Anda di halaman 1dari 7

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Portal Jurnal Elektronik Universitas Negeri Malang

SEJARAH LOKAL:
MENGENAL YANG DEKAT, MEMPERLUAS WAWASAN
Hariyono
Deputi Advokasi UKPPIP, Jakarta

Abstrak: Sejarah lokal sebagai salah satu tema sejarah menarik baik dalam proses
penelitian maupun pembelajaran di level pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi.
Demikian pula penelitian sejarah lokal dalam tataran akademis hingga pemenuhan
kebutuhan praktis hingga sejarah populer, membutuhkan keseriusan dan pendalaman dari
kita semua untuk mengemas dan mengembangkannya secara profesional. Hal ini akan
berimbas pada suatu pengharapan bahwa masyarakat bukan hanya menjadi penonton dan
penikmat masa lampau tetapi juga potensi untuk menjadi pelaku sejarah di masa kini dan
masa depan. Penulisan sejarah lokal seyogyanya dibuat lebih komunikatif. Tujuannya agar
kisah tersebut juga dapat dipahami oleh masyarakat luas, termasuk masyarakat di daerah
tersebut.

Kata-kata kunci: sejarah lokal, pelaku sejarah, penulisan sejarah

Abstract: Local history as a theme of history is interesting for the process of research and
teaching in any levels. The study of local history from academic and popular level needs our
seriousness and depth to package and to develop professionally. This will affect to a hope
that society are not only the audience and past target but also the potential to be the
historical actor at present and future. The writing of local history should be more
communicative. This aims that the story could be understood easily by the mass society,
including the locals.

Keywords: local history, historical actor, writing of history

Dalam kehidupan sehari-hari yang dekat tidak pemain kesebelasan yang mewakili keluharan
selalu dikenal dan dipahami lebih baik. kita dalam pertandingan antar kelurahan dalam
Perkembangan teknologi informasi dan perayaan kemerdekaan Indonesia. Kita justru
komunikasi membuat ruang dan waktu semakin kenal dan hafal dengan pemain-pemain
mampat dan dunia berjalan tunggang langgang. Barcelona, Real Madrid, Juventus, Chelsea dan
Kita sering lebih cepat tahu ”apa yang jauh di sebagainya. Teknologi informasi telah memberi
sana” dibanding dengan apa yang terjadi di peluang yang sangat intensif dan strategis dalam
sekitar lingkungan hidup kita. Apa yang kehidupan modern, termasuk dalam mengenal
terberitakan di belahan dunia yang secara sejarah dan lingkungan kita.
geografis sangat jauh dengan cepat dapat Kondisi yang agak mirip juga terjadi
terakses dalam hitungan detik atau menit. dalam pembelajaran sejarah. Kita sering lebih
Sebaliknya apa yang terjadi di sekitar kita tidak kenal dan tahu banyak tokoh perjuangan di level
terberitakan secara masif dan intensif. nasional, bahkan dapat menjelaskan peristiwa
Konsekuensi dari kondisi tersebut informasi sejarah dunia dengan baik. Kadang kita sering
yang kita miliki tidak selalu didasarkan pada gagap dan kurang mengenal peristiwa sejarah
sumber yang dekat secara geografis, misalnya yang terjadi di level lokal. Banyak di antara
kadang kita tidak tahu nama ketua RW, lurah sejarawan atau guru sejarah di Trenggalek,
atau camat dimana kita tinggal, tetapi kita justru Tulungagung dan Blitar yang mengenal Romo
kenal dan familiar dengan presiden nama Mangun, pendeta yang mendampingi
Presiden Amerika. Kita tidak tahu nama-nama masyarakat di Kali Code Yogyakarta. Namun

