Anda di halaman 1dari 7

JMCS (Journal of Marine and Coastal Science) Vol.

11 (2) – June 2022

Pengujian Kadar Total Volatile Base Nitrogen (TVB-N) pada Ikan Tuna
(Thunnus Sp.) di Unit Pelaksana Teknis Pengujian Mutu dan Pengembangan
Produk Kelautan dan Perikanan Banyuwangi, Jawa Timur
Test of Total Volatile Base Nitrogen (TVB-N) in Tuna (Thunnus Sp.) at the at the
Technical Implementation Unit for Quality Testing and Development of Marine
and Fishery Product Banyuwangi, East Java
Agata Kinanthi Nareswari1, Eksi Dyah Yuliarti2, Wahju Tjahjaningsih3*
1Progran Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, Indonesia
2Unit Pelaksana Teknis Pengujian Mutu dan Pengembangan Produk Kelautan dan Perikanan (UPT. PMP2KP)
Banyuwangi, Indonesia
3Departemen Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, Indonesia

Article Info Abstrak


Received: 2022-06-17 Mutu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk
Revised: 2022-06-23 yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen, oleh
Accepted: 2022-06-26 karena itu perlu ada upaya maksimum yang dapat dilakukan
Online: 2022-06-28 dapat mempertahankan mutu bahan baku, terutama ikan segar
termasuk ikan tuna. Salah satu parameter untuk menentukan
Koresponding: kondisi ikan secara kimia adalah total volatile base nitrogen
Wahju Tjahjaningsih, (TVB-N). Pengujian kadar TVB-N di Unit Pelaksana Teknis
Departemen Kelautan, Pengujian Mutu dan Pengembangan Produk Kelautan dan
Fakultas Perikanan dan Perikanan Banyuwangi diawali dengan karakterisasi sampel
Kelautan, Universitas antara lain: bobot tuntas, suhu pusat, pH dan kadar air. Metode
Airlangga, Indonesia
yang digunakan berpedoman pada SNI 2354.8:2009 yang terdiri
E-mail: dari tahap preparasi, destilasi dan titrasi. Standar kadar TVB-N
wahju_fpk@yahoo.com untuk ikan segar layak konsumsi sesuai SNI 2354.8:2009 adalah
20-30 mgN/100 g. Hasil pengujian kadar termasuk pada ikan
tuna sesuai SNI 2354.8:2009 adalah 20-30 mgN/100 g. Hasil
pengujian kadar TVB-N dari sampel ikan tuna berkisar antara
16,29-29,57 mgN/100 g yang berarti masih dalam tingkat batas
penerimaan konsumsi sesuai pada SNI 2354.8:2009 sebesar 20-
30 mgN/100 g.

Kata kunci: ikan tuna, mutu, TVB-N, produk

Abstract

Product quality is the physical condition, function, and nature of a


product that can meet the tastes and needs of consumers,
therefore there needs to be maximum efforts that can be made
to maintain the quality of raw materials, especially fresh fish and

JMCS (Journal of Marine and Coastal Science) p-ISSN: 2301-6159; e-ISSN: 2528-0678
DOI: 10.20473/jmcs.v11i2.36710
Open access under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International

(CC-BY-NC-SA)
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 11 (2) – June 2022
DOI: 10.20473/jmcs.v11i2.36710

the example is tuna fish. One of the parameters of fish chemical is total volatile base nitrogen (TVB-
N). Testing the levels of TVB-N at the Technical Implementation Unit for Quality Testing and
Development of Marine and Fishery Product Banyuwangi begins with sample characterization,
including: complete weight, central temperature, pH and water content. The method used is guided by
SNI 2354.8:2009 which consists of the preparation, distillation and titration stages. The standard level
of TVB-N for fresh fish suitable for consumption according to SNI 2354.8:2009 is 20-30 mgN/100 g.
The results of testing the levels of TVB-N of tuna fish samples ranged from 16.29-29.57 mgN/100 g,
which means it is still within the acceptable level of consumption, that is suitable to SNI 2354.8:2009 is
20-30 mgN/100 g.

