yang diperoleh direbus selama 15 menit

(Banerjee, 2019).

Sejumlah penelitian ilmiah baru-baru ini telah meneliti perbedaan antara susu

sapi dan susu kedelai perbedaan komposisi lemak, protein dan gula telah diamati

dan perbedaan ini mungkin menjelaskan mengapa orang menganggap susu kedelai

lebih mudah dicerna dan cenderung menyebabkan gejala tipe intoleran. Lemak

dalam susu sapi berukuran lebih kecil daripada susu kedelai dan ini dapat membuat

susu kedelai lebih mudah dicerna. Selain itu, konsumsi susu kedelai terbukti

menghasilkan protein yang tinggi (Kant, 2015).

2.3 Bakteri Escherichia coli

Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang hidup di saluran pencernaan

manusia maupun hewan. Bakteri ini merupakan bakteri yang dapat tumbuh pada

keadaan aerob maupun anaerob yang sering dijumpai. Escherichia coli merupakan

bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek (coccobasil) dengan ukuran 0,4-0,7
8

nm, bersifat motil (dapat bergerak), tidak memiliki nucleus, tidak berspora, positif

pada tes indol, glukosa dan sukrosa (Romadhon, 2016).

Gambar 2.3 Bakteri Escherichia coli (Lestari, 2021).

2.3.1 Klasifikasi bakteri Escherichia coli

Menurut Romadhon (2016) bakteri Escherichia coli memiliki klasifikasi

sebagai berikut:

Kingdom : Procaryotae

Divisi : Gacilicutes

Kelas : Scotobacteria

Ordo : Eubacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia coli

Escherichia coli dikenal sebagai bakteri indikator sanitasi dan higienis, yaitu

bakteri yang keberadaannya dalam suatu produk pangan menunjukkan indikasi

rendahnya tingkat sanitasi yang diterapkan. Keberadaan bakteri ini sering dikaitkan

dengan adanya kontaminasi yang berasal dari kotoran (feses), karena Escherichia

coli pada umumnya adalah bakteri yang hidup pada usus manusia maupun hewan
9

sehingga keberadaan bakteri tersebut pada air atau pangan menunjukkan adanya

proses pengolahan yang mengalami kontak dengan kotoran (Rahayu, 2018).

Escherichia coli dapat mencemari dan menyebabkan pembusukan bahan

makanan yang penyimpanan nya kurang baik, adanya kandungan gizi dan pH yang

mendekati netral merupakan medium yang baik untuk pertumbuhannya seperti pada

daging dan makanan jajanan serta dapat menyebabkan Intoksidasi yang disebabkan

oleh gangguan bakteri Escherichia coli memiliki beberap gejala pada gangguan

saluran pencernaan manusia seperti diare, muntah-muntah, dan demam (Lestari,

2021).

Escherichia coli termasuk dalam kelompok koliform, jenis bakteri ini

digunakan sebagai organisme indikator makanan dan minuman yang

terkontaminasi oleh kotoran manusia dan hewan karena mudah dilihat secara

sederhana. Koliform adalah sekelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator

pencemaran kotoran dan kondisi buruk untuk air, makanan dan minuman susu.

Adanya bakteri Koliform pada makanan atau minuman mendukung kemungkinan

adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan toksik yang berbahaya bagi

kesehatan (Nisaa, 2020).

2.4 Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri Escherichia coli

Berikut penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri Escherichia coli sebagai

berikut:

1. Infeksi saluran kemih

Escherichia coli merupakan penyebab terjadinya infeksi saluran kemih 90%

pada wanita muda. Gejala atau tanda-tanda antara lain, sering kencing, kencing
10

berdarah, nyeri saat buang air kecil, nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi

saluran kemih bagian atas (Lestari, 2021)

2. Diare

Diare paling banyak ditemukan yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli.

