FIX PROPOSAL Revisi Bunda Dan BpkFatur I WAYAN EKA WILIYANA
FIX PROPOSAL Revisi Bunda Dan BpkFatur I WAYAN EKA WILIYANA
Diajukan Oleh:
Diajukan Oleh:
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Diajukan Oleh:
Pembimbing I
Pembimbing II
ii
DAFTAR ISI
iii
3.5 Definisi Operasional.................................................................................... 20
3.6 Populasi ....................................................................................................... 21
3.7 Sampel ......................................................................................................... 21
3.8 Instrumen Penelitian.................................................................................... 21
3.8.1 Alat…………………………………………………………………… 21
3.8.2 Bahan………………………………………………………………….21
3.9 Prosedur Kerja ............................................................................................. 21
3.9.1 Sterilisasi Alat………………………………………………………... 21
3.9.2 Pembuatan Media…………………………………………………….. 22
3.9.3 Pengambilan Sampel…………………………………………………. 22
3.9.4 Penyiapan Sampel……………………………………………………. 23
3.9.5 Pengujian MPN (Most Probable Number)…………………………… 23
3.10 Analisis Data ............................................................................................. 24
3.11 Tabel MPN (Most Probable Number) ...................................................... 24
3.12 Perhitungan MPN (Most Probable Number)……………………………..26
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..……….27
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Susu kedelai adalah minuman yang diperoleh dari sari kedelai, yang kaya akan
nutrisi. Susu kedelai bukan suatu obat, tetapi minuman tambahan yang dapat
menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat sehingga tidak mudah terserang penyakit.
Bahan baku yang digunakan adalah biji kedelai, dan sebagai tambahannya
digunakan pemanis dan pengaroma. Protein susu kedelai memiliki susunan asam
amino yang hampir sama dengan susu sapi sehingga susu kedelai dapat digunakan
sebagai pengganti susu sapi bagi orang yang alergi terhadap protein hewani
(Cahyadi, 2007).
Saat ini banyak beredar minuman susu kedelai kemasan plastik di pasaran. Pada
Minuman susu kedelai kemasan plastik tidak terdaftar di BPOM sehingga belum
diketahui apakah sudah memenuhi SNI atau belum. Berdasarkan SNI 01-3830-
1995 tentang susu kedelai meliputi penyesuaian pH, sifat organoleptik, kadar
protein, dan total mikroba. Berdasarkan SNI 7388:2009 tentang susu kedelai batas
maksimum cemaran Escherichia coli pada susu kedelai yaitu < 3/ml. Beredarnya
susu kedelai yang melewati batas maksimum cemaran bakteri yang dijual dan tidak
memenuhi nutrisi dan keamanan akan dapat merugikan konsumen (Alfiyah, 2016).
Salah satu kontaminan biologi yang paling sering dijumpai pada makanan
merupakan bakteri yang bersifat patogen penyebab gejala diare, demam, kram perut
dan muntah-muntah. Para penjual yang menjajakan makanan mungkin saja tidak
memiliki latar belakang pendidikan yang memadai terutama dalam hal higienis dan
1
2
mengandung bakteri total pada susu kedelai adalah 3,70x106 CFU/ml, sedangkan
dari susu kedelai tanpa lebel di pedagang kaki lima diperoleh jumlah bakteri total
3,45x106 CFU/ml. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri total pada susu kedelai
ternyata melebihi batas maksimum cemaran yang ditetapkan oleh SNI 01-3830-
1995 yaitu 1x106 CFU/ml baik dari pengolahan rakyat skala industri rumah tangga
maupun dari pedagang kaki lima. Penelitian lain yang dilakukan oleh Helpida.,dkk
produk rumah tangga yang dijual di Gedung Olahraga Haji Agus Salim Padang,
dari 5 sampel susu kedelai yang diperiksa hanya 40% yang layak untuk diminum
sedangkan 60% tidak layak untuk diminum, disebabkan karena susu kedelai
Kualitas Air, yaitu kandungan Escherichia coli dan total koliform sebesar 0/100 ml
sampel. Sedangkan salah satu syarat susu yang aman untuk dikonsumsi yakni
Metode MPN adalah singkatan dari Most Probable Number yaitu jumlah
perkiraan terdekat. Pemerikasaan bakteri pada metode ini menggunakan media cair
yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah diinkubasi pada suhu dan
3
waktu tertentu. Ditandai oleh timbulnya kekeruhan, dan terbentuknya gas. Metode
MPN memiliki kelebihan antara lain akurasi lebih tepat dengan memperbanyak
cukup besar dibanding plate count, sensitivitas umumnya cenderung lebih baik
pada konsentrasi mikroorganisme yang sedikit dari pada plate count, jika medium
spesifik yang sesuai dengan pertumbuhan bakteri target dapat dibuat maka
berjudul “Deteksi bakteri Escherichia coli pada minuman susu kedelai dengan
metode MPN (Most Probable Number) yang dijual di pasar Kota Manado bagian
utara”.
