Anda di halaman 1dari 6

NAMA : RIZKY VICTORIA KAPU

NIM : PN190202

KONSEP DASAR KEKRITISAN DALAM KEPERAWATAN

A. Pengertian Keperawatan Kritis


Kritis adalah penilaian dan evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap
suatu kondisi krusial dalam rangka mencari penyelesaian/jalan keluar.
Keperawatan kritis merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatan
yang secara khusus menangani respon manusia terhadap masalah yang
mengancam hidup. Seorang perawat kritis adalah perawat profesional yang
bertanggung jawab untuk menjamin pasien yang kritis dan akut beserta
keluarganya mendapatkan pelayanan keperawatan yang optimal.

B. Konsep Pelayanan Kritis


Konsep pelayanan kritis terdiri dari :
1. Tujuan
Untuk mempertahankan hidup (maintaining life)
2. Pengkajian
Komponen kunci dan pondasi kepetawatan adlah pengkajian. Pengkajian
membuat data dasar dan merupakan proses dinamis. Suatu pengkajuan yang
mendalam memungkinkan perawat kritikal untuk mendeteksi perubahan
cepat, melakukan intervensi dini dan melakukan asuhan.
Terdapat Tiga Fase dasar untuk pengkajian
a. Pengkajian Awal : Pengkajian yang buat dengan cepat selama
pertemuan pertama dengan pasien, yaitu meliputi ABC : Airway,
Breathing dan Circulation.
b. Pengkajian Dasar : Pengkajian lengkap pada pasien dimana semua
dikaji
c. Pengkajian Terus-menerus : Suatu pengkajian ulang secara terus-
menerus yang dibutuhkan pada status perubahan pasien yang sakit
kritis. Status pasien akan mengatur waktu dan kedalaman pengkajian.
Terdapat bermacam-macam tipe pendekatan pengkajian dua
pendekatan yang paling digunakan yakni :
1) Pendekatan dari kepala sampai ujung kaki (head to toe) :
pendekatan dari kepala sampai kaki merupakan simetris yang
sistematis dimulai dengan kepala dan diakhiri dengan kaki.
2) Pendekatan sistem tubuh : mengkaji masing-masing tubuh secara
bebas. Banyak perawat kritikal menggunakan suatu komnbinasu
pendekatan dimana pendekatan dari kepala sampai kaki dan
pendekatan sistem tubuh terintegrasi yakni, perawatn memulai
pengkajian dengan kepala dan mengevaluasi sistem neurologi,
kemudian mengkaji dada dan meliputi sistem kardiovaskuler dan
sistem pernafasan.

Pendekatan ini memberikan suatu perkembangan yang logis untuk


pengkajian. Pengkajian menghasilkan data dasar. Data dasar ini
dirumuskan dari riwayat keperawatan, pengkajian fisik dan sumber lain
dari pengkajian data

3. Diagnose Keperawatan
Ditegakan untuk mencari perbedaan serta mencari tanda dan gejala yang
sulit diketahui untuk mencegah kerusakan/gangguan yang lebih luas

4. Perencaan Keperawatan
Ditujukan pada penerima dan adaptasi pasien secara konstan terhadap
status yang selalu berubah
5. Intervensi
Ditujukan terapi gejala-gejala yang muncul pertama kali untuk pencegahan
kritis dan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama sampai dapat
beradaptasi dengan tercapainya tingkat kesembuhan yang lebih tinggi atau
terjadi kematian.

6. Implementasi
Perencanaan dimasukkan dalam fase ini. Implementasi merupakan fase kerja
actual dari proses keperawatan.

7. Evaluasi
Dilakukan secara cepat, terus-menerus dalam waktu yang lama untuk
mencapai keefektifan masing-masing tindakan/terapi, secara terus-menerus
menilai kriteria hasil untuk mengetahui perubahan status pasien.

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pasien kritits, prioritas


pemenuhan kebutuhan tetap mengacu pada hirarki kebutuhan dasar Maslow
dengan tidak meninggalkan prinsip holistic.