Bakteri ini dapat diklasifikasikan dengan ciri khas sifat-sifat virulensinya, dan

setiap kelompok mempunyai ciri khas masing-masing dan menimbulkan penyakit

melalui mekanisme yang berbeda. Entropatogenik Escherichia coli (EPEC) Bakteri

jenis ini penyebab penting diare pada bayi. Enterotoksigenik Escherichia coli

(ETEC) diare wisatawan atau yang dikenal jiuga sebagai traveler diarrhea adalah

gangguan pencernaan yang menyebabkan diare dan keram perut, ketika berkunjung

atau setelah berkunjung ke daerah atau negara lain. Eteroinvasif Escherichia coli

(EIEC) menimbulkan penyakit yang mirip dengan shigelosis. Shigelosis atau

shihellosis yaitu infeksi disaluran cerna. Enterohemoragic Escherichia coli

(EHEC) menghasilkan verotoksin, dimana verotoksin juga dikenal sebagai

verocytoxyn atau racun yang diproduksi oleh Escherichia coli, yaitu protein yang

terdiri dari dua sub unit. Verotoksin adalah racun bakteri yang diproduksi oleh

Escherichia coli tertentu. Enteroagregatif Escherichia coli (EAEC) menyebabkan

diare akut dan kronik pada masyarakat yang diderita (Lestari, 2021).

3. Sepsis

Escherichia coli dapat memasuki aliran darah dan meyebabkan sepsis. Sepsis

sendiri ialah komplikasi berbahaya akibat infeksi. Komplikasi infeksi tersebut dapat

menimbulkan tekanan darah turun drastis. Serta mengakibatkan kerusakan pada

organ. Kedua hal ini dapat menimbulkan kematian. Salah satu gejala dari sepsis

sendiri yaitu demam, nyeri otot, dan diare (Lestari, 2021).


11

4. Meningitis

Escherichia coli dan Streptokokus adalah penyebab utama meningitis pada bayi.

Meningitis sendiri adalah radang selaput otak dan sumsum tulang belakang yang

disebabkan oleh infeksi. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini antara lain, sakit

kepala, demam, dan leher kaku (Lestari, 2021).

2.5 Sifat pertumbuhan bakteri Escherichia coli

Escherichia coli umum hidup di dalam saluran pencernaan manusia atau hewan.

Secara fisiologi, Escherichia coli memiliki kemampuan untuk bertahan hidup pada

kondisi lingkungan yang sulit. Escherichia coli tumbuh dengan baik di air tawar,

air laut, atau di tanah. Pada kondisi tersebut Escherichia coli terpapar lingkungan

abiotik dan biotik (Rahayu, 2018).

Bakteri Escherichia coli dapat tumbuh pada suhu sekitar 37⁰C hingga 44⁰C

tetapi lebih optimal pada suhu antara 35⁰C – 37⁰C pH optimal 7 – 7,5. Bakteri

Escherichia coli dapat tumbuh pada beberapa media seperti Lactose Broth, Endo

agar, Mac Conkay agar, dan Eosin Methylen Blue agar. Selain itu bakteri ini juga

dapat tumbuh pada media Sulfide Indol Motolity (SIM), sehingga dapat diketahui

bersifat motil dan mengasilkan indol. Bakteri ini bersifat sangat membutuhkan

oksigen. Pada media koloni Escherichia coli terlihat berwarna kilap logam. Selain

itu, Escherichia coli dapat hidup ditempat lembab, relatif sensitif terhadap panas,

dan akan mati dengan proses pemasakan makanan dengan suhu yang relatif tinggi

(Romadhon, 2016).

2.6 Bakteri Gram Positif

Bakteri Gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna gram A

yang mengandung zat warna kistal violet pada saat proses pewarnaan gram
12

contohnya Staphylococcus aureus, Streptococcus, Enterococcus, Listeria, Bacillus,

Clostridium, Mycobacterium. Bakteri jenis ini akan berwarna ungu di bawah

mikroskop. Bakteri Gram positif dinding selnya tersusun atas PG (Peptidoglikan)

terdapat senyawa yang disebut asam teikhoat. Bakteri Gram positif lebih rentan

terhadap antibiotika penisilin karena antibiotik ini dapat merusak PG

(Peptidoglikan). Bakteri gram positif tersusunan lebih sederhana terdiri atas 2 lapis

namun memiliki lapisan Peptidoglikan yang tebal (Rini, 2020).

