Anda di halaman 1dari 5

Nama: Orbit Varasta Prakosa

NIM: F0121184 | Kelas: E


S-1 Ekonomi Pembangunan
Tugas 5 ESDMK

1. Misalkan ada dua jenis pekerjaan di pasar tenaga kerja: pekerjaan "aman" dan pekerjaan
"berisiko". Jelaskan bagaimana pekerja memutuskan apakah akan menerima pekerjaan
yang aman (di mana dia tidak boleh terluka) atau pekerjaan yang berisiko (di mana dia
pasti akan terluka).
Jawab:
Dalam konteks ekonomi dan teori tenaga kerja, keputusan pekerja dalam memilih jenis
pekerjaan biasanya didasarkan pada pertimbangan keuntungan dan risiko yang terlibat.
a. Utilitas dan Kesejahteraan: Pekerja akan mempertimbangkan utilitas atau kepuasan
yang mereka dapatkan dari pekerjaan tersebut.Jika pekerjaan "aman" menawarkan
kesejahteraan dan keamanan finansial yang lebih tinggi, pekerja mungkin lebih
cenderung memilihnya.
b. Upah dan Manfaat Lainnya: Upah yang ditawarkan oleh pekerjaan aman dan
berisiko mungkin menjadi faktor utama. Jika pekerjaan berisiko menawarkan upah
yang lebih tinggi, pekerja mungkin bersedia menerima risiko tersebut untuk
mendapatkan kompensasi yang lebih baik.
c. Aspek Keamanan Pekerjaan: Pekerja cenderung mempertimbangkan kestabilan
pekerjaan dan peluang untuk pertumbuhan karir. Pekerjaan aman mungkin
menawarkan jaminan pekerjaan jangka panjang, sedangkan pekerjaan berisiko
mungkin lebih tidak pasti dalam hal ini.
d. Manfaat Tambahan: Pekerjaan mungkin menawarkan manfaat tambahan, seperti
asuransi kesehatan, cuti, atau tunjangan lainnya. Faktor-faktor ini dapat
mempengaruhi keputusan pekerja.
e. Tingkat Pendidikan dan Keterampilan: Pekerjaan tertentu mungkin memerlukan
tingkat pendidikan atau keterampilan tertentu. Pekerja akan mempertimbangkan
apakah mereka memenuhi syarat untuk pekerjaan tersebut dan sejauh mana
pekerjaan tersebut sesuai dengan kualifikasi mereka.
f. Preferensi Pribadi:Pekerja mungkin memiliki preferensi pribadi terkait jenis
pekerjaan yang mereka nikmati atau mereka rasa cocok dengan keahlian dan minat
mereka.
2. Jelaskan bagaimana perusahaan memutuskan apakah akan menawarkan lingkungan
kerja yang aman atau lingkungan yang berisiko.
Jawab:
Keputusan perusahaan dalam menawarkan lingkungan kerja yang aman atau berisiko
melibatkan pertimbangan banyak faktor, termasuk kebijakan keselamatan, kesehatan,
dan keamanan (K3), hukum ketenagakerjaan, dan pertimbangan ekonomi. Pada
umumnya, perusahaan yang berfokus pada keberlanjutan dan tanggung jawab sosial
cenderung lebih memilih untuk menawarkan lingkungan kerja yang aman. Namun,
keputusan ini juga dapat dipengaruhi oleh realitas ekonomi, regulasi, dan karakteristik
industri tempat perusahaan beroperasi.

3. Bagaimana perbedaan upah kompensasi pasar antara pekerjaan aman dan pekerjaan
berisiko ditentukan? Jenis pekerjaan apa yang menawarkan upah lebih tinggi?
Jawab:
Dalam banyak kasus, pekerjaan yang lebih berisiko cenderung membayar upah yang
lebih tinggi karena memerlukan kompensasi yang sesuai dengan risiko fisik atau bahaya
yang mungkin dihadapi oleh pekerja. Namun, sejumlah faktor kompleks lainnya juga
berkontribusi pada menentukan perbedaan upah antara jenis pekerjaan. Perbedaan
dalam upah kompensasi pasar antara pekerjaan aman dan pekerjaan berisiko dapat
dipengaruhi oleh sejumlah faktor.
Beberapa faktor tersebut melibatkan aspek-aspek yang berkaitan dengan risiko
pekerjaan, tingkat keterampilan yang diperlukan, dan kebijakan pasar tenaga kerja.
Adapun faktor-faktor tersebut antara lain adalah tingkat risiko dan kecelakaan kerja,
keterampilan dan pendidikan, pasokan dan perminraan tenaga kerja, negosiasi serikat
pekerja, tuntutan kompensasi dan regulasi, tingkat persaingan dalam industri, kondisi
perekonomian, kesejahteraan pekerja, dan karakteristik industri dan perusahaan.

4. Jelaskan bagaimana pekerja dan perusahaan “menikah” satu sama lain di pasar tenaga
kerja ketika ada banyak jenis pekerjaan yang menawarkan berbagai tingkat risiko
kepada pekerja mereka. Berapa kemiringan fungsi upah hedonis yang diukur?
Jawab:
Dalam konteks ini, "menikah" berarti bahwa pekerja memilih dan mempertahankan
pekerjaan yang sesuai dengan preferensi, keterampilan, dan kebutuhan mereka,
sementara perusahaan mencari dan mempertahankan pekerja yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Kemiringan fungsi upah hedonis mengukur sejauh mana faktor-
faktor tertentu, seperti tingkat risiko, memengaruhi tingkat upah.
Fungsi upah hedonis dapat diukur dengan analisis regresi, di mana tingkat upah
dijelaskan oleh berbagai variabel, termasuk tingkat risiko pekerjaan. Dalam kasus
pekerja dan perusahaan "menikah" di pasar tenaga kerja, pekerja mungkin akan
cenderung memilih pekerjaan yang sesuai dengan preferensi dan tingkat risiko yang
dapat mereka toleransi, sementara perusahaan akan mencari pekerja yang memiliki
keterampilan dan karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan mereka, termasuk tingkat
risiko yang dapat diatasi.