mengenai setiap tahap proses identifikasi bakteri Escherichia coli pada susu kedelai
penyakit.
penyakit.
3. Bagi Peneliti
setiap tahap proses identifikasi bakteri Escherichia coli pada minuman susu
Tanaman kedelai diduga berasal dari dataran Cina. Tanaman kedelai tumbuh di
daerah pegunungan Cina bagian tengah dan barat, serta dataran rendah sekitarnya.
Manshukuo menyebar ke daerah Mansyuria dan Jepang (Asia Timur) serta negara-
Kedelai yang masih merupakan tanaman palawijaya ini memiliki manfaat yang
sangat kompleks, untuk tubuh (kesehatan) dan untuk industri. Kedelai adalah bahan
dasar dari pembuatan tahu, tempe kedelai dan diolah menjadi susu bubuk,
kandungan yang tersedia pun hampir mencakupi kebutuhan kandungan gizi yang
yang terbuat dari fermentasi kacang kedelai. Susu kedelai adalah emulsi yang stabil,
yang dianggap sebagai makanan pokok Asia. Kacang kedelai yang direndam
5
6
kedelainya. Minuman ini merupakan cairan pucat yang kaya akan protein dan
nutrisi dengan atau tanpa menambahkan bahan tambahan lainnya. Salah satu
keunggulan susu kedelai dibandingkan susu sapi adalah susu ini tidak mengandung
Susu kedelai kaya akan vitamin dan mineral, juga sangat ekonomis, bebas
laktosa dan sangat mudah dicerna. Susu kedelai bebas kolesterol dengan kandungan
lemak yang sangat rendah dan kaya akan asam lemak tak jenuh fosfolipid, terutama
lesitin dan asam linolenat. Selain itu, susu kedelai juga mengandung lemak,
karbohidrat, fosfor, zat besi, provitamin A, vitamin B kompleks kecuali B12 (Nisaa,
2020).
Susu kedelai yang diproses dengan benar dan turunannya menawarkan banyak
manfaat kesehatan. Pada tahun 1999, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
menyetujui klaim kesehatan untuk efek penurun kolesterol dari protein kedelai,
sebagian besar didasarkan pada meta-analisis dari 38 uji klinis yang melaporkan
selama 18 jam dalam air hangat untuk menghasilkan rasio kacang:air (1:3). Selama
7
perendaman kacang kedelai pada suhu kamar, larutan natrium bikarbonat 0,5-1%
juga digunakan. Kacang kemudian dikeringkan, dibilas dengan air minum dan
direbus selama 5 menit dalam air mendidih. Kacang dikeringkan, dikupas kulitnya
dan digiling dengan air minum dalam blender. Bubur yang dihasilkan disaring
melalui kain muslin dan ekstrak (susu) yang diperoleh direbus selama 15 menit
(Banerjee, 2019).