Ciri-ciri bakeri Gram positif:

a. Struktur dinding sel tebal sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal (monolayer).

b. Dinding sel sebagian besar tersusun dari peptidoglikan dan sebagian lagian

terdiri dari polisakarida dan asam teikoat.

c. Bersifat lebih rentan terhadap penisilin, tidak peka terhadap streptomisin.

d. Lebih resisten terhadap gangguan fisik.

e. Toksin yang dibentuk berupa eksotoksin dan endotoksin.

2.7 Bakteri Gram Negatif

Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna

kristal violet pada saat pewarnaan gram sehingga akan berwarna merah bila diamati

dengan mikroskop atau merah muda, karena warna ungu dapat dilunturkan

kemudian mengikat cat Gram D sebagai warna kontras contohnya Escherichia coli,

Salmonella, Shigella, Neisseria, Pseudomonas, Vibrio, Treponema. Dinding sel

bakteri ini lebih kompleks terdiri atas 3 lapis namun lapisan peptidoglikan tipis

(Rini, 2020).
13

Ciri-ciri bakteri Gram negatif:

a. Komposisi dinding sel yang tipis sekitar 10-15 nm terdiri dari kandungan lipid

yang tinggi dan peptidoglikan.

b. Memiliki membran plasma ganda yang diselimuti oleh membran luar

permeabel.

c. Lebih tahan atau kuat terhadap antibiotik.

d. Tidak memilliki asam teikoat

2.8 MPN (Most Probable Number)

Metode MPN adalah metode enumerasi atau teknik menghitung jumlah

mikroorganisme yang menggunakan data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme

pada medium cair spesifik dalam seri tabung yang ditanam dari sampel padat atau

cair sehingga dihasilkan kisaran jumlah mikroorganisme dalam jumlah perkiraan

terdekat. Metode MPN memiliki metode lanjutan yaitu uji penduga uji penguat dan

uji pelengkap yaitu pada uji penduga dimana sampel dicampurkan dengan media

lactose broth (LB) lalu di sterilkan dalam erlemeyer, dan di masukkan sampel

dalam tabung reaksi 1 ml hasil dari pengenceran lalu tambahkan medium LB

sebanyak 9 ml lalu masing-masing tabung dari sampel pengenenceran 0,1 ppm,

0,01 ppm, 0,001 ppm tetesi media Bromtimol Blue (BTB) sebanyak 3 tetes dan

masukkan tabung durham kocok dan inkubasi 1x24 jam setelah diinkubasi dan di

amati bila warna medium berubah hijau menjadi kuning dan ada gas dalam tabung

durham maka positif terdapat bakteri Escherichia coli. Lalu setelah itu dilanjutkn

dengan uji penguat Siapkan medium Eosin Methylen Biru Agar (EMBA) steril

dalam erlemeyer Tuangkan medium Eosin methylene Biru Agar (EMBA) pada

cawan petri dengan memanaskan tepi cawan terlebih dahulu, diamkan hingga
14

medium berbetuk agar Panaskan ose bulat terlebih dahulu kemudian masukkan

dalam tabung reaksi yang berisi sampel cincau hitam lalu goreskan pada cawan

petri secara tipis dan merata, merata kemudian inkubasi pada suhu 37º C, pada 1 x

24 jam pertama, amati perubahan yang terjadi yaitu reaksi positif apa bila terdapat

koloni yang berwarna hijau metalik maka positif terdapat bakteri Escherichia coli.

Kemudian dilakukam uji pelengkap dengan menginokulasikan koloni bakteri pada

medium agar dengan cara digoreskan dan diinkubasikan selama 24 jam pada suhu

35℃. Pembenihan pada media agar menjadi berwarna merah menyala dikarenakan

adanya pertumbuhan bakteri Escherichia coli (Ma’ruf, 2019).