160
Hariyono, Sejarah Lokal… 161

banyak yang kurang kenal siapa Romo Logano. dikategorikan sebagai indicator dari kesadaran
Romo Logano adalah tokoh yang mengenalkan naïf. Mereka hidup dalam dualitas dimana men-
dan mendampingi masyarakat pesisir Selatan jadi itu identik dengan mengagumi dan me-
Blitar, Tulungagung dan Trenggalek menjadi nyerupai. Maksudnya mengagumi penjajah dan
nelayan. Kini namanya digunakan sebagai menyerupai sang penindas. Dampak ikutannya
nama salah satu penginapan di pantai Prigi tanpa sadar adalah ikut melestarikan mental
Trenggalek. Demikian pula banyak sejarawan inferioritas masyarakat pribumi yang seolah
dan guru sejarah di Malang yang kenal dan tidak memiliki prestasi apapun. Ketimpangan
memahami sepak terjang perjuangan Jenderal kekuasaan yang relevan dengan topik yang
Soedirman dalam Revolusi Nasional, namun dibahas tidak diungkapkan.
banyak yang kurang kenal dan paham sepak Dalam konteks semacam ini, pendapat
terjang Hamid Roesdi, salah satu tokoh Heidegger yang menyatakan bahwa sejarah
perjuangan pada era Revolusi Nasional di bukan sekedar apa yang terjadi di masa lampau
wilayah Malang Raya. Banyak diantara kita (Historie) melainkan juga suatu proses yang
yang tahu tempat-tempat wisata yang jauh dari sedang berlangsung, sejarah yang hidup,
lingungan kita dan kurang tahu lokasi wisata di (Geschichte) patut kita pertimbangkan dalam
sekitar kita. Dan, untungnya dengan mempelajari dan mengembangkan sejarah
meningkatnya wisata sebagai suatu bagian lokal. Khususnya yang terkait dengan sejarah
industri kreatif memberi dampak positif bagi lokal dalam proses pembelajaran kita berharap
penulisan sejarah lokal untuk tujuan wisata. tidak hanya jadi penonton dan penikmat masa
Kondisi ini tidak harus kita sikapi secara lampau melainkan juga potensial menjadi
berlebihan. Kita tidak harus berpikir dikotomis pelaku sejarah di masa kini dan masa depan.
dengan mempertentangkan antara yang lokal Menurut Karl Jaspers tanpa perspektif pada hari
dengan yang nasional atau dunia. Kurang depan pandangan kita terhadap masa yang telah
relevan lagi mendikotomikan antara sejarah lampau bersifat ’selesai’ dan ’lengkap’ dan itu
sebagai suatu yang bersifat ideografis, yang palsu. Kita akan mudah kehilangan perspektif
khusus, dengan ilmu lain yang bersifat yang disebutnya ”prognostic historical
nomotetik, yang umum. Pendekatan keilmuan thinking”, sesuatu yang akan memberikan
yang bersifat interdisipliner hingga pecerahan terhadap orientasi kehidupan ke
transdipslipiner lebih holistik dan mendalam depan (Jaspers, 1961:141) Menurut
dalam mendeskripsikan suatu topik, termasuk Soedjatmoko (1984:15), ”Pandangan kita
topik dalam sejarah lokal. mengenai sejarah, mempunyai pengaruh yang
Memang ada sebagian sejarawan yang tegas atas penghadapan bangsa Indonesia pada
terlalu asyik mendeskripsikan situs bangunan hari depannya dan dengan demikian, atas nasib
bersejarah dengan begitu detail sebagai bagian bangsa dan negara kita”. Untuk menjaga
dari sejarah lokal. Mereka lupa atau abai dimensi keindonesiaan di masa depan, dimana
dengan bagaimana proses pembangunan situs wilayah dan kebudayaan Indonesia yang
tersebut terjadi. Akibatnya, meminjam konsep beragam, memerlukan penjelasan dan
”pascakolonialisme” (Loomba, 2000:15) pemahaman yang lebih detail sekaligus
mereka abai dengan proses eksploitasi, beragam sebagai bahan rajutan kebhinekaan,
diskriminasi dan hegemoni yang dilakukan oleh sejarah lokal memiliki arti dan fungsi yang
kelompok tertentu dan kemudian tanpa sadar strategis.
mengagumi ”penanda” sang penakluk atau Untuk itu dalam tulisan ini, penulis akan
penjajah. Oleh Paulo Fraire sikap tersebut dapat lebih fokus bagaimana peluang
162 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kesebelas, Nomor 2, Desember 2017