Sejumlah penelitian ilmiah baru-baru ini telah meneliti perbedaan antara susu
sapi dan susu kedelai perbedaan komposisi lemak, protein dan gula telah diamati
dan perbedaan ini mungkin menjelaskan mengapa orang menganggap susu kedelai
lebih mudah dicerna dan cenderung menyebabkan gejala tipe intoleran. Lemak
dalam susu sapi berukuran lebih kecil daripada susu kedelai dan ini dapat membuat
susu kedelai lebih mudah dicerna. Selain itu, konsumsi susu kedelai terbukti
manusia maupun hewan. Bakteri ini merupakan bakteri yang dapat tumbuh pada
keadaan aerob maupun anaerob yang sering dijumpai. Escherichia coli merupakan
bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek (coccobasil) dengan ukuran 0,4-0,7
8
nm, bersifat motil (dapat bergerak), tidak memiliki nucleus, tidak berspora, positif
sebagai berikut:
Kingdom : Procaryotae
Divisi : Gacilicutes
Kelas : Scotobacteria
Ordo : Eubacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Escherichia coli dikenal sebagai bakteri indikator sanitasi dan higienis, yaitu
rendahnya tingkat sanitasi yang diterapkan. Keberadaan bakteri ini sering dikaitkan
dengan adanya kontaminasi yang berasal dari kotoran (feses), karena Escherichia
coli pada umumnya adalah bakteri yang hidup pada usus manusia maupun hewan
9
sehingga keberadaan bakteri tersebut pada air atau pangan menunjukkan adanya
makanan yang penyimpanan nya kurang baik, adanya kandungan gizi dan pH yang
mendekati netral merupakan medium yang baik untuk pertumbuhannya seperti pada
daging dan makanan jajanan serta dapat menyebabkan Intoksidasi yang disebabkan
oleh gangguan bakteri Escherichia coli memiliki beberap gejala pada gangguan
2021).
terkontaminasi oleh kotoran manusia dan hewan karena mudah dilihat secara
pencemaran kotoran dan kondisi buruk untuk air, makanan dan minuman susu.
adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan toksik yang berbahaya bagi
berikut:
pada wanita muda. Gejala atau tanda-tanda antara lain, sering kencing, kencing
10
berdarah, nyeri saat buang air kecil, nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi
2. Diare
Diare paling banyak ditemukan yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli.
Bakteri ini dapat diklasifikasikan dengan ciri khas sifat-sifat virulensinya, dan
jenis ini penyebab penting diare pada bayi. Enterotoksigenik Escherichia coli
(ETEC) diare wisatawan atau yang dikenal jiuga sebagai traveler diarrhea adalah
gangguan pencernaan yang menyebabkan diare dan keram perut, ketika berkunjung
atau setelah berkunjung ke daerah atau negara lain. Eteroinvasif Escherichia coli
verocytoxyn atau racun yang diproduksi oleh Escherichia coli, yaitu protein yang
terdiri dari dua sub unit. Verotoksin adalah racun bakteri yang diproduksi oleh
diare akut dan kronik pada masyarakat yang diderita (Lestari, 2021).
3. Sepsis
Escherichia coli dapat memasuki aliran darah dan meyebabkan sepsis. Sepsis
sendiri ialah komplikasi berbahaya akibat infeksi. Komplikasi infeksi tersebut dapat
organ. Kedua hal ini dapat menimbulkan kematian. Salah satu gejala dari sepsis
4. Meningitis
Escherichia coli dan Streptokokus adalah penyebab utama meningitis pada bayi.
Meningitis sendiri adalah radang selaput otak dan sumsum tulang belakang yang
disebabkan oleh infeksi. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini antara lain, sakit
Escherichia coli umum hidup di dalam saluran pencernaan manusia atau hewan.
Secara fisiologi, Escherichia coli memiliki kemampuan untuk bertahan hidup pada
kondisi lingkungan yang sulit. Escherichia coli tumbuh dengan baik di air tawar,
air laut, atau di tanah. Pada kondisi tersebut Escherichia coli terpapar lingkungan
Bakteri Escherichia coli dapat tumbuh pada suhu sekitar 37⁰C hingga 44⁰C
tetapi lebih optimal pada suhu antara 35⁰C – 37⁰C pH optimal 7 – 7,5. Bakteri
Escherichia coli dapat tumbuh pada beberapa media seperti Lactose Broth, Endo
agar, Mac Conkay agar, dan Eosin Methylen Blue agar. Selain itu bakteri ini juga
dapat tumbuh pada media Sulfide Indol Motolity (SIM), sehingga dapat diketahui
bersifat motil dan mengasilkan indol. Bakteri ini bersifat sangat membutuhkan
oksigen. Pada media koloni Escherichia coli terlihat berwarna kilap logam. Selain
itu, Escherichia coli dapat hidup ditempat lembab, relatif sensitif terhadap panas,
dan akan mati dengan proses pemasakan makanan dengan suhu yang relatif tinggi
(Romadhon, 2016).