Metode MPN menggunakan media cair di dalam tabung reaksi, dalam hal ini

perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung positif. Pengamatan tabung

positif dapat dilihat dengan mengamati terbentuknya kekeruhan, atau terbentuknya

gas pada tabung Durham untuk bakteri pembentuk gas. Umumnya untuk setiap

pengenceran digunakan 3 atau 5 rangkaian tabung. Semakin banyak tabung yang

digunakan dalam menghitung nilai MPN, akan menunjukkan tingkat akurasi yang

semakin tinggi. Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah

bakteri dalam sampel cair, meskipun dapat juga digunakan untuk contoh bentuk

padat dengan terlebih dahulu tersuspensi dengan perbandingan (1:10) contoh

berada dalam buffer. Kelompok bakteri yang dapat dihitung dengan metode MPN

juga bervariasi tergantung pada media yang digunakan untuk pertumbuhannya.

(Jiwintarum, 2017).

2.8.1 Prinsip Metode Most Probable Number (MPN)

Prinsip utama metode MPN adalah mengencerkan sampel sampai tingkat

tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas atau sesuai. Jika
15

ditanam dalam tabung menghasilkan frekuensi pertumbuhan yang positif jika ada

bakteri yang ditunjukan dengan tanda adanya gas didalam tabung durham. Semakin

besar jumlah sampel yang dimasukkan (semakin rendah jumlah pengenceran yang

dilakukan), maka semakin sering tabung positif yang muncul. Semakin kecil jumlah

sampel yang dimasukkan (semakin tinggi pengenceran yang dilakukan), maka

semakin jarang tabung positif yang muncul (Friedheim, 2017).

Pemeriksaan bakteriologi dengan metode MPN, terdiri dari Presumtive test (uji

penduga), Confirmative test (uji penegasan) dan Complimatory test (uji kepastian).

Media yang dapat digunakan untuk presumptive test yaitu Lauryl trytose broth, Mac

conkey broth, tetapi Lactose broth merupakan media yang paling sering digunakan.

Untuk Confirmative test digunakan media Brilliant Green Lactose Bile Broth

(BGLBB) dan untuk Complimatory test digunakan media Eosin Methylen Blue

Agar (EMBA) (Lestari, 2021).

Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah

unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam

sampel. Namun pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah

individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 Ml atau per gram. Jadi

misalkan terdapat nilai MPN 10/gram dalam sebuah sampel air, artinya dalam

sampel air tesebut diperkirakan setidaknya mengandung 10 Escherichia coli pada

setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN nya, maka air tersebut makin tinggi

kualitasnya, dan semakin layak minum. Metode MPN mempunyai limit

kepercayaan 95% sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN

terendah dan nilai MPN tertinggi (Dwidjosaputro, 2010).


16

2.8.2 Tiga Tahapan pada metode Most Probable Number (MPN)

Ada tiga tahapan pada metode Most Probable Number (MPN) yaitu sebagai

berikut:

1. Presumtive test (Uji Praduga)

Tes praduga dapat menunjukan adanya bakteri Escherichia coli berdasarkan

dari terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena fermentasi laktosa oleh

bakteri golongan Escherichia coli. Tingkat kekeruhan pada media laktosa

menandakan adanya zat asam. Gelembung udara pada tabung durham menandakan

adanya gas yang dihasilkan bakteri. Tabung dinyatakan positif jika terbentuk gas

sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam tabung durham. Kandungan bakteri

Escherichia coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan reaksi

positif terbentuk asam dan gas dan dibandingkan dengan table MPN. Metode MPN

dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba didalam contoh yang terbentuk gas

dalam tabung Durham menunjukan hasil negative. Jumlah tabung yang positif

dihitung pada masing-masing seri. Uji praduga dapat dihitung dengan melihat table

MPN (Willey, 2008).