Keywords: tuna fish, quality, TVB-N, product

1. Pendahuluan Kualitas dari ikan yang


terdegradasi disebabkan karena mikroba
Mutu produk merupakan kondisi
pembusukan dan reaksi biokimia yang
fisik, fungsi dan sifat produk yang dapat
terjadi selama penanganan dan
memenuhi selera dan kebutuhan
penyimpanan. Beberapa metode uji telah
konsumen. Prinsip dasar yang perlu
dilakukan untuk menilai kualitas daging
disadari bahwa upaya maksimum yang
otot ikan selama penanganan dan
dapat dilakukan dapat mempertahankan
penyimpanan. Metode tersebut termasuk
mutu bahan baku, dalam hal ini bahan
perubahan populasi mikroba dan total
baku merupakan ikan segar termasuk ikan
nitrogen volatil (TVB-N atau VB-N) (Nento
tuna (Wangsadinata, 2009). Ikan tuna
et al., 2014). Menurut Jinadasa (2014),
merupakan jenis ikan yang memiliki
TVB-N merupakan karakteristik penting
kandungan protein tinggi berkisar antara
dalam menentukan mutu produk
22,6-26,2 g/100 g daging (20,9%) dan
perikanan dan indikator kimia yang paling
lemak yang rendah berkisar antara 0,2-2,7
umum dari pembusukan ikan laut. Total
g/100 g daging (9,4%). Ikan tuna juga
Volatile Base Nitrogen (TVB-N)
memiliki kadar air yang tinggi sebesar
merupakan kelompok yang terbentuk dari
68,1% dan juga memiliki kalori sebesar
biogenic amines dalam produk makanan
121 kalori/100 g daging (Sianipar, 2003).
non-fermentasi selama penyimpanan.
Menurut Sikorski (1990) dalam Sianipar
Menurut Dong and Xiao (2017), biogenic
(2003), komponen-komponen yang
amines merupakan senyawa nitrogen
terkandung dalam ikan tuna tersebut
terbentuk yang dapat ditemukan di
berpengaruh besar terhadap nilai nutrisi,
berbagai bahan pangan seperti produk
sifat fungsi, kualitas sensori hingga reaksi
akuatik, produk daging, serta produk
biokimia di dalam jaringan saat post-
fermentasi karena aktifitas mikrobia yang
mortem. Oleh karena kandungan yang
tidak diinginkan.
terdapat pada ikan tuna tersebut maka
Penelitian mutu bahan baku dapat
perlu terjaga mutunya, salah satunya yaitu
dilakukan dengan berbagai uji, antara lain:
teruji aman dari kadar ambang batas TVB-
uji kadar air, pH, TVB-N, TPC dan
N sebelum disebarkan ke para konsumen.
organoleptik (Dotulong et al., 2018). Total
Menurut Liu et al. (2010), ikan mempunyai
Volatile Base Nitrogen (TVB-N)
nilai gizi tinggi namun mudah busuk
merupakan parameter kimia untuk
karena mengandung kadar protein tinggi
menentukan kemunduran mutu ikan. Ikan
dengan kandungan asam amino bebas
tuna adalah salah satu jenis ikan
yang digunakan untuk metabolisme
ekonomis penting di dunia dan merupakan
mikroorganisme, produksi ammonia,
komoditi perikanan terbesar ketiga di
biogenik amin, asam organik, keton dan
Indonesia yang memiliki kandungan gizi
komponen sulfur. Metabolisme
yang berlimpah sehingga mutu ikan tuna
mikroorganisme serta pembentukan
harus terjamin ketika akan diekspor atau
senyawa-senyawa biokimia yang berlebih
diolah. Prinsip penetapan TVB-N adalah
akan menyebabkan degradasi kualitas
menguapkan senyawa-senyawa yang
ikan, mulai dari perubahan fisik hingga
terbentuk karena penguraian asam-asam
kebusukan.
amino dalam daging ikan (Purwaningsih,
50
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS Nareswari et al. (2022)
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 11 (2) – June 2022
DOI: 10.20473/jmcs.v11i2.36710