Bakteri Gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna gram A
yang mengandung zat warna kistal violet pada saat proses pewarnaan gram
12
terdapat senyawa yang disebut asam teikhoat. Bakteri Gram positif lebih rentan
(Peptidoglikan). Bakteri gram positif tersusunan lebih sederhana terdiri atas 2 lapis
a. Struktur dinding sel tebal sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal (monolayer).
b. Dinding sel sebagian besar tersusun dari peptidoglikan dan sebagian lagian
Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
kristal violet pada saat pewarnaan gram sehingga akan berwarna merah bila diamati
dengan mikroskop atau merah muda, karena warna ungu dapat dilunturkan
kemudian mengikat cat Gram D sebagai warna kontras contohnya Escherichia coli,
bakteri ini lebih kompleks terdiri atas 3 lapis namun lapisan peptidoglikan tipis
(Rini, 2020).
13
a. Komposisi dinding sel yang tipis sekitar 10-15 nm terdiri dari kandungan lipid
permeabel.
pada medium cair spesifik dalam seri tabung yang ditanam dari sampel padat atau
terdekat. Metode MPN memiliki metode lanjutan yaitu uji penduga uji penguat dan
uji pelengkap yaitu pada uji penduga dimana sampel dicampurkan dengan media
lactose broth (LB) lalu di sterilkan dalam erlemeyer, dan di masukkan sampel
0,01 ppm, 0,001 ppm tetesi media Bromtimol Blue (BTB) sebanyak 3 tetes dan
masukkan tabung durham kocok dan inkubasi 1x24 jam setelah diinkubasi dan di
amati bila warna medium berubah hijau menjadi kuning dan ada gas dalam tabung
durham maka positif terdapat bakteri Escherichia coli. Lalu setelah itu dilanjutkn
dengan uji penguat Siapkan medium Eosin Methylen Biru Agar (EMBA) steril
dalam erlemeyer Tuangkan medium Eosin methylene Biru Agar (EMBA) pada
cawan petri dengan memanaskan tepi cawan terlebih dahulu, diamkan hingga
14
medium berbetuk agar Panaskan ose bulat terlebih dahulu kemudian masukkan
dalam tabung reaksi yang berisi sampel cincau hitam lalu goreskan pada cawan
petri secara tipis dan merata, merata kemudian inkubasi pada suhu 37º C, pada 1 x
24 jam pertama, amati perubahan yang terjadi yaitu reaksi positif apa bila terdapat
koloni yang berwarna hijau metalik maka positif terdapat bakteri Escherichia coli.
medium agar dengan cara digoreskan dan diinkubasikan selama 24 jam pada suhu
35℃. Pembenihan pada media agar menjadi berwarna merah menyala dikarenakan
Metode MPN menggunakan media cair di dalam tabung reaksi, dalam hal ini
gas pada tabung Durham untuk bakteri pembentuk gas. Umumnya untuk setiap
digunakan dalam menghitung nilai MPN, akan menunjukkan tingkat akurasi yang
bakteri dalam sampel cair, meskipun dapat juga digunakan untuk contoh bentuk
berada dalam buffer. Kelompok bakteri yang dapat dihitung dengan metode MPN
(Jiwintarum, 2017).
tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas atau sesuai. Jika
15
ditanam dalam tabung menghasilkan frekuensi pertumbuhan yang positif jika ada
bakteri yang ditunjukan dengan tanda adanya gas didalam tabung durham. Semakin
besar jumlah sampel yang dimasukkan (semakin rendah jumlah pengenceran yang
dilakukan), maka semakin sering tabung positif yang muncul. Semakin kecil jumlah
Pemeriksaan bakteriologi dengan metode MPN, terdiri dari Presumtive test (uji
penduga), Confirmative test (uji penegasan) dan Complimatory test (uji kepastian).