Gambar 2.4 Hasil uji praduga adanya gas dan timbulnya kekeruhan pada sampel
(Nuria, 2009).
17

2. Comfirmative test (Uji Penegasan)

Tabung positif yang didapatkan dari uji praduga dilanjutkan dengan uji

penegas.Sampel positif yang menunjukan gas diinokulasi pada media Brillian

Green Lactose Bile Broth, kemudian inkubasi pada suhu 37℃ selama 48 jam.

Apabila dihasilkan gas, maka uji penegasan ini dinyatakan positif. Pernyataaan

hasil dari uji MPN Escherichia coli ini yaitu jumlah tabung yang positif gas dicatat

dan dirujuk ke tabel MPN. Angka yang diperoleh pada tabel MPN menyatakan

jumlah bakteri Escherichia coli dalam tiap gram/tiap ml sampel yang diuji (Willey,

2008).

Gambar 2.5 Hasil uji Penegasan (Nuria, 2009)

3. Complimatory test (Uji Pelengkap)

Uji pelengkap dilakukan dengan menginokulasikan koloni bakteri pada

medium agar dengan cara digoreskan dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu

35℃. Media yang digunakan adalah EMBA (Eosin Methylen Blue Agar).

Pembenihan pada media agar ini mengakibatkan media agar menjadi berwarna
18

merah menyala dikarenakan adanya pertumbuhan bakteri Escherichia coli (Willey,

2008).

Gambar 2.6 Hasil uji Pelengkap (Nuria, 2019).


BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep

Sampel susu kedelai sebanyak 5 botol

Identifikasi bakteri menggunakan metode


MPN (Most Probable Number) dengan konsentrasi lautan sampel
0,1 ppm, 0,01 ppm, 0,001 ppm

Presumtive test (Uji Praduga)

Postif Negatif

Comfirmative test (Uji Penegasan)

Postif Negatif

Complimatory test (Uji Pelengkap)

Postif mengandung Negatif mengandung


Escherichia coli Escherichia coli

Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian “Deteksi Bakteri Escherichia coli pada
minuman susu kedelai dengan metode MPN (Most Probable Number) yang dijual
di Pasar Kota Manado bagian Utara”

: Variabel bebas

: Variabel terikat

19
20

3.2 Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah penelitian eksperimental berskala laboratorium

dengan mendeteksi bakteri Escherichia coli pada susu kedelai yang dilakukan di

Laboratorium Mikrobiologi Universitas Muhammadiyah Manado.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi

Universitas Muhammadiyah Manado. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada

bulan Januari – Selesai.

3.4 Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas adalah sampel susu kedelai.

b. Variabel Terikat adalah Positif mengandung bakteri Escherichia coli dan

Negatif mengandung bakteri Escherichia coli.

3.5 Definisi Operasional

1. Kontaminasi biologi merupakan organisme yang hidup yang dapat menimbulkan

kontaminan dalam makanan, yang dapat menyebabkan cemaran makanan dan

dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Salah satu kontaminan biologi yang

sering dijumpai pada makanan yaitu bakteri Escherichia coli.

2. Escherichia coli adalah bakteri yang berasal dari tinja manusia atau hewan.

Bakteri ini dapat tertular kedalam makanan akibat perilaku penanganan yang

tidak higienis seperti pencucian alat yang tidak bersih, kesehatan para pengelola

dan pekerja, serta penggunan air pencuci yang tidak mengandung bakteri.

3. Higienis adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

kebersihan subjeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk

melindungi kebersihan tangan.


21

3.6 Populasi

Populasi yang digunakan adalah susu kedelai yang di ambil dari pasar Kota

Manado bagian Utara yang mencakup lima Kecamatan yaitu, Kecamatan

Tuminting, Kecamatan Singkil, Kecamatan Bunaken, Kecamatan Bunaken

Kepulauan dan Kecamatan Mapanget.