mengembangkan sejarah lokal dalam dimensi konteks dan ruang tertentu yang kadang sulit
perspektif yang dimungkinkan relevan dengan dibedakan aspek mana yang diharapkan
kebutuhan masyarakat ke depan. Tulisan akan (intended result) dan aspek mana yang tidak
membahas sekilas tentang pengertian sejarah diharapkan (unintended result). Dalam kondisi
lokal, dinamika sejarah lokal yang kemudian semacam ini diperlukan suatu suatu ”imaginasi
dilanjutkan dengan perspektif yang perlu sejarah”.
dipertimbangkan dalam kajian sejarah lokal. Dalam penerapan imaginasi sejarah
Berdasarkan tulisan –dan dialog dalam seminar itulah sejak awal, pemilihan tema atau topik
ini, ada harapan agar kita, khususnya peserta yang akan dikembangkan/diteliti dalam sejarah
didik, memiliki sebuah sikap yang oleh lokal dapat dipertanyakan. Salah satu
Frederich Nietzsche disebut ”suprahistoris”. pertanyaannya adalah apakah suatu peristiwa
Suatu sikap yang positip terhadap kehidupan, yang terjadi pada lokal tertentu itu steril, tidak
yaitu cara berpikir yang mampu menangkap dipengaruhi ataupun mempengaruhi, peristiwa
makna-makna yang melampaui perubahan sejarah di tempat lain. Misal, suatu peristiwa
sejarah. Dalam kondisi ini, termasuk sejarah sosial di suatu masyarakat yang biasa
kemungkinan menempatkan sejarah sebagai mengadakan ”selamatan”. Biasanya proses
proses penyembuhan (healing history) terhadap selamatan yang diadakan tidak hanya
mindset dan konsepsi diri manusia sebagai dipengaruhi oleh peristiwa sebelumnya yang
pelaku sejarah. terjadi di lokasi tersebut, melainkan juga
dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di lokasi
SEJARAH LOKAL lain. Demikian pula pola kehidupan maupun
bangunan rumah masyarakat pedesaan
Pengertian sejarah lokal tidak selalu kontemporer. Ada beberapa rumah yang
bersifat tunggal. Sejarah lokal memiliki dimensi mencolok dengan gaya arsitektur kontemporer.
yang beragam. Dalam buku klasik yang diedit Ternyata rumah tersebut dapat terbangun
oleh Taufik Abdullah (1985:15), dinyatakan dengan adanya warga yang menjadi tenaga
bahwa yang dimaksud sejarah lokal adalah kerja di luar negeri.
”sejarah dari suatu ”tempat”, suatu ”locality”, Kondisi ini membuktikan bahwa sejarah
yang batasannya ditentukan oleh ”perjanjian” yang terjadi dalam lokasi tertentu bukanlah
yang diajukan penulis sejarah”. Pengertian ini sesuatu yang terisolasi dari peristiwa yang lebih
tidak jauh berbeda dengan apa yang luas. Michael Lewis (2004:604-605), sejarawan
dikemukakan oleh Carol Kammens (2003:ix) lingkungan di Salisbury University Maryland
yang menyatakan bahwa ”local history is the menyatakan ”We are fortune that the methods of
study of the past events, or people or groups, in environmental history are, literally, grounded
a given geographic area. The focus of the local and oriented toward local case studies
history can be the place itself, the people who reflecting larger cultural trends or natural
lived there or events that took place in a situation (culture and nature, of course, used
particular location”. advisedly) … we have no excuse other than time
Pengertian diatas secara konseptual dapat and our lack of knowledge for not incorporating
membantu kita untuk membedakan sejarah local history into our enviromental history
lokal dengan sejarah daerah. Sebuah peristiwa, course”.
baik yang sudah terjadi, sedang terjadi, maupun Peristiwa sejarah tidak ada yang terkucil
yang akan terjadi tidak dapat dibatasi secara dari peristiwa yang lebih luas, misalnya
administratif. Setiap peristiwa terjadi dalam tanaman jagung, padi, ketela pohon, makanan
Hariyono, Sejarah Lokal… 163

