Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PENGARUH KINERJA PELAYANAN, PREMI KOMPETITIF, DAN CITRA

MEREK TERHADAP MINAT MEMBELI KEMBALIPOLIS ASURANSI PADA PT


ARTHAGRAHA GENERAL INSURANCE
CABANG PONTIANAK

Hendry
hendrychin22@gmail.com
Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel kinerja
pelayanan, premi kompetitif, dan citra merek terhadap minat membeli kembali polis asuransi
pada PT Arthagraha General Insurance Cabang Pontianak. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan lebih melihat sebab dan akibat dari variabel
independen dan dependen.Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kuesioner
dan studi dokumenter dengan populasi semua nasabah pada PT Arthagraha General Insurance
Cabang Pontianak. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 102 responden dengan metode
pengambilan sampel purposive sampling. Teknik analisis data berupa analisis statistik dengan
bantuan software SPSS Statistic 22. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan dapat
diketahui bahwa variabel kinerja pelayanan, premi kompetitif, dan citra merek diuji
menggunakan regresi berganda, uji F, dan uji t memberikan pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap variabel minat membeli kembali.

KATA KUNCI: Kinerja Pelayanan, Premi Kompetitif, Citra Merek, Minat Membeli Kembali

PENDAHULUAN
Berkembangnya bisnis asuransi saat ini sangatlah pesat dan semakin meningkat,
hal ini karena masyarakat sudah mulai sadar akan pentingnya asuransi guna memberikan
perlindungan pada harta benda dari hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat merugikan
atau mengakibatkan rusaknya harta benda yang berharga, oleh karena itu asuransi dinilai
penting dalam memberikan perlindungan guna mencegah kerugian.
Perusahahaan asuransi yang ada di kota Pontianak meliputi perusahaan antara lain
PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Bina Dana Arta, PT
Asuransi Buana Independen dan Sebagainya. Dengan adanya banyak pilihan perusahaan
asuransi yang ada di kota Pontianak membuat konsumen untuk menentukan pilihannya
sendiri dalam memilih perusahaan asuransi yang akan dipercaya untuk memberikan
perlindungan pada harta bendanya.
Melihat banyaknya pesaing yang ada maka perusahaan harus bisa meningkatkan
daya saing agar tidak tertinggal dan bisa berkembang pada lingkungan persaingan saat
ini. Ciri khas setiap perusahaan menjadi faktor penting agar perusahaan dapat tetap

1
bersaing dilingkungan persaingan yang ketat. Perusahaan asuransi sebagai perusahaan
yang bergerak dalam bidang jasa, maka pelayanan merupakan hal utama untuk
menciptakan rasa puas bagi nasabah. Untuk itulah suatu perusahaan dinilai perlu
memperhatikan beberapa faktor yang menjadi indikator dalam menilai kinerja
pelayanan, premi yang kompetitif, dan citra merek yang baik agar konsumen bisa
merasa puas dan melakukan pembelian ulang terhadap jasa yang dipasarkan oleh
perusahaan. Tidak sampai disitu, disamping memberikan layanan yang baik kepada
nasabah faktor harga yang kompetitif juga harus menjadi perhatian perusahaan dalam
ketatnya persaingan bisnis dewasa ini.
Dengan kualitas pelayanan dan harga kompetitif yang diterapkan suatu
perusahaan dengan baik maka dipercaya dapat membuat brand image suatu perusahaan
menjadi baik dan mempengaruhi keputusan pembelian terhadap konsumen. Namun
konsistensi dalam penerapannya harus menjadi perhatian utama bagi perusahaan agar
citra merek perusahaan yang baik terus terjaga dimata nasabah sebagai konsumen pada
produk asuransi kerugian. Pada perusahaan yang memiliki konsumen yang loyal, pasti
akan mendapatkan posisi yang lebih baik di pasar.