3.7 Sampel

Sampel yang digunakan yaitu susu kedelai yang diambil dari masing-masing

Kecamatan sebanyak 5 botol atau plastik.

3.8 Instrumen Penelitian


3.8.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, vortex, tabung reaksi, rak

tabung reaksi, botol media, gunting, tabung durham, jarum ose, bunsen, pH meter,

timbangan analitik, pipet ukur 1 ml, 2 ml, 5 ml, dan 10, lemari steril, lemari

pendingin, inkubator, oven, autoklaf, alumunium foil.

3.8.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Sampel (susu kedelai),

aquades, LB (Lactose broth), BGLBB (Brilliant Green Lactose Bile Broth) dan

EMBA (Eosin Methylen Blue Agar).

3.9 Prosedur Kerja


3.9.1 Sterilisasi Alat
Alat-alat kaca berupa gelas beker, gelas ukur dan tabung reaksi dicuci bersih

terlebih dahulu lalu dikeringkan dan disterilisasi menggunakan autoklaf dengan

tekanan 2 atm dan suhu 121⁰C selama 15 menit. Semua alat yang akan di sterilkan

ke dalam oven di bungkus terlebih dahulu dengan alumunium foil. Kemudian

dimasukan ke dalam oven selama 1 jam pada suhu 150⁰C (Agustin, 2019).
22

3.9.2 Pembuatan Media

1. Media Lactose Broth (LB)

Menimbang media LB sebanyak 13 g dan dilarutkan dalam 500 ml aquades,

Melarutkan kedalam erlenmeyer, lalu digojok sampai larut. Memipet masing-

masing 10 ml di dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham. Menutupi tabung

reaksi dengan kapas 34 i. Media disterilkan pada autoklaf pada suhu 121ºC selama

kurang lebih 15 menit (Alfiyah, 2016).

2. Media Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLBB)

Menimbang 20 gram media BGLBB dalam Erlenmeyer 500 ml kemudian

dilarutkan dengan aquadest dicukupkan volumenya sampai 500 ml, kemudian

dihomogenkan hingga larut dimasukan ke dalam autoklaf untuk disterilkan pada

suhu 121℃ selama 15 menit didinginkan dan disimpan dalam lemari pendingin.

3. Media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) (Alfiyah, 2016).

Media EMBA ditimbang sebanyak 1,5 gram, lalu dimasukkan ke dalam gelas

beker yang telah berisi 40 ml akuades, kemudian panaskan pada hotplate selama 15

menit 150˚C. Setelah itu masukkan ke dalam tabung erlenmeyer 250 ml, dan tutup

dengan kapas. Kemudian sterilisasi di autoklaf selama 1-2 jam, kemudian tuang

media kedalam cawan petri kurang lebih 20 ml dan dinginkan, bila telah mengeras

masukkan kedalam kulkas bersuhu 3˚C (Alfiyah, 2016).

3.9.3 Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel susu kedelai diambil di pasar kota Manado bagian utara.

Susu kedelai diambil sebanyak 5 botol, 3 botol dari modern market (pasar

swalayan) dan 2 botol diambil dari pasar tradisional, kemudian dibawa ke

Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Manado, untuk dianalisis cemaran bakteri Escherichia coli.


23

3.9.4 Penyiapan Sampel


Sampel sebanyak 10 ml diambil dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang

berisikan 90 ml aquades. Sebanyak 1 ml diambil dan dimasukkan ke dalam tabung

reaksi yang berisikan 9 ml aquades sebagai pengenceran 0,1 ppm kemudian

dihomogenkan menggunakan homogenizer, selanjutnya dibuat pengenceran 0,01

ppm dan 0,001 ppm dengan cara yang sama (Agustin, 2019).

3.9.5 Pengujian MPN (Most Probable Number)


1. Presumtive test (Uji praduga)
Sampel hasil pengenceran 0,1 ppm, 0,01 ppm dan 0,001 ppm diambil sebanyak

1 ml dan masing-masing dimasukkan ke dalam 3 tabung yang berisi 9 ml media

Lactose Broth (LB). Selanjutnya setiap tabung yang berisi sampel diinkubasi

selama 24-48 jam dengan suhu 37⁰C. Setelah diinkubasi jumlah tabung yang

terdapat gas diamati dan dicatat (Agustin, 2019).