yang tersedia, tanaman sengon yang kini masyarakat tradisional, peristiwa sejarah juga
banyak tumbuh di pedesaan hingga iklim, gaya dikaitkan dengan kekuatan adikodrati, mytos
dan keyakinan hidup bukanlah suatu peristiwa dan sebagainya. ”Pengalaman umat manusia
yang tidak terkait dengan dunia luar. Dengan tidak disadari sebagai sejarah, melainkan ia
demikian dimensi detail suatu deskripsi yang dapatkan dan dibekukan di dalam cerita-cerita
unik tidak dapat dipahami secara utuh tanpa yang menerangkan hubungan manusia dengan
mengkaitkan aspek lain yang relevan dengan susunan alam yang kosmis, dan dalam cerita-
topik yang dibahas. Hal ini perlu ditekankan cerita yang menjadi ilustrasi mengenai cara-
agar deskripsi yang dikembangkan tidak cara bagaimana manusia sebaiknya
kehilangan perspektif global atau makro, menghadapi ujian-ujian di dalam dunia yang
terutama di era globalisasi saat ini. Namun, fana ini” (Soedjatmoko, 1984:18).
harus disadari bahwa peristiwa yang diteliti Sejarah lokal yang sering diwarnai oleh
tetap lebih menekankan pada upaya mitos (clouded in myth) sering mendorong
mendeskripsikan realitas di level lokal secara sejarawan larut dalam anggapan. Maksudnya,
detail agar dapat menangkap dimensi ”emik” peneliti larut dengan anggapan masyarakat lokal
dari pelaku sejarahnya. Dimensi luar ikut dimana peristiwa tersebut dipersepsikan selama
berpengaruh, tetapi bagaimana masyarakat ini. Nilai dan praanggapan kultural masyarakat
lokal, pelaku sejarah di level lokal setempat lebih dijadikan referensi dibanding
mempersepsikan suatu peristwa sejarah itu yang referensi teoretis dan metodologis yang tersedia.
perlu menjadi fokus utama. Untuk itu pemahaman tentang metodologi dan
Keterkaitan peristiwa di suatu lokal teori yang relevan dengan topik yang diteliti
tertentu dengan di tempat lain kemudian juga menjadi sangat diperlukan dalam penelitian
diwarnai oleh pelbagai episode peristiwa sejarah lokal (Abdullah, 1987:3). Peneliti perlu
sejarah yang mendahuluinya. Dampaknya tidak waspada, biasanya dilakukan dengan otokritik,
ada sejarah yang bersifat tunggal. Peristiwa akan kemungkinan menyelinapnya unsur-unsur
sejarah cenderung bersifat ”multisiplitas ahistoris dari topik sejarah yang diteliti sebagai
sejarah-sejarah”. Misalnya, banyak peristiwa pertimbangan interpretasi. Eksistensi sejarah
atau peninggalan sejarah di pelbagai belahan sebagai ilmu yang logis dan empiris dapat
Nusantara yang banyak dipengaruhi oleh unsur menjadi acuan selama berlangsungnya
asing. Pada saat bersamaan jejak-jejak tersebut penelitian dan atau penulisan sejarahnya. Dalam
juga membuktikan bagaimana di setiap lokal sejarah lokal yang terkait dengan tujuan wisata,
juga menunjukkan bagaimana masyarakat lokal dimensi mitos tersebut biasanya dikemas dalam
mampu memasak, mencernakan dan suatu kisah yang menarik dan tidak jarang
memproduksi ulang pengaruh asing tersebut. dijadikan sebagai salah satu ikon.
Sejarah sebagai suatu proses maupun sebagai Dengan pemahaman sejarah lokal diatas
kebudayaan materiil tersebut kemudian tetap memungkinkan penelitian dan penulisan sejarah
dirasakan sebagai perkembangan dari sejarah tidak hanya bersifat deskriptif, melainkan juga
asli masyarakat yang bersangkutan dapat dilakukan secara analitis dan reflektif.
(Soedjatmoko, 1984-44). Bentuk bangunan Penelitian sejarah lokal dengan demikian juga
masjid dan atau pola ritual penghormatan pada dapat menjadi bagian gerakan ”kesadaran diri”
orang yang sudah meninggal sangat diwarnai sekaligus sarana pengembangan kapasitas
oleh lapisan lapisan sejarah yang tidak tunggal. belajar bagi peneliti dan pembacanya. Si peneliti
Pada saat yang bersamaan, peristiwa perlu membaca sumber-sumber yang relevan
sejarah, terutama yang terkait dengan dengan topik yang menarik dirinya. Untuk itu
164 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kesebelas, Nomor 2, Desember 2017