KAJIAN TEORITIS
Setiap perusahaan memerlukan asuransi untuk menjamin harta bendanya supaya
terhindar dari resiko kecelakaan berupa kebakaran. Perusahaan pada umumnya sangat
memerlukan pertangungan untuk menjamin perusahaan dari resiko yang akan terjadi.
Kata Asuransi berasal dari Bahasa inggris “insurance”, yang dalam kamus besar Bahasa
indonesia diartikan sebagai kata Pertangungan. Dalam UU No.2 Tahun 1992 tentang
usaha perasuransian “Asuransi atau pertangungan adalah perjanjian antara dua pihak
atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung”.
Menurut Mangani (2009:43-45): Asuransi diklasifikasi berdasarkan kejadian yang
tidak dikehendaki, yaitu asuransi jiwa (life insurance) dan asuransi kerugian umum/non
jiwa (property and casualty insurance).
Pemasaran sangat diperlukan perusahaan untuk memasarkan produknya ke pangsa
pasar. Pemasaran merupakan kunci keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan
perusahan supaya dapat bertahan atau dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.

2
Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 6): “Mendefinisikan pemasaran (marketing)
sebagai proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun
hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan
sebagai imbalannya”.
1. Kinerja Pelayanan
Pengertian pelayanan menurut Ma`ruf (2006: 221) “Pelayanan adalah salah
satu faktor pemberi nilai tambah bagi peritel.”
Zeithaml, Bitner dan Gremler (2009: 111) ada lima faktor dominan atau
penentu kualitas jasa yaitu:
1. Reliability (Keandalan)
yaitu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan handal
dan akurat.
2. Responsiveness (Daya Tanggap)
yaitu kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan
cepat.
3. Assurance (Kepastian)
yaitu pengetahuan, sopan santun, dan kemampuan karyawan untuk
menimbulkan keyakinan dan kepercayaan.
4. Empathy (Empati)
yaitu kepedulian dan perhatian secara pribadi yang diberikan kepada
pelanggan. Layanan yang diberikan oleh para karyawan harus dapat
menunjukkan kepedulian mereka kepada konsumen.
5. Tangible (Berwujud)
yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan, pegawai, dan material
yang dipasang. Menggambarkan wujud secara fisik dan layanan yang akan
diterima oleh konsumen.
2. Premi Kompetitif
Premi  adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan setiap bulannya sebagai
kewajiban dari tertanggung atas keikutsertaannya di asuransi. Besarnya premi atas
keikutsertaan di asuransi yang harus dibayarkan telah ditetapkan oleh perusahaan
asuransi dengan keadaan-keadaan dari tertanggung dan standar yang ditetapkan
oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang bentuk berdasarkan UU Nomor 21
Tahun 2011 berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan
yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.
Pengertian kompetitif adalah suatu hal yang berhubungan dengan sebuah
persaingan / kompetisi. Dalam hal ini kompetitif dapat diposisikan sebagai suatu

3
kondisi perebutan atau keadaan berkompetisi yang terjadi / dialami oleh seseorang
atau sekelompok orang dalam memenangkan sebuah persaingan.
Bila merujuk pada uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Premi
Kompetitif adalah harga yang memiliki kunggulan bersaing dari produk
sejenisnya. Keunggulan disini lebih ditekankan dalam penetapan harga yang lebih
rendah namun dengan kualitas yang sama dengan produk pesaing.
Harga juga merupakan gambaran dari kualitas atau manfaat yang diberikan
oleh suatu produk, Hal ini dapat terjadi karena sering kali Kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Menurut Tjiptono (2008), ada empat jenis tujuan penetapan
harga, yaitu:
a. Tujuan Berorientasi pada laba, asumsi teori ekonomi klasik menyatakan
bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan
laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimalisasi laba.
b. Tujuan Berorientasi Pada Volume, selain tujuan berorientasi pada laba, ada
pula perusahaan yang menentapkan harganya berdasarkan tujuan yang
berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah
volume pricing objectives.
c. Tujuan Berorientasi Pada Citra, citra suatu perusahaan dapat dibentuk
melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi
untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu
harga rendah dapat digunakan untuk membentuk nilai tertentu, misalnya
dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang
terendah di suatu wilayah tertentu.
Konsumen akan merasa puas ketika pengorbanan yang mereka keluarkan
melalui harga dapat terbayar oleh manfaat produk yang sesuai dengan harapan
mereka. Bagi konsumen harga merupakan salah satu faktor penentu dalam
pemilihan produk yang berkaitan dengan keputusan membeli yang akan
dilakukan.
Perusahaan perlu menetapkan harga yang kompetitif, dimana harga tersebut
dipandang layak oleh calon konsumen karena sesuai dengan manfaat produk dan
terjangkau, serta diharapkan mampu bersaing dengan harga produk dari
perusahaan lain. Melalui harga yang kompetitif, sebuah produk akan memperoleh
nilai lebih dimata konsumen yang kemudian akan menjadi poin penting dalam
mempengaruhi minat beli konsumen.
3. Citra Merek