2010). Adapun untuk standar kadar TVB- digunakan alat bantu thermocouple (BSN,
N untuk ikan segar layak konsumsi 2006). Adapun sampel yang diperlukan
termasuk pada ikan tuna sesuai SNI sebesar 5 g.
2354.8:2009 adalah 20-30 mgN/100 g.
Derajat Keasaman (pH)
2. Material dan Metode Penentuan pH dilakukan dengan
Tahap karakterisasi sampel ikan menggunakan pH meter pada sampel
tuna yang berasal dari Pasar Blambangan sebanyak 5 g yang telah halus dan larut
Banyuwangi dilakukan sebelum pengujian dalam akuades.
kadar TVB-N. Tujuan dari tahap
karakterisasi ini adalah untuk mengetahui Kadar Air
kondisi sampel sebelum pengujian. Pengujian kadar air mengacu pada
Karakteristik sampel dapat menjadi data SNI 2354.1:2015 dengan metode
penunjang dalam analisis hasil uji kadar gravimetri. Sampel ditimbang sebanyak 2
TVB-N. Pengamatan karakterisasi fisika g ± 0,01 kemudian sampel dihaluskan.
berupa bobot tuntas dan suhu serta Cawan porselin yang akan digunakan
karakterisasi kimia berupa pH dan kadar terlebih dahulu dimasukkan dalam oven
air pada sampel. Adapun sampel ikan selama 30 menit lalu dimasukkan ke
tuna tersebut yang akan diuji TVB-N dalam desikator selama 30 menit. Berat
disimpan pada suhu -10oC. Selain bahan sampel yang berkurang akibat proses
sampel tersebut, juga diperlukan bahan- pemanasan dengan oven dianggap
bahan untuk pengujian TVB-N antara lain sebagai kadar air dalam sampel yang
yaitu asam perklorat (PCA) 6%, kertas menguap selama pemanasan (BSN,
saring, larutan NaOH 20%, silicon 2015).
antifoaming, asam borat (H3BO3) 3%,
indikator Tashiro, larutan HCl 0,02 N. Pengujian Kadar Total Volatile Base
Nitrogen (TVB-N)
Bobot Tuntas Pengujian kadar TVB-N sesuai
Penimbangan bobot tuntas sampel SNI 2354.8:2009 terdiri dari tiga tahap,
sebelum pengujian TVBN perlu dilakukan yakni: preparasi, destilasi dan titrasi (BSN,
untuk memastikan kristal es telah mencair 2009). Preparasi diawali dengan
seluruhnya sehingga diperoleh daging melumatkan sampel dan ditimbang hingga
ikan yang siap uji. Penentuan bobot tuntas hingga diperoleh sampel seberat 10 g.
menurut SNI 01.2372.2:2011 Selanjutnya sampel diekstraksi dengan 90
menggunakan timbangan analitik dengan ml asam perklorat (PCA) 6%, dan
ketelitian ± 0,01 gr serta alat penirisan disaring menggunakan kertas saring.
berupa peniris nomor delapan ukuran Filtrat yang diperoleh sebanyak 50 ml
mesh 0,093 7 inci (2,36 mm) dan diameter dipindahkan ke dalam tabung destilasi
peniris 8 inci (20 cm) dengan sudut bersama 10 ml larutan NaOH 20% dan
kemiringan 17-20o . Prinsip dari silicon antifoaming yang berfungsi untuk
penimbangan bobot tuntas adalah mencegah pembentukan buih pada
menimbang bobot awal sampel dan bobot larutan sampel akibat menurunnya
sampel ketika ditiriskan sehingga tegangan permukaan larutan sampel
diperoleh berat bersih sampel (BSN, selama destilasi (Evita et al., 2009).
2011). Destilasi merupakan proses
penguapan untuk memisahkan komponen
Suhu Pusat campuran pada temperatur yang lebih
Suhu merupakan salah satu rendah dari titik didih rendah dari
karakter yang dinilai dapat komponen-komponennya, sehingga
menggambarkan kondisi atau reaksi yang proses pemisahan dapat berlangsung
terjadi pada sampel. Pengukuran suhu tanpa merusak komponen-komponen
pusat menurut SNI 01.2372.1:2006 yang akan dipisahkan (Wonorahardjo,