2. Comfirmatory test (Uji penegasan)

Dari setiap tabung yang menunjukan gas postif pada uji praduga dikocok dan

masing-masing diambil 1-2 ose, kemudian diinokulasi pada suhu 37℃ selama 24-

48 jam, kemudian amati terbentuknya asam dan gas pada tabung durham. Adanya

asam dan gas disebabkan karena fermentasi laktosa oleh Escherichia coli. Asam

dilihat dari perubahan warna hujau pekat dan gas dapat dilihat dalam tabung

durham berupa gelembung udara, kemudian catat tabung BGLBB yang postif dan

hasilnya dirujuk ke tabel MPN (Romadhon, 2019).

3. Complementory test (Uji kepastian)

Ditanam 1-2 ose biakan yang positif pada Beilliant Green Lactose Bile Broth

(BGLBB) ke pembenihan Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) dalam cawan petri,
24

Kemudian diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37℃, Diamati dan pilih koloni

yang berwarna menyala (Romadhon, 2019).

3.10 Analisis Data


Analisis data dilakukan dengan mendeskripsikan data kuantitatif dan hasil

pengujian berupa terbentuknya kekeruhan, atau terbentuknya gas pada tabung

Durham untuk bakteri pembentuk gas kemudian dibandingkan dengan tabel MPN

pada tabel 3.1.

3.11 Tabel MPN (Most Probable Number)

Tabel 3.1 Tabel MPN untuk 3 seri tabung (Blodgett, 2006).


25

Tabel MPN (Most Probable Number) untuk 3 seri tabung dengan

pengenceran yang digunakan 0,1 ppm, 0,01 ppm, 0,001 ppm digunakan sebagai

standar batas cemaran Escherichia coli pada makanan atau minuman dimana ketika

pada pengujian akhir terbentuk kekeruhan atau terbentuknya gas pada tabung

durham untuk bakteri pembentuk gas harus dibandingkan dengan tabel MPN untuk

mengetahui berapa banyak Escherichia coli yang terdapat padan makanan atau

minuman tersebut.

3.12 Perhitungan MPN (Most Probable Number)

1
Nilai MPN = Nilai MPN tabel × 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ

Contoh :