4
Pengertian merek menurut Assauri (2011: 204) “Merek adalah nama, istilah,
tanda atau lambang dan kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi (barang atau jasa) dari seorang penjual atau
kelompok penjual dan yang membedakannya dari produk saingan.”. Menurut
Kotler dan Keller (2009: 268) “Pencitraan merek menggambarkan sifat ekstrinsik
produk atau jasa, yang termasuk cara di mana merek berusaha memenuhi
kebutuhan psikologis atau sosial pelanggan.”
Menurut Kartajaya (2010: 3) “Merek (Brand) berperan sebagai value
indicator bagi seluruh stakeholder perusahaan (pelanggan, karyawan, serta
investor).” Menurut Tjiptono (2005: 49) “Brand Image merupakan deskripsi
tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu.”

Menurut Ferrinadewi (2008: 167) Brand Image terdiri dari dua komponen
yaitu:
1. Brand Association (Asosiasi Merek), konsumen dapat membuat assiasi
merek berdasarkan atribut prduk, manfaat produk, dan keseluruhan
evaluasinya atau sikapnya terhadap merek.
2. Favorability, Strenght And Uniqueness Of Brand Assciation (sikap positif,
kekuatan dan keunikan merek), sikap positif dan keunikan asosiasi merek
terdiri dari tiga hal dalam benak konsumen yaitu adanya keinginan,
kemudian keyakinan bahwa merek tertentu dapat memenuhi keinginannya
dan yang terpenting adalah keyakinan konsumen bahwa merek tersebut
memiliki perbedaan yang signifikan dibanding merek lainnya. Kekuatan
asosiasi merek ditentukan dari pengalaman langsung knsumen dengan
merek, pesan- pesan yang sifatnya komersial.

4. Minat Membeli Kembali


Minat beli adalah tahap kecenderungan konsumen untuk bertindak sebelum
keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Terdapat perbedaan antara
pembelian aktual dan minat pembelian ulang. Bila pembelian aktual adalah
pembelian yang benar-benar dilakukan oleh konsumen, maka minat pembelian
ulang adalah niat untuk melakukan pembelian kembali pada kesempatan
mendatang (Kinnear & Taylor, 2003: 62). Menurut Ferdinand (2002:25-26) minat
beli ulang dapat diidentifikasi melalui indikator - indikator sebagai berikut:
1. Minat transaksional
Yaitu kecenderungan seseorang untuk selalu membeli ulang produk yang
telah dikonsumsinya.

5
2. Minat referensial
Yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk yang sudah
dibelinya, agar juga dibeli oleh orang lain, dengan referensi pengalaman
konsumsinya.

3. Minat preferensial
Yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang selalu memiliki
preferensi utama pada produk yang telah dikonsumsi. Preferensi ini hanya
dapat diganti bila terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
4. Minat eksploratif
Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi
mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk
mendukung sifat - sifat positif dari produk yang dilanggananinya.

Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa minat membeli kembali


adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian ulang
sebuah produk setelah dirasa produk yang digunakan dapat memenuhi harapan
konsumen. Berdasarkan kajian teoritis, hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh Kinerja Pelayanan terhadap Minat Membeli Kembali polis
asuransi pada PT ArthaGraha General Insurance Cabang Pontianak.
H2: Terdapat pengaruh dari Premi Kompetitif terhadap Minat Membeli Kembali
polis asuransi pada PT ArthaGraha General Insurance Cabang Pontianak.
H3::Terdapat pengaruh Citra Merek terhadap Minat Membeli Kembali polis
asuransi pada PT ArthaGraha General Insurance Cabang Pontianak.