C. Lingkungan Keperawatan Kritis


1. Respon individu dan keluarga terhadap pengalaman keperawatan kritis
Penyakit kritis adalah kejadian dramatis emosional yang dialami pasien
dan keluarganya. Untuk beberapa situasi tertentu persiapan dari segi
psikologis perlu dilakukan. Perawat kritis berada di posisi yang paling tepat
untuk memahami kondisi yang dialami pasien dan keluarganya dan
membantu mereka untuk beradaptasi dengan situasi yang ada. Gejala fisik
dari penyakit kritis yang mengancam jiwa, seperti nyeri tingkat akhir atau
perdarahan biasanya disertai dengan respon psikologis dari pasien dan
keluarganya, seperti:
a. Cemas
b. Takut
c. Panik
d. Marah
e. Perasaan bersalah
f. Distres spiritual

Respon psikologis tersebut dapat memperburuk gejala-gejala fisik yang


diderita pasien.

2. Kecenderungan Trend dan Isu Keperawatan Kritis


Perkembangan yang pesat di bidang teknologi dan pelayanan kesehatan
cukup berkontribusi dalam membuat orang tidak lagi dirawat dalam jangka
waktu lama dirumah sakit. Pasien yang berada di unit perawatan kritis
dikatakan lebih sakit disbanding sebelumnya. Sekarang ini banyak pasien
yang dirawat di unit kritis untuk waktu 5 tahun sudah dapat menjalani rawat
jalan di rumah masing-masing. Pasien unit kritis yang adasekarang ini tidak
mungkin bertahan hidup di masa lalu dikarenakan buruknya sistem
perawatan kritis yang ada. Sudah direncanakan di beberapa rumah sakit
akan adanya unit kritis yang lebih besar dan kemungkinan mendapatkan
pelayanan perawatan kritis dirumah atau tempat-tempat alternatif lainnya.
Perawat kritis harus tetap memantau informasi terbaru dan mengembangkan
kemampuan yang dimiliki untuk mengelola metode dan teknologi perawatan terbaru.
Seiring dengan perkembangan perawatan yang dilakukan pada pasien semakin
kompleks dan banyaknya metode ataupun teknologi Perawat kritis harus tetap
memantau informasi terbaru dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk
mengelola metode dan teknologi perawatan terbaru. Seiring dengan perkembangan
perawatan yang dilakukan pada pasien semakin kompleks dan banyaknya metode
ataupun teknologi perawatan baru yang diperkenalkan, perawat kritis dipandang perlu
untuk selalu meningkatkan pengetahuannya.

D. Sumber Daya Manusia : Isu Etik dan Legal pada Keperawatan Kritis
Perawat ruang intensif/kritis harus memberikan pelayanan keperawatan
yang mencerminkan pemahaman akan aspek etika dan legal keperawatan yang
mencerminkan pemahaman akan aspek etika dan legal kesehatan. Perawat
ruang kritis harus bekerja sesuai dengan aturan yang ada (standar rumah
sakit/standar pelayanan maupun asuhan keperawatan). Etik ditujukan untuk
mengukur perilaku yang diharapkan dari manusia sehingga jika manusia tersebut
merupakan suatu kelompok tertentu atau profesi tertentu seperti profesi
keperawatan, maka aturannya merupakan suatu kesepakatan dari kelompok
tersebut yang disebut kode etik.
Status pekerjaan sebagai seorang perawat rumah sakit ataupun bagian
dari staf paramedik tidak membuat perawat bisa menghindari tanggung jawab
dan kewajiban mematuhi hukum dalam setiap tindakan/pelayanan keperawatan
yang dilakukan. Kumpulan hukum/peraturan keperawatan yang telah
dikembangkan dikenal sebagai standar pelayanan keperawatan. Standar
pelayanan keperawatan ditentukan dengan pengambilan keputusan atas
tindakan profesional yang paling tepat dilakukan untuk mengatasi masalah yang
ada.
DAFTAR PUSTAKA

Dossey, B. M., Cathie E.G., Cornelia V. K. (1992). Critical care nursing: body-
mind-spirit. (3rd ed.). Philadelphia: J. B. Lippincott Company.
Emergency Nurses Association. (2000). Emergency Nursing Core Curriculum.
(5th ed.).Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Sale, Mary L., Marilyn L.L., Jeanette C.H. ( ). Introduction to critical care nursing.
(3rd ed.). Philadelphia: W. B. Saunders Company.
https://www.scribd.com/doc/145621269/Konsep-Dasar-Kep-Kritis Diakses pada
tanggal 04 Mei 2020
http://teguhtriyono76.blogspot.com/2012/09/konsep-perawatan-kritis.html
Diakses pada tanggal 04 Mei 2020

Anda mungkin juga menyukai