51
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS Nareswari et al. (2022)
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 11 (2) – June 2022
DOI: 10.20473/jmcs.v11i2.36710

2016). Destilasi berlangsung selama 5-10 dari indikator Tashiro menjadi kehijauan
menit hingga larutan pengikat berubah menunjukkan terjadi ikatan antara
warna menjadi kehijauan dan volumenya komponen basa volatile dari sampel yang
bertambah menjadi 200 ml. Komponen diuapkan dengan asam borat.
basa volatile dari sampel yang diuapkan Selanjutnya dilakukan titrasi
akan dialirkan menuju larutan pengikat dengan larutan HCl 0,02 N untuk
berupa asam borat (H3BO3) 3% sebanyak mengetahui seberapa banyak basa
100 ml. Asam borat akan mengikat volatile yang menguap dan terikat pada
senyawa basa volatile yang telah larutan pengikat. Asam pekat diteteskan
diuapkan. Untuk mengetahuinya secara perlahan dan terus-menerus
digunakan indikator Tashiro.. Indikator hingga mencapai titik ekuivalen yang
Tashiro merupakan campuran 0,2 g ditandai dengan perubahan warna
methyl red dan 0,1 g methylene blue menjadi merah muda atau menyerupai
dalam 100 ml etanol sehingga ungu (Nasution et al., 2018). Kadar TVB-N
menghasilkan warna ungu. Perubahan dihitung menggunakan rumus sebagai
warna larutan pengikat yang semula ungu berikut:

3. Hasil dan Pembahasan (1990), komponen-komponen yang


terkandung dalam ikan tuna berpengaruh
Ikan tuna juga memiliki kadar air
besar terhadap nilai nutrisi, sifat fungsi,
yang tinggi sebesar 68,1% dan juga
kualitas sensori hingga reaksi biokimia di
memiliki kalori sebesar 121 kalori/100 g
dalam jaringan saat post-mortem.
daging (Sianipar, 2003). Menurut Sikorski

Tabel 1. Hasil karakterisasi sampel ikan tuna asal dari pasar Blambangan Banyuwangi
No. Kode Sampel Bobot Tuntas (%) Suhu Pusat (oC) pH
1. 2334 99,96 3 6,58
2. 31 98,21 -10 6,76
3. 33 97,22 -5 6,06
4. 123 90,86 9 6,26

Kadar air, suhu pusat dan pH yang teruraikan. Semakin cepat reaksi
merupakan karakteristik yang saling terjadi semakin tinggi pula suhu dan
berkaitan dan mempengaruhi proses derajat keasaman atau pH dari ikan
autolisis penyebab kebusukan. Menurut tersebut.
Wu et al. (2019), air, suhu dan pH Suhu yang rendah memperkecil
merupakan atribut fisikokimia yang aktivitas mikroorganisme karena suhu
menentukan kesegaran ikan. Sebagai rendah dapat menekan laju metabolisme
komoditas yang mudah rusak, bila ikan serta menghentikan pertumbuhan bakteri
tidak ditangani dengan baik akan (Budiman et al., 2016). Irianto and Giyatmi
mempercepat proses autolisis yang (2011) menyatakan bahwa pH netral ikan
disebabkan enzim dan bakteri yang ada adalah 7,0 dan pH ikan yang baru mati
karena kadar air yang tinggi sangat sebesar 5,6 sampai 6,2. Semakin lama,
memberikan ruang bagi bakteri. Semakin pH ikan tersebut akan mengalami
banyak bakteri yang beraktivitas, maka ketidakstabilan seiring aktifnya bakteri
semakin banyak komponen-komponen maupun reaksi biokimia seperti autolisis.

52
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS Nareswari et al. (2022)
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 11 (2) – June 2022
DOI: 10.20473/jmcs.v11i2.36710

Tabel 2. Hasil pengujian TVB-N sampel ikan tuna asal dari pasar Blambangan Banyuwangi

Kadar TVB-N
Rata-rata TVB-N
No. Kode (mgN/100 g) Kategori
(mgN/100 g)
I II
1. 2334 23,157 23,064 23,11 dapat dikonsumsi
dapat
2. 31 21,94 21,84 21,89
dikonsumsi
3. 33 16,34 16,24 16,29 ikan segar
batas atas penerimaan
4. 123 29,8 29,34 29,57
konsumsi

Kadar TVB-N sampel ikan tuna seperti trimethylamine (TMA), amoniak,


berkisar dari 16,29-29,57 mgN/100 g dan H2S. Jumlah mikroorganisme
(Tabel 2). Berdasarkan SNI 2354.8:2009, maupun aktivitas enzim yang tinggi
kadar TVBN 20-30 mgN/100 g adalah menyebabkan protein menjadi senyawa
batas kadar TVB-N ikan yang dapat basa nitrogen lebih cepat sehingga
dikonsumsi, ikan, dan bila di atas 30 konsentrasi TVB-N juga meningkat tajam.
mgN/100g sudah tidak layak konsumsi Oleh karena itu pengawetan perlu
(BSN, 2009). Nento et al. (2014) dilakukan agar kadar TVB-N selama
mengelompokkan tingkat kesegaran ikan penyimpanan tidak meningkat secara
berdasarkan nilai TVB-N. Kelompok ikan tajam (Barodah, 2017).
sangat segar dengan TVB-N ≤10 mg Sampel uji dengan kadar TVB-N
N/100 g, ikan segar dengan TVB-N 10-20 mendekati batas tertinggi diberikan
mg N/100 g), ikan pada garis batas keterangan oleh pihak UPT. PMP2KP
kesegaran yang masih dapat dikonsumsi Banyuwangi bahwa ikan maupun produk
dengan TVBN 20-30 mgN/100 g, dan (4) tersebut berada dalam batas toleransi
ikan busuk yang tidak dapat dikonsumsi yang rendah sehingga perlu
dengan TVB-N >30 mgN/100 g. Menurut dipertimbangkan kembali untuk
Susanto et al. (2011), batas penerimaan dilanjutkan ke tahap distribusi maupun
nilai TVB-N untuk ikan berlemak tinggi pengolahan. Apabila sampel memiliki
adalah 20 mgN%. Nurjanah et al. (2004) kadar TVB-N berada di atas batas
juga berpendapat bahwa kadar TVB-N toleransi diberikan surat pernyataan
pada tahap pre-rigor adalah 18,67-20 bahwa ikan maupun produk tersebut
mgN/100 g dan pada tahap rigor mortis dilarang untuk didistribusikan (reject)
sebesar 20-24 mgN/100 g. Berdasarkan maupun mengalami pengolahan lebih
Comission Regulation (EC), kadar TVB-N lanjut. Kasus sampel yang diperoleh dari
ikan tidak boleh lebih dari 2 mgN/100 g pasar, ditindaklanjuti dengan memberikan
(Castro, 2013). penyuluhan serta kontrol pada tahap
Kadar TVB-N dipengaruhi oleh penanganan dan penyimpanan pasca
penanganan, penyimpanan dan pendaratan ikan hingga distribusi.
pengawetan (Mulyanto et al., 2017).
Menurut Waryani et al. (2014), kadar TVB- 4. Kesimpulan
N akan naik seiring bertambahnya waktu Sampel ikan tuna dari Pasar
penyimpanan. Hal ini dikarenakan TVB-N Blambangan Banyuwangi memiliki kadar
merupakan senyawa hasil degradasi TVB-N berkisar dari 16,29-29,57 mgN/100
protein karena aktivitas enzim maupun gr. Sampel ikan tuna tersebut berada
bakteri pembusuk. Menurut Santoso et al. pada tingkat batas penerimaan konsumsi.
(1999), peningkatan kadar TVB-N pada Menurut SNI 2354.8:2009, standar ikan
daging ikan selama penyimpanan segar yang layak konsumsi memiliki kadar
disebabkan degradasi protein dan TVB-N sebesar 20- 30 mgN/100 g. Kadar
derivatnya oleh mikroorganisme yang TVB-N dapat digunakan sebagai indikator
menghasilkan basa mudah menguap kimia untuk menentukan mutu produk
53
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS Nareswari et al. (2022)
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 11 (2) – June 2022
DOI: 10.20473/jmcs.v11i2.36710

perikanan, maka untuk menjaga mutu Castro, P. (2013). Effect of storage


tersebut penangananya harus tangkas, conditions on total volatile base
cepat, teliti, serta ikan tuna secepatnya nitrogen determinations in fish
didinginkan dengan cara menyelimuti muscle extracts. Journal of Aquatic
tubuh ikan dengan es hancuran, dan Food Product Technology, 21:519-
disimpan dalam palka air laut dingin yang 523.
dilengkapi dengan alat pengontrol suhu
sehingga suhu di palka dapat diatur Dotulong, V., Patty, C. N., & Suwetja, I. K.
sedemikian rupa sekitar 0oC. (2018). Mutu ikan roa
(Hemirhamphus sp. ) asap yang
Daftar Pustaka dijual di pasar Bersehati Kota
Manado Sulawesi Utara. Jurnal
Badan Standarisasi Nasional (BSN).
Media Teknologi Hasil Perikanan,
(2006). SNI 01.2372.1:2006.
6(3):281-286
Penentuan suhu pusat. Jakarta:
Badan Standarisasi Nasional. 9
Evita, M., Mikrajjudin, A., Hermawan, M.,
hal.
& Khairurrijjal. (2009). Peningkatan
efektivitas defoamer silika (SiO2)
Badan Standarisasi Nasional (BSN).
dengan coating pada HDPE (High
(2009). SNI 2354.8:2009.
Density Polyethylene) . Jurnal
Penentuan kadar total volatile
Nanosains dan Nanoteknologi,
base nitrogen (TVB-N). Jakarta:
2(2):66-73.
Badan Standarisasi Nasional. 12
hal.
Dong, H., & Xiao, K. (2017). Modified
QuEChES combined with ultra
Badan Standarisasi Nasional (BSN).
high performance liquid
(2011). SNI 01.2372.2:2011.
chromatography tandem mass
Penentuan bobot tuntas. Jakarta:
spectrophotometry to determine
Badan Standarisasi Nasional. 10
seven biogenic amines in chinese
hal.
traditional condiment soy sauce.
Food Chemistry, 229:502-508.
Badan Standarisasi Nasional (BSN).
(2015). SNI 2354.1:2015.
Irianto, H. E., & Giyatmi, S. (2011). Prinsip
Penentuan kadar air. Jakarta:
dasar teknologi pengolahan hasil
Badan Standarisasi Nasional. 10
perikanan. Jakarta: Universitas
hal.
Terbuka.
Barodah, L. L., Sumardianto, & Eko S.
Jinadasa. (2014). Determination of quality
(2017). Efektifitas serbuk
of marine fishes based on total
Sargassum polycystum sebagai
volatile based nitrogen test
antibakteri pada ikan lele (Clarias
(TVBN). Natural and Science,
sp.) selama penyimpanan dingin.
12(5):106-111.
Jurnal Pengolahan dan
Bioteknologi Hasil Perikanan,
Liu, S., Fan, W., Zhong, S., Ma, C., Li, P.,
6(1):10-20.
Zhou, K., Peng, Z., & Zhu, M.
(2010). Quality evaluation of
Budiman, R. P., Pranata, W., & Suliasih,
traypacked tilapia fillets stored at
N. (2016). Umur simpan fillet ikan
0oC based on sensory,
nila (Oreochromis niloticus) pada
microbiological,biochemichal, and
penyimpanan suhu dingin dengan
physical attributes. African Journal
konsentrasi dan lama waktu
of Biotechnology, 9(5):692-701.
perendaman larutan temulawak
(Curcuma xanthorriza Roxb).
Mulyanto, S., Sumardianto, & Amalia, U.
Jurnal Teknologi Pangan, 2(2):1-
(2017). Pengaruh penambahan
12.
54
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS Nareswari et al. (2022)
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 11 (2) – June 2022
DOI: 10.20473/jmcs.v11i2.36710

ekstrak daun jambu biji merah bahan pengisi terhadap sifat


(Psidium guajava) terhadap daya fisik,kimia serta palatabilitas fish
simpan ikan nila merah nugget dari daging merah ikan
(Oreochromis niloticus) pada suhu tuna (Thunnus obesus). Skripsi.
dingin. Jurnal Pengolahan dan Bogor: Teknologi Hasil Perikanan
Bioteknologi Hasil Perikanan, Institut Pertanian Bogor.
6(4):1-7.
Nasution, H., Alfayed, M., Helvina, Siti, F., Sikorski, Z. (1990). Seafood: Resource,
Ulfa, R., & Mardhatila, A. (2018). nutritional composition, and
Analisa kadar formalin dan boraks preservation. Boca Ration. Florida:
pada tahu dari produsen tahu di Depaertement of Food
lima (5) kecamatan di Kota Preservation and Technichal
Pekanbaru. Jurnal Sains dan University Poliecchnik Gdarisk.
Kesehatan Universitas
Muhamadiyah Riau, 8(2):37-44. Susanto, E. (2011). Pemanfaatan bahan
alami untuk memperpanjang umur
Nento, W. N., Nurhayati, T., & Suwandi, simpan ikan kembung (Rastrelliger
R. (2014). Perubahan mutu daging neglectus). Jurnal Perikanan,
terang ikan tuna yellowfin di XII(2):60-69.
perairan Teluk Tomini Propinsi
Gorontalo. Jurnal Pengolahan Wangsadinata, V. (2009). Sistem
Hasil Perikanan Indonesia, pengendalian mutu ikan swanggi
17(3):225-232. (Priacanthus macracanthus) (Studi
kasus di CV. Bahari Express,
Nurjanah, Setyaningsih, I., Sukarno & Palabuhanratu, Sukabumi).
Muldani, M. (2004). Kemunduran Skripsi. Bogor: Institut Pertanian
mutu ikan nila merah (Orechomis Bogor.
sp) selama penyimpanan pada
suhu ruang. Buletin Teknologi Waryani, S.W., Silvia, R., & Hanum, F.
Hasil Perikanan, 7(1):37-43. (2014). Pemanfaatan kitosan dari
cangkang (Achatina fulica) sebagai
Purwaningsih, S. (2010, Desember). pengawet ikan kembung
Kandungan gizi dan mutu ikan (Rastralliger sp.) dan ikan lele
tenggiri (Scomberomorus (Clarias bathracus). Jurnal Teknik
comersonii) selama transportasi. Kimia USU, 3(4):51-57.
Dipresentasikan pada Seminar
Nasional Perikanan Indonesia Wonorahardjo, S. (2016). Metode-metode
2010. Sekolah Tinggi Perikanan. pemisahan kimia: Sebuah
pengantar. Jakarta: PT. Indeks.
Santoso, J., Nurjanah, Sukarno & Sinaga,
S. R. (1999). Kemunduran mutu Wu, L., Pu, H., & Sun, D-W. (2019). Novel
ikan nila merah (Oreochromis sp.) techniques of evaluating freshness
selama penyimpanan pada suhu quality attributes of fish : A review
chilling. Buletin Teknologi Hasil of recent developments. Trends in
Perikanan, 6:1-4. Food Science and
Technology,83:259-273.
Sianipar, D. T. (2003). Pengaruh
kombinasi bahan pengikat dan

55
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS Nareswari et al. (2022)

Anda mungkin juga menyukai