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kausalitas yang dimana
terdapat sifat sebab akibat untuk meneliti populasi san sampel tertentu, penggunaan data
menggunakan instrument penelitian dengan tujuan menguji hipotesis yang di tetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2015: 35). Dalam penelitian ini penulis mengambil variabel
kinerja pelayanan, premi kompetitif, dan citra merek sebagai variabel independen dan
minat membeli kembali sebagai variabel dependen. Teknik-teknik pengumpulan data
yang digunakan yaitu observasi dan kuesioner. Populasi yang digunakan pada saat ini
belum diketahui jumlahnya dikarenakan penulis menetapkan semua nasabah pada PT
Arthagraha General Insurance Cabang Pontianak menjadi populasinya dan pengambilan

6
sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan jumlah responden 102.
Untuk analisis ini menggunakan skala interval dan untuk analisis data menggunakan uji
validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heterokedastisitas). Untuk menentukan pengaruh variabel kinerja pelayanan, premi
kompetitif, dan citra merek terhadap variabel minat membeli kembali menggunakan
analisis regresi linier berganda, analisis korelasi, analisis autokorelasi, analisis koefisien
determinasi, dan pengujian hipotesis mengguakan uji F, dan uji t.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah
hasilnya tetap konsisten atau tidak jika pengukuran diulang. Instrumen kuesioner
yang tidak reliabel maka tidak konsisten untuk pengukuran sehingga hasil
pengukuran tidak dapat dipercaya. Kuesioner dapat dinyatakan reliabel apabila
jawaban yang diberikan setiap responden konsisten. Suatu variabel dikatakan
realibel jika memberikan nilai cronbach alpha >0,60. Adapun hasil pengujian
reliabilitas pada variabel kinerja pelayanan, premi kompetitif, dan citra merek
terhadap minat membeli kembali dapat dilihat pada Tabel 3.25 berikut ini:
TABEL 3.22
PT AGI CABANG PONTIANAK UJI RELIABILITAS VARIABEL
KINERJA PELAYANAN, PREMI KOMPETITIF, DAN CITRA
MEREK TERHADAP MINAT MEMBELI KEMBALI

Variabel Cronbach’s Alpha Kesimpulan


Kinerja Pelayanan 0,784 Reliable
Premi Kompetitif 0,802 Reliable
Citra Merek 0,856 Reliable
Minat Membeli Kembali 0,780 Reliable
Sumber: Data olahan, 2017

Pada Tabel 3.22 Asumsi yang digunakan oleh penulis adalah apabila nilai
Alpha lebih besar dari nilai rtabel (Alpha > rtabel), maka instrumen yang digunakan
oleh peneliti adalah reliabel atau dapat diandalkan. Berikut dapat dilihat bahwa
pertanyaan kinerja pelayanan yang diuji mempuyai Cronbach’s Alpha yang lebih

7
tinggi dari 0,70 yaitu sebesar 0,784 maka hasil penguji reliabilitas tersebut dapat
dinyatakan realibel dan dapat dilakukan pengujian selanjutnya. Pertanyaan premi
kompetitif mempunyai Cronbach’s Alpha yang lebih tinggi dari 0,70 yaitu sebesar
0,802 maka hasil penguji reliabilitas tersebut dapat dinyatakan realibel dan dapat
dilakukan pengujian selanjutnya. Pertanyaan citra merek yang diuji mempuyai
Cronbach’s Alpha yang lebih besar dari 0,70 yaitu sebesar 0,856 maka hasil
penguji reliabilitas tersebut dapat dinyatakan realibel dan dapat dilakukan
pengujian selanjutnya. Pertanyaan terhadap minat membeli kembali yang diuji
mempunyai Cronbach’s Alpha yang lebih tinggi dari 0,70 yaitu sebesar 0,780
maka hasil penguji reliabilitas tersebut dapat dinyatakan realibel dan dapat
dilakukan pengujian selanjutnya.
b. Uji Multikorelitas
Uji Multikolinearitas adalah keadaan di mana antara dua variabel independen
atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati
sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah
multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas umumnya
dengan melihat nilai Tolarance dan variance inflation factor (VIF) pada hasil regresi
linear. Untuk mengetahui apakah model regresi bebas dari multikolinearitas,
dimana nilai VIF yang didapat harus kurang dari 10 dan mempunyai angka
tolerance lebih dari 0,1.
TABEL 3.24
PT AGI CABANG PONTIANAK
HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS
Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 14,803 6,213 2,383 ,019

