Pengujian Kadar Total Volatile Base Nitrogen (TVB-N) pada Ikan Tuna
(Thunnus Sp.) di Unit Pelaksana Teknis Pengujian Mutu dan Pengembangan
Produk Kelautan dan Perikanan Banyuwangi, Jawa Timur
Test of Total Volatile Base Nitrogen (TVB-N) in Tuna (Thunnus Sp.) at the at the
Technical Implementation Unit for Quality Testing and Development of Marine
and Fishery Product Banyuwangi, East Java
Agata Kinanthi Nareswari1, Eksi Dyah Yuliarti2, Wahju Tjahjaningsih3*
1Progran Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, Indonesia
2Unit Pelaksana Teknis Pengujian Mutu dan Pengembangan Produk Kelautan dan Perikanan (UPT. PMP2KP)
Banyuwangi, Indonesia
3Departemen Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, Indonesia
Abstract
JMCS (Journal of Marine and Coastal Science) p-ISSN: 2301-6159; e-ISSN: 2528-0678
DOI: 10.20473/jmcs.v11i2.36710
Open access under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International
(CC-BY-NC-SA)
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 11 (2) – June 2022
DOI: 10.20473/jmcs.v11i2.36710
the example is tuna fish. One of the parameters of fish chemical is total volatile base nitrogen (TVB-
N). Testing the levels of TVB-N at the Technical Implementation Unit for Quality Testing and
Development of Marine and Fishery Product Banyuwangi begins with sample characterization,
including: complete weight, central temperature, pH and water content. The method used is guided by
SNI 2354.8:2009 which consists of the preparation, distillation and titration stages. The standard level
of TVB-N for fresh fish suitable for consumption according to SNI 2354.8:2009 is 20-30 mgN/100 g.
The results of testing the levels of TVB-N of tuna fish samples ranged from 16.29-29.57 mgN/100 g,
which means it is still within the acceptable level of consumption, that is suitable to SNI 2354.8:2009 is
20-30 mgN/100 g.
2010). Adapun untuk standar kadar TVB- digunakan alat bantu thermocouple (BSN,
N untuk ikan segar layak konsumsi 2006). Adapun sampel yang diperlukan
termasuk pada ikan tuna sesuai SNI sebesar 5 g.
2354.8:2009 adalah 20-30 mgN/100 g.
Derajat Keasaman (pH)
2. Material dan Metode Penentuan pH dilakukan dengan
Tahap karakterisasi sampel ikan menggunakan pH meter pada sampel
tuna yang berasal dari Pasar Blambangan sebanyak 5 g yang telah halus dan larut
Banyuwangi dilakukan sebelum pengujian dalam akuades.
kadar TVB-N. Tujuan dari tahap
karakterisasi ini adalah untuk mengetahui Kadar Air
kondisi sampel sebelum pengujian. Pengujian kadar air mengacu pada
Karakteristik sampel dapat menjadi data SNI 2354.1:2015 dengan metode
penunjang dalam analisis hasil uji kadar gravimetri. Sampel ditimbang sebanyak 2
TVB-N. Pengamatan karakterisasi fisika g ± 0,01 kemudian sampel dihaluskan.
berupa bobot tuntas dan suhu serta Cawan porselin yang akan digunakan
karakterisasi kimia berupa pH dan kadar terlebih dahulu dimasukkan dalam oven
air pada sampel. Adapun sampel ikan selama 30 menit lalu dimasukkan ke
tuna tersebut yang akan diuji TVB-N dalam desikator selama 30 menit. Berat
disimpan pada suhu -10oC. Selain bahan sampel yang berkurang akibat proses
sampel tersebut, juga diperlukan bahan- pemanasan dengan oven dianggap
bahan untuk pengujian TVB-N antara lain sebagai kadar air dalam sampel yang
yaitu asam perklorat (PCA) 6%, kertas menguap selama pemanasan (BSN,
saring, larutan NaOH 20%, silicon 2015).
antifoaming, asam borat (H3BO3) 3%,
indikator Tashiro, larutan HCl 0,02 N. Pengujian Kadar Total Volatile Base
Nitrogen (TVB-N)
Bobot Tuntas Pengujian kadar TVB-N sesuai
Penimbangan bobot tuntas sampel SNI 2354.8:2009 terdiri dari tiga tahap,
sebelum pengujian TVBN perlu dilakukan yakni: preparasi, destilasi dan titrasi (BSN,
untuk memastikan kristal es telah mencair 2009). Preparasi diawali dengan
seluruhnya sehingga diperoleh daging melumatkan sampel dan ditimbang hingga
ikan yang siap uji. Penentuan bobot tuntas hingga diperoleh sampel seberat 10 g.
menurut SNI 01.2372.2:2011 Selanjutnya sampel diekstraksi dengan 90
menggunakan timbangan analitik dengan ml asam perklorat (PCA) 6%, dan
ketelitian ± 0,01 gr serta alat penirisan disaring menggunakan kertas saring.
berupa peniris nomor delapan ukuran Filtrat yang diperoleh sebanyak 50 ml
mesh 0,093 7 inci (2,36 mm) dan diameter dipindahkan ke dalam tabung destilasi
peniris 8 inci (20 cm) dengan sudut bersama 10 ml larutan NaOH 20% dan
kemiringan 17-20o . Prinsip dari silicon antifoaming yang berfungsi untuk
penimbangan bobot tuntas adalah mencegah pembentukan buih pada
menimbang bobot awal sampel dan bobot larutan sampel akibat menurunnya
sampel ketika ditiriskan sehingga tegangan permukaan larutan sampel
diperoleh berat bersih sampel (BSN, selama destilasi (Evita et al., 2009).
