Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alda Hidayat

NIM : 045298884

1. Jenis dan Bentuk Negosiasi Negosiasi adalah suatu proses komunikasi antara dua pihak
atau lebih yang berusaha mencapai kesepakatan dalam keadaan saling menguntungkan.
Ada beberapa jenis dan gaya negosiasi yang umum digunakan dalam konteks berbeda.
Berikut penjelasan singkat mengenai beberapa tipe dan jenis negosiasi yang umum:
a. Negosiasi Distributif
Negosiasi distributif disebut juga negosiasi kompetitif, terjadi ketika pihak-pihak yang
terlibat bersaing untuk mendapatkan nilai atau keuntungan sebanyak-banyaknya
mungkin dengan persetujuan. Dalam negosiasi ini, keuntungan bagi satu pihak sering
kali berarti kerugian bagi pihak lain. Contoh negosiasi distributif adalah negosiasi
harga pada saat membeli atau menjual barang.
b. Negosiasi Integratif Negosiasi integratif disebut juga negosiasi kolaboratif, terjadi
ketika para pihak yang terlibat berusaha mencapai kesepakatan yang menguntungkan
kedua belah pihak dan menciptakan nilai tambah bagi semua pihak. Dalam negosiasi
ini, para pihak bekerja sama untuk mencari solusi yang memenuhi kepentingan
bersama. Contoh negosiasi integratif adalah menegosiasikan alokasi tugas dalam tim
proyek.
c. Negosiasi Kompetitif Negosiasi kompetitif terjadi ketika para pemangku kepentingan
bersaing untuk mencapai tujuan individu atau kelompok mereka sendiri. Dalam
perundingan tersebut, para pihak cenderung tidak memperhatikan kepentingan bersama
namun lebih fokus pada kepentingan pribadi. Contoh negosiasi kompetitif adalah
negosiasi gaji selama proses perekrutan.
d. Negosiasi Kolaboratif Negosiasi kolaboratif terjadi ketika pihak-pihak yang terlibat
secara aktif bekerja sama untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Dalam perundingan tersebut, para pihak berusaha menciptakan nilai tambah dan
memperhatikan kepentingan bersama. Contoh negosiasi kolaboratif adalah
menegosiasikan perjanjian kemitraan antara dua perusahaan.
e. Negosiasi yang Kompleks Negosiasi yang kompleks terjadi ketika terdapat banyak
variabel, beragam kepentingan, dan tingkat kompleksitas yang tinggi dalam mencapai
kesepakatan. Dalam negosiasi ini, pihak-pihak harus mengelola berbagai aspek yang
rumit dan mempertimbangkan banyak faktor. Contoh dari negosiasi kompleks adalah
negosiasi perjanjian perdagangan antara dua negara. Setiap jenis dan tipe negosiasi
memiliki karakteristik dan strategi yang berbeda-beda. Penting untuk memahami jenis
dan tipe negosiasi yang sedang terjadi agar dapat mengadopsi pendekatan yang tepat
dan mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
upaya yang dilakukan untuk melindungi pekerja dari risiko cedera dan penyakit yang
mungkin terjadi selama bekerja. K3 bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang
aman dan sehat bagi semua pekerja.
Nama : Alda Hidayat
NIM : 045298884

a. Fungsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kemungkinan Cedera dan Penyakit
Kerja : K3 bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko cedera dan
penyakit yang mungkin terjadi di tempat kerja. Hal ini dilakukan melalui
identifikasi bahaya, evaluasi risiko, dan penerapan langkah-langkah pengendalian
yang tepat.
b. Melindungi Kesehatan Pekerja : K3 juga berfungsi untuk melindungi kesehatan
pekerja dari efek negatif yang dapat timbul akibat paparan bahan kimia berbahaya,
radiasi, gangguan, dan faktor-faktor lain yang dapat membahayakan kesehatan
mereka.
c. Meningkatkan produktivitas : Dengan menciptakan lingkungan kerja yang aman
dan sehat, K3 dapat membantu meningkatkan produktivitas pekerja. Pekerja yang
merasa aman dan sehat cenderung lebih fokus dan efektif dalam menjalankan
tugasnya.
d. Pengurangan biaya : Penerapan K3 yang tepat dapat membantu mengurangi biaya
yang terkait dengan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Biaya perawatan
medis, ketidakhadiran pekerja, dan cedera dapat dikurangi dengan mencegah
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
e. Meningkatkan Reputasi Perusahaan: Perusahaan dengan program K3 yang baik
seringkali memiliki reputasi yang baik di kalangan pekerja dan masyarakat. Hal ini
dapat membantu bisnis menarik dan mempertahankan tenaga kerja berkualitas serta
meningkatkan citra mereka di pasar. Dengan demikian, keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) berperan penting dalam melindungi pekerja, meningkatkan
produktivitas, menurunkan biaya, dan meningkatkan reputasi perusahaan.
3. Upah minimum Upah minimum adalah tarif terendah yang harus dibayar pengusaha kepada
pekerjanya menurut undang-undang atau keputusan pemerintah. Tujuan dari upah
minimum adalah untuk melindungi pekerja dengan memastikan bahwa mereka menerima
kompensasi yang adil dan sesuai atas pekerjaan yang mereka lakukan.
Persoalan Pokok Penetapan Upah Minimum Penetapan upah minimum dapat
menyelesaikan beberapa permasalahan utama, antara lain:
a. Mencocokkan kebutuhan pekerja dan kemampuan pemberi kerja: Dalam
menentukan upah minimum, pemerintah harus mempertimbangkan kebutuhan
pokok pekerja dan kemampuan pengusaha membayar upah. Jika upah minimum
terlalu tinggi, pemberi kerja mungkin tidak mampu membayar upah, sehingga dapat
menyebabkan lebih sedikit pekerja atau penutupan usaha. Di sisi lain, jika upah
minimum terlalu rendah, pekerja mungkin tidak mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya.
b. Inflasi: Penetapan upah minimum yang tidak seimbang dengan tingkat inflasi dapat
menurunkan daya beli pekerja. Jika upah minimum tidak dinaikkan secara berkala
berdasarkan tingkat inflasi, maka pekerja akan kehilangan daya beli seiring
berjalannya waktu.
Nama : Alda Hidayat
NIM : 045298884

c. Pertimbangan Regional: Upah minimum biasanya ditetapkan secara nasional,


namun perbedaan biaya hidup antar wilayah dapat menjadi masalah. Biaya hidup
yang lebih tinggi di daerah perkotaan mungkin memerlukan upah minimum yang
lebih tinggi di daerah pedesaan. Oleh karena itu, menetapkan upah minimum yang
sama di berbagai negara mungkin mengabaikan perbedaan regional yang signifikan.
d. Pengaruh terhadap produktivitas : Penetapan upah minimum yang terlalu tinggi
dapat mengurangi insentif bagi pekerja untuk meningkatkan produktivitas mereka.
Jika pekerja merasa bahwa mereka akan menerima upah minimum tanpa
memperhatikan kualitas atau kuantitas pekerjaan mereka, mereka mungkin tidak
termotivasi untuk bekerja lebih keras atau meningkatkan keterampilan mereka.
e. Penyalahgunaan : Kadang-kadang, pemberi kerja dapat mencoba menghindari
pembayaran upah minimum dengan menggunakan praktik-praktik yang tidak adil,
seperti mempekerjakan pekerja secara ilegal atau memberikan upah di bawah upah
minimum yang ditetapkan. Hal ini dapat merugikan pekerja dan melanggar hak-hak
mereka. Pemerintah perlu mempertimbangkan permasalahan ini dalam proses
penetapan upah minimum untuk memastikan bahwa upah yang ditetapkan adil bagi
pekerja dan tetap berkelanjutan bagi pemberi kerja.
Referensi :
Susanto, R., Gusnawaty, G., & Abbas, A. (2021). Pola Tuturan Negosiasi Penjual Sebagai
Upaya Meraih Minat Pembeli. Al-Munzir, 14(1), 125-136.
Djatmiko, A., Purwendah, E. K., Erowati, E. M., Pudyastiwi, E., & Triana, I. D. S. (2023).
Tinjauan Rekonstruksi Regulasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Yang Berbasis
Nilai Keadilan. Jurnal Pacta Sunt Servanda, 4(2), 11-21.

Anda mungkin juga menyukai