sejak dalam pemilihan topik perlu dirumuskan Untuk sejarah lokal yang ditulis dalam
tentang apa yang akan diteliti secara serius dan ranah sejarah populer, tentu teori yang
reflektif. Topik yang dipilih memang ada bukti digunakan tidak harus diungkapkan secara
yang dapat dijadikan pijakan awal terjadi pada eksplisit. Data yang terkumpul tidak sekedar
suatu area atau lokal tertentu. Dengan sumber dirajut berdasar akal sehat melainkan suatu
informasi yang dimiliki kemudian ditentukan kerangka pikir yang jelas dan mudah dipahami.
apakah topik tersebut lebih layak untuk Dalam kondisi tersebut, maka proses penulisan
makalah, penelitian skripsi, tesis atau disertasi sejarah lokal dapat dilakukan secara tematis dan
atau untuk pengembangan wisata hingga dasar mengalir.
pemekaran wilayah administratif baru.
Dengan pemilihan topik tersebut PERISTIWA YANG MENGALIR
kemudian ditentukan langkah-langkah dan
metode (Syamsuddin, 2007:14-15) yang Berangkat dari pemikiran bahwa setiap
diperlukan dalam proses pengumpulan data. peristiwa selalu mengalir dan berada/terjadi
Bisa diawali dengan membaca literatur lebih dalam lokal tertentu, seyogyanya dalam
lanjut yang relevan kemudian dilanjutkan membuat periodisasi dilakukan secara jelas
observasi terhadap situs atau monumen, dan fleksibel. Batasan akan ruang lingkup
mencari dokumen yang relevan atau tersebut memungkinkan peneliti dapat
mendukung hingga kemungkinan melakukan membuat rencana dan pelaksanaan penelitian
wawancara (sejarah lisan) atau menggali tradisi secara mengalir tanpa harus terlalu ketat
lisan (Vansina, 2014) yang relevan dengan topik melaksanakan secara linier. Maksudnya proses
yang ditelitinya. interpretasi sudah dapat dilakukan sejak awal
Pelbagai data yang terkumpul kemudian penentuan topik dan pengumpulan data. Tatkala
diverifikasi validitas dan reliabilitasnya. data yang berhasil diperoleh tidak sesuai dengan
Kebiasaan ini dapat memberikan pengaruh landasan interpretasi yang ada, peneliti harus
positif pada pola pikir yang bersangkutan untuk secara jujur bersedia mengubah dan mencari
tidak serba percaya pada informasi yang ada landasan teori yang lebih cocok atau relevan.
(Kartodirjo,1992:21). Data yang sudah tersaring Dengan demikian pola pengolahan data dan
tersebut kemudian dibingkai dalam suatu atau penulisan sejarah sudah dapat dilakukan
kerangka kisah atau ploting cerita. Supaya secara interaktif.
ploting ceritanya dapat dipertanggungjawabkan Kondisi ini dapat membiasakan peneliti
perlu didasarkan kerangka pikir atau logika untuk tidak sekedar berusaha mempelajari,
serta interpretasi (yang bisa berdasarkan pada memahami, menguasai dan mendalami topik
teori yang dianut) yang relevan dengan hasil yang diteliti. Si peneliti juga akan ”belajar
temuannya. Dalam kondisi semacam ini, tentang belajar” yang tidak tidak selalu disadari
peneliti perlu waspada agar tidak terperosok sebelumnya. Dalam proses menemukan
oleh bias konfirmasi (confirmation bias). peristiwa atau suasana yang terkait dengan
Sebuah sikap atau kecenderungan yang hanya penelitian yang dilakukan ada kemungkinan
akan mencari dan menggunakan informasi yang menemukan pengalaman dan atau penambahan
mendukung teori atau tujuan penelitiannya saja kemampuan belajar (learning capacity).
yang digunakan. Sementara informasi yang Kemampuan belajar yang terlatih tersebut
bertentangan tidak digunakan sebagai bahan memungkinkan yang bersangkutan akan mudah
konstruksi kisahnya. memasuki situasi baru yang belum pernah
dikenalnya. Proses pelibatan dalam penelitian
Hariyono, Sejarah Lokal… 165