2011). Destilasi merupakan proses
penguapan untuk memisahkan komponen
Suhu Pusat campuran pada temperatur yang lebih
Suhu merupakan salah satu rendah dari titik didih rendah dari
karakter yang dinilai dapat komponen-komponennya, sehingga
menggambarkan kondisi atau reaksi yang proses pemisahan dapat berlangsung
terjadi pada sampel. Pengukuran suhu tanpa merusak komponen-komponen
pusat menurut SNI 01.2372.1:2006 yang akan dipisahkan (Wonorahardjo,
51
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS Nareswari et al. (2022)
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 11 (2) – June 2022
DOI: 10.20473/jmcs.v11i2.36710
2016). Destilasi berlangsung selama 5-10 dari indikator Tashiro menjadi kehijauan
menit hingga larutan pengikat berubah menunjukkan terjadi ikatan antara
warna menjadi kehijauan dan volumenya komponen basa volatile dari sampel yang
bertambah menjadi 200 ml. Komponen diuapkan dengan asam borat.
basa volatile dari sampel yang diuapkan Selanjutnya dilakukan titrasi
akan dialirkan menuju larutan pengikat dengan larutan HCl 0,02 N untuk
berupa asam borat (H3BO3) 3% sebanyak mengetahui seberapa banyak basa
100 ml. Asam borat akan mengikat volatile yang menguap dan terikat pada
senyawa basa volatile yang telah larutan pengikat. Asam pekat diteteskan
diuapkan. Untuk mengetahuinya secara perlahan dan terus-menerus
digunakan indikator Tashiro.. Indikator hingga mencapai titik ekuivalen yang
Tashiro merupakan campuran 0,2 g ditandai dengan perubahan warna
methyl red dan 0,1 g methylene blue menjadi merah muda atau menyerupai
dalam 100 ml etanol sehingga ungu (Nasution et al., 2018). Kadar TVB-N
menghasilkan warna ungu. Perubahan dihitung menggunakan rumus sebagai
warna larutan pengikat yang semula ungu berikut:
Tabel 1. Hasil karakterisasi sampel ikan tuna asal dari pasar Blambangan Banyuwangi
No. Kode Sampel Bobot Tuntas (%) Suhu Pusat (oC) pH
1. 2334 99,96 3 6,58
2. 31 98,21 -10 6,76
3. 33 97,22 -5 6,06
4. 123 90,86 9 6,26
Kadar air, suhu pusat dan pH yang teruraikan. Semakin cepat reaksi
merupakan karakteristik yang saling terjadi semakin tinggi pula suhu dan
berkaitan dan mempengaruhi proses derajat keasaman atau pH dari ikan
autolisis penyebab kebusukan. Menurut tersebut.
Wu et al. (2019), air, suhu dan pH Suhu yang rendah memperkecil
merupakan atribut fisikokimia yang aktivitas mikroorganisme karena suhu
menentukan kesegaran ikan. Sebagai rendah dapat menekan laju metabolisme
komoditas yang mudah rusak, bila ikan serta menghentikan pertumbuhan bakteri
tidak ditangani dengan baik akan (Budiman et al., 2016). Irianto and Giyatmi
mempercepat proses autolisis yang (2011) menyatakan bahwa pH netral ikan
disebabkan enzim dan bakteri yang ada adalah 7,0 dan pH ikan yang baru mati
karena kadar air yang tinggi sangat sebesar 5,6 sampai 6,2. Semakin lama,
memberikan ruang bagi bakteri. Semakin pH ikan tersebut akan mengalami
banyak bakteri yang beraktivitas, maka ketidakstabilan seiring aktifnya bakteri
semakin banyak komponen-komponen maupun reaksi biokimia seperti autolisis.
52
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS Nareswari et al. (2022)
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 11 (2) – June 2022
DOI: 10.20473/jmcs.v11i2.36710
Tabel 2. Hasil pengujian TVB-N sampel ikan tuna asal dari pasar Blambangan Banyuwangi
Kadar TVB-N
Rata-rata TVB-N
No. Kode (mgN/100 g) Kategori
(mgN/100 g)
I II
1. 2334 23,157 23,064 23,11 dapat dikonsumsi
dapat
2. 31 21,94 21,84 21,89
dikonsumsi
3. 33 16,34 16,24 16,29 ikan segar
batas atas penerimaan
4. 123 29,8 29,34 29,57
konsumsi
55
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS Nareswari et al. (2022)