Media yang dapat digunakan untuk presumptive test yaitu Lauryl trytose broth, Mac
conkey broth, tetapi Lactose broth merupakan media yang paling sering digunakan.
Untuk Confirmative test digunakan media Brilliant Green Lactose Bile Broth
(BGLBB) dan untuk Complimatory test digunakan media Eosin Methylen Blue
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah
unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam
sampel. Namun pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah
individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 Ml atau per gram. Jadi
misalkan terdapat nilai MPN 10/gram dalam sebuah sampel air, artinya dalam
setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN nya, maka air tersebut makin tinggi
kepercayaan 95% sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN
Ada tiga tahapan pada metode Most Probable Number (MPN) yaitu sebagai
berikut:
dari terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena fermentasi laktosa oleh
menandakan adanya zat asam. Gelembung udara pada tabung durham menandakan
adanya gas yang dihasilkan bakteri. Tabung dinyatakan positif jika terbentuk gas
sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam tabung durham. Kandungan bakteri
Escherichia coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan reaksi
positif terbentuk asam dan gas dan dibandingkan dengan table MPN. Metode MPN
dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba didalam contoh yang terbentuk gas
dalam tabung Durham menunjukan hasil negative. Jumlah tabung yang positif
dihitung pada masing-masing seri. Uji praduga dapat dihitung dengan melihat table
Gambar 2.4 Hasil uji praduga adanya gas dan timbulnya kekeruhan pada sampel
(Nuria, 2009).
17
Tabung positif yang didapatkan dari uji praduga dilanjutkan dengan uji
Green Lactose Bile Broth, kemudian inkubasi pada suhu 37℃ selama 48 jam.
Apabila dihasilkan gas, maka uji penegasan ini dinyatakan positif. Pernyataaan
hasil dari uji MPN Escherichia coli ini yaitu jumlah tabung yang positif gas dicatat
dan dirujuk ke tabel MPN. Angka yang diperoleh pada tabel MPN menyatakan
jumlah bakteri Escherichia coli dalam tiap gram/tiap ml sampel yang diuji (Willey,
2008).
medium agar dengan cara digoreskan dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu
35℃. Media yang digunakan adalah EMBA (Eosin Methylen Blue Agar).
Pembenihan pada media agar ini mengakibatkan media agar menjadi berwarna
18
2008).
Postif Negatif
Postif Negatif
Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian “Deteksi Bakteri Escherichia coli pada
minuman susu kedelai dengan metode MPN (Most Probable Number) yang dijual
di Pasar Kota Manado bagian Utara”
: Variabel bebas
: Variabel terikat
19
20
dengan mendeteksi bakteri Escherichia coli pada susu kedelai yang dilakukan di
2. Escherichia coli adalah bakteri yang berasal dari tinja manusia atau hewan.
Bakteri ini dapat tertular kedalam makanan akibat perilaku penanganan yang
tidak higienis seperti pencucian alat yang tidak bersih, kesehatan para pengelola
dan pekerja, serta penggunan air pencuci yang tidak mengandung bakteri.
kebersihan subjeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk
3.6 Populasi
Populasi yang digunakan adalah susu kedelai yang di ambil dari pasar Kota
3.7 Sampel
Sampel yang digunakan yaitu susu kedelai yang diambil dari masing-masing
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, vortex, tabung reaksi, rak
tabung reaksi, botol media, gunting, tabung durham, jarum ose, bunsen, pH meter,
timbangan analitik, pipet ukur 1 ml, 2 ml, 5 ml, dan 10, lemari steril, lemari
3.8.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Sampel (susu kedelai),
aquades, LB (Lactose broth), BGLBB (Brilliant Green Lactose Bile Broth) dan
tekanan 2 atm dan suhu 121⁰C selama 15 menit. Semua alat yang akan di sterilkan
dimasukan ke dalam oven selama 1 jam pada suhu 150⁰C (Agustin, 2019).