yang penuh makna tersebut memungkinkan ini dapat menjadi lahan baru bagi
seseorang tidak hanya memiliki kompetensi pengembangan kemasan penulisan sejarah
yang siap pakai, melainkan yang paling utama lokal.
adalah lebih siap untuk belajar dan menjadi Demikian pula penulisan sejarah lokal, --
pebelajar. Belajar mensitesakan pendapat, men- tepatnya sejarah wilayah atau daerah--, yang
ciptakan ide atau karya, dan yang lebih substan- dikaitkan dengan pemekaran wilayah atau
sial dalam keberhasilan hidup adalah belajar re- bahkan untuk penegasan identitas suatu
spek pada orang lain. Proses penelitian yang me- wilayah. ”Pesanan” penulisan sejarah semacam
maksa seseorang berinteraksi dengan orang lain ini biasanya kurang memberi ”keleluasaan”
memungkinkan proses belajar social terjadi. Si- bagi peneliti dalam mengembangkan fokus
kap respek akan membantu yang bersangkutan penelitian dan atau penulisan sejarah lokal.
dapat menjalankan proses penelitian berjalan Tetapi, sebagai peneliti yang memiliki
lancar dan memperbaiki mindset dan sikap integritas, prinsip-prinsip penelitian yang harus
hidupnya. Kondisi tersebut dapat meningkat berlandaskan data empiris perlu dipertahankan.
menjadi pengembangan dimensi “etis”, karena Tentang deskripsi, interpretasi atau narasi yang
dalam penelitian diperlukan kejujuran sehingga berbeda itu hal yang biasa, selama sang peneliti
dimensi “moralitas” akan menjadi landasan dan memiliki argumentasi yang relevan dan logis
pegangan hidup. Mereka yang memiliki ke- dengan apa yang dikisahkan.
cakapan sintesis, mencipta, respek dan etis bi- Penulisan sejarah populer sebagaimana
asanya berhasil menjalani kehidupannya dieinggung diatas tidak harus menghilangkan
dengan sukses. Hal ini relevan dengan pepatah aspek profesionalitas. Sejarah lokal tetap harus
yang menyatakan, sejarah dapat membuat orang dilakukan secara profesional sehingga dimensi
bijak. promosi tidak menghilangkan data atau
Terkait dengan penulisan sejarah lokal, peristiwa yang benar-benar terjadi. Peneliti
narasi seyogyanya dibuat lebih komunikatif. sejarah makin dituntut untuk tidak hanya piawai
Tujuannya agar kisah tersebut juga dapat dalam melakukan penelitian, melainkan juga
dipahami oleh masyarakat luas, termasuk menyadari bahwa sejarah lokal akan lebih
masyarakat di daerah tersebut. Sebagaimana menarik dikerjakan secara interdisipliner dan
yang disinggung sebelumnya, penulisan sejarah bahkan transdipliner.
lokal akhir-akhir ini tidak selalu bertolak dari Penelitian dan penulisan sejarah lokal
keprihatinan akademis. Banyak latar penulisan dalam konteks pembelajaran sejarah tentu
sejarah lokal untuk menjelaskan tujuan wisata. memiliki aspek yang khas. Pertama, adalah
Perkembangan pembangunan sektor wisata dan untuk menjadi sarana pembelajaran sejarah
posisi tujuan wisata yang telah mendominasi yang konstekstual. Penelitian sejarah lokal
pendapatan pelbagai negara memposisikan dapat dikembangkan menjadi penulisan bahan
penulisan sejarah lokal menjadi sesuatu yang ajar yang berbasis pada daerah yang
menarik dan atraktif. Banyak majalah yang bersangkutan. Kita sadar bahwa buku-buku teks
disediakan di transportasi umum, khususnya di sejarah yang diterbitkan secara nasional tidak
kereta api dan pesawat terbang memuat sejarah mungkin membahas sejarah lokal secara detail.
lokal yang terkait dengan obyek-obyek wisata. Untuk mengisi kekurangan tersebut diperlukan
Biasanya ditulis oleh jurnalis yang membuat sikap aktif pendidik untuk meneliti atau menulis
berita investigatif. Laporan mereka ditulis sejarah lokal. Hasil penelitian lokal tersebut
dengan bahasa yang mengalir disertai pelbagai kemudian dapat menjadi salah satu bahan
gambar atau foto yang menarik. Tentu potensi pembahasan sejarah yang relevan.
166 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kesebelas, Nomor 2, Desember 2017