5. Bagaimana kita menghitung nilai kehidupan statistik?


Jawab:
Nilai Kehidupan Statistik (VKS) adalah konsep ekonomi yang digunakan untuk
mengevaluasi nilai potensial dari mengurangi risiko atau kerugian kesehatan atau
keselamatan. Secara khusus, VKS dapat digunakan untuk menilai manfaat kebijakan
atau investasi yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan
masyarakat. Penilaian ini sering kali melibatkan estimasi nilai yang diatribusikan
kepada pengurangan probabilitas atau dampak risiko tertentu. Rumus umum untuk
menghitung VKS adalah sebagai berikut: VKS = (Pengurangan Risiko atau
Dampak)×(Nilai Ekonomi per Unit)

6. Apa dampak dari peraturan kesehatan dan keselamatan pada kegunaan pekerja dan pada
keuntungan perusahaan?
Jawab:
Peraturan kesehatan dan keselamatan berperan penting dalam membentuk lingkungan
kerja yang aman dan sehat, dengan dampak signifikan pada kegunaan pekerja dan
keuntungan perusahaan. Bagi pekerja, peraturan ini memberikan jaminan keamanan
dan kesejahteraan, mengurangi risiko cedera, dan meningkatkan produktivitas. Pekerja
yang bekerja di lingkungan yang dipantau dan diatur untuk keamanan mereka juga
cenderung merasa lebih percaya diri dan terhindar dari risiko kesehatan.
Sementara itu, bagi perusahaan, peraturan K3 dapat mengurangi biaya yang terkait
dengan cedera, klaim pekerja, dan absensi, menyumbang pada efisiensi operasional dan
peningkatan keuntungan. Implementasi standar K3 juga memberikan keuntungan
jangka panjang berupa pematuhan hukum, peningkatan reputasi, dan ketahanan
terhadap perubahan hukum dan regulasi, memperkuat posisi perusahaan di mata
karyawan, konsumen, dan masyarakat secara keseluruhan.

7. Tunjukkan bahwa pasar kerja yang kompetitif memberikan kompensasi kepada pekerja
atas kemungkinan mereka akan diberhentikan.
Jawab:
Pasar kerja yang kompetitif memberikan kompensasi kepada pekerja sebagai respons
terhadap dinamika persaingan yang berlaku. Dalam upaya untuk menarik dan
mempertahankan pekerja berkualitas, perusahaan cenderung menawarkan upah yang
bersaing. Upah yang tinggi menjadi salah satu insentif bagi pekerja untuk tetap setia
pada perusahaan. Selain upah, perusahaan juga bersaing dalam menawarkan paket
kesejahteraan dan tunjangan yang menarik, termasuk asuransi kesehatan, cuti yang
fleksibel, dan tunjangan lainnya sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusi
pekerja.
Pengembangan keterampilan melalui pelatihan dan pendidikan tambahan, lingkungan
kerja yang positif, serta program insentif dan bonus menjadi elemen-elemen penting
dalam membangun loyalitas pekerja. Perlindungan terhadap pemecatan yang tidak adil
juga menciptakan rasa keamanan, memberikan insentif tambahan bagi pekerja untuk
tetap setia pada perusahaan. Dengan demikian, pasar kerja yang kompetitif
menciptakan dorongan alami bagi perusahaan untuk memberikan kompensasi yang
memadai dan berbagai insentif agar dapat mempertahankan talenta yang berharga
dalam organisasi mereka.

8. Jelaskan bagaimana metode variabel instrumental dapat digunakan untuk


memperkirakan perbedaan kompensasi yang terkait dengan tunjangan kesehatan yang
diberikan pemberi kerja.
Jawab:
Metode variabel instrumental (IV) menjadi pendekatan yang berharga dalam
memperkirakan perbedaan kompensasi yang terkait dengan tunjangan kesehatan yang
diberikan pemberi kerja. Untuk mengatasi potensi masalah endogenitas, langkah
pertama adalah mengidentifikasi variabel instrumental yang relevan dan tidak terkait
langsung dengan kompensasi selain melalui tunjangan kesehatan. Penting untuk
memastikan bahwa variabel instrumental yang dipilih memiliki kaitan yang kuat
dengan variabel independen (tunjangan kesehatan) dan akurat dalam memprediksi
variabel ini.
Setelah variabel instrumental dipilih, model pertama diestimasi tanpa menggunakan
variabel instrumental untuk mendapatkan gambaran awal hubungan antara tunjangan
kesehatan dan kompensasi. Model kedua kemudian diestimasi dengan memasukkan
variabel instrumental, menggantikan variabel independen yang endogen dalam model
pertama. Uji statistik, seperti uji F dan uji Hausman, digunakan untuk memverifikasi
signifikansi dan kualitas instrumen. Hasil dari model kedua memberikan perkiraan
yang telah dikoreksi untuk endogenitas, memungkinkan interpretasi yang lebih tepat
terhadap hubungan sebab-akibat antara tunjangan kesehatan dan kompensasi.
Pendekatan ini memainkan peran krusial dalam memastikan keakuratan estimasi dalam
konteks hubungan kompleks antara tunjangan kesehatan dan kompensasi di pasar kerja.

Anda mungkin juga menyukai