Kinerja
,175 ,115 ,139 1,512 ,134 ,989 1,011
Pelayanan

Premi
,141 ,139 ,095 1,016 ,312 ,949 1,054
Kompetitif

Citra Merek ,527 ,137 ,360 3,837 ,000 ,944 1,059

a. Dependent Variable: Minat Membeli Kembali


Sumber: Data Olahan 2017

8
Berdasarkan Tabel 3.24 menunjukkan bahwa nilai tolerance pada variable
Kinerja Pelayanan dan Premi Kompetitif sebesar 0,989 dan 0,949, sedangkan nilai
tolerance pada variable Citra Merek sebesar 0,944, maka dapat disimpulkan
bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0,1 sehingga dapat dikatakan tidak terjadi
multikolinieritas. Kemudian berdasarkan perhitungan nilai VIF pada variabel
Kinerja Pelayanan dan Premi Kompetitif sebesar 1,011 dan 1,054 sedangkan nilai
VIF pada variable Citra Merek 1,059, maka dapat disimpulkan bahwa nilai
tersebut kurang dari 10 sehingga berdasarkan persyaratan dapat dikatakan tidak
terjadi multikolinieritas.
d. Uji F
Uji F adalah uji yang dilakukan untuk menguji model secara keseluruhan,
melihat keterkaitan variabel bebas secara bersama-sama dalam mempengaruhi
variabel terikat. Dengan kata lain, uji F bertujuan untuk mengetahui layak atau
tidaknya suatu model. Hasil uji F pada PT AGI Cabang Pontianak dapat dilihat
pada tabel berikut 3.29:
TABEL 3.29
PT AGI CABANG PONTIANAK HASIL ANALISIS UJI F PENGARUH
VARIABEL KINERJA PELAYANAN, PREMI KOMPETITIF, DAN
CITRA MEREK TERHADAP VARIABEL MINAT
MEMBELI KEMBALI
Sumber: Data Olahan, 2017
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 348,867 3 116,289 7,395 ,000b

Residual 1541,094 98 15,725

Total 1889,961 101

a. Dependent Variable: Minat Membeli Kembali


b. Predictors: (Constant), Citra Merek, Kinerja Pelayanan, Premi Kompetitif

Pada Tabel 3.29 menunjukkan bahwa dengan tingkat kesalahan sebesar lima
persen (α=0,05), maka Fhitung yang didapat adalah sebesar 7,395. Hal ini membuktikan
bahwa Fhitung lebih besar daripada Ftabel yaitu 2,70 (7,395 > 2,70). Artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara variable kinerja pelayanan, premi kompetitif dan citra
merek terhadap minat membeli kembali pada PT AGI Cabang Pontianak.
Nilai signifikasi pada pengujian kali ini adalah sebesar 0,000 yang lebih
kecil dari tingkat kesalahan yang ditentukan yaitu 0,050 (0,000 < 0,05). Maka

9
secara bersamaan variabel bebas kinerja pelayanan, premi kompetitif dan citra
merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat membeli kembali pada
PT AGI Cabang Pontianak.
e. Uji t
Uji t statistik untuk menguji pengaruh antara variabel bebas terhadap
variabel tidak bebas secara parsial dengan mengasumsikan bahwa variabel lain
dianggap konstan. Pengujian statistik t pada model regresi bertujuan untuk
menunjukkan kemampuan masing-masing variabel dalam memberikan pengaruh
terhadap variabel terikat (Y). Artinya uji t digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh yang ditimbulkan oleh variable kinerja pelayanan, premi
kompetitif dan citra merek terhadap minat membeli kembali pada PT AGI Cabang
Pontianak. Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 3.30 berikut ini:
TABEL 3.30
PT AGI CABANG PONTIANAK HASIL ANALISIS PENGARUH
VARIABEL KINERJA PELAYANAN, PREMI KOMPETITIF,
DAN CITRA MEREK TERHADAP VARIABEL MINAT
MEMBELI KEMBALI
Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Model Coefficients Coefficients t Sig. Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 14,803 6,213 2,383 ,019

