Anda di halaman 1dari 4

MATERI 1.

HAKIKAT HUKUM ISLAM

1. Pengertian
Seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan sunnah Rasul
tentang tingkah laku mukallaf yang diakui dan diyakini berlaku dan
mengikat untuk semua umat yang beragama Islam.
2. Istilah-istilah syariah, fiqh, hukum Islam
 Syariah : ialah jalan yang jelas yang ditunjukkan Allah kepada
umat manusia. Jalan ini berupa hukum dan ketentuan dalam
agama Islam, yang bersumber dari al-Quran, hadis Nabi
Muhammad SAW, ijma, dan qiyas
 Fiqh : Pemahaman/pengetahuan/ilmu. Fiqh adalah ilmu tentang
hukum-hukum syara' yang bersifat praktis yang diperoleh dari
dalil-dalilnya yang terperenci.
1. Fardhu
2. Wajib
3. Sunnah
4. Haram
5. Makruh
6. Mubah
 Hukum Islam : adalah syariat yang berarti aturan yang diadakan
oleh Allah untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi SAW,
baik itu aqidah maupun amaliyah (perbuatan) yang dilakukan oleh
umat Muslim semuanya.

1. Fardhu
2. Wajib
3. Sunnah
4. Haram
5. Makruh
6. Mubah
3. Prinsip hukum islam
 Prinsip Tauhid : fondasi dari ajaran Islam. Tauhid artinya meyakini
keesaan Allah, baik zat, sifat, maupun pekerjaan-Nya.
 Prinsip Keadilan: Berbuat adil
 Prinsip Amar makruf nahi mungkar: dimana negara melarang
masyarakat untuk bertindak sesuai kemauannya
 Prinsip Kemerdekaan: kebebasan beragama dalam Islam ( tanpa
unsur paksaan)
 Prinsip Persamaan: Tidak membeda-bedakan
4. Manfaat dan nilai hukum islam
Tujuan utama yang mesti dipelihara oleh hokum Islam adalah
kepentingan hidup manusia yang bersifat primer. Kepentingan yang
bersifat primer ini meliputi: kepentingan agama, jiwa, akal, keturunan,
dan harta.

MATERI 2. SUMBER HUKUM ISLAM


A. Sumber – sumber Hukum
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai Mukjizat yang
paling besar dan agung
2. Hadist
Hadist adalah sabda, perbuatan, dan persetujuan dari Rasulullah
SAW.
3. Ijma’
Ijma adalah kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu
hukum-hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits
dalam suatu perkara yang terjadi.
4. Qiyas
Qiyas adalah penetapan hukum pada suatu perbuatan yang saat
itu belum ada ketentuannya dan kemudian didasarkan dengan
yang sudah ada ketentuannya.
B. Dalil Hukum
1. Ijma’:
2. Qiyas :
3. Istihsan : adalah kecenderungan seseorang pada sesuatu karena
menganggapnya lebih baik, dan ini bisa bersifat lahiriah ataupun
maknawiah; meskipun hal itu dianggap tidak baik oleh orang lain.
4. Istishab : Istishab berarti meminta kebersamaan, atau berlanjutnya
kebersamaan.
5. Istislah : Istishlah yang berarti mencari yang maslahat, lawannya
istifad yang berarti sesuatu yang mengakibatkan kebaikan atau
keuntungan.
6. Syaru' Man Qoblana : adalah hukum-hukum Allah yang dibawa oleh
para Nabi/Rasul sebelum Nabi Muhammad Saw dan berlaku untuk umat
mereka pada zaman itu.
7. Dzariah : adalah melakukan suatu pekerjaan yang semula
mengandung kemashalatan untuk menuju kepada suatu kemafsadatan.
8. Urf : Urf merupakan istilah Islam yang dimaknai sebagai adat
kebiasaan yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke
generasi.

MATERI 5. SEJARAH TERBENTUKNYA HUKUM ISLAM

1. Praktek terbentuknya hukum islam masa nabi


1. Periode Mekkah
periode ini, yang paling pokok ditekankan dalam ajaran Islam
adalah masalah ketauhidan atau akidah. Karena tauhid inilah yang
menjadi fondasi bagi segala amaliah lainnya.
2. Periode Madinah
Pada periode ini Rasulullah melakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Mendirikan masjid
2. Mempersaudarakan kaum anshar dan kaum muhajirin
3. Membentuk piagam madinah
4. Meletakkan dasar politik, ekonomi, dan sosial
Pada periode ini, diletakkan ajaran yang bernuansa hukum. Ayat
Al-Qur’an pada periode Madinah ini banyak yang membahas
masalah hukum. Karena pada saat itu, umat Islam sudah memiliki
moral yang kuat, akidah yang mapan, serta akhlak yang baik.

MATERI 4

Hukum islam dan Moral


Hukum adalah suatu aturan dan ukuran perbuatan yang
mengarahkan perbuatan-perbuatan tersebut ke tujuan yang semestinya.
Moral berarti ajaran tentang baik buruk perbuatan dan
kelakuan.antara etika dan moral terlihat memiliki perbedaan. Pertama,
kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai baik atau buruk
perbuatan manusia menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio,
sedangkan dalam pembicaraan moral, tolak ukur yang digunakan adalah
norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di
masyarakat.

Hubungan Hukum dan Moral dalam Pandangan Islam


Moralitas dengan agama tidak akan berubah-ubah sebab ia berasal dari
Tuhan, berhubungan dengan akal sehat, hati Nurani dan keyakinan
kepada Allah SWT., karena itu, integrasi yang baik tidak mungkin
diharapkan tanpa adanya agama.

MATERI 5
Kedudukan akal dalam Alqur’an maupun al-Sunnah, menurut pandangan para
ulama dibagi menjadi dua bagian. Pertama, kasus yang terdapat nash
hukumnya. Suatu Nash bila dipandang dari dalalah-nya terbagi menjadi dua
macam, yaitu qoth’i al-dalalah dan dzanni al-dalalah.
Melihat urutan pertama sebelum al-quran, sunah dan ijma. Melihat urutan
seperti ini jelas bahwa peranan akal lebih tinggi dan penting dari dalildalil
lainnya. Dasar pertimbangannya, karena dengan akal manusia mengetahui al-
quran, sunah dan ijma, dengan akal manusia dapat membedakan antara yang
baik dan yang buruk.
Pembagian hukum Islam menjadi empat bagian yaitu
a) ketetapan hukum yang bersumber dari nash-nash yang qaht'i dalalah
hukumnya.
b) hukum yang bersumber dari nash-nash yang dhanni dalalah hukumnya.
c) persoalan hukum yang sama sekali tidak ada nashya, baik qath'i maupun
dhanni
d) persoalan hukum yang tidak ada naslmya, tetapi juga tidak ada kesepakatan
mujtahid atas hukumnya

Anda mungkin juga menyukai