Pada saat yang bersamaan, peserta didik sarana untuk proses penyembuhan dan
juga dapat dilatih untuk meneliti sejarah lokal. pengembangan diri.
Dengan mengetahui dan mengalami proses Sejarah lokal menjadi salah satu tema
penelitian, peserta didik sejak awal dilatih untuk sejarah yang menarik baik dalam proses
mencari dan mengelola informasi. Kemudian penelitian maupun pembelajaran di level
juga dilatih untuk berpikir kritis. Tidak boleh pendidikan dasar, menengah dan perguruan
menerima informasi yang ada begitu saja. tinggi. Demikian pula penelitian sejarah lokal
Setiap informasi perlu diverifikasi. dalam tataran akademis hingga pemenuhan
Konsekuensinya mereka tidak mudah tertipu kebutuhan praktis hingga sejarah populer,
oleh berita atau informasi yang keliru, termasuk membutuhkan keseriusan dan pendalaman dari
berita hoax. Dari data yang berhasil kita semua untuk mengemas dan
dikumpulkan dan diverivikasi yang mengembangkannya secara profesional.
bersangkutan terlatih untuk merekonstruksi
sebuah kisah. Disini latihan menggunakan nalar DAFTAR RUJUKAN
secara logis dan berargumentasi dengan
dukungan data empiris membuat mindset atau Abdullah, T. 1985. Di Sekitar Sejarah Lokal
pola pikirnya berkembang secara positif. Sudah di Indonesia. Dalam Taufik Abdullah
barang tentu, sebagai proses belajar, kita perlu (ed.). Sejarah Lokal di Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah Mada Univer-
mengingatkan agar mereka juga tidak terlalu
sity Press
cepat mengambil kesimpulan, terutama yang Jaspers,K. 1968. The Origin and Goal of
terkait dengan dimensi prognosis. History. New Haven & London:
Kewaspadaan terhadap bias melihat masa lalu Yale University Press
(hindsight bias) perlu dikemukakan. Kammen, C.2003. On Doing Local History.
Maksudnya mereka harus hati-hati akan efek In Terry A. Bonhart, Forward to On
”saya tahu pasti akan seperti ini jadinya” Doing Local History; Reflections on
What Historians Do, Why, and What
sehingga terlalu cepat meramalkan masa depan.
in Means. California: Altanera.
Hasil penelitian/penulisan sejarah lokal Kartodirdjo. S. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial
yang mengalir membuat kita semua sadar dalam dalam Metodologi Sejarah. Jakarta:
kehidupan itu selalu terjadi perubahan, Gramedia
termasuk perubahan di tingkat lokal. Sikap Lewis, M. 2004.Reflections: This Class Will
manusia terhadap perubahan sangat dipengaruhi Write a Book: An Experiment in En-
viromental History Pedagogy. In
oleh cakrawala yang dimiliki. Keunikan sejarah
Journal of Environmental History
yang ada di lingkungannya juga dapat Vol. 7. Hal. 604-5.
dipertimbangkan sebagai bagian dari kearifan Loomba, A. 2000. Kolonialisme/Pascakolo-
lokal, sehingga kita dapat juga belajar dari aspek nialsme. Yogyakarta: Bentang.
simbolik yang umumnya sarat dengan peristiwa Soedjatmoko. 1984. Etika Pembebasan. Ja-
sejarah lokal. Dan dalam dimensi profetik, karta: LP3ES
sejarah lokal yang dikembangkan dan dikemas Syamsuddin,H. 2007. Metodologi Sejarah.
Yogyakarta: Ombak.
dalam dimensi pemikiran positif dapat menjadi
Vansina, J. 2014. Tradisi Lisan Sebagai Se-
jarah. Jogyakarta: Ombak.

Anda mungkin juga menyukai