1
Nilai MPN = Nilai MPN tabel × 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ
1
= 21 × 0,01

= 21 × 100

= 2100 MPN/gram/mL
DAFTAR PUSTAKA

Alifyah, N. 2016. Identifikasi Bakteri Escherichia coli Pada Susu Kedelai yang
dijual Di Toko-toko Desa Sumobito Jombang. Karya Tulis Ilmiah. Jombang
: Program studi D3 Analis kesehatan STIKES Insan Cendekia Medika
Jombang
Amanda, B. 2008. Writing an Effective Literature Review. Toronto : University
Health Network
Balia, D.W., dkk. 2010. Uji Cemaran Mikroba Dalam Susu Kedelai Tanpa Merk Di
Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh Secara Total Plate Count (TPC).
Banda Aceh : Akademi Analis Farmasi dan Makanan Banda Aceh
Blodgett, R. 2006. Most Probable number from Serial Dilution. India : Food and
Drug Administration
BPOM RI. 2006. Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat, Badan
Pengawasan obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta
Dedy, M., dkk. 2019. Escherichia coli Pada Cincau Hitam Di pasar Katangka Kota
Makassar. Makassar : Jurusan Farmasi Stikes Pelamonia Kesdam
VII/Wirabuana
Dhafin, A.A. 2017. Analisis Cemaran Bakteri Coliform Escherichia coli Pada
Bubur Bayi Home Industry Di kota Malang Dengan Metode TPC dan MPN.
Skripsi. Malang : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Dini, A., dkk. 2019. Angka Paling Mungkin (Most Probable Number). Pontianak :
Program Studi Biologi Universitas Tanjungpura
Febrina, F. 2018. Analisis Kandungan Total Coliform Pada air Galon Konsumen
Domestik Terhadap Higiene Sanitasi Perorangan Di Kecamatan Pauh Kota
Padang. Skripsi. Padang : Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas
Joanne, M.W., dkk. 2008. Prescott Microbiology : Prescott, Harley, and Klein's
Microbiology. Malaysia : Higher Education
Lestari, P. 2021. Identifikasi Bakteri Escherichia coli Pada jajanan Saus Cilok yang
dijual di Area Sekitar Kampus Stikes Muhammadiyah Manado Menggunakan
Metode MPN (Most Probable Number). Karya Tulis Ilmiah. Manado :
Program studi D3 Farmasi STIKES Muhammadiyah Manado
Maulita, C.N., dkk. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Jarak
Pagar (Jatropha curcas L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC
25923, Escherichia coli ATCC 25922, dan Salmonella typhi ATCC 1408.
Jurnal. Yogyakarta : Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Mazumder, A.R and Anjuman, A.B. 2016. Soymilk as source of Nutrient for
Malnourished Population of Developing Country A Review. Bangladesh :
Faculty of Agricultural Engineering and Technology Bangladesh Agricultural
University
Rachma, K.N., dkk. 2020. Calculation of Coliform Number Using Most Probable
number (MPN) Methods on Soy milk Sold in Pogot Area of Surabaya. Jurnal.
Surabaya : Health Analyst Universitas Muhammadiyah Surabaya
Rajni, K. and Arif, A.B. 2015. The Benefits of Consuming Soya Milk A Review.
Jurnal. Uttar Pradesh : Departemen of Agricultural Instittute of Technology
India

26
27

Reni, Y., dkk. 2017. Cemaran Bakteri Gram negatif Pada Jajanan Siomay Di Kota
Kendari. Jurnal. Kendari : Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes
Kendari
Ricca, M. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Lamtoro (Leucaena
Leucocephala) Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kedelai
(Glycine max) var Grobogan. Skripsi. Yogyakarta : Program studi Pendidikan
Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Rini, C.S., dan Rohmah, J. 2020. Bakteriologi Dasar : Buku ajar mata kuliah
Bakteriologi Dasar. Sidoarjo : UMSIDA Press
Romadhon, Z. 2016. Identifikasi Bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp Pada
Siomay yang Dijual Di Kantin SD Negeri Di Kelurahan Pisangan, Cirendeu,
dan Cempaka Putih. Laporan Penelitian. Jakarta : Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Roostita, L.B. 2010. Jumlah Bakteri Total dan Koliform Pada Susu Segar
Peternakan Sapi Perah Rakyat dan Susu Pasteurisasi Tanpa Kemasan Di
Pedagang Kaki Lima. Jurnal. Bogor : Fakultas Peternakan Universitas
Padjajaran
SNI 01-3830. 1995. Susu Kedelai : Dewan Standardisasi Nasional. Jakarta
SNI 7388. 2009. Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dalam Pangan : Badan
Standardisasi Nasional. Jakarta
Soumitra, B., dkk. 2019. Review on Soy Milk and Other Soy Milk Based Products.
Journal. Karnataka : Departement of Agricultural and food Engineering
Instittut of Technology India
Winiati, P.R., Siti, N., dan Ema, K. 2018. Escherichia coli : Patogenitas, Analisis,
dan Kajian Resiko. Kota Bogor : IPB Press
Wisnu, C. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan : Bahan Tambahan pangan. 1 st Ed.
Jakarta : Bumi Aksara
Yunan, J., dkk. 2017. Most Probable Number (MPN) Coliform Dengan Variasi
Volume Media Lactose Broth Single Strength (LBSS) dan Lactose Broth
Double Strength (LBDS). Mataram : Program studi Analisis Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Mataram

Anda mungkin juga menyukai