Kinerja
,175 ,115 ,139 1,512 ,034 ,989 1,011
Pelayanan

Premi
,141 ,139 ,095 1,016 ,012 ,949 1,054
Kompetitif

Citra Merek ,527 ,137 ,360 3,837 ,000 ,944 1,059

a. Dependent Variable: Minat Membeli Kembali


Sumber: Data Olahan, 2017

Pada Tabel 3.32 dapat dilihat bahwa hasil dari nilai uji t untuk X 1, X2 dan X3
secara berurutan adalah sebagai berikut t1 = 1,512, t2 = 1,016, dan t3= 3,837.
1) Pengujian Terhadap Variabel Kinerja Pelayanan
Hasil pengujian pada variable kinerja pelayanan menunjukkan bahwa
nilai thitung yang diperoleh adalah sebesar 1,512 dan ttabel 1,299 sehingga thitung
yang didapat lebih besar dari ttabel (2,512 > 1,299), dengan tingkat
signifikansi thitung sebesar 0,034 lebih besar dari 0,05 (0,034 > 0,05) maka

10
dapat diartikan variabel kinerja pelayanan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap minat membeli kembali.
2) Pengujian Terhadap Variabel Premi Kompetitif
Hasil pengujian pada variable premi kompetitif menunjukkan bahwa
nilai thitung yang diperoleh adalah sebesar 1,016 dan ttabel 1,299 sehingga thitung
yang didapat lebih kecil dari ttabel (1,016 < 1,299), dengan tingkat
signifikansi thitung sebesar 0,012 lebih besar dari 0,05 (0,012 > 0,050) maka
dapat diartikan variabel premi kompetitif memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap minat membeli kembali.
3) Pengujian Terhadap Variabel Citra Merek
Hasil pengujian pada variable Citra Merek menunjukkan bahwa nilai
thitung yang diperoleh adalah sebesar 3,837 dan ttabel 1,299 sehingga thitung yang
didapat lebih besar dari ttabel (3,837 > 1,660), dengan tingkat signifikansi
thitung sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,050) maka dapat
diartikan variabel citra merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
minat membeli kembali.

PENUTUP
Berdasarkan hasil dari penelitian dapat diketahui bahwa variabel kinerja
pelayanan, premi kompetitif, dan citra merek yang di uji mengunakan regresi linear
berganda, uji F, dan uji t memberikan pengaruh positif signifikan terhadap variabel
keputusan pembelian baik secara parsial maupun secara simultan. Variabel yang paling
berpengaruh adalah variabel citra merek.
Adapun saran yang diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Kinerja pelayanan pada PT Arthagraha General Insurance Cabang Pontianak
perlu ditingkatkan lagi, karena dilihat dari jumlah pendapatan perusahaan
yang berfluktuatif mencerminkan nasabah yang kurang puas dengan kinerja
pelayanan jasa asuransi yang ditawarkan oleh perusahaan kepada nasabah.
Pada variabel kinerja pelayanan juga, sebaiknya manajemen PT Arthagraha
General Insurance Cabang Pontianak, perlu melatih karyawan pada segi
pelayanan terhadap nasabah serta perusahaan juga harus konsisten dalam

11
menepati janjinya seperti tanggung jawap pembayaran ganti rugi klaim
sesuai dengan perjanjian yang tertulis pada polis asuransi.
2. Penetapan premi yang kompetitif dari pihak perusahaan PT Arthagraha
General Insurance Cabang Pontianak sebaiknya selalu konsisten dengan
mengacu kepada peraturan otoritas jasa keuangan dan memberikan
pertanggungan kerugian yang sesuai sehingga nasabah akan merasa puas
dengan premi yang mereka bayarkan.
3. Citra merek pada perusahaan yang sudah dikenal baik oleh para nasabah,
sebaiknya tetap dijaga sehingga secara berkepanjangan (long term)
perusahaan akan terus dikenang baik oleh para konsumen yang menjadi
nasabah setia perusahaan bahkan mereka akan mereferensikannya kepada
teman dan kerabat dekat, sehingga perusahaan akan dipercaya oleh
masyarakat sebagai konsumen maupun sebagai calon konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai