Anda di halaman 1dari 4

Nama : Prabowo Adi Kusuma

NIM : 044574825

TUGAS TT 2 EKMA4367

1). Jenis Negosiasi


1) Negosiasi Distributif: Jenis negosiasi ini melibatkan pembagian sumber daya
yang terbatas antara pihak-pihak yang terlibat. Tujuan utama dari negosiasi
distributif adalah untuk memaksimalkan keuntungan satu pihak dengan
mengorbankan keuntungan pihak lain. Contohnya adalah negosiasi harga di
mana penjual ingin mendapatkan harga yang tinggi sedangkan pembeli ingin
mendapatkan harga yang rendah.
2) Negosiasi Integratif: Jenis negosiasi ini melibatkan penciptaan nilai
tambahan bagi semua pihak yang terlibat. Tujuan utama dari negosiasi
integratif adalah untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan
dan memaksimalkan nilai bersama. Contohnya adalah negosiasi kerjasama
bisnis di mana kedua belah pihak berusaha menciptakan kesepakatan yang
menguntungkan bagi keduanya.
Tipe Negosiasi
1. Negosiasi Kompetitif: Tipe negosiasi ini melibatkan persaingan antara
pihak-pihak yang terlibat. Setiap pihak berusaha untuk memenangkan
negosiasi dengan mengalahkan pihak lain. Taktik yang umum digunakan
dalam negosiasi kompetitif adalah menekan pihak lain, menipu, atau
menggunakan kekuatan untuk mendapatkan keuntungan.
2. Negosiasi Kolaboratif: Tipe negosiasi ini melibatkan kerjasama dan
komunikasi yang terbuka antara pihak-pihak yang terlibat. Tujuan utama
dari negosiasi kolaboratif adalah mencapai kesepakatan yang saling
menguntungkan dan membangun hubungan jangka panjang. Pihak-pihak
yang terlibat berusaha untuk mencapai win-win solution dengan
mempertimbangkan kepentingan semua pihak.
3. Negosiasi Kompromi: Tipe negosiasi ini melibatkan pemberian dan
pengambilan di antara pihak-pihak yang terlibat. Pihak-pihak tersebut
mencapai kesepakatan dengan saling mengorbankan beberapa kepentingan
mereka. Tipe negosiasi ini sering digunakan ketika tidak ada solusi yang
memuaskan bagi semua pihak atau ketika waktu dan sumber daya terbatas.
4. Negosiasi Menghindar: Tipe negosiasi ini melibatkan menghindari atau
menunda negosiasi. Pihak-pihak yang terlibat tidak mencoba untuk
mencapai kesepakatan dan lebih memilih untuk menghindari konflik atau
mengabaikan masalah yang ada. Tipe negosiasi ini sering digunakan ketika
pihak-pihak tidak memiliki kepentingan yang kuat atau ketika konflik terlalu
kompleks untuk diselesaikan.

2). Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya yang dilakukan untuk
melindungi pekerja dari risiko cedera dan penyakit yang mungkin terjadi selama
bekerja. K3 bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat
bagi semua pekerja.
Fungsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
1. Mencegah Cedera dan Penyakit Kerja: K3 bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mengurangi risiko cedera dan penyakit yang mungkin
terjadi di tempat kerja. Ini dilakukan melalui identifikasi bahaya, evaluasi
risiko, dan penerapan langkah-langkah pengendalian yang tepat.
2. Melindungi Kesehatan Pekerja: K3 juga berfungsi untuk melindungi
kesehatan pekerja dari efek negatif yang dapat timbul akibat paparan bahan
kimia berbahaya, radiasi, kebisingan, dan faktor-faktor lain yang dapat
membahayakan kesehatan mereka.
3. Meningkatkan Produktivitas: Dengan menciptakan lingkungan kerja yang
aman dan sehat, K3 dapat membantu meningkatkan produktivitas pekerja.
Pekerja yang merasa aman dan sehat cenderung lebih fokus dan efisien
dalam melakukan tugas mereka.
4. Mengurangi Biaya: Implementasi K3 yang baik dapat membantu
mengurangi biaya yang terkait dengan cedera dan penyakit kerja. Biaya
perawatan medis, absensi pekerja, dan kompensasi cedera dapat dikurangi
dengan mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit yang berhubungan
dengan pekerjaan.
5. Meningkatkan Reputasi Perusahaan: Perusahaan yang memiliki program
K3 yang baik cenderung memiliki reputasi yang baik di mata pekerja dan
masyarakat. Ini dapat membantu perusahaan dalam menarik dan
mempertahankan tenaga kerja yang berkualitas serta meningkatkan citra
perusahaan di pasar.
Dengan demikian, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) memiliki peran penting
dalam melindungi pekerja, meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya, dan
meningkatkan reputasi perusahaan.

3). Upah Minimum


Upah minimum adalah jumlah terendah yang harus dibayarkan kepada pekerja
oleh pemberi kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau kebijakan
yang berlaku di suatu negara atau wilayah. Tujuan dari upah minimum adalah
untuk melindungi pekerja dengan memastikan bahwa mereka menerima bayaran
yang layak untuk pekerjaan yang mereka lakukan.
Permasalahan Penetapan Upah Minimum
Penetapan upah minimum dapat menghadapi beberapa permasalahan utama, antara
lain:
1. Ketidakseimbangan antara kebutuhan pekerja dan kemampuan
pemberi kerja: Pemberi kerja mungkin menghadapi kesulitan dalam
membayar upah minimum yang ditetapkan karena keterbatasan sumber daya
atau kondisi ekonomi yang sulit. Di sisi lain, pekerja mungkin merasa bahwa
upah minimum yang ditetapkan tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka.
2. Dampak terhadap lapangan kerja: Penetapan upah minimum yang terlalu
tinggi dapat menyebabkan pemberi kerja enggan merekrut lebih banyak
pekerja atau bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja untuk
mengurangi biaya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan lapangan kerja
atau pengangguran.
3. Inflasi: Jika upah minimum dinaikkan secara terus-menerus tanpa
pertumbuhan ekonomi yang seimbang, hal ini dapat menyebabkan inflasi.
Inflasi dapat mengurangi daya beli masyarakat secara keseluruhan dan
berdampak negatif pada perekonomian.
4. Ketidakadilan antara sektor dan wilayah: Penetapan upah minimum yang
sama untuk semua sektor atau wilayah dapat mengabaikan perbedaan biaya
hidup dan produktivitas antara sektor atau wilayah tersebut. Hal ini dapat
menyebabkan ketidakadilan dalam pembayaran upah.
5. Penyalahgunaan dan pelanggaran: Meskipun upah minimum ditetapkan
untuk melindungi pekerja, masih ada kemungkinan terjadinya
penyalahgunaan dan pelanggaran terkait pembayaran upah minimum.
Pemberi kerja dapat mencoba menghindari kewajiban membayar upah
minimum atau melakukan praktik yang merugikan pekerja.
Pemerintah dan pihak terkait harus mempertimbangkan dengan cermat
permasalahan-permasalahan ini dalam proses penetapan upah minimum untuk
mencapai keseimbangan antara perlindungan pekerja dan keberlanjutan ekonomi.

https://www.jiae.ub.ac.id/index.php/jiae/article/view/108/137
https://pfimegalife.co.id/literasi-keuangan/pengertian-dan-tujuan-keselamatan-
kerja
https://www.rumah.com/panduan-properti/pengertian-negosiasi-75819

Anda mungkin juga menyukai