Upaya untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu kegiatan diperlukan indikator
tertentu. Indikator yang demikian sering disebut dengan Indikator Kinerja Utama yang
disingkat menjadi IKU. IKU atau key performance indicators (KPI) merupakan ukuran atau
indikator kinerja suatu institusi/lembaga, utamanya dalam mencapai tujuan dan sasaran
tertentu. Setiap institusi idealnya merumuskan indikator kinerja utama, dan menjadikan hal
itu sebagai prioritas utama.
Adanya IKU tersebut antara lain dimaksudkan untuk mendapatkan ukuran tertentu
keberhasilan dan pencapaian yang telah dicapai oleh suatu organisasi atau Lembaga selama
beberapa waktu. Ukuran tersebut, berikutnya akan dijadikan patokan untuk meningkatkan
kualitas kinerja selanjutnya. Selain itu, IKU dimaksudkan untuk mendapatkan informasi
penting sampai waktu tertentu. Informasi tersebut nantinya akan dijadikan salah satu
pedoman untuk langkah berikutnya.
Oleh karena itu, penyusunan IKU hendaknya spesifik, dapat diukur, terjangkau,
relevan, kurun waktu tertentu dan sedapat mungkin fleksibel. Adapun manfaat IKU ini antara
lain 1) sebagai bagian dari perencanaan, 2) sebagai alat untuk memantau dan mengendalikan
kinerja (utamanya kinerja pelaksana), 3) membantu institusi dalam melakukan evaluasi
kinerja, 4) membantu dalam mengukur akuntabilitas pelaksana, 5) dapat memberikan data
tentang akuntabilitas para pelaksana.
Itulah pengantar yang disampaikan Suwito sebagai peserta Sabbatical Leave Dalam
Negeri yang diselenggarakan Kementerian Agama RI tahun 2019, dalam diskusi dengan
Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Purwokerto yang diketuai Dr. Rohmad dalam
rangka penyusunan Rencana Strategis (Renstra) 2019 – 2024 di kantor LPM IAIN
Purwokerto pada hari Jum’at 8 November 2019 mulai dari jam 08.30 sampai dengan jam
16.00.
1
Bahan diskusi dalam rangka Sabbatical Leave Dalam Negeri Kementerian Agama RI Tahun 2019 di
Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Purwokerto, Jumat 8 November 2019.
2
Profesor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Asesor BAN-PT, dan Peserta Sabbatical Leave Dalam Negeri
Kementerian Agama RI tahun 2019.
yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun IKU dalam Renstra. Sebaiknya butir lain yang
terdapat dalam Matriks dipertimbangkan juga untuk dijadikan IKU dalam Renstra Perguruan
Tinggi.
Kolom kanan yang berisi Nilai Minimal adalah instrumen yang berkait dengan Syarat
Perlu Terakreditasi dan Syarat Perlu Terakreditasi Unggul dan Syarat Perlu Terakreditasi
Baik Sekali. Hal ini dimaksudkan agar pembaca memahami instrumen mana saja yang
menjadi IKU persyaratan terakreditasi dimaksud beserta nilai minimalnya.
Catatan untuk tabel berikut: SPT = Syarat Perlu Terakreditasi, U = Syarat Perlu Terakreditasi
Unggul, dan BS = Syarat Perlu Terakreditasi Baik Sekali.
Profesi 1 tahun:
1 – 1.5 tahun
Profesi 2 tahun:
2 – 2.5 tahun
Sarjana: 3.5 – 4.5 thn
Diploma Tiga:
3 – 3.5 tahun
Diploma Dua:
2 – 2.5 tahun
Diploma Satu:
1 – 1.5 tahun
31. 50 Persentase 50% atau lebih lulus tepat
kelulusan tepat waktu
waktu untuk setiap
program
32. 51 Persentase 85% atau lebih berhasil
keberhasilan studi
untuk setiap
program
33. 52 Lama waktu Kurang dari 6 bulan
tunggu lulusan
program utama di
perguruan tinggi
untuk mendapatkan
pekerjaan pertama
34. 53 Kesesuaian bidang 80% atau lebih sesuai bidang
kerja lulusan dari kerja
program utama di
perguruan tinggi
terhadap
kompetensi bidang
studi
35. 54 Tingkat kepuasan Skor = TKi / 7
pengguna lulusan
dinilai thd aspek 1) Mayoritas “sangat baik”
etika, 2) keahlian
pada bidang ilmu
(kompetensi
utama), 3)
kemampuan
berbahasa asing, 4)
penggunaan
teknologi
informasi, 5)
kemampuan
berkomunikasi, 6)
kerjasama, dan 7)
pengembangan diri
36. 55 Tingkat dan ukuran Banyak yang bekerja di
tempat kerja badan usaha tingkat
lulusan internasional/multi nasional
37. 56 Jumlah publikasi di Banyak publikasi di jurnal - 3.25 2.5
jurnal dalam 3 internasional bereputasi.
tahun terakhir
38. 57 Jumlah publikasi di Banyak tulisan di media
seminar/tulisan di massa internasional
media massa dalam
3 tahun terakhir
39. 58 Jumlah artikel 0.5 atau lebih karya dosen
karya ilmiah dosen yang disitasi
tetap yang disitasi
dalam 3 tahun
terakhir
Pada standar terbaik di atas terdapat kalimat “banyak” atau “mayoritas”. Secara
konkret, cara penghitungannya dapat dilihat pada Matriks Penilaian. Butir-butir di atas
apabila terpenuhi standar terbaiknya maka setiap butir akan memperoleh nilai maksimal yaitu
4. Perlu diketahui bahwa berdasarkan lampiran Peraturan BAN-PT Nomor 3 Tahun 2019
bagian Pedoman Penilaian IAPT 3.0 terdapat ketentuan tentang Syarat Perlu Terakreditasi
dan Syarat Perlu Peringkat Unggul dan Baik Sekali.
Beberapa instrumen yang diambil dari Matriks Penilaian APT di atas sangat sesuai
jika diadop untuk menjadi IKU Rensta Perguruan Tinggi. Hal ini dikarenakan akan
membantu untuk perolehan Peringkat Terakrditasi Unggul pada akreditasi perguruan tinggi.
Perhatikan secara cermat masing-masing instrumen berikut standar terbaiknya, Pimpinan
perguruan tinggi, fakultas, dan program studi sangat perlu memahami dan menindaklanjuti
hal-hal di atas karena peringkat akreditasi Baik Sekali apalagi Unggul merupakan dambaan
para orang tua mahasiswa, mahasiswa, alumni, dan para pengguna lulusan.
Demikian informasi ini disampaikan semoga dapat memberi manfaat banyak pihak
dalam rangka mengelola perguruan tinggi yang lebih baik. Akhirnya, tulisan ini dilengkapi
dengan pernyataan “unggul peringkat yakin penampilan”