22
masing 10 ml di dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham. Menutupi tabung
reaksi dengan kapas 34 i. Media disterilkan pada autoklaf pada suhu 121ºC selama
suhu 121℃ selama 15 menit didinginkan dan disimpan dalam lemari pendingin.
Media EMBA ditimbang sebanyak 1,5 gram, lalu dimasukkan ke dalam gelas
beker yang telah berisi 40 ml akuades, kemudian panaskan pada hotplate selama 15
menit 150˚C. Setelah itu masukkan ke dalam tabung erlenmeyer 250 ml, dan tutup
dengan kapas. Kemudian sterilisasi di autoklaf selama 1-2 jam, kemudian tuang
media kedalam cawan petri kurang lebih 20 ml dan dinginkan, bila telah mengeras
Susu kedelai diambil sebanyak 5 botol, 3 botol dari modern market (pasar
ppm dan 0,001 ppm dengan cara yang sama (Agustin, 2019).
Lactose Broth (LB). Selanjutnya setiap tabung yang berisi sampel diinkubasi
selama 24-48 jam dengan suhu 37⁰C. Setelah diinkubasi jumlah tabung yang
Dari setiap tabung yang menunjukan gas postif pada uji praduga dikocok dan
masing-masing diambil 1-2 ose, kemudian diinokulasi pada suhu 37℃ selama 24-
48 jam, kemudian amati terbentuknya asam dan gas pada tabung durham. Adanya
asam dan gas disebabkan karena fermentasi laktosa oleh Escherichia coli. Asam
dilihat dari perubahan warna hujau pekat dan gas dapat dilihat dalam tabung
durham berupa gelembung udara, kemudian catat tabung BGLBB yang postif dan
Ditanam 1-2 ose biakan yang positif pada Beilliant Green Lactose Bile Broth
(BGLBB) ke pembenihan Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) dalam cawan petri,
24
Kemudian diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37℃, Diamati dan pilih koloni
Durham untuk bakteri pembentuk gas kemudian dibandingkan dengan tabel MPN
pengenceran yang digunakan 0,1 ppm, 0,01 ppm, 0,001 ppm digunakan sebagai
standar batas cemaran Escherichia coli pada makanan atau minuman dimana ketika
pada pengujian akhir terbentuk kekeruhan atau terbentuknya gas pada tabung
durham untuk bakteri pembentuk gas harus dibandingkan dengan tabel MPN untuk
mengetahui berapa banyak Escherichia coli yang terdapat padan makanan atau
minuman tersebut.
1
Nilai MPN = Nilai MPN tabel × 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ
Contoh :
1
Nilai MPN = Nilai MPN tabel × 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ
1
= 21 × 0,01
= 21 × 100
= 2100 MPN/gram/mL
DAFTAR PUSTAKA
Alifyah, N. 2016. Identifikasi Bakteri Escherichia coli Pada Susu Kedelai yang
dijual Di Toko-toko Desa Sumobito Jombang. Karya Tulis Ilmiah. Jombang
: Program studi D3 Analis kesehatan STIKES Insan Cendekia Medika
Jombang
Amanda, B. 2008. Writing an Effective Literature Review. Toronto : University
Health Network
Balia, D.W., dkk. 2010. Uji Cemaran Mikroba Dalam Susu Kedelai Tanpa Merk Di
Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh Secara Total Plate Count (TPC).
Banda Aceh : Akademi Analis Farmasi dan Makanan Banda Aceh
Blodgett, R. 2006. Most Probable number from Serial Dilution. India : Food and
Drug Administration
BPOM RI. 2006. Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat, Badan
Pengawasan obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta
Dedy, M., dkk. 2019. Escherichia coli Pada Cincau Hitam Di pasar Katangka Kota
Makassar. Makassar : Jurusan Farmasi Stikes Pelamonia Kesdam
VII/Wirabuana
Dhafin, A.A. 2017. Analisis Cemaran Bakteri Coliform Escherichia coli Pada
Bubur Bayi Home Industry Di kota Malang Dengan Metode TPC dan MPN.
Skripsi. Malang : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Dini, A., dkk. 2019. Angka Paling Mungkin (Most Probable Number). Pontianak :
Program Studi Biologi Universitas Tanjungpura
Febrina, F. 2018. Analisis Kandungan Total Coliform Pada air Galon Konsumen
Domestik Terhadap Higiene Sanitasi Perorangan Di Kecamatan Pauh Kota
Padang. Skripsi. Padang : Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas
Joanne, M.W., dkk. 2008. Prescott Microbiology : Prescott, Harley, and Klein's
Microbiology. Malaysia : Higher Education
Lestari, P. 2021. Identifikasi Bakteri Escherichia coli Pada jajanan Saus Cilok yang
dijual di Area Sekitar Kampus Stikes Muhammadiyah Manado Menggunakan
Metode MPN (Most Probable Number). Karya Tulis Ilmiah. Manado :
Program studi D3 Farmasi STIKES Muhammadiyah Manado
Maulita, C.N., dkk. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Jarak
Pagar (Jatropha curcas L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC
25923, Escherichia coli ATCC 25922, dan Salmonella typhi ATCC 1408.
Jurnal. Yogyakarta : Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Mazumder, A.R and Anjuman, A.B. 2016. Soymilk as source of Nutrient for
Malnourished Population of Developing Country A Review. Bangladesh :
Faculty of Agricultural Engineering and Technology Bangladesh Agricultural
University
Rachma, K.N., dkk. 2020. Calculation of Coliform Number Using Most Probable
number (MPN) Methods on Soy milk Sold in Pogot Area of Surabaya. Jurnal.
Surabaya : Health Analyst Universitas Muhammadiyah Surabaya
Rajni, K. and Arif, A.B. 2015. The Benefits of Consuming Soya Milk A Review.
Jurnal. Uttar Pradesh : Departemen of Agricultural Instittute of Technology
India
26
27
Reni, Y., dkk. 2017. Cemaran Bakteri Gram negatif Pada Jajanan Siomay Di Kota
Kendari. Jurnal. Kendari : Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes
Kendari
Ricca, M. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Lamtoro (Leucaena
Leucocephala) Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kedelai
(Glycine max) var Grobogan. Skripsi. Yogyakarta : Program studi Pendidikan
Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Rini, C.S., dan Rohmah, J. 2020. Bakteriologi Dasar : Buku ajar mata kuliah
Bakteriologi Dasar. Sidoarjo : UMSIDA Press
Romadhon, Z. 2016. Identifikasi Bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp Pada
Siomay yang Dijual Di Kantin SD Negeri Di Kelurahan Pisangan, Cirendeu,
dan Cempaka Putih. Laporan Penelitian. Jakarta : Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Roostita, L.B. 2010. Jumlah Bakteri Total dan Koliform Pada Susu Segar
Peternakan Sapi Perah Rakyat dan Susu Pasteurisasi Tanpa Kemasan Di
Pedagang Kaki Lima. Jurnal. Bogor : Fakultas Peternakan Universitas
Padjajaran
SNI 01-3830. 1995. Susu Kedelai : Dewan Standardisasi Nasional. Jakarta
SNI 7388. 2009. Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dalam Pangan : Badan
Standardisasi Nasional. Jakarta
Soumitra, B., dkk. 2019. Review on Soy Milk and Other Soy Milk Based Products.
Journal. Karnataka : Departement of Agricultural and food Engineering
Instittut of Technology India
Winiati, P.R., Siti, N., dan Ema, K. 2018. Escherichia coli : Patogenitas, Analisis,
dan Kajian Resiko. Kota Bogor : IPB Press
Wisnu, C. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan : Bahan Tambahan pangan. 1 st Ed.
Jakarta : Bumi Aksara
Yunan, J., dkk. 2017. Most Probable Number (MPN) Coliform Dengan Variasi
Volume Media Lactose Broth Single Strength (LBSS) dan Lactose Broth
Double Strength (LBDS). Mataram : Program studi Analisis Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Mataram